Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PENANGANAN LIMBAH BENGKEL

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penanganan Limbah Bengkel


yang diampu oleh Bapak Nurhadi ,S.Pd., SST., M.T.

Disusun oleh:
KELOMPOK 1 KELAS TOE 3B
AJI SEPTI ADIKI (1741220075)
LUKMAN FAJAR (1741220054)

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2020
DAFTAR ISI
JUDUL MAKALAH/BAB (Style Heading 1)....................................................................3
1.1 Sub Bab (Style Heading 1)...................................................................................3
1.2 Penulisan Bab dan Sub Bab (Style Heading 1)....................................................3
1.3 Ketentuan Makalah (Style Heading 1).................................................................4
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga
suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup
yang saling mempengaruhi (Wikipedia, 2014:1).
Sebagaimana yang telah kita ketahui, ada komponen biotik (hidup) dan juga
komponen abiotik (tidak hidup) yang terlibat dalam suatu ekosistem ini, kedua komponen ini
tentunya saling mempengaruhi. Contohnya saja hubungan hewan dengan air, hewan adalah
komponen biotik dan air adalah komponen abiotik.
Satuan makhluk hidup dalam ekosistem dapat berupa individu, populasi, atau
komunitas. Setiap individu, populasi dan komunitas menempati tempat hidup tertentu yang
disebut habitat. Semua ekosistem merupakan sistem yang terbuka dalam arti terjadi transfer
energi dan material ke dalam dan ke luar.
Ekosistem juga berarti suatu unit fungsional dari berbagai ukuran yang tersusun dari
bagian komponen dan sistem yang secara keseluruhan berfungsi berdasarkan suatu urutan
kegiatan yang menyangkut energi dan pemindahan energi. Dengan beberapa pengecualian,
sumber energi azali adalah matahari. Energi matahari ditangkap oleh komponen ototrofik
yaitu tumbuh-tumbuhan hijau. Energi yang tertangkap disimpan dalam ikatan kimia zat
organik tanaman, yang merupakan tanaman yang mendorong  terus berjalannya komponen
heterotrofik sistem tersebut. Heterotrof adalah organisme yang membutuhkan senyawa
organik dimana karbon diekstrak untuk pertumbuhannya. Heterotrof dikenal sebagai
"konsumer" dalam rantai makanan.
Dalam struktur seperti ini tingkatan trofik yang mengkonsumsi tumbuhan tingkatan
pertama antara lain adalah hewan- hewan yang disebut hebivora. Herbivora pada gilirannya
dikonsumsi oleh karnivora, yang pada giliran berikutnya dikonsumsi oleh karnivora yang
lebih besar.
Komponen terakhir dari struktur trofik yaitu pengurai atau decomposer. Pengurai
adalah organisme terutama bakteri yang memecah molekul organikk yang kompleks dari
organisme mati, menjadi molekul sederhana sehingga dapat digunakan lagi oleh ototrof.
Komponen abiotik yang diperlukan dari struktur trofik suatu ekosistem adalah suatu sumber
energi, nutrient dan sumber air. Bumi sebagai suatu ekosistem tunggal yang sangat besar
tersusun atas ekosistem-ekosistem yang lebih kecil dan saling terkait satu sama lainnya.
1.2. Batasan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan populasi dan komunitas makhluk hidup?
2) Apa saja bentuk ekosistem alami?
3) Bagaimana aliran energi dan materi dalam ekosistem alami?
4) Apa saja macam-macam bentuk pola kehidupan?
1.3. Tujuan Penulisan
1) Memahami populasi dan komunitas makhluk hidup
2) Mengetahui berbagai bentuk ekosistem alami
3) Mengetahui aliran energi dan materi dalam ekosistem alami
4) Mengetahui macam-macam bentuk pola kehidupan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Populasi dan Komunitas Makhluk Hidup


1. Populasi Makhluk Hidup

Populasi berasal dari bahasa latin yaitu populous = rakyat, berarti penduduk. Di dalam
ekologi yang dimaksudkan dengan populasi adalah sekelompok individu yang sejenis.
Apabila membicarakan populasi, haruslah disebut jenis individu yang dibicarakan, dengan
menentukan batas-batas waktunya serta tempatnya.

Dalam biologi, populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama
(spesies) yang hidup di tempat yang sama dan memiliki kemampuan bereproduksi di antara
sesamanya (Wikipedia, 2014:1).

