Anda di halaman 1dari 4

BENTONIT

1. Proses keterbentukan di alam


a. Faktor pelapukan batuan
Faktor utama yang menyebabkan terjadinya pelapukan adalah
komposisi kimiawi dari mineral penyusun batuan induk, dan kelarutannya
dalam air. Mineral-mineral utama dalam pembentukan bentonite adalah
plagioklas, kalium-feldspar, muskovit, biotit dan sedikit kandungan
senyawa alumina dan ferromagnesian. Secara umum, faktor yang
mempengaruhi proses pelapukan batuan ini adalah iklim, jenis batuan,
relief, dan tumbuh-tumbuhan yang berada di atas batuan tersebut.
Pembentukan bentonit sebagai hasil dari pelapukan batuan dapat
disebabkan karena adanya reaksi dari ion-ion hidrogen yang terdapat di
dalam air dan di dalam tanah dengan persenyawaan silikat yang terdapat
di dalam batuan.
b. Faktor Hidrothermal di alam
Proses hidrothermal mempengaruhi alterasi yang sangat lemah,
sehingga mineral-mineral yang kaya akan magnesium seperti biotit dan
hornblende cenderung membentuk mineral klorit. Pada alterasi lemah,
kehadiran unsur-unsur logam alkali dan alkali tanah kecuali kalium,
mineral mika, ferromagnesian, feldspar dan plagioklas pada umumnya
akan membentuk montmorilonit, terutama disebabkan karena adanya
unsur magnesium. Larutan hidrothermal merupakan larutan yang bersifat
asam dengan kandungan klorida, sulfur, karbon dioksida, dan silika.
Larutan alkali ini selanjutnya akan terbawa keluar dan bersifat basa, dan
akan tetap bertahan selama unsur alkali tanah tetap terbentuk sebagai
akibat penguraian batuan asal. Pada alterasi lemah, adanya unsur alkali
tanah akan membentuk bentonit.
c. Faktor transformasi dan ditversifikasi mineral2 dari gunung api
Proses transformasi pengubahan abu vulkanis yang mempunyai
komposisi gelas akan menjadi mineral lempung mengalami devitrifikasi
perlahan-lahan yang lebih sempurna, terutama pada daerah danau,
lautan, dan cekungan sedimentasi. Transformasi dari gunung berapi yang
sempurna akan terjadi apabila debu gunung berapi diendapkan dalam
cekungan seperti danau dan air. Bentonit yang berasal terjadi akibat
proses transformasi pada umumnya bercampur dengan sedimen laut
lainnya yang berasal dari daratan, seperti batu pasir dan danau.
d. Faktor pengendapan batuan
Proses pengendapan bentonit secara kimiawi dapat terjadi
sebagai endapan sedimen dalam suasana basa alkali yang sangat silika
Authegenic neoformation , dan terbentuk pada cekungan sedimen yang
bersifat basa, dimana unsur pembentuknya antara lain: karbonat, silika
pipih, fosfat laut, dan unsur lainnya yang bersenyawa dengan unsur
Aluminium dan Magnesium.

2. Proses pengolahan bentonit dan hasil akhir


Hasil bentonit dari tambang yang berupa bongkahan diangkut dengan
truk menuju pabrik pengolahan dengan melalui beberapa proses yaitu
penghancuran, pemanasan, penggilingan dan pengayakan. Untuk pengecilan
ukuran, digunakan temperatur 480 F. tujuan pengeringan adalah mengurangi
kadar air rata-rata 30% menjadi kadar air rata-rata sebesaar 8%. sedangkan
penggerusan dan pengemasan, umumnya bentonit digerus sampai 200 mesh
dengan micro grider dan untuk mendapatkan - 200 mesh digunakan classifier
a. Proses pengolahan bentonit untuk urea molasses block
bahan utama yang diperlukan antara lain mollasses (tetes tebu)
sebagai sumber energi, pupuk urea sebagai sumber nitrogen (protein) dan bahan
pengisi berupa dedak padi, dedak gandum, bungkil kelapa, bungkil biji kapuk,
sebagai bahan pengeras dipakai bentonit, tepung batugamping dan sebagai
bahan tambahan dipakai garam dapur dan mineral campuran. Proses
pengolahan adalah sebagai berikut :
 Cara Dingin - Cara ini hanya digunakan dengan mencampur
mollasses dan urea dengan bahan lain sebagai bahan
pengisi, pengeras dan bahan tambahan lainnya sampai
adonan menjadi merata kemudian dipadatkan dengan
cetakan. Cara ini digunakan apabila mollasses yang diolah
relatif sedikit.
 Cara Hangat - Mula-mula mollasses dipanaskan sampai
suhu antara 400 C dan 500 C. Setelah tercapai kondisi suhu
tersebut maka dicampur dengan urea, bahan pengisi
pengeras dan bahan tambahan lainnya. Setelah adonan
menjadi rata kemudian dicetak dan dipadatkan sesuai
dengan ukuran yang telah ditentukan.
 Cara Panas - Pembuatan makanan ternak dengan cara
panas dilakukan apabila jumlah mollasses (tetes tebu) dan
bahan pengisi dipanaskan sampai suhu 1000 C - 1200 C
selama 10 menit. Setelah adonan didinginkan sampai suhu
700 C maka adonan dicampur dengan urea dan bahan
pengeras lainnya kemudian dituangkan ketempat
percetakannya dan adonan tersebut diaduk terus agar tidak
mengeras. Jumlah bentonit yang dicampurkan ke dalam
adonan adalah sebanyak 2 - 6 % dari jumlah adonan.
b. Proses pengolahan bentonit untuk lumpur pemboran
Pengecilan ukuran bentonit digunakan hammer hingga ukuran 0,25 inch.
Selanjutnya dilakukan proses pengeringan dengan temperatur 480 F. Alat yang
dipakai adalah Rotary Drier. Dengan adanya proses pengeringan ini diharapkan
air dapat dikurangi dari kadar rata-rata 30 % menjadi rata-rata 8 %.Setelah
proses pengeringan selesai selanjutnya dilakukan proses penggilingan dengan
menggunakan mikro grinder sampai mencapai ukuran 200 mesh. Untuk ukuran
sampai - 200 dapat digunakan alat Classifier ataupun Cyclone.Bentonit yang
digunakan sebagai persyaratan lumpur pemboran adalah Bentonit jenis Na-
Bentonit. Untuk bentonit jenis Ca-Bentonit, di dalam proses pengolahan
dicampurkan dengan Sodium Karbonat atau Soda Abu (Na2CO3). Persyaratan
Bentonit untuk lumpur pemboran menurut American Petroleum Institute :
 Kekentalan untuk larutan 10 gr dalam 350 ml air adalah > 8 Cp
 Hilang dalam penyaringan melalui kertas pelapis (filter)
 Sisa yang tertampung oleh 200 mesh adalah < 2,5 %
 Kandungan uap air (kelembaban) adalah < 12 %
 Oil Companies Materials Association (OCMA).
 Kekentalan dalam larutan 6,5 gr bentonit dalam 100ml cairan dasar
adalah >15 Cp.
 Hilang melalui kertas filter untuk larutan 7,5 gr dalam 100 ml air adalah
<15 ml.
 Kandungan uap air adalah < 15 %
 Sisa pada 200 mesh pada penyaringan basah adalah < 2,5 %.
 Lepas dari 100 mesh pada penyaringan kering adalah > 98 %

Anda mungkin juga menyukai