Anda di halaman 1dari 17

PRINSIP-PRINSIP YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM

PEMBELAJARAN

Disusun oleh :
Nenny Wahyuni (180710034)
Wirdaturrahmah (180710037)

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini tepat waktu dengan judul “PRINSIP-PRINSIP YANG PERLU
DIPERHATIKAN DALAM PEMBELAJARAN”. Guna dapat di perjelaskan
kepada rekan Mahasiswa/Mahasiswi serta Bapak/Ibu Dosen sekalian.
Kami telah melakukan berbagai kegiatan untuk mencari informasi dan
pengumpulan data dalam penyusunan makalah ini, agar isi dari makalah ini dapat
disesuaikan dengan aplikasi serta informasi yang sebenarnya.
Disisi lain kami juga menyadari masih banyak kekurangan dari makalah ini.
Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
terkhususnya dosen maupun rekan-rekan civitas akademika, untuk menambah
penyempurnaan dalam isi makalah ini. Terimakasih kami sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga menjadi amal dan mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. Aamiin

Reulet, 12 Maret 2020

Penyusun kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar belakang.......................................................................................1

1.2 Rumusan masalah..................................................................................1

1.3 Tujuan masalah.....................................................................................1

BAB II......................................................................................................................2

PEMBAHASAN......................................................................................................2

2.1 Pengertian Teori Belajar Behaviorisme................................................2

2.2 Tokoh Teori Belajar Behaviorisme.......................................................3

2.3 Kelebihan dan Kelemahan Teori Behaviorisme...................................7

BAB III....................................................................................................................9

PENUTUP................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan...........................................................................................9

3.2 Saran......................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Salah satu tugas guru adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini tentu
saja tidak dapat di lakukan sembarangan, tetapi harus menggunakan teori-teori
dan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisa bertindak secara tepat. Oleh
karenanya, sebagai calon guru perlu mempelajari teori dan prinsip-prinsip belajar
yang dapat membimbing aktivitas dalam merencanakan dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar. Walaupun teori belajar tidak dapat diharapkan
menentukan langkah demi langkah prosedur pembelajaran, namun bisa memberi
arah prioritas-prioritas dalam tindakan guru. Dalam perencanaan pembelajaran,
prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas belajar kemungkinan dalam
pembelajaran.
Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-
prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. Guru
dapat terhindar dari tindakan-tindakan yang kelihatannya baik tetapi nyatanya
tidak berhasil meningkatkan proses belajar siswa. Selain itu dengan teori dan
prinsip-prinsip belajar, ia memiliki dan mengembangkan sikap yang diperlukan
untuk menunjang peningkatan belajar siswa.

Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli
yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Dari berbagai
prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relativ berlaku umum yang
dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang
perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya
meningkatkan mengajarnya. Prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi,
keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan
dan penguatan, serta perbedaan individual. Oleh karena itu, untuk lebih
lengkapnya akan penulis bahas dalam materi pembahasan di bawah ini dengan
judul “ Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran “.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang di maksud dengan prinsip-prinsip belajar ?

1
2. Apa saja prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran ?
3. Apa saja kekhususan prinsip pembelajaran menurut para ahli pada masing-
masing ranah pembelajaran ?

1.3 Tujuan masalah


1. Untuk megetahui prinsip-prinsip belajar.
2. Untuk megetahui apa saja prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran.
3. Untuk megetahui prinsip pembelajaran menurut para ahli pada masing-
masing ranah pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian prinsip-prinsip belajar


Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk mampu
mengembangkan potensi-potensi peserta didik secara optimal. Upaya untuk
mendorong terwujudnya perkembangan potensi peserta didik tersebut
tentunya merupakan suatu proses panjang yang tidak dapat diukur dalam
periode tertentu,apalagi dalam waktu yang sangat singkat.
Davies (1992:32), mengingatkan beberapa hal yang dapat menjadikan
kerangka dasar bagi penerapan prinsip-prinsip belajar dalam proses
pembelajaran,yaitu:

1. Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya.


2. Setiap murid belajar menuntut tempo (kecepatannya) sendiri dan untuk setiap
kelompok umur,terdapat variasi dalam kecepatan belajar.
3. Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberi
penguatan(reinforcement).
4. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran,
memungkinkan murid belajar secara lebih berarti.
5. Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia
lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan mengingat lebih baik.

