Anda di halaman 1dari 42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Letak Geografis

Kabupaten Tegal merupakan salah satu daerah Kabupaten di Propinsi Jawa

Tengah dengan ibukota Slawi dan terletak pada 108o57'6"-109o21'30" BT

dan 6o50'41" - 7o15'30" LS. Dan mempunyai letak yang sangat Strategis

pada jalan Semarang - Tegal - Cirebon serta Semarang - Tegal -

Purwokerto dan Cilacap dengan fasilitas pelabuhan di Kota Tegal.

a. Batas-Batas Wilayah Kabupaten Tegal

Utara : Kota Tegal dan Laut Jawa

Timur : Kabupaten Pemalang

Barat : Kabupaten Brebes

Selatan : Kabupaten Brebes dan Kabupaten Banyumas

b. Ketinggian Permukaan Laut

Kabupaten Tegal untuk ketinggian permukaan laut di bagi

menjadi 4 (empat) yaitu :

1) Wilayah Slawi sekitarnya : 42 Meter

2) Wilayah Lebaksiu sekitarnya : 135 Meter


3) Wilayah Bumijawa sekitarnya : 949 Meter

4) Wilayah Kramat sekitarnya : 11 Meter

c. Peta Administrasi Kabupaten Tegal

Pemerintahan Kabupaten Tegal terdiri dari 18 kecamatan,

281 desa, dan 6 kelurahan. Berikut adalah gambar peta Administrasi

Pemerintah Kabupaten Tegal sebagai berikut.

Gambar 1. Peta Administrasi Pemerintah Kabupaten Tegal


(Sumber: Website Resmi Pemerintah Kabupaten Tegal tegalkab.co.id)

Kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Tegal meliputi

Kecamatan Kramat, Kecamatan Suradadi, Kecamatan Warureja,


Kecamatan Adiwerna, Kecamatan Dukuhturi, Kecamatan Talang,

Kecamatan Tarub, Kecamatan Slawi, Kecamatan Lebaksiu, Kecamatan

Dukuhwaru, Kecamatan Pangkah, Kecamatan Kedung Bateng,

Kecamatan jatinegara, Kecamatan Balapulang, Kecamatan Margasari,

Kecamatan Pagerbarang, Kecamatan Bumijawa, dan Kecamatann

Bojong.

d. Visi-Misi Pemerintah Kabupaten Tegal

Visi dan misi RPJMD selaras dengan arahan RPJPD sebagai

pembangunan daerah tahap kedua dan ketiga, yaitu tahap Pelengkapan

Instrumen Inovatif dan tahap Dinamisasi Sistem Inovasi. Perumusan

visi dan misi ini dilakukan untuk menjawab permasalahan umum

daerah yang berlaku saat ini, dan prediksi kondisi umum daerah yang

diperkirakan akan berlangsung.

1) Visi

Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

pada akhir periode perencanaan. Sesuai visi Bupati dan Wakil

Bupati terpilih, maka visi pembangunan daerah jangka menengah

Kabupaten Tegal 2014-2019 adalah:

Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Tegal yang Mandiri,

Unggul, Berbudaya, Religius dan Sejahtera

"Cinta Desa, Cinta Rakyat, Cinta Produk Tegal, Cinta Budaya

Tegal"
Arti Visi:    

Mandiri : Pembangunan daerah dilaksanakan

sebagai usaha untuk mengisi

kemerdekaan dan merupakan upaya

membangun kemandirian ekonomi

melalui peningkatan daya saing.


Unggul : Masyarakat memiliki kemampuan

berpikir, beraktualisasi dan memiliki

kapasitas inovatif dan kreatif sehingga

menjadi masyarakat yang unggul


Berbudaya : Masyarakat memilki integritas, jati diri

yang mulia, terbuka dan

bertanggungjawab disertai kepribadian

yang mulia atas dasar agama dan

kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha

Esa
Religius : Segala tata kehidupan dan regulasi

pembangunan ditujukan bagi

kesejahteraan masyarakat Kabupaten

Tegal dengan niat ibadah mengabdi

kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

menjaga hubungan baik kepada sesama

manusia maupun kepada Tuhan Yang

Maha Esa
Sejahtera : Menunjukan kondisi kemakmuran,
yaitu masyarakat yang terpenuhi

kebutuhan ekonomi, sosial dan

keamanan, dengan kata lain kebutuhan

dasar masyarakat telah terpenuhi

secara lahir dan batin secara adil dan

merata.

 
2) Misi

Dalam rangka penjabaran Visi Kabupaten Tegal maka

disusunlah misi untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten Tegal

yang mandiri, unggul, berbudaya, religius dan sejahtera, dengan

rincian sebagai berikut:

1. Mewujudkan birokrasi yang bersih dan responsif terhadap

pemenuhan hak dasar rakyat.

2. Mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan

ekonomi kerakyatan yang difokuskan pada sektor

perdagangan, industri dan pertanian.

3. Mewujudkan kehidupan paseduluran dengan menjunjung

tinggi nilai-nilai agama.

4. Mengembangkan seni budaya dan pengetahuan tradisional.

5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui

penguatan kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat.

2. Keterbukaan Informasi Publik


Pada Undang-Undang Keterbukaan Publik ada beberapa hal

yang perlu diketahui untuk jalanya KIP sesuai dengan UU diantaranya

adalah Pemohon Informasi, Badan Publik (PPID), Prosedur Permohonan

Informasi, dan Penyelesaian Sengketa Informasi.

a. Pemohon Informasi

Partisipasi masyarakat merupakan bentuk dari pengawasan dan

kontrol masyarakat terhadap kinerja pemerintah. Tanpa partisipasi

masyarakat maka jalanya pemerintahan akan terasa pincang. Begitu

juga dengan adanya KIP, salah satu keberhasilan KIP adalah

meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan.

Berkaitan dengan hal di atas, Permohonan Informasi yang

dilakukan oleh Pemohon Informasi merupakan salah satu bentuk dari

partisipasi masyarakat. Pemohon Informasi dapat dilakukan oleh

individu maupun kelompok. Sesuai dengan Pasal 1 ayat (12) UU No.

14 Tahun 2008 tentang KIP bahwa Pemohon Informasi adalah warga

negara dan/atau badan hukum Indonesia yang mengajukan permintaan

informasi publik.

Tabel () Rekapitulasi Jumlah Pemohon Informasi dan Permintaan


Informasi Publik pada PPID Pemerintah Kabupaten Tegal
Tahun 2012-2015

No. Tahun Pemohon Informsi Permintaan Informasi


1. 2012 11 Pemohon 148 jenis
2. 2013 3 Pemohon 88 jenis
3. 2014 5 Pemohon 69 jenis
4. 2015 5 Pemohon 60 jenis
Jumlah 24 Pemohon 365 jenis
(Sumber: Dokumen Laporan Pelaksanaan Informasi Publik PPID Kabupaten
Tegal)

Berdasarkan tabel di atas, menunjukan adanya jumlah Pemohon

Informasi dari tahun ketahun. Disusul dengan data jumlah jenis

permintaan informasi. Hal tersebut menunjukan satu pemohon

informasi dapat meminta jenis informasi lebih dari satu. Dari data tahun

2012 sampai dengan 2015 tercatat hanya ada 24 Pemohon Informasi

dan tercatat 365 jenis informasi yang diminta.

b. Pejabat pengelola Dokumentasi dan Informasi Kabupaten Tegal

PPID Kabupaten Tegal terdiri dari PPID utama dan PPID

Pembantu. PPID Utama dikelola oleh Dishubkominfo bagian Kominfo

Kabupaten Tegal. Sedangkan PPID pembantu merupakan PPID yang

ada dimasing-masing SKPD yang menghubungkan antara PPID Utama

dengan SKPD. Berikut adalah bagan Struktur Organisasi PPID

Kabupaten Tegal.