Jadi, populasi adalah kelompok kolektif organisme-organisme dari jenis yang sama
yang menduduki ruang atau tempat yang terbuka, dan memiliki berbagai ciri atau sifat yang
merupakan milik yang unik dari kelompok dan tidak merupakan milik individu di dalam
kelompok itu. Contoh populasi yaitu : populasi burung flamingo, populasi udang, populasi
kura- kura, populasi tanaman air tawar, dan sebagainya.

Gambar 2.1. Populasi Burung Flamingo


2. Komunitas Makhluk Hidup
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi
lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas
manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya,
preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah kondisi lain yang serupa (Wikipedia,
2014:1).
Menurut Wenger (dalam Wikipedia, 2014:1), komunitas berasal dari bahasa Latin
communitas yang berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti
“sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak”.
Menurut Crow dan Allan, Komunitas dapat terbagi menjadi 3 komponen :
Berdasarkan Lokasi atau Tempat
Wilayah atau tempat sebuah komunitas dapat dilihat sebagai tempat dimana
sekumpulan orang mempunyai sesuatu yang sama secara geografis. Dan saling mengenal satu
sama lain sehingga tercipta interaksi dan memberikan konstribusi bagi lingkungannya.
Berdasarkan Minat
Sekelompok orang yang mendirikan suatu komunitas karena mempunyai ketertarikan
dan minat yang sama, misalnya agama, pekerjaan, suku, ras, hobi maupun berdasarkan
kelainan seksual. Komunitas berdasarkan minat memiliki jumlah terbesar karena melingkupi
berbagai aspek, contoh komunitas pecinta animasi dapat berpartisipasi diberbagai kegiatan
yang berkaitan dengan animasi, seperti menggambar, mengkoleksi action figure maupun
film.
Berdasarkan Komuni
Komuni dapat berarti ide dasar yang dapat mendukung komunitas itu sendiri. Suatu
komunitas terdiri dari banyak jenis dengan berbagai macam fluktuasi populasi dan interaksi
satu dengan yang lainnya. Komunitas terdiri dari berbagai organisme-organisme dan saling
berhubungan pada suatu lingkungan tertentu. Atau dapat juga dikatakan bahwa komunitas
adalah sekelompok makhluk-makhluk hidup dari berbagai macam jenis yang hidup bersama
pada suatu daerah. Jadi komunitas adalah seluruh populasi yang hidup bersama pada suatu
daerah dan saling berinteraksi. Contoh komunitas yaitu : kumpulan populasi udang
(komunitas air tawar), komunitas air laut, komunitas hutan hujan tropis, dll.

B. Berbagai Bentuk Ekosistem Alami

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk dari hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan sebagai suatu tatanan
kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
memengaruhi. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unsur biosistem yang
melibatkan hubungan timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik. Penggabungan
tersebut menimbulkan energi terhadap suatu struktur biotik tertentu dan akan menimbulkan
siklus materi antara organisme dan anorganisme.
Ekosistem terdiri atas beberapa komponen pembentuk, yaitu komponen biotik, abiotik,
dan pengurai (dekomposer). Berikut ini penjelasan mengenai komponen penyusun ekosistem.

a) Komponen Biotik

Biotik merupakan suatu istilah yang biasa digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup
(organisme). Komponen biotik terbagi menjadi dua, yaitu komponen heterotrof dan autotrof.
heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan
oleh organisme lain sebagai makanannya. Komponen ini disebut juga konsumen makro
karena makanan yang dikonsumsi berukuran lebih kecil. Yang termasuk golongan komponen
ini, antara lain manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

Sementara itu, komponen autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan makanan
sendiri dengan bantuan energi seperti energi matahari ataupun energi yang bersifat kimia.
Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen. Yang tergolong komponen ini adalah
tumbuhan hijau.

b) Komponen Abiotik

Komponen abiotik (bahan tak hidup) adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan
middle tempat berlangsungnya kehidupan. komponen abiotik dapat berupa bahan organik,
senyawa organik, dan faktor yang mempengaruhi distribusi organisme. Komponen abiotik
terdiri atas suhu, air, udara, sinar matahari, tanah, dan iklim.

c) Komponen Pengurai (Dekomposer)

Komponen pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan


organik yang berasal dari organisme mati. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil
penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan
kembali oleh produsen. Yang termasuk golongan pengurai adalah bakteri dan jamur.