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan


kreatifitas pengajar. Pembelajaran yang memiliki motivasi tinggi ditunjang
dengan pengajar yang mampu mempalisitasi motivasi tersebut akan membawa
pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat di ukur melalui
perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain
pembelajaran yang baik, di tunjang fasilitas yang memadai, di tambah dengan
kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.

2.2 Prinsip-prinsip Pembelajaran


Berikut ini diuraikan beberapa prinsip belajar yang dapat dikembangkan
dalam proses pembelajaran:

3
1. Prinsip kesiapan

Kesiapan yaitu suatu kondisi individu yang memungkinkan ia dapat


belajar Aspek meliputi: kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar
belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-
faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar.
2. Prinsip Perhatian dan Motivasi

Motivasi merupakan tenaga pendorong bagi seseorang agar memiliki energi


atau kekuatan melakukan sesuatu dengan penuh semangat. Motivasi sebagai suatu
kekuatan yang mampu mengubah energi dalam diri seseorang dalam bentuk
aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi terkait erat dengan kebutuhan. Semakin besar kebutuhan seseorang
akan sesuatu yang ingin dicapai, maka akan semakin kuat motivasi untuk
mencapainya. Hanya dengan motivasilah anak didik dapat tergerak hatinya untuk
belajar bersama teman-temannya yang lain (Djamarah: 2006).
Dalam kegiatan belajar, peran guru sangat penting di dalam menumbuhkan
motivasi belajar siswa. Menyadari bahwa motivasi terkait erat dengan kebutuhan,
maka tugas guru adalah meyakinkan para siswa agar tujuan belajar yang ingin
diwujudkan menjadi suatu kebutuhan bagi setiap siswa. Guru hendaknya dapat
meyakinkan siswa bahwa hasil belajar yang baik adalah suatu kebutuhan guna
mencapai sukses yang dicita-citakan.
Motivasi dapat bersifat internal dan eksternal. Beberapa penulis atau ahli
yang lain menyebutnya motivasi instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi internal dan
instrinsik, adalah dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan suatu
aktivitas.
Motivasi eksternal adalah dorongan yang berasal dari luar diri individu.
Motivasi eksternal melalui proses belajar dan interaksi individu dengan
lingkungannya dapat berubah menjadi motivasi internal. Proses perubahan dari
motivasi ekstrinsik menjadi motivasi instrinsik pada seseorang disebut
“transformasi motif”. (Dimyati dan Mudjiono: 1994).
Penerapan prinsip-prinsip motivasi dalam proses pembelajaran akan dapat
berlangsung dengan baik, bialamana guru memahami memahami beberapa aspek

4
yang berkenaan dengan dorongan psikologis sebagai individu dalam diri siswa
sebagai berikut:
a.       Setiap individu tidak hanya didorong oleh pemenuhan aspek-aspek
biologis, sosial dan emosional, akan tetapi individu perlu juga dorongan untuk
mencapai sesuatu yang lebih dari yang ia miliki saat ini.
b.      Pengetahuan tentang kemajuan yang dicapai dalam memenuhi tujuan
mendorong terjadinya peningkatan usaha.
c.       Motivasi dipengaruhi oleh unsur-unsur kepribadian.
d.      Rasa aman dan keberhasilan dalam mencapai tujuan cenderung
meningkatan motivasi belajar.
e.       Motivasi bertambah bila para pelajar memiliki alasan untuk percaya
bahwa sebagian besar dari kebutuhannya dapat dipenuhi.
f.       Kajian dan penguatan guru, orang tua dan teman seusia berpengaruh
terhadap motivasi dan perilaku.
g.      Insentif dan hadiah material kadang-kadang berguna dalam situasi kelas,
memang ada bahayanya bila anak bekerja karena ingin mendapat hadiah dan
bukan karena memang ingin belajar.
h.      Kompetisi dan insentif dalam waktu tertentu dapat meningkatkan
motivasi.

3. Prinsip Transfer dan Retensi

Berkenaan dengan proses transfer dan retensi terdapat beberapa prinsip


yaitu:
a.       Tujuan belajar dan daya ingat dapat menguat retensi.
b.      Bahan yang bermakna bagi pelajar dapat diserap lebih baik.
c.       Retensi seseorang dipengaruhi oleh kondisi psikis dan fisik dimana
proses belajar itu terjadi.
d.      Latihan yang terbagi-bagi memungkinkan retensi yang lebih baik.
e.       Penelaahan bahan-nahan faktual, keterampilan dan konsep dapat
meningkatkan retensi.