TIM PERTIMBANGAN

PPID
PENGADUAN
PENGELOLA DOKUMENTASI PELAYANAN DAN
INFORMASI DAN ARSIP INFORMASI PENYELESAIAN
SENGKETA

PPID PEMBANTU

Bagan 2. Struktur organisasi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di


Lingkungan Kabupaten Tegal

Berdasarkan Bagan 2. Maka terlihat tiga inti jabatan fungsional

dari KIP, yaitu TIM pertimbangan, PPID Utama, dan PPID Pembantu.

Beruikut adalah tugas dari ketinganya.

1. Tim Pertimbangan

a. Membahas dan mengusulkan jenis informasi yang dikecualikan;

b. Membahas, menyelesaikan dan memutuskan informasi; dan

c. Menyelesaikan hal-hal yang belum diatur dalam pedoman

pengelolaan pelayanan dan informasi dan dikumentasi di

lingkungan Pemerintah Kabupaten Tegal.

2. PPID

a. Mengkoordinasi dan mengkonsolidasi pengumpulan bahan

informasi dan dokumentasi dari PPID Pembantu


b. Menyimpan, mendokumentasi, menyediakan dan memberi

pelayan informasi kepada publik;

c. Melakukan verifikasi bahan informasi publik;

d. Melakukan uji konsekuensi atas informasi dan dokumentasi; dan

e. Menyediakan informasi dan dokumentasi untuk diakses oleh

masyarakat.

3. PPID Pembantu

a. Membantu Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi; dan

b. Menyampaikan informasi secara berkala dan sesuai kebutuhan

c. Prosedur Permohonan Informasi

Tata cara memperoleh informasi publik Pemerintah Kabupaten

Tegal sesuai dengan UU No. 14 tahun 2008 (pasal 21-22) dapat dilihat

melalui Bagan () sebagai berikut.

Alur Mekanisme Memperoleh Informasi

10
TAND Hari
PERMIN PENCAT p
JAWAB Penundaan
A 7 Hari
TAAN ATAN BUKTI AN Alasan Tertulis

Penerimaan Penolakan
Alat/Media - Alasan
Biaya - Rujukan lain
Bagan (). Mekanisme Memperoleh Informasi
(Sumber: Maryati Abdullah (2010) Buku Panduan Masyarakat Mendapat
Informasi)

Secara ringkas, memperoleh informasi oleh pemohon

informasi dapat dilakukan melaui beberapa tahapan yaitu:

1. Pemohon Informasi mengajikan permohonan informasi dengan

mengisi fomulir permohonan yang disediakan oleh staf pelayanan

informasi;

Dalam mengajukan Permintaan Informasi, Pemohon Informasi


sebaiknya:

 Menuliskan nama dan alamat pengirim dan permintaan yang


jelas
 Menuliskan nomor kontak (telepon) atau alama e-mail jika
ada
 Menuliskan dengan jelas jenis-jenis informasi yang
diinginkan
 Menuliskan dengan jelas alasan permintaan informasi (untuk
tujuan apa)

2. Badan Publik atau Staff pelayanan informasi melakukan pencatatan

terhadap permintaan tersebut dan memberikan tanda bukti

penerimaan permintaan kepada Pemohon atau Pengguna Informasi

Publik.

3. Sepuluh hari kerja setelah permintaan dilakukan badan publik

memberikan jawaban. Ketentuan waktu sepuluh hari kerja untuk


memberikan jawaban tersebut dapat dilakukan penundaan paling

lama tujuh harikerja, namun harus disertai dengan alasan tertulis.

4. Jawaban atas permintaan publik tersebut adalah Badan Publik dapat

menyatakan menerima permintaan tersebut disertai dengan

penjelasan tentang alat/media informasi yang diberikan disertai

dengan biaya untuk pemenuhan informasi publik tersebut; atau

menyatakan menolak permintaan informasi publik, diserta alasan

atau rujukan lain.

d. Sengketa Informasi

Sengketa informasi dapat dilakukan ketika masyarakat selaku

pengguna dan pemohon informasi mendapatkan kesulitan dan

hambatan saat meminta informasi.

Berdasarkan Undang-Undang No.14 Tahun 2008, Sengketa

Informasi Publik diartikan sebagai sengketa yang terjadi antara Badan

Publik dengan pengguna informasi publik yang berkaitan dengan hak

memperoleh dan menggunakan informasi berdasarkan perundang-

undangan. Sengeketa informasi dapat dilakukan dengan alasan-alasan

sesuai dengan pasal 35 UU KIP sebagai berikut:

1. adanya penolakan atas permintaan informasi berdasarkan alasan

pengecualian;

2. tidak disediakanya informasi berkala sebagaimana diatur dalam UU

KIP;
3. tidak ditanggapinya permintaan informasi;

4. pemintaan informasi ditanggapi tidak sebagaimana yang diminta;

5. tidak dipenuhinya permintaan informasi;

6. pengenaan biaya yang tidak wajar; dan/atau

7. penyampaian informasi yang melebihi waktu yang diatur dalam UU

KIP.

Penanganan sengketa informasi dilakukan oleh Komisi

Informasi. Pemerintah Kabupaten Tegal belum mempunyai Komisi

Informasi, sehingga penanganan dilakukan oleh Komisi Informasi

Provinsi Jawa Tengah. Penyelesaian informasi dilakukan dengan

tahapan sebagai berikut:

1. Apabila Pemohon Informasi Publik tidak puas dengan keputusan

atau tanggapan dari atasan Pejabat Pengelola Informasi dan

Dokumentasi, maka dapat mengajukan permohonan penyelesaian

sengkete informasi kepada Komisi Informasi selambat-lambatnya

14 hari kerja sejak diterimanya tanggapan tertulis dari atasan

Pejebat Pengelola Informasi dan Dokumentasi.

2. Dalam waktu 14 hari kerja sejak diterimanya permohonan

penyelesaian sengketa, Komisi Informasi harus mulai melakukan

proses penyelesaian sengketa melaui sengketa melalui mediasi

dan/atau ajudikasi.
3. Proses penyelesaian sengketa informasi dilakukan oleh Komisi

Informasi melalui mediasi dan/ajudikasi tersebut terselesaikan

paling lambat 100 hari kerja.

4. Apabila tahan mediasi dihasilkan kesepakatan, maka hasil

kesepakatan tersebut ditetapkan oleh putusan Komisi Informasi.

putusan Komisi Informasi berdasar pada kesepakatan para pihak

serta bersifat final dan meningkat.

5. Apabila tahap media belum memperoleh kespakatan atau terjadi

penarikan diri dari salah satu pihak atau para pihak, maka Komisi

Informasi melanjutkan proses penyelesaian sengketa melalui

ajudikasi.