Ekositem alami merupakan ekositem yang komponen-komponennya lebih lengkap, tidak


memerlukan pemeliharan atau subsidi energi karena dapat memelihara dan memenuhi
sendiri, dan selalu dalam keseimbangan. Ekosistem ini lebih mantap, tidak mudah terganggu,
tidak mudah tercemar, kecuali jika ada bencana alam. Ekositem alami juga dibentuk secara
sendiri tanapa campur tangan manusia. Ekosistem alami terdiri dari :
a. Ekosistem Darat

Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan.


Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi
beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.

1. Bioma Gurun

Beberapa Bioma gurun terdapat di daerah tropika (sepanjang garis balik) yang
berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan
rendah (25 cm/tahun). Suhu siang hari tinggi (bisa mendapai 45°C) sehingga penguapan juga
tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0°C).

Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang
terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun
berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta
mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia,
ular, kadal, katak, dan kalajengking.

Gambar 2.2. Bioma Gurun

2. Bioma Padang Rumput

Bioma ini terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-
cirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur.
Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri
atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan.
Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru,
serangga, tikus dan ular.
Gambar 2.3. Bioma Padang Rumput

3. Bioma Hutan Basah

Bioma Hutan Basah terdapat di daerah tropika dan subtropik. Ciri-cirinya adalah,
curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara
satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m,
cabang-cabang pohon tinngi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam
hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat di sekitar
organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembapan
tinggi/besar; suhu sepanjang hari sekitar 25°C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat
tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain,
kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.

Gambar 2.4. Bioma Hutan Basah

4. Bioma Hutan Gugur

Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang. Ciri-cirinya adalah curah
hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin,
semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya
antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
Gambar 2.5. Bioma Hutan Gugur

5. Bioma Taiga

Bioma taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik.
Ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang
tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah
sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang
bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

Gambar 2.6. Bioma Taiga

6. Bioma Tundra

Bioma tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara
dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60
hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim,
tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi
dengan keadaan yang dingin. Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada
yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki
rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta
terutama nyamuk dan lalat hitam.
Gambar 2.7. Bioma Tundra

b. Ekosistem Air Tawar

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis
ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air
tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.

1. Danau

Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa
meter persegi hingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan
penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi
fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah
afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin.
Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar. Komunitas
tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi.

Gambar 2.8. Danau

2. Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan
jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara
konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis
lintang. Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir
deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan
terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman
berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan.

Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di
anak sungai sering dijumpai Mata air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame.
Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah
tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba. Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa
arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat
melekat pada batu. Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat
kecil yang bebas dari pusaran air.

Gambar 2.9. Sungai

c. Ekosistem Air Laut

Ekosistem air laut dibedakan atas :

1. Laut

Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di
daerah tropik, suhu laut sekitar 25°C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas
antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah disebut
daerah termoklin. Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka
daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke
tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga
memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat
dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.

Gambar 2.10. Laut

2. Pantai

Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah pasang
surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang
hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di substrat keras.
Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dihuni oleh
beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan
burung pantai. Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah
ini dihuni oleh ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan
karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil. Daerah pantai terdalam
terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh beragam invertebrata dan ikan
serta rumput laut.

Gambar 2.11. Pantai

C. Aliran Energi dan Materi dalam Ekosistem Alami

Tenaga atau energi dibutuhkan oleh seluruh organisme untuk melakukan suatu usaha atau
aktivitas. Sebagai contoh, tumbuhan membutuhkan energi dari cahaya matahari, hewan dan
manusia membutuhkan energi yang dihasilkan dai proses pengolahan makanan di dalam
tubuh.
Energi yang terdapat di lingkungan sekitarmu memiliki bentuk yang bermacam-macam,
seperti energi cahaya, energi listrik, energi kimia, energi panas, dan sebagainya. Setiap
bentuk energi dapat diubah menjadi bentuk energi lainnya. para ilmuwan yang mempelajari
perubahan energi tersebut menemukan fenomena bahwa energi tidak dapat diciptakan.
Fenomena ini juga berlaku di dalam suatu ekosistem. Setiap organisme mendapatkan
energinya dengan cara mengubah energi yang berasal dari lingkungannya, seperti tumbuhan
yang bergantung pada cahaya matahari atau hewan dan manusia yang membutuhkan
makanan sebagai sumber energinya.

