Bab I, Ii, Iii
Bab I, Ii, Iii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan yang semula belum jelas ruang lingkupnya dan batasannya,
secara bertahap mulai berkembang. Pengertian perawat dan keperawatan itu sendiri
diartikan oleh pakar keperawatan dengan berbagai cara dalam berbagai bentuk
rumusan, seperti oleh Florence Nightingale, Goodrich, Imogene King, Virginia
Henderson, dan sebagainya. Masih banyak di kalangan masyarakat kita
bahwa profesi perawat bila di rumah sakit adalah 'pembantu dokter'. Seorang
perawat banyak diartikan serta dipersepsikan sebagai seseorang yang hanya menuruti
kata dokter dan bisa di suruh-suruh seenaknya. Semua itu jelas salah total. Dan
asumsi yang masih banyak di masyarakat ini memang harus dikikis
habis. Perawat itu bukan pembantu dokter melainkan sebuah profesi yang sebenarnya
setingkat dengan dokter. Bila dokter adalah dalam hal medisnya sedangkan perawat
dengan profesi perawat tentunya bertugas dan berperan di bidang keperawatan itu
sendiri.
Kita sedikit mengulas kembali bahwasannya pengertian keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-
psiko-sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga, dan
masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan
manusia. Berdasarkan penggunaan asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan
ini, maka keperawatan dan juga profesi perawat dapat dikatakan sebagai profesi yang
sejajar dengan profesi dokter, apoteker, dokter gigi, radiologi, dan lain-lain. Maka
untuk itulah dikatakan bahwa perawat adalah sebuah profesi.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah Keperawatan sebagai profesi?
1
C. Tujuan
Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui Keperawatan sebagai profesi.
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Agar penulis mengetahui dan memahami Keperawatan sebagai profesi.
2. Agar pembaca mengetahui dan memahami Keperawatan sebagai profesi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesi
Kata atau istilah profesi sangat sering kita dengar dan temukan di masa ini,
bahkan sering tanpa memahami istilah yang sebenarnya. Istilah profesi telah
dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan dengan bidang yang
sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang
bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan
kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis
yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan
dalam praktek. Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang
pekerjaan seperti kedokteran, guru, keperawatan, militer, pengacara, dan
semacamnya, tetapi meluas sampai mencakup pula bidang seperti manajer,
wartawan, pelukis, penyanyi, artis, sekretaris dan sebagainya. Sejalan dengan itu,
menurut Richard De George, timbul kebingungan mengenai pengertian profesi itu
sendiri, sehubungan dengan istilah profesi dan profesional. Kebingungan ini timbul
karena banyak orang yang profesional tidak atau belum tentu termasuk dalam
pengertian profesi. Berikut pengertian profesi dan profesional menurut De George :
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan
nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. Profesional, adalah orang yang
mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan
mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang profesional adalah seseorang
yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat
dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain
melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk
mengisi waktu luang. Yang harus kita ingat dan fahami betul bahwa “PEKERJAAN /
PROFESI” dan “PROFESIONAL” terdapat beberapa perbedaan :
PROFESI :
Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus.
3
Dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu).
Dilaksanakan sebagai sumber utama nafkah hidup.
Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.
PROFESIONAL :
Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya.
Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.
Hidup dari situ.
Bangga akan pekerjaannya. (Dr. A Sonny Keraf, 2000 hal : 265)
4
C. Etika Profesi
Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala
sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi)
itu sendiri. Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat “built-in mechanism” berupa
kode etik profesi dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta
kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk
penyimpangan maupun penyalah-gunaan keahlian.
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan
manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan
mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata
Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran -
ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa
ahli berikut ini :
Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah
laku perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang
dapatditentukan oleh akal.
Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai
nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
5
D. Kode Etik Profesi
Kode etik yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu
sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.
Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan Kode etik :
a) Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
b) Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
c) Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
d) Untuk meningkatkan mutu profesi.
e) Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
f) Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
g) Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
h) Menentukan baku standarnya sendiri.
Kode etik dijadikan standart aktvitas anggota profesi, kode etik tersebut
sekaligus sebagai pedoman (guidelines). Masyarakat pun menjadikan sebagai
perdoman dengan tujuan mengantisipasi terjadinya bias interaksi antara anggota
profesi. Bias interaksi merupakan monopoli profesi., yaitu memanfaatkan kekuasan
dan hak-hak istimewa yang melindungi kepentingan pribadi yang betentangan
dengan masyarakat. Oteng/Sutisna (1986: 364) mendefisikan bahwa kode etik
sebagai pedoman yang memaksa perilaku etis anggota profesi. Konvensi nasional
IPBI ke-1 mendefinisikan kode etik sebagai pola ketentuan, aturan, tata cara yang
menjadi pedoman dalam menjalankan aktifitas maupun tugas suatu profesi.