6. Apabila pemohon penyelesaian sengketa tidak menerima/tidak puas

dengan putusan Komisi Informasi melalui ajidikasi maka dapat

mengajukan gugatan ke pengadilan dalam waktu 14 hari kerja sejak

diterimanya putusan tersebut dan disertai pernyataan tertulis

mengenai ketidakpuasan atau tidak menerima putusan ajudikasi

komisi.

3. Keterbukaan Informasi Publik pada Pemerintah Kabupaten Tegal

Pada hakikatnya KIP memberikan jaminan hak atas informasi

kepada warga negara. Hal tersebut sesuai dengan Asas Keterbukaan

Informasi Publik termuat dalam pengaturan pasal 2 UU KIP diatur tentang


penyelenggaraan informasi publik yakni: pada dasarnya informasi publik

bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap pengguna informasi, kecuali

informasi yang dikecualikan berdasarkan undang-undang, dan setiap

informasi publik harus dapat diperoleh setiap pemohon informasi publik

dengan cepat, tepat waktu, biaya ringan, dan cara sederhana.

a. Layanan Informasi

Pemerintah yang terbuka tentunya akan memberikan layanan

informasi untuk masyarakatnya. Layanan informasi sebagai wujud dari

adanya transparansi suatu pemerintah. Dimana, layanan tersebut dapat

memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sehingga,

terjalinlah komunikasi dua arah yang diharapkan saling timbal balik

antara pemerintah dan masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam Keterbukaan Informasi Publik (KIP), pemerintah

dituntut untuk memberikan informasi kepada masyarakat secara mudah,

cepat, dan murah. Sesuai dengan pasal (2) ayat (3) UU No. 14 tahun

2008 tentang KIP yang berbunyi, “Setiap Informasi Publik harus dapat

diperoleh setiap Pemohon Informasi Publik dengan cepat dan tepat

waktu, biaya ringan, dan cara sederhana”.

Dari hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Tegal memberikan

layanan informasi bukan hanya secara langsung, namun juga secara

tidak langsung untuk mempermudah masyarakat mendapatkan

informasi sekaligus menyampaikan aduan. Informasi yang dilakukan


secara langsung yaitu, adanya pelayanan informasi dimana pemohon

informasi mendatangi langsung SKPD yang bersangkutan maupun

pemerintah yang memberikan sosialisasi secara langsung kepada

masyarakat. Sedangkan, informasi secara tidak langsung, dilakukan

dengan memberikan informasi melalui berbagai media elektronik

maupun nonelektronik yang dapat diakses oleh masyarakat. Sesuai

dengan pasal 7 ayat (6) UU KIP bahwa dalam memberikan informasi

kepada masyarakat, Badan Publik dapat memanfaatkan sarana dan/atau

menggunakan media elektonik maupun nonelektronik.

Layanan informasi yang pertama adalah Koran atau media

cetak. Pemerintah Kabupaten Tegal sendiri telah berlangganan dengan

media cetak yaitu Radar dan Suara Merdeka. Sejalan dengan pendapat

Bapak Mustofa selaku anggota DPRD Komisi I.

“Dengan adanya undang-undang No. 14 Tahun 2008, Maka


bentuk dari keterbukaan informasi publik adalah adanya layanan
informasi melalui media. Media yang efektif kami gunakan itu
yang pertama adalah koran. Dimana dalam kolom koran
tercantum kontak-kontak instansi pemerintahan yang dapat
dihubungi untuk masyarakat dapat mengadu dan bertanya
mengenai berbagai informasi.”

Koran tetap menjadi media utama dalam memberikan informasi

kepada masyarakat. Bukan hanya memberikan informasi, namun juga

sebagai jembatan antara pemerintah dengan rakyat sekaligus ikut serta

mengkontrol dan mengawal kebijakan pemerintah. Koran


Layanan informasi selanjutnya adalah website, radio, dan

Televisi. Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Hari Nugroho selaku

Kasubag Bidang Publikasi dan Dokumentasi Sekretaris Daerah

Kabupaten Tegal.

“Kita ada website, radio, dan koran yaitu suara merdeka dan
radar. Kita juga bekerjasama dengan stasiun Tv besar seperti
netTV dan Indosiar. Sehingga, Cangkupan masyarakatnya juga
lebih luas. Dari kita juga sering menulis untuk dikirimkan ke
media-media koran Suara Merdeka dan Radar.”

Paparan di atas menunjukan adanya penggunaan media

elektronik oleh pemerintah untuk menyentuh berbagai lapisan

masyarakat agar terjadi kemerataan atas informasi publik. Website

merupakan wujud dari pemanfaatan teknologi terkini, sedangkan radio

merupakan media interaktif sebagai sarana interaksi pemerintah dengan

masyarakat. Kerjasama pemerintah dengan stasiun Tv besar bertujuan

untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas serta sebagai media

promosi daerah.

Selain media-media di atas, Pemerintah Kabupaten Tegal juga

memberikan layanan informasi melalui papan informasi. yaitu,

memberikan informasi yang berkaitan dengan kegiatan pemerintah

yang bersifat kewilayahan. Hal tersebut juga dijelaskan dalam jawaban

tertulis dari Ibu Umi Azizah selaku Wakil Bupati Kabupaten Tegal

(wawancara: 18 Juli 2016)


“Upaya yang sudah dilakukan salah satunya yaitu menempelkan
rencana program/kegiatan yang bersifat kewilayahan di masing-
masing kecamatan dan desa. Minimal 4 papan informasi untuk
setiap desa.”

Berdasarkan penjelasan tersebut, menunjukan bahwa papan

informasi menjadi salah satu media untuk memberikan informasi

kepada masyarakat. Bukan hanya di tingkat kecamatan dan desa, papan

informasi yang di buat untuk memberikan informasi mengenai pryek

garapan pemerintah yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum.

Sebagai contoh papan informasi mengenai proyek garapan pemerintah

dapat dilihat pada gamba 2 di bawah ini.

Gambar 2. Papan pengumuman pengerjaan proyek pembangunan


Alun-alun Slawi
(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Berdasarkan gambar di atas menunjukan bahwa adanya

transparansi proyek pembangunan yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan


Umum dengan memberikan informasi melalui papan informasi. Terlihat

pada Gambar.2, dicantumnkanya nilai kontrak senilai Rp.

3.247.750.000, tanggal mulai sampai dengan selesai, dan pengerjaan

proyek dilakukan oleh PT. Jawen Sejahtera. Berdasarkan hal tersebut

masyarakat dapat langsung mengetahui informasi proyek tanpa harus

bertanya langsung dengan DPU. Sehingga informasipun didapatkan

masyarakat dengan mudah, murah, dan cepat.

b. Akses Informasi

Akses informasi disini adalah kemudahan masyarakat dalam

mencari atau mendapatkan informasi yang berkaitan dengan masalah

Pemerintahan. Dengan terbentuknya KIP, mendorong pemerintah untuk

memberikan informasi kepada masyarakat dengan mudah, murah, dan

cepat.