5
f.       Tahap akhir belajar seyogyanya memasukkan usaha untuk menarik
generalisasi, yang pada gilirannya nanti dapat lebih memperkuat retensi dan
transfer.

4. Prinsip Keaktifan

Keaktifan anak dalam belajar merupakan persoalan penting dan mendasar


yang harus dipahami, disadari dan dikembangkan oleh setiap guru di dalam proses
pembelajaran. demikian pula berarti harus dapat diterapkan oleh setiap siswa
dalam setiap bentuk kegiatan belajar. Keaktifan belajar ditandai oleh adanya
keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional dan fisik jika dibutuhkan.
Implikasi prinsip keaktifan atau aktivitas bagi guru di dalam proses
pembelajaran adalah:
a.       Memberi kesempatan, peluang seluas-luasnya kepada siswa untuk
berkreativitas dalam proses belajarnya.
b.      Memberi kesempatan melakukan pengamatan, penyelidikan atau inkuiri
dan eksperimen.
c.        Memberi tugas individual dan kelompok melalui kontrol guru.
d.      Memberikan pujian verbal dan non verbal terhadap siswa yang
memberikan respon terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
e.       Menggunakan multi metode dan multi media di dalam pembelajaran.

5. Prinsip Keterlibatan Langsung


Keterlibatan langsung siswa di dalam proses pembelajaran memiliki
intensitas keaktifan yang lebih tinggi.keterlibatan langsung siswa memberi banyak
sekali manfaat baik manfaat yang langsung dirasakan pada saat terjadinya proses
pembelajaran tersebut, maupun manfaat jangka panjang setelah proses
pembelajaran terjadi.
Bilamana proses belajar untuk mencapai perubahan-perubahan tersebut
melibatkan peran langsung siswa, maka akan terjadi perubahan-perubahan yang
lebih cepat karena siswa terlibat di dalam mengalami sendiri, atau mempraktekkan
sendiri dimensi-dimensi kemampuannya. Dengan demikian pula sekaligus siswa

6
mengetahui kemampuan-kemampuan dirinya, sehingga memungkinkan
tumbuhnya dorongan atau motivasi untuk mengembangkan diri.

6. Prinsip Pengulangan
Teori belajar klasik yang memberikan dukungan paling kuat terhadap
prinsip belajar pengulangan ini adalah teori ini, belajar adalah melatih daya-daya
yang ada pada manusia yang meliputi daya berpikir, mengingat, mengamati,
menghapal, menanggapi dan sebagainya.melalui latihan-latihan maka daya-daya
tersebut semakin lambat perkembangannya.
Stephen R.Covey, pengarang buku “The 7 Habits of Effective People”,
mengemukakan bahwa kebiasaan sebagai titik pertemuan dari pengetahuan,
keterampilan dan keinginan. Pengetahuan adalah paradigma teoritis, apa yang
harus dilakukan dan mengapa. Keterampilan adalah bagaimana melakukannya.
Dan keinginan adalah motivasi, keinginan untuk melakukan. Agar sesuatu bisa
menjadi kebiasaan dalam hidup kita, kita harus mempunyai ketiga hal tersebut.
Adapun implikasi prinsip-prinsip pengulangan bagi guru adalah:
a.       Memilih pembelajaran yang berisi pesan yang membutuhkan
pengulangan.
b.      Merancang kegiatan pengulangan.
c.       Mengembangkan soal-soal latihan.
d.      Mengimplementasikan kegiatan-kegiatan pengulangan bervariasi.
Sedangkan pada siswa sangat dituntut untuk memiliki kesadaran yang
mendalam agar bersedia melakukan pengulangan latihan-latihan baik ditugaskan
oleh guru maupun atas inisiatif dan dorongan diri sendiri.

7. Prinsip Tantangan
Depoter (2000:23) mengemukakan bahwa studi-studi menunjukkan bahwa
siswa lebih banyak belajar jika pelajarannya memuaskan, menanatang serta
ramah, dan mereka memiliki peran di dalam pengambilan keputusan. Bilamana
anak merasa tertantang dalam suatu pelajaran, maka ia dapat mengabaikan
aktivitas lain yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya.