Bahsannya setiap orang harus menjalankan serta mejiwai akan Pola, Ketentuan,
aturan karena pada dasarnya suatu tindakan yang tidak menggunakan kode etik akan
berhadapan dengan sanksi. Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu
para pelaksana sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika
profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi:
Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota Profesi tentang
prinsip profesionalitas yang digariskan.Maksudnya bahwa dengan kode etik
6
profesi, pelaksana profesi Mampu mengetahui suatu hal yang boleh dialakukan
dan yang Tidak boleh dilakukan.
Kode etik profesi merupakan sarana control sosial bagi masyarakat atas profesi
yang bersangkutan.maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu
pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya
suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana
dilapangan kerja.
Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat
dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau Perusahaan
yang lain tidak boleh mencampuri Pelaksanaan profesi dilain instansi atau
perusahaan.
Tanggung jawab profesi yang lebih Spesifik
Mencapai kualitas yang tinggi dan efektifitas baik dalam proses maupun produk
hasil kerja professional
Menjaga kompetensi sebagai profesional.
Mengetahui dan menghormati adanya hokum yang berhubungan dengan kerja
yang profesional.
Menghormati perjanjian, persetujuan, dan menunjukkan tanggungjawab
Fungsi Kode Etik Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai
perlindungan dan pengembangan bagi profesi. Kode etik sebagai pedoman
pelaksanaan tugas prosefional dan pedoman bagi masyarakat sebagai seorang
professional. mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu :
1) Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah.
2) Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi.
3) Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi.
Sanksi Pelanggaran Kode Etik
a. Sanksi moral
b. Sanksi dikeluarkan dari organisasi
7
Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan
kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya adalah
mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga berisikan
ketentuan-ketentuan profesional, seperti kewajiban melapor jika ketahuan teman
sejawat melanggar kode etik. Ketentuan itu merupakan akibat logis dari self
regulation yang terwujud dalam kode etik; seperti kode itu berasal dari niat profesi
mengatur dirinya sendiri, demikian juga diharapkan kesediaan profesi untuk
menjalankan kontrol terhadap pelanggar.
Namun demikian, dalam praktek sehari-hari control ini tidak berjalan dengan
mulus karena rasa solidaritas tertanam kuat dalam anggota-anggota profesi, seorang
profesional mudah merasa segan melaporkan teman sejawat yang melakukan
pelanggaran. Tetapi dengan perilaku semacam itu solidaritas antar kolega
ditempatkan di atas kode etik profesi dan dengan demikian maka kode etik profesi itu
tidak tercapai, karena tujuan yang sebenarnya adalah menempatkan etika profesi di
atas pertimbangan - pertimbangan lain. Lebih lanjut masing - masing pelaksana
profesi harus memahami betul tujuan kode etik profesi baru kemudian dapat
melaksanakannya.
Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik profesi
merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah dibahas dan
dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih memperjelas, mempertegas dan
merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-
norma tersebut sudah tersirat dalam etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi
adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci
tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan
perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang professional.
E. Profesi Keperawatan
Pengertian Perawat adalah - Perawat berasal dari kata Latin nutrix yang artinya
merawat atau memelihara. Kata ini pertama kali digunakan oleh Ellis & Hartley
(Gaffar, 1999). Seorang perawat adalah seseorang yang berperan dalam merawat dan
8
memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit atau cedera dan
proses penuaan (Gaffar dkk, 1999 : 93).
Profesi perawat dikatakan sebagai sebuah profesi karena dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan, perawat profesional selalu menunjukkan sikap dan tingkah laku
profesional keperawatan sesuai kode etik keperawatan. Otonomi keperawatan
memiliki kemandirian, wewenang, dan tanggung jawab untuk mengatur kehidupan
profesi, mencakup otonomi dalam memberikan askep dan menetapkan standar
asuhan keperawatan melalui proses keperawatan, penyelenggaraan pendidikan, riset
keperawatan dan praktik keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan
(KepMenKes No.1239 Tahun 2001 ).