Akses informasi yang cepat akan mempermudah masyarakat

untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Baik untuk kepentingan

riset, jurnalistik, maupun pengawasan publik. Berikut adalah penjelasan

dari Sodara Dwi selaku wartawan Suara Merdeka mengenai cepat atau

lambatnya dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan (wawancara:

Senin, 27 Juni 2016)

“Kalau sejauh ini ndak susah mbak, kita langsung lewat SKPD.
Tapi tergantung wartawanya juga mbak, kalau wartawanya dalam
tanda kutip kurang baik hubunganya dengan SKPD ya kadang sulit
mbak. Kalau kami seajauh ini lancar-lancar saja. Kalau lewat PPID
saya malah belum pernah mbak.”

Kemudahan yang didapatkan dari wartawan Suara Merdeka di

atas, tidak pula dirasakan oleh media cetak yang lainya. Hal tersebut

dikarenakan kedekatan antara media dengan pemerintah menjadi faktor

mudah dan tidaknya mencari informasi. pemerintah sudah

mempercayakan kepada Suara Merdeka dan Radar sebagai media cetak

yang terpercaya untuk memberikan informasi yang benar kepada

masyarakat. Karena, adapula media-media tertentu yang mencari

informasi untuk kepentingan dirinya sendiri.

Kemudahan yang didapatkan dalam mencari informasi

dirasakan pula oleh Sodara Yeri Novel selaku Wartawan Radar

(wawancara: Selasa, 28 Juni 2016).

“sangat beda sekali mbak antara kepemimpinan sekarang dengan


yang sebelumnya. Bukan dikatakan susah, tapi prosedur banget
kalau mau minta informasi, kalau sekarang gak terlalu prosedural
ya dalam arti transparan banget. Kalau sekarang bener-bener anti
KKN lah.”

Sodara Yeri Novel sudah menggeluti dunia jurnalistik selama

enam tahun, sehingga dapat merasakan perbedaan sulit dan mudahnya

untuk mendapatkan informasi mengenai masalah pemerintahan.

Berdasarkan pengalaman tersebut, Yeri (2016) menyimpulkan bahwa

mendapatkan informasi pada era kepemimpinan Ethus lebih mudah

dibandingkan dengan kepemimpinan sebelumnya.


c. Akses terhadap Dokumen

Kebebasan arus informasi menjadi landasan terwujudnya

transparansi. Transparansi menjadi salah satu tujuan dari adanya

Keterbukaan Informasi Publik yang termuat dalam pasal 3 UU No. 14

Tahun 2008 tentang KIP yaitu mewujudkan penyelenggaraan negara

yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan efisien, akuntabel, serta

dapat dipertanggungjawabkan.

Akses terhadap dokumen menjadi penting karena tidak semua

informasi yang dipublikasikan itu ada dalam media. Sehingga, perlu

adanya akses terhadap dokumen untuk mendapat informasi yang

bersifat arsip. KIP sendiri mengamanatkan pemerintah untuk

membentuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)

bertujuan untuk melayani masyarakat yang membutuhkan informasi

baik berupa dokumen maupun non dokumen.

PPID Pemerintah Kabupaten Tegal dikelola oleh Dinas

Perhubungan, Komunikasi dan Informatika. Dimana PPID Utama

dibantu oleh PPID Pembantu yang tersebar di masing-masing SKPD.

Pelayanan Pemohon Informasi dimulai pukul 08.00-15.00 di Sekretariat

PPID Kator Kominfo Kabupaten Tegal Jalan Dr. Soetomo No. 1 Slawi.

Sesuai dengan pendapat dari Bapak Wahyu YP selaku anggota PPID

(wawancara: Senin, 27 Juni 2016)


“Berawal dari UU No. 14 Tahun 2008 tentang KIP akan tetapi baru
efektif berjalan Tahun 2010. Kemudian Tahun 2011 turun SK
Bupati tentang Pembentukan PPID. Waktu 2010 belum ada
anggrana untuk PPID namun sudah di suruh membuat PPID. Setiap
SKPD wajib mempunyai SK PPID. Namun, pusat PPID se-
Kabupaten Tegal ya pusatnya disini, kemudian tingkat SKPD ada
PPID pembantu, dibentuk jamanya pak Heri Sustiawan.”

Pemohon informasi dapat meminta informasi apa saja yang

terkait dengan pemerintah dan instansi yang di danai oleh APBD baik

keseluruhan maupun sebagian dan/atau kegiatan atau proyek yang

didanai oleh APBD. Diluar hal tersebut, maka PPID tidak dapat

memenuhi permohonan informasi.

Permohonan informasi dapat dilakukan dengan mengunjungi

sekretariat PPID dan mengisi Formulir Permohonan Informasi

atau dengan mengirimkan e-mail ke alamat

(dishubkominfo@tegalkab.go.id.). Kemudian pemohon informasi

menunggu sampai dengan PPID dapat memenuhi informasi yang

diminta. Apabila batas yang ditentukan PPID tidak memberikan

jawaban atau tidak dapat memenuhi informasi yang diminta, maka

Pemohon Informasi dapat mengajukan sengketa informasi kepada

Komisi Informasi Jawa Tegah.

PPID sendiri tidak serta menolak informasi yang diminta, akan

tetapi disertai dengan alasan mengapa informasi tersebut tidak dapat

dipenuhi atau dengan memberika rujukan sumber yang bersangkutan.

Sesuai dengan penjelasan dari Bapak Wahyu YP selaku Anggota PPID

Kabupaten Tegal (wawancara: Senin, 27 Juni 2016).


“Kami tidak pernah menolak pemohon informasi selagi data yang
diminta itu ada dan dalam penguasaan kami mbak. Bahasanya
bukan menolak tapi belum dapat memenuhi, alasanya biasanya
karena tidak dalam penguasaan kami atau informasi yang diminta
belum terdokumentasikan karena kegiatan sedang berjalan.”

Terbentuknya PPID Utama Pemerintah Kabupaten Tegal selain

bertugas melayani pemohon informasi dan berkoordinasi dengan PPID

Pembantu, PPID Utama juga bertugas meng-cover sengketa informasi

yang diajukan oleh Pemohon informasi. Hal tersebut disampaikan oleh

Bapak Wahyu YP selaku Anggota PPID Pemerintah Kabupaten Tegal

(wawancara: Senin, 27 Juni 2016).

“PPID itu melayani informasi yang mempunyai dampak luas, kalau


hanya pelayanan kecil ya SKPD juga bisa menangani sendiri. PPID
hanya membantu agar masyarakat tidak riwa-riwi ke SKPD kan
mengganggu. Agar SKPD tidak kerepotan maka dibentuklah PPID.
Adanya PPID Utama tujuanya untuk mengkaver kalau ada yang
mengajukan sengekta Informasi.”

Selain menyediakan akses terhadap dokumen melaui PPID,

Pemerintah Kabupaten Tegal juga memberikan akses dokumen melalui

media website. Dimana konten-konten di dalam website menyediakan

informasi yang dapat diunduh berupa dokumen. Berikut adalah gambar

dokumen yang dapat diunduh melalui website.


Gambar 3. Dokumen keuangan Pemerintah Kabupaten Tegal yang
dapat di unduh
(Sumber: Website Resmi Pemerintah Kabupaten Tegal tegalkab.go.id)

Berdasarkan gambar di atas, Pengelolaan Anggaran Daerah

Pemerintah Kabupaten Tegal dapat diunduh dalam bentuk dokumen.

