PEMBELAJARAN
Disusun oleh :
Nenny Wahyuni (180710034)
Wirdaturrahmah (180710037)
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini tepat waktu dengan judul “PRINSIP-PRINSIP YANG PERLU
DIPERHATIKAN DALAM PEMBELAJARAN”. Guna dapat di perjelaskan
kepada rekan Mahasiswa/Mahasiswi serta Bapak/Ibu Dosen sekalian.
Kami telah melakukan berbagai kegiatan untuk mencari informasi dan
pengumpulan data dalam penyusunan makalah ini, agar isi dari makalah ini dapat
disesuaikan dengan aplikasi serta informasi yang sebenarnya.
Disisi lain kami juga menyadari masih banyak kekurangan dari makalah ini.
Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
terkhususnya dosen maupun rekan-rekan civitas akademika, untuk menambah
penyempurnaan dalam isi makalah ini. Terimakasih kami sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga menjadi amal dan mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin
Penyusun kelompok 7
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan...........................................................................................9
3.2 Saran......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Salah satu tugas guru adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini tentu
saja tidak dapat di lakukan sembarangan, tetapi harus menggunakan teori-teori
dan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisa bertindak secara tepat. Oleh
karenanya, sebagai calon guru perlu mempelajari teori dan prinsip-prinsip belajar
yang dapat membimbing aktivitas dalam merencanakan dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Walaupun teori belajar tidak dapat diharapkan
menentukan langkah demi langkah prosedur pembelajaran, namun bisa memberi
arah prioritas-prioritas dalam tindakan guru. Dalam perencanaan pembelajaran,
prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas belajar kemungkinan dalam
pembelajaran.
Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-
prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. Guru
dapat terhindar dari tindakan-tindakan yang kelihatannya baik tetapi nyatanya
tidak berhasil meningkatkan proses belajar siswa. Selain itu dengan teori dan
prinsip-prinsip belajar, ia memiliki dan mengembangkan sikap yang diperlukan
untuk menunjang peningkatan belajar siswa.
Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli
yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Dari berbagai
prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relativ berlaku umum yang
dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang
perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya
meningkatkan mengajarnya. Prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi,
keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan
dan penguatan, serta perbedaan individual. Oleh karena itu, untuk lebih
lengkapnya akan penulis bahas dalam materi pembahasan di bawah ini dengan
judul “ Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran “.
1
2. Apa saja prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran ?
3. Apa saja kekhususan prinsip pembelajaran menurut para ahli pada masing-
masing ranah pembelajaran ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Prinsip kesiapan
4
yang berkenaan dengan dorongan psikologis sebagai individu dalam diri siswa
sebagai berikut:
a. Setiap individu tidak hanya didorong oleh pemenuhan aspek-aspek
biologis, sosial dan emosional, akan tetapi individu perlu juga dorongan untuk
mencapai sesuatu yang lebih dari yang ia miliki saat ini.
b. Pengetahuan tentang kemajuan yang dicapai dalam memenuhi tujuan
mendorong terjadinya peningkatan usaha.
c. Motivasi dipengaruhi oleh unsur-unsur kepribadian.
d. Rasa aman dan keberhasilan dalam mencapai tujuan cenderung
meningkatan motivasi belajar.
e. Motivasi bertambah bila para pelajar memiliki alasan untuk percaya
bahwa sebagian besar dari kebutuhannya dapat dipenuhi.
f. Kajian dan penguatan guru, orang tua dan teman seusia berpengaruh
terhadap motivasi dan perilaku.
g. Insentif dan hadiah material kadang-kadang berguna dalam situasi kelas,
memang ada bahayanya bila anak bekerja karena ingin mendapat hadiah dan
bukan karena memang ingin belajar.
h. Kompetisi dan insentif dalam waktu tertentu dapat meningkatkan
motivasi.
5
f. Tahap akhir belajar seyogyanya memasukkan usaha untuk menarik
generalisasi, yang pada gilirannya nanti dapat lebih memperkuat retensi dan
transfer.
4. Prinsip Keaktifan
6
mengetahui kemampuan-kemampuan dirinya, sehingga memungkinkan
tumbuhnya dorongan atau motivasi untuk mengembangkan diri.