9
seluruh proses kehidupan manusia.dari pengertian tersebut diatas ada 4 ( empat)
elemen utama ( mayor elements) yang menjadi perhatian ( concern), Yaitu :
1) Keperawatan adalah ilmu dan kiat -sains terapan ( applied science ) ,
2) Keperawatan adalah profesi yang berorientasi pada pelayanan _ helping
health illness problem,
3) Keperawatan mempunyai empat tingkat klien : individu, keluarga, kelompok,
dan komunitas dan,
4) Pelayanan Keperawatan mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan-
3thlevel preventions dengan metodologi proskep. (Trikaloka H Putri, Achmad
Fanani, 2013)
10
menghormati martabat manusia. Secara umum tujuan etika keperawatan yaitu
menciptakan dan mempertahankan kepercayaan antara perawat dan lien, perawat dan
perawat juga antara perawat dan masyarakat. (Ismiani, 2001 : 37)
Kode etik keperawatan juga mengatur hubungan profesional baik dengan klien
, dokter maupun sesama perawat. Perilaku etik dapat di bagi menjadi 2 kelompok :
1. Etik yang berorientasi kepada kewajiban, pedoman yang di gunakan adalah apa
yang seharusnya dan wajib dilakukan oleh seorang untuk mencapai kebaikan
dan kebajikan.
2. Etik yang berorientasi kepada larangan, pedoman yang di gunakan adalah apa
yang di larang dan tidak boleh di lakukan untuk mencapai suatu kebaikan dan
kebajikan.
Enam asas yang tidak akan berubah dalam etik profesi kedokteran atau
keperawatan dan asuhan keperawatan adalah sebagai berikut :
1) Asas menghormati otonomi klien (autunomy)
Setelah mendapatkan hasil yang memadai, klien bebas dan berhak memutuskan
apa yang akan dilakukan terhadapnya. Klien berhak dihormati dan di dengar
pendapatnya untuk itu di perlukan persetujuan tindakan medik (Informed
concent). Dokter atau perawat tidak boleh memaksa suatu tindakan atau
pengobatan.
2) Asas manfaat (Beneficence)
Semua tindakan atau pengobatan harus bermanfaat untuk menolong klien. Untuk
itu dokter atau perawat harus menyadari bahwa tindakan atau pengobatan yang
dilakukan benar – benar bermanfaat bagi kesehatan dan kesembuhan klien.
Kesehatan klien senantiasa harus di utamakan bagi perawat. Risiko yang timbul
di kurangi sampai siminimal mungkin dan memaksimalkan menfaat bagi klien.
3) Asas tidak merugikan (non maleficence)
Tindakan atau pengobatan harus berpedoman pada perinsip Primum Non Nocere
(Yang paling utama, jangan merugikan). Risiko fisik, psikologis, maupun sosial
akibat tindakan dan pengobatan yang akan dilakukan hendaknya seminimal
mungkin.
11
4) Asas kejujuran (Veracity)
Dokter dan perawat hendaknya mengatakan secara jujur dan jelas apa yang akan
dilakukan, serta akibat yang dapat terjadi. Informasi yang diberikan hendaknya
sesuai dengan tingkat pendidikan klien.
5) Asas kerahasiaan (Confidentiality)
Dokter dan perawat harus menghormati privasi dan kerahasiaan klien, meskipun
klien telah meninggal.
6) Asas keadilan (Justice)
Dokter dan perawat harus berlaku adil dan tidak berat sebelah
Keenam asas etik diatas dituangkan dalam suatu kesepakatan nasional yang
pada umumnya disebut kode etik di bidang profesi kesehatan termaksut di dalamnya
kode etik keperawatan di indonesia. (Fendi Efendi, Makhfudli, 2009 : 28)
Sedangkan tujuan etika keperawatan menurut “Nasional For Nursing (NLN)”
(pusat pendidikan tenaga keperawatan milik perhimpunan perawat Amerika adalah
sebagai berikut :
1. Meningkatkan pengertian peserta didik tentang hubungan antar profesi kesehatan
lain dan mengerti akan pesan dan fungsi anggota tim kesehatan tersebut.
2. Menggembangkan potensi pengambilan keputusan yang bersifat moralitas yaitu
keputusan tentang baik dan buruk yang dipertanggung jawabkan kepada Tuhan
sesuai dengan kepercayaannya.
3. Mengembangkan sikap personal atau pribadi dan sikap professional.
4. Menggembangkan pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk dasar
praktek keperawatan profesional.