Bukan hanya tentang keuangan saja yang dapat diunduh dalam bentuk

dokumen, namun juga banyak konten dalam website yang dapat diunduh

dalam bentuk dokumen seperti RPJMD Kabupaten 2014-2019 dan

seputar dokumen pemerintahan.

d. Sosialisasi dan Publikasi

Pada penyelenggaraan pemerintahan yang transparan, perlu

adanya perhatian mengenai sosialisasi dan publikasi kebijakan-

kebijakan penyelenggaraan pemerintahan. Selain mensoaialisasikan dari

level bawah baik dalam pemerintahan maupun masyarakat, pemerintah

juga harus mempublikasikan kebijakan melalui media.


Kaitanya denga Keterbukaan Informasi Publik, maka

Pemerintah Kabupaten Tegal perlu memperhatikan sosialisasi dan

publikasi UU KIP baik secara subtansial maupun tata pelaksanaanya.

Bukan hanya untuk masyarakat namun juga intern pemerintah itu

sendiri.

Upaya Pemerintahan Kabupaten Tegal dalam sosialisasi dan

publikasi UU KIP yaitu dengan melakukan pertemuan terbuka dengan

Kepala Desa, Camat, dan pihak-pihak lain seperti media, LSM, dan

perwakilan masyarakat. Sosialisasi pertama kali dilakukan oleh PPID

Kabuapten Tegal dengan bekerjasama dengan KNIP saat awal

terbentunya PPID. Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Wahyu YP

selaku Anggota PPID Kabupaten Tegal (wawancara, Senin 27 Juni

2016).

“Sudah pernah ada, LSM, masyarakat, dan tokoh masyarakat di


undang. Yang mengadakan KNIP. Tahun-tahun pertama itu banyak
sekali. Tapi tahun-tahun sekarang sudah semakin berkurang.”

Sosialisasi juga dilakukan oleh DPRD dengan menggunakan

masa resesnya saat bertemu konstituen. Hal tersebut dungkapkan oleh

Bapak Musthofa selaku Anggota DPRD Kabupaten Tegal (wawancara:

Selasa, 28 Juni 2016).

“Yang mensosialisasikan adalah pemerintah (eksekutif). Dari


Legistatif juga melakukan sosialisasi dengan menggunakan masa
reses untuk bertemu konstituen dan stakeholder termasuk
masyarakat.”

Selain dari pemerintah, sosialisasi UU KIP juga dilakukan oleh

media sebagai bentuk partisipasi media dalam membantu pemerintah

mencerdaskan masyarakat. Hal tersebut dijelaskan oleh Sodara Dwi

selaku wartawan dari Suara Merdeka (Senin, 27 Juni 2016).

“Ada mbak malah sering, kemaren malah ada yang ke sekolah-


sekolah untuk memberikan pengertiaan tentang keterbukaan
informasi publik sekaligus melakukan pelatihan jurnalistik. Ada
juga organisasi yang pernah mengadakan even-even senada tapi
sekarang organisasi tersebut lagi agak vakum mbak.”

PPID Kabupaten Tegal belum mempunyai website atau link

dalam website resmi Pemerintah Kabupaten Tegal. Sehingga proses

publikasi belum dapat dilakukan melaui website.

e. Transparansi Keuangan

Pengeloaan anggaran menjadi informasi yang sensitif dan erat

hubunganya dengan penyimpangan. Tatakelola pemerintahan yang baik

ditandai adanya transparansi keuangan. Kebebasan mengakses

informasi mengenai pengelolaan keuangan menjadi sebuah keharusan

sebagai kontrol masyarakat terhadap penggunaan uang rakyat.

Dalam upaya terwujudnya transparansi anggaran, Pemerintah

Kabupaten Tegal melakukan beberapa upaya untuk memberikan

informasi mengenai anggaran kepada masyarakat. Salah satunya adalah


dengan mengadakan Festival Anggaran yang dilakukan selama tiga hari

di Taman Rakyat, Procot, Slawi. Hal ini diungkapkan oleh Bapak

Musthofa selaku DPRD Kabupaten Tegal (wawancara: Selasa, 28 Juni

2016).

“Dimulai dari musrenang tingkat desa, kecamatan, dan forum


SKPD. Kemudian, kita mulai juga Festival anggaran yang sudah
dilaksanakan pada 28-30 Maret 2016. Yaitu memaparkan rencana
program 2017 sekaligus memaparkan program tahun 2016. Setiap
SKPD membuat program kerjanya masing-masing melalui bener-
bener.”

Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Heri Nugroho selaku

Kasubag Publikasi dan Dokumentasi Sekretaris Daerah Pemerintah

Kabupaten Tegal (wawancara: Senin, 18 Juli 2016)

“Festival anggaran itu adalah salah satu kegiatan dari musrenbang.


Kenapa dikatakan dengan festival anggaran karena ini adalah
sebuah peluang untuk pemerintah memberitahu tentang program
beserta anggaranya kepada masyarakat. Festival itu sendiri
membahas mengenai kegiatan yang sudah berjalan yaitu program
tahun 2015. Kemudian program yang sedang berjalan yaitu tahun
2016, dan rencara program tahun 2017 yang di paparkan masing-
masing SKPD dalam bentuk tertulis.”

Festival anggaran yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten

Tegal merupakan serangkaian acara dari Musrenbang Kabupaten Tegal.

Festival ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat

mengenai kebijakan dan anggaran pemerintah dari masing-masing

SKPD. Masyarakat juga dapat bertanya dan memberi masukan untuk


rencana program kerja Tahun 2017. Berikut adalah dokumentasi

pelaksanaan Festival Anggaran Pemerintah Kabupaten Tegal yang

ditujukan pada Gambar 5.

Gambar 5. Festival Anggran dalam acara “Amanatul Bilad”


(Sumber: Dokumentasi dari Humas Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal)

Gambar 5. adalah pembukaan Festival Anggaran dalam

serangkaian acara Musrenbang Kabupten Tegal. Dalam festival

anggaran terdapat stan-stan dari masing-masing SKPD untuk

memaparkan progaram kerja dan anggaran baik yang sudah terlaksana

maupun yang sedang dan belum terlaksana secara tertulis. Berikut

adalah dokumentasi stan-stan yang ada dalam festival anggaran terlihat

pada Gambar 6.
Gambar 6. Stan-stan SKPD dalam Festival Anggaran
(Sumber: Dokumentasi dari Humas Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal)

Selain Festival Anggaran, Pemerintah Kabupaten Tegal juga

memberikan akses mengenai Anggaran Pemerintah melalui website,

mulai dari APBD, RKA, RKAP, DPA, sampai dengan DPPAD dari

masing-masing SKPD. Hal tersebut menunjukan adanya ketersediaan

dokumen anggaran yang mudah diakses. Berikut adalah gambar

dokumen anggaran pemerintah yang dapat diunduh dihalaman website

resmi Pemerintahan Kabupaten Tegal.


Gambar 4. Menu-menu Keuangan Pemerintah Kabupaten Tegal di
Website
(Sumber: Website Resmi Pemerintah Tabupaten Tegal di tegalkab.go.id.)