Macam-Macam Aliran Energi :

1. Tingkat Trofik

Interaksi antara organisme dengan lingkungan dapat terjadi karena adanya aliran energi.
Aliran energi adalah jalur satu arah dari perubahan energi pada suatu ekosistem. Proses aliran
energi antarorganisme dapat terjadi karena adanya proses makan dan dimakan. Proses makan
dan dimakan terjadi antara satu kelompok organisme dengan kelompok organisme lainnya.
Setiap kelompok organisme yang memiliki sumber makanan tertentu disebut dengan tingkat
trofik. Dalam suatu ekosistem terdapat beberapa macam tingkat trofik seperti produsen,
konsumen dan decomposer.

a) Produsen

Energi memasuki suatu ekosistem dimulai dari energi radiasi (cahaya matahari) yang
sebagian diserap oleh tumbuhan, ganggang, dan organisme fotosintetik lainnya. Energi
cahaya matahari kemudian diubah menjadi energi kimia melalui proses fotosintetik. Energi
kimia tersebut disimpan dalam bentuk senyawa organic seperti molekul glukosa. Molekul
glukosa kemudian dipecah dan digunakan sebagai sumber energi untuk melakukan aktivitas
seperti tumbuh dan berkembang, bernapas, memperbaiki jaringan yang rusak, dan lain
sebagainya. Seluruh organisme berklorofil seperti tumbuhan dan ganggang hijau yang dapat
mengolah makanannya melalui proses fotosintesis disebut organisme autotrof atau dalam
suatu ekosistem disebut dengan produsen.

b) Konsumen

Organisme seperti hewan membutuhkan makanan berupa organisme lain (tumbuhan atau
hewan lain) sebagai sumber energinya. Organisme yang tidak dapat mengolah makanannya
disebut organisme heterotrof atau konsumen. Konsumen dalam suatu ekosistem dapat
dikelompokkan menjadi beberapa tingkat.

Konsumen tingkat I (konsumen primer) adalah kelompok organisme yang secara


langsung memakan produsen. Anggota konsumen authority adalah kelompok herbivore atau
pemakan tumbuh-tumbuhan, seperti belalang, kelinci, kambing, dan sebagainya.

Konsumen tingkat II (konsumen sekunder) adalah kelompok organisme yang memakan


konsumen primer. Konsumen tingkat III (konsumen tersier) adalah kelompok organisme
yang memakan konsumen sekunder. Konsumen sekunder dan tersier beranggotakan
kelompok karnivora atau pemakan daging seperti singa, elang, ular, serigala dan sebagainya.

Selain itu, konsumen primer, konsumen sekunder, dan seterusnya juga dapat merupakan
anggota kelompok omnivore, yaitu organisme yang memakan tumbuhan dan hewan seperti
ayam, manusia, dan sebagainya.

c) Dekomposer atau Detritivora

Beberapa organisme mendapatkan energinya dengan cara memakan detritus atau materi
organic dari organisme lain. Detritus dapat berupa bangkai, feses, daun busuk, dan lain
sebagainya. Organisme yang memakan detritus disebut dengan detritivora. Organisme
detritivora seperti cacing tanah, kutu kayu, kepiting, dan siput biasanya banyak terdapat di
dalam tanah atau di dasar perairan.

Sisa-sisa materi organik tidak hanya dihancurkan oleh detritivora. Organisme lain seperti
bakteri dan jamur juga menggunakan sisa materi organic tersebut sebagai sember energinya.
Organisme yang menggunakan sisa-sisa materi organic dan produk terdekomposisi lainnya
disebut decomposer atau saprotrof.

2. Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan

Rantai Makanan

Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan
urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen, 
konsumen, dan dekomposer.  Berikut adalah contoh sebuah rantai makanan.
Gambar 2.12. Rantai Makanan

Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu
yaitu rumput dimakan belalang, belalang dimakan katak, katak dimakan ular dan jika ular
mati akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai dekomposer menjadi zat hara yang
akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.

Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada
tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri
yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen.
Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen  primer (konsumen I).
Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat
tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan
daging (carnivora) dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi
disebut konsumen puncak.

Dengan demikian, pada rantai makanan tersebut dapat dijelaskan bahwa:


1. Rumput sebagai produsen.
2. Belalang sebagai konsumen I (Herbivora).
3. Katak sebagai konsumen II (Carnivora).
4. Ular sebagai konsumen III / konsumen puncak (Carnivora).
5. Jamur sebagai dekomposer.
Ada dua tipe dasar rantai makanan:
1) Rantai makanan rerumputan (grazing food chain). Misalnya: tumbuhan => herbivora
=> karnivora.
2) Rantai makanan sisa (detritus food chain). Bahan mati mikroorganisme (detriivora=
organisme pemakan sisa) predator.