6. Prinsip Pengulangan
Teori belajar klasik yang memberikan dukungan paling kuat terhadap
prinsip belajar pengulangan ini adalah teori ini, belajar adalah melatih daya-daya
yang ada pada manusia yang meliputi daya berpikir, mengingat, mengamati,
menghapal, menanggapi dan sebagainya.melalui latihan-latihan maka daya-daya
tersebut semakin lambat perkembangannya.
Stephen R.Covey, pengarang buku “The 7 Habits of Effective People”,
mengemukakan bahwa kebiasaan sebagai titik pertemuan dari pengetahuan,
keterampilan dan keinginan. Pengetahuan adalah paradigma teoritis, apa yang
harus dilakukan dan mengapa. Keterampilan adalah bagaimana melakukannya.
Dan keinginan adalah motivasi, keinginan untuk melakukan. Agar sesuatu bisa
menjadi kebiasaan dalam hidup kita, kita harus mempunyai ketiga hal tersebut.
Adapun implikasi prinsip-prinsip pengulangan bagi guru adalah:
a. Memilih pembelajaran yang berisi pesan yang membutuhkan
pengulangan.
b. Merancang kegiatan pengulangan.
c. Mengembangkan soal-soal latihan.
d. Mengimplementasikan kegiatan-kegiatan pengulangan bervariasi.
Sedangkan pada siswa sangat dituntut untuk memiliki kesadaran yang
mendalam agar bersedia melakukan pengulangan latihan-latihan baik ditugaskan
oleh guru maupun atas inisiatif dan dorongan diri sendiri.
7. Prinsip Tantangan
Depoter (2000:23) mengemukakan bahwa studi-studi menunjukkan bahwa
siswa lebih banyak belajar jika pelajarannya memuaskan, menanatang serta
ramah, dan mereka memiliki peran di dalam pengambilan keputusan. Bilamana
anak merasa tertantang dalam suatu pelajaran, maka ia dapat mengabaikan
aktivitas lain yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya.
7
Model-model pembelajaran yang menempatkan siswa hanya menerima saja
apa yang diberikan atau disampaikan oleh guru, memiliki kadar keterlibatan
mental yang sangat rendah. Beberapa bentuk kegiatan berikut dapat dijadikan
sebagai acuan bagi guru untuk menciptakan tantangan dalam kegiatan belajar,
yaitu:
a. Merancang dan mengelola kegiatan inquiry dan eksperimen;
b. Memberikan tugas-tugas pemecahan masalah kepada siswa;
c. Mendorong siswa untuk membuat kesimpulan pada setiap sesi
pembelajaran;
d. Mengembangkan bahan-bahan pembelajaran yang menarik;
e. Membimbing siswa menemukan fakta, konsep, prinsip dan generalisasi;
f. Merancang dan mengelola kegiatan diskusi.
8
a. Penguatan verbal, yaitu penguatan yang diberikan guru berupa kata-
kata/kalimat yang diucapkan, seperti: “bagus”, “baik”, “smart”, “tepat” dan
sebagainya.
b. Penguatan gestural, yaitu penguatan berupa gerak tubuh atau mimik
muka yang memberi arti/kesan baik kepada peserta didik. Penguatan gestural
dapat berupa; tepuk tangan, acungan jempol, anggukan, tersenyum, dan
sebagainya.
c. Penguatan dengan cara mendekati, yaitu perhatian guru terhadap
perilaku peserta didik dengan cara mendekatinya. Penguatan dengan cara
mendekati ini dapat dilakukan ketika peserta didik menjawab pertanyaan,
bertanya, berdiskusi atau sedang melakukan aktivitas-aktivitas lainnya.
d. Penguatan dengan cara sentuhan, yaitu penguatan yang dilakukan guru
dengan cara menyentuh peserta didik, seperti menepuk pundak, menjabat tangan,
mengusapk kepala atau bentuk lainnya.
e. Penguatan dengan cara memberikan kegiatan yang menyenangkan.
Memberikan penghargaan kepada kemampuan peserta didik dalm suatau bidang
tertentu, seperti peserta didik yang pandai bernyanyi diberikan kesempatan untuk
melatoih vokal pada temannya.
f. Penguatan berupa tanda atau benda, yaitu memberikan penguatan
kepada peserta didik berupa simbol-simbol atau benda-benda. Penguatan ini dapat
berupa komentar tertulis atas karya peserta didik, hadiah, piagam, lencana dan
sebagainya.