5. Memberikan kesempatan untuk menerapakan ilmu dan prinsip etika keperawatan
dalam praktek dan situasi yang nyata.
Adapun Tujuan etika keperawata menurut Biro Ethics Commission on
Teaching Amerika yaitu :
1. Mengenal dan mendefinisikan unsur-unsur moral dalam praktek keperawatan
2. Membentuk strategi atau cara-cara dan menganalisa masalah-masalah moral yang
terjadi dlaam praktek keperawatan.
12
3. Menghubungkan prisip-prinsip moral atau pelajaran yang baik dapat
dipertanggung jawabkan kepada diri sendiri, keluarga, masyarakat dan kepada
Tuhan sesuai denga kepercayaannya.
Kontens Kode Etik Keperawatan
Kode etik keperawatan Indonesia telah disusun oleh Dewan Pimpinan Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia, melalui Munas PPNI di Jakarta pada tanggal
29 November 1989. Kode etik tersebut terdiri atas limat bab dan 16 pasal, dimana:
Menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan
masyarakat yang terdiri atas 4 pasal.
Bab 1. Tanggung jawab Perawat, terhadap Masyarakat, keluarga dan penderita
1. Perawat dalam rangka pengabdianynya senantiasa berpedoman kepada tanggung
jawab yang pangkal tolaknya bersumber dari adanya kebutuhan akan perawat
untuk individu, keluarga dan masyarakat.
2. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya di bidang keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nila budaya, adat
istiadat, dan kelangsungan hidup beragama dari orang seorang, keluarga dan
masyarakat.
3. Perawat dalam melaksanakan kewajibannya bagi orang seorang, keluarga dan
masyarakat senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ihlas sesuai dengan martabat
dan tradisi luhur perawatan.
4. Perawat senantiasa menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan orang
seorang, keluarga dan masyarakat dalam mengambil prakarsa dan mengadakan
upaya kesejahteraan umum sebagai bagian dari tugas, kewajiban bagi kepentingan
masyrarakat.
Bab 2. Menjelaskan tengtang tanggung jawab perawat terhadap tugasnya yang terdiri
atas lima pasal.
1. Perawat senantiasa merawat mutu pelayanan yang tinggi disertai kejujuran
profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan perawat sesuai
dengan kebutuhan orang seoaranng atau penderita, keluarga dan masyarakat.
13
2. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan yang
dipercayakan kepaanya.
3. Perawat tidak akan mempergunakan pengetahuan dan keterampilan perawatan
untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
4. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan
penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,
kesukuan, warna kulit, umur jenis kelamin, aliran politik yang dianut serta
kedudukan sosial.
5. Perawat senantiasa mengupayakan perlindungan dan keselamatan penderita dalam
melaksanakan tugas keperawatan serta dengan matang mempertimbangkan
kemampuan menerima atau mengalihtugaskan tanggung jawab yang ada
hubungannnya dengan perawatan.
Bab 3.Menjelaskan tanggung jawab terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan
lainnya yang terdiri dari 2 pasal. Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat
dan profesi kesehatan lainnya
1. Perawat senantiasa memelihara hubungan yang baik antar sesama perawat dan
dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalm mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh.
2. Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan keterampilan dan
pengalamannya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan
pengalaman dari profesi lain bidang perawatan.
Bab 4. Menjelaskan tentang tanggung jawab perawat terhadap profesi keperawatan yang
terdiri dari empat pasal.
1. Perawat selalu berusaha meningkatkan kemampuan profesional secara sendiri-
sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan perawatan.
2. Perawat selalu menunjang tinggi nama baik profesi perawat dengan menunjukan
perilaku dan sifat-sifat pribadi yang luhur.
14
3. Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkan dlam kegiatan-kegiatan pelayanan dan
pendidikan perawatan.
4. Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi
perawatan sebagai sarana pengabdian.
Bab 5. Menjelaskan tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa, dan tanah air
yang terdiri dari dua pasal.
1. Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan
yang digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan perawatan.
2. Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada
pemerintah dalam menigkatkan pelayanan kesehatan dan perawatan kepada
masyarakat.