Jaring-Jaring Makanan
Jaring-jaring makanan adalah kumpulan dari rantai makanan yang saling berhubungan
dan membentuk skema mirip jaring. Kelangsungan hidup organisme membutuhkan energi
dari bahan organik yang dimakan. Bahan organik yang mengandung energi dan unsur-unsur
kimia  transfer dari satu organisme ke organisme lain berlangsung melalui interaksi makan
dan dimakan. Peristiwa makan dan dimakan antar organisme dalam suatu ekosistem
membentuk struktur trofik yang bertingkat-tingkat.
Setiap tingkat trofik merupakan kumpulan berbagai organisme dengan sumber makanan
tertentu. Tingkat trofik pertama adalah kelompok organisme autotrop yang disebut produsen.
Organisme autotrof adalah organisme yang dapat membuat bahan organik sendiri dari bahan
anorganik dengan bantuan sumber energi. Bila  dapat menggunakan energi cahaya seperti
cahaya, matahari disebut fotoautotrof, contohnya tumbuhan hijau dan fitoplankton. Apabila
menggunakan bantuan energi dari reaksi-reaksi kimia disebut kemoautotrof, misalnya,
bakteri sulfur, bakteri nitrit, dan bakteri nitrat. Tingkat tropik kedua ditempati oleh berbagai
organisme yang tidak dapat menyusun bahan organik sendiri yang disebut organisme
heterotrof. Organisme heterotrof ini hanya menggunakan zat organik dari organisme lain
sehingga disebut juga konsumen.
Pembagian konsumen adalah sebagai berikut.

a) Konsumen Primer
Organisme pemakan produsen atau dinamakan herbivora yang menempati tingkat trofik
kedua.

b) Konsumen Sekunder
Organisme pemakan herbivora yang dinamakan karnivora kecil yang menempati tingkat
trofik ketiga.

c) Konsumen Tersier
Organisme pemakan konsumen sekunder yang dinamakan karnivora besar yang
menempati tingkat trofik keempat.

Proses Aliran Energi dalam Ekosistem


Aliran energi dalam ekosistem mengalami tahapan proses sebagai berikut:
1) Energi masuk ke dalam ekosistem berupa energi matahari, tetapi tidak semuanya dapat
digunakan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Hanya sekitar setengahnya dari rata-
rata sinar matahari yang sampai pada tumbuhan diabsorpsi oleh mekanisme fotosintesis,
dan juga hanya sebagian kecil, sekitar 1-5 %, yang diubah menjadi makanan (energi
kimia). Sisanya keluar dari sistem berupa panas, dan energi yang diubah menjadi makanan
oleh tumbuhan dipakai lagi untuk proses respirasi yang juga sebagai keluaran dari sistem.
2) Energi yang disimpan berupa materi tumbuhan mungkin dilakukan melalui rantai
makanan dan jaring-jaring makanan melalui herbivora dan detrivora. Seperti telah
diungkapkan sebelumnya, terjadinya kehilangan sejumlah energi diantara tingkatan trofik,
maka aliran energi berkurang atau menurun ke arah tahapan berikutnya dari rantai
makanan. Biasanya herbivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung tumbuhan,
demikian pula karnivora menyimpan sekitar 10 % energi yang dikandung mangsanya.
3) Apabila materi tumbuhan tidak dikonsumsi, maka akan disimpan dalam sistem, diteruskan
ke pengurai, atau diekspor dari sistem sebagai materi organik.
4) Organisme-organisme pada setiap tingkat konsumen dan juga pada setiap tingkat pengurai
memanfaatkan sebagian energi untuk pernafasannya, sehingga terlepaskan sejumlah panas
keluar dari system.
5) Dikarenakan ekosistem adalah suatu sistem terbuka, maka beberapa materi organik
mungkin dikeluarkan menyeberang batas dari sistem. Misalnya akibat pergerakan
sejumlah hewan ke wilayah, ekosistem lain, atau akibat aliran air sejumlah gulma air
keluar dari sistem terbawa arus.