Website Pemerintah Kabupaten Tegal, selain menyediakan

informasi mengenai anggaran dalam bentuk dokumen, juga

memberikan informasi yang up to date. dimana gamba 4. Menunjukan

dokumen Perda Perubahan APBD disajikan dari Tahun 2012-2015.

Publikasi mengenai anggaran bukan hanya melaui website saja,

akan tetapi juga melalui koran. Setelah adanya Perda tentang anggaran,

pemerintah wajib mempublikasikan sekurang-kurangnya melalui media

cetak atau koran. Hal ini juga dijelaskan oleh Bapak Musthofa selaku

DPRD Kabupaten Tegal (wawancara: Selasa, 28 Juni 2016).

“Termasuk juga kalau sudah ditetapkan Perda tentang anggaran


pemerintah daerah, Wajib bagi pemerintah kabupaten untuk
mempublikasikanya melaui media. minimal melalui koran yaitu
Radar dan suara merdeka. Biasanya satu halaman full.”
Berdasarkan penjelasan di atas, publikasi mengenai anggaran

minimal dilakukan melalui koran. Transparansi keuangan Pemerintah

Kabupaten Tegal dilakukan untuk memberikan kesempatan masyarakat

melakukan pengawasan terhadap kinerja pemerintah.

f. Komunikasi

Upaya Pemerintah Kabupaten Tegal untuk menyampaikan

informasi kepada masyarakat adalah dengan menggunakan berbagai

media untuk menjangkau masyarakat dari berbagai lapisan. Mulai dari

website, radio, e-mail, maupun adanya pertemuan terbuka antara

pemerintah dengan masyarakat.

Komunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adanya

jalinan interaksi antara pemerintah dengan masyarakat baik secara

langsung maupun tidak langsung. Komunikasi secara langsung berupa

pertemuan terbuka. Sedangkan komunikasi secara tidak langsung

menggunakan beberapa media untuk dapat saling berkomunikasi.

Pertemuan terbuka antara pemerintah dengan masyarakat

dilakukan melaui beberapa kegiatan seperti musrenbang, public

hearing, tilik desa, dan FGD yang sifatnya insidental. Kegiatan tersebut

diungkapkan oleh Bapak Musthofa selaku DPRD Kabupaten Tegal

(wawancara: Selasa, 28 Juni 2016).


“Dalam proses raperda itu sebelumnya ada Naskah akademik,
public hearing, musrenbang baru nanti dilemparkan ke DPRD.
Kalau memang ada hal-hal yang perlu atau membutuhkan dari
masyarakat ya kita undang. Supaya kita bisa mendapatkan
masukan. Dari perda tersebutkan kita tidak ingin memberatkan
masyarakat. ya itinya agar masyarakat bisa lebih sejahtera.”

Berdasarkan penjelasan di atas, adanya proses komunikasi

antara pemerintah dengan masyarakat. melalui public hearing dan

musrenbang, pemerintah memberikan ruang untuk berkomunikasi

dengan masyarakat. masyarakat dapat memberikan masukan,

bermusyawarah, dan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan

pemerintah.

Selain hal tersebut, pemerintah juga biasanya bersedia diundang

untuk mengisi acara FGD sesuai dengan tema pembahasan dalam acara

tersebut. Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Musthofa selaku DPRD

Kabupaten Tegal (wawancara: Selasa, 28 Juni 2016).

“Kalau forum terbuka seperti diskusi dsb, kami biasanya


melakukan FGD. Ini sifatnya insidental dan tergantung siapa yang
mengeksekusi kegiatan tersebut.”

FGD dilakukan oleh legislatif dan eksekutif melalui beberapa

event yang diadakan oleh pihak-pihak yang melaksanakan suatu

kegiatan baik dalam bentuk seminar maupun talkshow. Kegiatan ini

bersifat insidental. Dihadiri oleh tokoh masyarakat dan lembaga yang

berkaitan sesuai dengan tema yang diusung.


Sarana komunikasi pemerintah dengan masyarakat bukan hanya

melalui pertemuan tebuka, namun juga dapat dilakukan melalui

beberapa media seperti radio dan website. Acara penyiaran radio yang

diadakan oleh pemeritah dilakukan secara rutin setiap hari kecuali Hari

Minggu. Setiap Hari Selasa pukul 11.00 WIB adalah jadwal penyiaran

“parlementaria” dari DPRD beserta kelengkapan Dewan lainya.

Sedangkan setiap hari Senin dan Rabu sampai Sabtu adalah jadwal

penyiaran “KabarBupatiku” yang diisi oleh SKPD yang ada di

Kabupaten Tegal secara bergilir. Sedangkan Bupati dan Wakil Bupati

ikut hadir sebagai pemantau dan tamu undangan.

Berdasarkan observasi pada Hari Senin, 25 Juli 2016 dengan

menghadiri acara penyiaran radio “Kabar Bupatiku” yang dilaksanakan

di Kementrian Agama Kabupaten Tegal, penyiaran “Kabar Bupatiku”

dilakukan setiap hari senin dan rabu sampai sabtu pukul 08.00-09.30

WIB. Acara tersebut dihadiri oleh pihak-pihak yang bersangkutan dan

para tamu undangan sesuai dengan tema yang dibahas. Hal tersebut

dilakukan oleh setiap SKPD, Badan Publik, dan kecamatan di

Kabupaten Tegal secara bergilir. Pemerintah beranggapan bahwa media

radio dapat menjadi sarana untuk berkomunikasi dengan masyarakat.

sejalan dengan jawaban tertulis dari Ibu Azizah selaku Wakil Bupati

Kabupaten Tegal (wawancara: Jum’at, 1 Juli 2016).

“Tentu, siaran program radio ‘’Kabar Bupatiku” di Slawi FM


sebagai program dialog interaktif Bupati dengan publik menjadi
salah satu program yang digemari dan efektif menangkap
perkembangan informasi, masukan, saran, dan keluhan dari
masyarakat sekaligus untuk menyampaikan berbagai program
kegiatan dari SKPD yang perlu diketahui publik.”

Media radio menjadi perhatian pemerintah karena dipandang

sebagi media interaktif untuk dapat berkomunikasi dengan masyarakat.

selain dapat menyampaikan informasi yang diperlukan oleh masyarakat,

pemeintah juga dapat mendengarkan kritikan, masukan dari pendengar

setia radio khususnya pendengar siaran “parlementaria” dan “Kabar

Bupatiku”. Berikut adalah jadwal penyiran radio “Kabar Bupatiku”

periode Mei-Juli 2016.