9
Dalam pandangan DePorter & Henarcki (2001:117) terdapat tiga
karakteristik atau modalitas belajar siswa yang perlu diketahui oleh setiap
pendidik dalam prose pembelajaran,yaitu:
a. Orang-orang yang visual, yang seringkali ditandai suka mencoret-coret
ketika berbicara di telpon, berbicara dengan tepat, lebih suka melihat peta dari
pada mendengarkan penjelasan;
b. Orang-orang yang auditorial, yang sering ditandai suka berbicara
sendiri, lebih suka mendengarkan ceramah atau seminar daripada membaca buku ,
lebih suka berbicara daripada menulis;
c. Orang-orang yang kinestetik, yang sering ditandai berpikir lebih baik
ketika bergerak atau berjalan, banyak menggerakkan anggota tubuh ketika
berbicara, sulit untuk duduk dan diam.
Secara lebih spesifik berkenaan dengan implikasi atau penerapan prinsip-
prinsip perbedaan individual dalam proses pembelajaran, terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan guru sebagai berikut:
a. Para siswa harus dapat dibantu untuk memahami kekuatan dan
kelemahan dirinya untuk selanjutnya mendapat perlakuan dan layanan kegiatan
belajar yang mereka butuhkan
b. Para siswa harus terus didorong untuk mampu memahami potensi
dirinya dan untuk selanjutnya mampu merencanakan dan melaksanakan kegiatan
c. Peserta didik membutuhkan variasi layanan, tugas, bahan dan metode
yang selaras dengan minat, tujuan dan latar belakang mereka
d. Para siswa harus dapat dibantu untuk memahami kekuatan dan
kelemahan dirinya serta pemenuhan kebutuhan belajar maupun bimbingan yang
berbeda denga siswa-siswa yang lain
e. Kesempatan-kesempatan yang tersedia untuk belajar dapat lebih
diperkuat bilamana para siswa tidak merasa terancam oleh proses yang ia ikuti
serta lingkungannya sehingga mereka memiliki keleluasaan untuk berpartisipasi
secara efektif dalam kegiatan belajar.
10
2.3 Prinsip Pembelajaran Menurut Para Ahli Pada Masing-Masing Ranah
Pembelajaran
Disamping prinsip-prinsip diatas, adapun beberapa prinsip belajar
yang dikaji dari ranah pembelajaran, yaitu:
1. Prinsip Belajar Kognitif
Beberapa hal berikut ini sangat penting diperhatikan dalam proses pembelajaran
kognitif:
a. Perhatian harus dipusatkan pada aspek-aspek lingkungan yang relevan
sebelum proses belajar kognitif terjadi
b. Hasil belajar kognitif akan bervariasi sesuai dengan taraf dan jenis perbadaan
individual yang ada
c. Bentuk-entuk kesiapan perbendaharaan kata atau kemampuan membaca,
kecakapan dan pengalaman berpengaruh langsung terhadp proses belajar
kognitif
d. Pengalaman belajar harus di organisasikan kedalam satuan-satuan atau unit-
unit yang sesuai
e. Bila menyajikan konsep, kebermaknaan dalam konsep amatlah penting.
Perilaku mencari, penerapan, pendefinisian resmi dan penilaian sangat di
perlikan untuk menguji bahwa suatu konsep benar-benar bermakna
f. Dalam memecahkan masalah, para siswa harus dibantu untuk mendefinisikan
dan membatasi lingkup masalah, menemukan informasi yang sesuai,
menafsirkan dan menganalisis masalah dan memungkinkan tumbuhnya
kemampuan berfikir yang multy dimensional (divergent thinking).
11
d. Bagaimana para siswa menyesuaikan diri dan memberi reaksi terhadap situasi
akan memberi dampak dan pengaruh terhadap proses belajar afektif
e. Dalam banyak kesempatan nilai-nilai penting yang dieroleh pada maas kanak-
kanak akan tetap melekat sepanjang hayat
f. Proses belajar di sekolah dan kesehatan mental memiliki hubungan yang erat
g. Model interaksi guru dan dan siswa yang positif dalam proses pembelajaran di
kelas, dapat memberikan kontribusi bagi tumbuhnya sikap positif di kalangan
siswa
h. Para siswa dapat dibantu agar lebih matang dengan cara memberikan
dorongan bagi mereka untuk lebih mengenal dan memahami sikap, peranan
serta emosi.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti
Depdiknas.
14