Siklus Biogeokimia
Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia
yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus
tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam
lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia. Siklus tersebut antara lain:

1) Siklus Nitrogen (N2). Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia
diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan
dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga
menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri
denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi
nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang
dalam ekosistem.
2) Siklus Fosfor. Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh
dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air
tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Fosfor dari batu dan
fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat
anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang
terus-menerus.
3) Siklus Karbon dan Oksigen. Karbondioksida di udara diimanfaatkan oleh tumbuhan
untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan
manusia dan hewan untuk berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu
yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan
lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar CO2 di udara.

d) Macam-Macam Bentuk Pola Kehidupan

Makhluk hidup dengan lingkungan tertentu membentuk pola kehidupan yang khas,
sehingga ditemukan berbagai pola kehidupan dengan kekhasan masing-masing. Adanya
perbedaan lingkungan menyebabkan timbulnya berbagai pola kehidupan.
Pola kehidupan dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu:

a) Pola Kehidupan di Darat

Faktor-faktor yang mempengaruhi pola kehidupan di darat, antara lain:

1) Keadaan tanah

2) Suhu

3) Angin

4) Kelembaban udara

5) Curah hujan

6) Pancaran sinar matahari

Pola kehidupan di darat dapat mengalami perubahan menurut musim, misalnya:


1. Pada waktu musim hujan kelembaban udara cukup tinggi, tanah basah, tumbuhan
hidup subur.

2. Pada waktu musim kemarau kelembaban udara menurun, tumbuhan sebagian mati.

b) Pola Kehidupan di Air

Lingkungan hidup di air dapat dibedakan menjadi:

1) Lingkungan air tawar: sungai, rawa, kolam, parit

2) Lingkungan air asin: laut

3) Lingkungan air payau: danau air tawar

Faktor yang penting dalam kehidupan di air adalah sifat-sifat air itu sendiri, misalnya:

1) Pola kehidupan di air akibat cahaya matahari

a. Lingkungan air yang tembus cahaya matahari mengakibatkan tumbuhan hijau


sebagai produsen dapat mengadakan proses fotosintesis. Proses fotosintesis
menghasilkan zat makanan yang berguna bagi tumbuhan air dan merupakan sumber
makanan bagi makhluk hidup lainnya di dalam air.

b. Lingkungan air yang dalam tidak tembus cahaya matahari merupakan daerah yang
tidak ada produsen, sehingga hewan yang hidup adalah pemangsa dan pengurai
(karnivora dan saprovora), yang mendapat makanan dari bahan-bahan yang
mengendap di dasarnya.

Dalam kehidupan air berlangsung perpindahan energi dari sinar matahari ke tumbuhan air
ke konsumen.

2) Pola kehidupan di air akibat zat-zat pelarut

a. Limbah-limbah industri yang terlarut di dalam air dapat mengakibatkan produsen


dalam air tidak berkembang sehingga ikan-ikan kekurangan makanan dan akhirnya
mati.
b. Pemupukan sering dilakukan pada kolam ikan agar tumbuhan air sebagai produsen
tumbuh subur sehingga makhluk hidup di dalam air tidak kekurangan makanan.

3) Pola kehidupan di air akibat gaya tekan ke atas

Karena adanya gaya tekan ke atas oleh air berlainan pada tiap kedalaman air, maka
hewan yang hidup di daerah dasar berlainan jenisnya dengan yang hidup di daerah
permukaan.

4) Pola kehidupan di air akibat perubahan suhu

Suhu yang mudah berubah-ubah dapat mempengaruhi kehidupan di dalam air, baik
untuk produsen maupun bagi makhluk hidup lainnya.

Pola kehidupan di dalam air di semua lingkungan sebenarnya sama, hanya jenis makhluk
hidupnya yang berbeda, hal ini disebabkan oleh sifat khas masing-masing lingkungan air
tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang membentuk


hubungan timbal balik.
2. Ekosistem tersusun atas tiga komponen , yaitu komponen biotik, komponen abiotik
dan komponen pengurai (dekomposer).
3. Hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungannya sangat erat dan  saling
ketergantungan, karena makhluk yang satu membutuhkan bantuan makhluk lain.
4. Makhluk hidup membutuhkan lingkungan untuk membantu memenuhi kebutuhan
hidupnya. Sebaliknya lingungan juga membutuhkan makhluk hidup dalam
kelangsungan hidupnya.

B. Saran
1. Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat tinggal.
Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan tempat lingkungan terutama disekitar
tempat tinggal kita.
2. Menjaga kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena makhluk
hidup yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan tidak dapat hidup
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wikipedia. 2014. “Ekosistem”. http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem. Diakses 4
September 2014.
2. Wikipedia. 2014. “Komunitas”. http://id.wikipedia.org/wiki/Komunitas. Diakses 4
September 2014.
3. Wikipedia. 2014. “Populasi (biologi)”.
http://id.wikipedia.org/wiki/Populasi_(biologi). Diakses 4 September 2014.
4. https://www.academia.edu/10292046/Makhluk_Hidup_dalam_Ekosistem_Alami
5.

Anda mungkin juga menyukai