Tabel. () Jadwal Warta 10 Radio Slawi FM


LPPL Kabupaten Tegal
Periode April-Juli 2016

No. Hari/Tanggal Instansi Jam Siaran


1. Senin, 02-Mei-16 BPBD 10.00-11.00
2. Rabu, 04- Mei-16 DINAS KESEHATAN 10.00-11.00
3. Sabtu, 07- Mei-16 RSUD SOESELO SLAWI 10.00-11.00
4. Senin, 09-Mei-16 KECAMATAN SLAWI 10.00-11.00
5. Rabu, 11- Mei-16 DINAS KESEHATAN 10.00-11.00
6. Kamis, 28-Mei-16 DINAS TANBUNHUT 10.00-11.00
7. Jumat, 29-Mei-16 DAMKAR 10.00-11.00
8. Sabtu, 07- Mei-16 RSUD SOESELO SLAWI 10.00-11.00
9. Senin, 02-Mei-16 KECAMATAN TARUB 10.00-11.00
10. Rabu, 11- Mei-16 DINAS KESEHATAN 10.00-11.00
11. Kamis, 28-Mei-16 BAPPEDA 10.00-11.00
12. Jumat, 29-Mei-16 BPN 10.00-11.00
13. Sabtu, 07- Mei-16 RSUD DR SOESELO SLAWI 10.00-11.00
14. Senin, 02-Mei-16 KECAMATAN ANGKAH 10.00-11.00
15. Rabu, 11- Mei-16 DINAS KESEHATAN 10.00-11.00
16. Kamis, 28-Mei-16 BKD 10.00-11.00
17. Jumat, 29-Mei-16 KANTOR PENANAMAN MODAL 10.00-11.00
18. Sabtu, 07- Mei-16 RSUD SOESELO SLAWI 10.00-11.00
19. Senin, 02-Mei-16 KECAMATAN MAEGASARI 10.00-11.00
20. Rabu, 27-Jun-16 DINAS KESEHATAN 10.00-11.00
21. Kamis, 28-Jun-16 DINAS PU 10.00-11.00
23. Jumat, 29-Jun-16 KECAMATAN JATI NEGARA 10.00-11.00
24. Sabtu, 30-Jun-16 RSUD SOESELO SLAWI 10.00-11.00
25. Senin, 02-Jun-16 BP2T 10.00-11.00
26. Rabu, 27-Jun-16 DINAS KESEHATAN 10.00-11.00
27. Kamis, 28-Jun-16 KECAMATAN DUKUH TURI 10.00-11.00
28. Jumat, 29-Jun-16 KORPRI 10.00-11.00
29. Sabtu, 30-Jun-16 RSUD SOESELO SLAWI 10.00-11.00
30. Senin, 02-Jun-16 KECAMATAN ADIWERNA 10.00-11.00
31. Rabu, 27-Jun-16 DINAS KESEHATAN 10.00-11.00
32. Kamis, 28-Jun-16 KECAMATAN TALANG 10.00-11.00
33. Jumat, 29-Jun-16 PMI 10.00-11.00
34. Sabtu, 30-Jun-16 RSUD SOESELO SLAWI 10.00-11.00
34. Senin, 02-Jun-16 KECAMATAN TALANG 10.00-11.00
35. Rabu, 27-Jun-16 DINAS KESEHATAN 10.00-11.00
36. Kamis, 28-Jun-16 KECAMATAN LEBAKSIU 10.00-11.00
40. Jumat, 29-Jun-16 BPJS 10.00-11.00
41. Sabtu, 30-Jun-16 RSUD SOESELO SLAWI 10.00-11.00
42. Senin, 02-Jun-16 PMI 10.00-11.00
43. Rabu, 27-Jun-16 DINAS KESEHATAN 10.00-11.00
44. Kamis, 28-Jun-16 KECAMATAN PAGERBARANG 10.00-11.00
45. Jumat, 01-Jul-16 DINAS PASAR KPERASI DAN UKM 10.00-11.00
46. Sabtu, 02-Jul-16 RSUD SOESELO SLAWI 10.00-11.00
47. Senin, 18-Jul-16 DINAS KPP 10.00-11.00
48. Rabu, 20-Jul-16 DINAS KESEHATAN 10.00-11.00
49. Kamis, 21-Jul-16 DINAS PPKAD 10.00-11.00
50. Sabtu, 23-Jul-16 RSUD SOESELO SLAWI 10.00-11.00
51. Senin, 25-Jul-16 KECAMATAN GEDUNG BATENG 10.00-11.00
52. Rabu, 27-Jul-16 DINAS KESEHATAN 10.00-11.00
53. Kamis, 28-Jul-16 KECAMATAN KRAMAT 10.00-11.00
54. Jumat, 29-Jul-16 KATOR PERPUSTAKAAN 10.00-11.00
Sumber: Radio SlawiFM

Berdasarkan tabel di atas, menunjukan adanya agenda bergilir

dari masing-masing SKPD dan kecamatan di Kabupaten Tegal. Ada

agenda tetap untuk RSUD Soeselo Slawi setiap Hari Sabtu dan agenda

tetap perminggu dari Dinas Kesehatan. Hal tesebut dilakukan karena

infomasi mengenai pelayanan kesehatan banyak dikeluhkan oleh

masyarakat. Sedangkan penyampaian informasi dari SKPD lain

dilakukan untuk memberikan informasi mengenai seputar kegiatan atau

program dan membahas isu terbaru dari SKPD yang bersangkutan.

Komunikasi juga dapat terjalin melalui media website antara

pemerintah dengan masyarakat. Masyarakat dapat memberikan kritikan,

masukan, dan bertanya kepada pemerintah. Pemerintahpun dapat

menjawab sesuai dengan pertanyaan dari masyarakat. berikut adalah


gambar () yang menunjukan adanya tanya-jawab dari masyarakat

dengan pemerintah.

Gambar (). Konten Warga Mengadu di Website Kabupaten Tegal


(Sumber: Website Kabupaten Tegal: tegalkab.go.id)

Berdasarkan gambar (). Menunjukan sodara Irfan Tri Hermawan

dengan alamat Kecamatan Margasari bertanya mengenai alamat BLK

yang ada di Kabupaten Tegal. Sedangkan Admin website menjawab

dengan menyarankan penanya untuk menghubungi nomer atau kontak

dari Dinas Sosnakertrans. Selain content aduan, website resmi

Pemerintah Kabupaten juga memberikan konten kontak-kontak dan e-

mail SKPD yang ada di Kabupaten Tegal agar masyarakat dapat

bertanya mengenai informasi yang tidak disediakan dalam website.


g. Penampungan Aspirasi Masyarakat

Terkoordinirnya aspirasi masyarakat merupakan salah satu

bentuk adanya transparansi dari suatu pemerintahan. Penampungan

aspirasi masyarakat di Kabupaten Tegal dilakukan melalui beberapa

wadah dan media untuk menampung aspirasi masyarakat. Salah satunya

adalah program terbaru yang dilakukan oleh pemerintah yaitu program

SMS Gateway Lapor Bupati. Program tersebut bertujuan untuk

memberikan sarana aspirasi masyarakat yang lebih mudah. Sejalan

dengan jawaban tertulis dari Ibu Azizah selaku Wakil Bupati

Kabupaten Tegal (wawancara: Senin, 1 Juli 2016).

“Secara informal, Bupati membuka sambungan telepon pribadinya


diberbagai kesempatan untuk menerima pengaduan masyarakat,
meskipun dalam waktu dekat akan diperkuat dengan Layanan
Pengaduan “SMS Gateway Lapor Bupati” sebagai media resmi
Pemkab Tegal dalam menerima segala bentuk pengaduan
masyarakat di nomor 085600080709.”

SMS Gateway menjadi sarana yang sangat mudah, cepat, dan

murah bagi masyarakat untuk dapat menyalurkan aspirasinya. SMS

dapat dilayangkan melalui nomor 085600080709. SMS Gateway akan

di-linkit-kan ke website resmi Pemerintah Kabupaten Tegal. Sehingga

masyarakat dan pemerintah beserta jajaranya dapat melihat aspirasi

masyarakat SMS Gateway di website.