15
PPNI didirikan pada tanggal 17 Maret 1974 dan merupakan gabungan
dari berbagai organisasi keperawatan di masa itu, seperti IPI (Ikatan Perawat
Indonesia), PPI (Persatuan Perawat Indonesia), IGPI (Ikatan Guru Perawat
Indonesia), IPWI (Ikatan Perawat Wanita Indonesia). Setiap orang yang telah
menyelesaikan pendidikan keperawatan yang sah dapat mendaftarkan diri
sebagai anggota PPNI, dan semua siswa/ mahasiswa keperawatan yang sedang
belajar dapat disebut sebagai calon anggota.
16
d) Struktur Organisasi PPNI
Jenjang organisasi di dalam PPNI adalah sebagai berikut :
1) Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
2) Dewan Pimpinan Daerah Tingkat I (DPD I)
3) Dewan Pimpinan Daerah Tingkat II (DPD II)
4) Komisariat PPNI (penguruh pada institusi dengan jumlah anggota 25 orang)
Struktur organisasi tingkat pusat adalah sebagai berikut :
1) Ketua umum sebagai puncak tertinggi kepemimpinan. Di bawahnya ada
beberapa ketua bidang seperti :
2) Pembinaan organisasi
3) Pembinaan pendidikan dan latihan
4) Pembinaan pelayanan
5) Pembinaan IPTEK
6) Pembinaan kesejahteraan
7) Sekretaris jenderal sebagai wakil ketua untuk urusan kesekretariatan dan
administrasi. Sekretaris berjumlah 5 orang sesuai dengan beberapa
departemen di bawah ini.
8) Departemen organisasi, keanggotaan, dan kaderisasi
9) Departemen pendidikan
10) Departemen pelatihan
11) Departemen pelayanan di rumah sakit
12) Departemen pelayanan di puskesmas
13) Departemen penelitian
14) Departemen hubungan luar negeri
15) Departemen kesejahteraan anggota
16) Departemen pembinaan yayasan
e) Keanggotaan PPNI
Lama kepengurusan adalah 5 tahun dan dipilih dalam Musyawarah Nasional
atau Musyawarah Daerah yang juga diselenggarakan untuk :
17
1. Menyempurnakan AD/ ART
2. Perumusan program kerja
3. Pemilihan pengurus
h) Peran dan langkah nyata yang dilakukan oleh PPNI dalam rangka
pengembangan profesi keperawatan di Indonesia adalah :
18
3. Agar sistem pengembangan karir dapat terlaksana, PPNI bertanggung jawab
terhadap terlaksananya Program Pendidikan Berkelanjutan Bagi Perawat
(PBP/ CNE).
4. Menciptakan komunitas profesional, yaitu komunitas perawatan yang ada di
institusi pelayanan kesehatan dan pendidikan dan melaksanakan pelayanan/
asuhan keperawatan profesional, memiliki sistem nilai dan tanggung jawab
yang sama, merupakan bagian dari masyarakat keperawatan profesional.
5. Untuk menjamin kualitas pelayanan keperawatan yang diterima masyarakat,
maka PPNI telah menetapkan sistem legislasi keperawatan diawali dengan
adanya Keputusan Menteri Kesehatan No. 647 tentang Registrasi dan
Praktik Keperawatan. (Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2000)
19
seluruh dunia. Kode etik keperawatan menurut ICN (1973) menegaskan bahwa
keperawatan bersifat universal. Keperawatan tidak dibatasi oleh perbedaan
kebangsaan, ras, warna kulit, usia, jenis kelamin, aliran politik, agama, dan status
sosial.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang meliputi aspek bio-psilo-sosio-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga atau masyarakat yang sehat
maupun sakit yang mencangkup siklus hidup manusia. Keperawatan dapat dipandang
sebagai suatu profesi karena mempunyai body of knowledge, pendidikan berbasis
keahlian pada jenjang pendidikan tinggi, memberikan pelayanan kepada masyarakat
melalui praktik dalam bidang profesi, memiliki perhimpunan atau organisasi profesi,
memberlakukan kode etik keperawatan, otonomi dan motivasi bersifat altruistik.
Peran perawat profesional adalah pemberi asuhan keperawatan, pembuat keputusan
klinis, pelindung dan advokat klien, manager khusus, rehabilitator, pemberi
kenyamanan, komunikator, kolaborator, educator dan konsultan pembaharu.
B. Saran
Bagi mahasiswa keperawatan diharapakan mampu memahami dan menerapkan
keperawatan sebagai profesi,peran dan fungsi perawat dalam kehidupan sehari-hari
maupun nanti pada saat praktek lapangan, dan menjunjung tinggi kode etik
keperawatan.
21