Kemudian, aspirasi masyarakat juga dapat ditampung melalui

konten “warga mengadu” dilaman website Pemerintah Kabupaten


Tegal. Dimana, konten tersebut menyediakan ruang untuk masyarakat

dapat mengungkapakan keluhan, aduan, kritikan, masukan, dan bahkan

pertanyaan. Berikut adalah gambar formulir dalam website yang harus

diisi untuk dapat menyampaikan aspirasi.

Gambar (). Formulir Penyampaian Aspirasi di Laman Website


(Sumber: tegalkab.go.id)

Berdasakan gambar ()., pengunjung website dapat

menyampaikan aspirasinya dengan mengisi terlebih dahulu formulir di

atas. Pengunjung menyertakan nama, alamat, nomor telepon atau HP,


dan e-mail dengan data yang sebenar-benarnya. Kemudian mengisi

tujuan pesan yang berisi pesan akan ditunjukan untuk siapa. Sedangkan

untuk kolom jenis diisi dengan jenis pesan yang akan disampaikan,

dapat berupa pertanyaan, informasi, aduan, kritikan, dan masukan. Baru

kemudian mengisi kolom pesan yang berisi aspirasi yang akan

disampaikan. Apabila ada lampiran yang akan dilampirkan sebagai

pendukung, entah itu berbentuk foto, data, dan sebagainya, maka klik

browse. Setelah itu isi kode sesuai yang tertera di astanya dan klik

kirim. Baru kemudian aspirasi dapat ditampilkan di Buku Tamu dalam

website.

Menurut DPRD Kabupaten Tegal Bapak Mustofa bahwa

penampungan aspirasi masyarakat juga dilakukan dengan pengaduan

langsung ke DPRD (wawancara: Selasa, 28 Juni 2016)

“iya, jadi untuk penampungan aspirasi masayarakat yang dilakukan


pemerintah dilalukan melalui berbagai media. Seperti yang sudah
saya jelaskan tadi, ada melalui koran, website, dan radio. Dari
legislatif sendiri juga terbuka untuk menerima langsung keluhan
masyarakat yang datang langsung kekantor. Biasanya masyarakat
datang langsung ke komisi-komisi yang sesuai dengan
keluhannya.”

“Melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan (Musrenbang


berjenjang dari tingkat desa hingga kabupaten) dan pengawasan
menjadi sebuah keharusan. Upaya ini sekaligus menjadi bagian tak
terpisahkan dari program pembelajaran (edukasi) masyarakat dalam
membangkitkan kesadaran kritis dan kepeduliannya menjaga serta
memelihara hasil-hasil pembangunan.”
“Kolom apirasi di Radar itu ada yaitu “ngrusula”. Untuk tanggapan
juga banyak dari SKPD-SKPD yang bersangkutan terkait kritikan
dan pengaduan. Kaya dishubcapil, Humas dan dinas-dinas yang
lain. Tapi gak semuanya juga menanggi mbak. Ada SKPD-SKPD
yang juga ga ngefek dengan ngrusula itu.”

Mendorong akuntabilitas. Menuntut para SKPD untuk memaparkan progjanya

dan pelayanannya melaui radio

4. Faktor Pendorong dan Faktor Penghambat Kterbukaan Informasi

Publik pada Pemerintah Kabupaten Tegal

Pada jalanya Keterbukaan Informasi Publik di Kabupaten Tegal

menemui beberapa faktor pendorong dan faktor penghambat. Faktor

pendorong itu sendiri ialah adanya komitmen pemimpin, sarana dan

prasarana, serta payung hukum yang memperkuat UU KIP di Kabupaten

Tegal. Sedangkan faktor penghambat jalanya KIP di Kabupaten Tegal

adalah kuranya sosialisasi KIP hingga level bawah, Pemahaman

masyarakat yang kurang mengenai KIP, dan adanya penyalahgunaan

informasi.

a. Faktor Pendorong Keterbukaan Informasi Publik pada

Pemerintah Kabupaten Tegal

1) Komitmen Pemimpin

Komitmen pemimpin menjadi salah satu keberhasilan

berjalanya KIP pada Pemerintah Kabupaten Tegal. Hal tersebut

karena pemimpin sebagai penentu arah kebijakan termasuk


mengenai keterbukaan pemerintah kepada masyarakat. sejalan

dengan pendapat Musthofa selaku DPRD Kabupaten Tegal

(wawancara: Selasa, 28 Juni 2016).

“Memang pemimpin (Enthus) sekarang itu punya kemauan dan


niat yang baik untuk bagaimana supaya angaran dan program-
program itu betul-betul transparan, bahkan beliau juga
melakukan langkah dengan melakukan koordinasi kepada pihak-
pihak terkait dengan transparansi anggaran, tentunya itu menuju
kearah yang lebih baik. Dan beliau memang selalu menyeru
kepada SKPD-SKPD untuk transparan dalam kegiatan,
program-program dan anggaran tentunya.”

Berdasarkan pendapat di atas, Enthus mempunya komitmen

untuk menggerakan pemerintah untuk lebih trasnparan. Ki entrhus

juga selalu menyeru untuk melakukan reformasi birokrasi Aparatur

Pemerintah Kabupaten Tegal yang berisi mengenai:

1. Memberikan layanan yang cepat, tepat, mudah, dan aman

2. Mengedepankan kompetensi yang memadai dan bekerja dengan

dedikasi yang tinggi serta berorientasi pada prestasi kerja.

3. Mewujudkan layanan bermartabat yang jujur, tanggung jawab,

disiplin, kersajama dan pelayanan prima

4. Memiliki empat rasa peduli, penuh perhatian, ikhlas, dan

bertanggungjawab.

5. Merespon dengan cepat terhadap permintaan pengguna

layanan.

6. Senantiasa berpenampilan rapi dan siap melayani,


7. Menyiapkan sarana dan prasarana serta fasilitas yang nyaman

dan tertata baik.

8. Melakukan kerjasama antar lembaga sesuai dengan peran dan

fungsinya.

9. Menyajikan informasi yang terkini (up to date).

2) Sarana dan Prasarana

1. Layanan Informasi di PPID

Sekretariat PPID, meja, kursi, namun belum ada satu unit

komputer.

2. Layanan Informasi Media

Website, gedung radio,

3) Payung Hukum

UU KIP

SK Bupati

Perbu.....

b. Faktor Penghambat Keterbukaan Informasi Publik pada

Pemerintah Kabupaten Tegal

1) Sosialisasi UU KIP

2) Pemahaman masyarakat tentang KIP

3) Penyalahgunaan Informasi

“Kalau kendala secara teknis sih sudah biasa ya mbak. Namun ada
kasus yang menyebabkan kerisauan pada beberapa pihak. Misal,
informasi SPJ dana BOS dari lebaksiu, disalahkan gunakan untuk
memeras kepala sekolah-kepala sekolah, pemohon informasi
tersebut mengancam akan melaporkan kepengadilan.”
B. PEMBAHASAN

Layanan Informasi dan Penampungan Aspirasi Masyarakat pada Pemerintah

Kabupaten Tegal

Anda mungkin juga menyukai