7
Model-model pembelajaran yang menempatkan siswa hanya menerima saja
apa yang diberikan atau disampaikan oleh guru, memiliki kadar keterlibatan
mental yang sangat rendah. Beberapa bentuk kegiatan berikut dapat dijadikan
sebagai acuan bagi guru untuk menciptakan tantangan dalam kegiatan belajar,
yaitu:
a.       Merancang dan mengelola kegiatan inquiry dan eksperimen;
b.      Memberikan tugas-tugas pemecahan masalah kepada siswa;
c.       Mendorong siswa untuk membuat kesimpulan pada setiap sesi
pembelajaran;
d.      Mengembangkan bahan-bahan pembelajaran yang menarik;
e.       Membimbing siswa menemukan fakta, konsep, prinsip dan generalisasi;
f.       Merancang dan mengelola kegiatan diskusi.

8. Prinsip Balikan dan Penguatan


Prinsip balikan dan penguatan pada dasarnya merupakan implementasi dari
teori belajar yang dikemukakan oleh Skiner melalui Teori Operant
Conditioning dan salah satu hukum belajar dari Thorndike yaitu “law of effect”.
Menurut hukum belajar ini, siswa akan lebih bersemangat apabila mengetahui dan
mendapatkan hasil dan baik. Hasil belajar, apalagi hasil yang baik merupakan
balikan yang menyenangkan dan berpengaruh positif bagi upaya-upaya belajar
berikutnya.
Sumantri dan Permana (1999:274) mengemukakan secara khusus beberapa
tujuan dari pemberian penguatan,yaitu:
a.       Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
b.      Merangsang peserta didik berpikir lebih baik
c.       Menimbulkan perhatian peserta didik
d.      Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi
e.       Mengendalikan dan mengubah sikap negatif peserta didik dalam belajar
ke arah perilaku yang mendukung belajar

Terdapat beberapa jenis penguatan yang dapat dilakukan guru:

8
a.       Penguatan verbal, yaitu penguatan yang diberikan guru berupa kata-
kata/kalimat yang diucapkan, seperti: “bagus”, “baik”, “smart”, “tepat” dan
sebagainya.
b.      Penguatan gestural, yaitu penguatan berupa gerak tubuh atau mimik
muka yang memberi arti/kesan baik kepada peserta didik. Penguatan gestural
dapat berupa; tepuk tangan, acungan jempol, anggukan, tersenyum, dan
sebagainya.
c.       Penguatan dengan cara mendekati, yaitu perhatian guru terhadap
perilaku peserta didik dengan cara mendekatinya. Penguatan dengan cara
mendekati ini dapat dilakukan ketika peserta didik menjawab pertanyaan,
bertanya, berdiskusi atau sedang melakukan aktivitas-aktivitas lainnya.
d.      Penguatan dengan cara sentuhan, yaitu penguatan yang dilakukan guru
dengan cara menyentuh peserta didik, seperti  menepuk pundak, menjabat tangan,
mengusapk kepala atau bentuk lainnya.
e.       Penguatan dengan cara memberikan kegiatan yang menyenangkan.
Memberikan penghargaan kepada kemampuan peserta didik dalm suatau bidang
tertentu, seperti peserta didik yang pandai bernyanyi diberikan kesempatan untuk
melatoih vokal pada temannya.
f.       Penguatan berupa tanda atau benda, yaitu memberikan penguatan
kepada peserta didik berupa simbol-simbol atau benda-benda. Penguatan ini dapat
berupa komentar tertulis atas karya peserta didik, hadiah, piagam, lencana dan
sebagainya.

9. Prinsip Perbedaan Individual


Sebelum guru menentukan strategi pembelajaran, metode dan teknik-teknik
evaluasi yang akan dipergunakan, maka guru terlebih dahulu dituntut untuk
memahami karakteristik siswa dengan baik. Hal ini dikarenakan dari hasil
sejumlah riset menunjukkan bahwa keberagaman faktor. Seperti sikap siswa,
kemampuan dan gaya belajar, pengetahuan serta kemampuannya dan konteks
pembelajaran merupakan komponen yang memberikan dampak sangat penting
terhadap apa yang sesungguhnya harus siswa-siswa pelajari (Killen,1998:5).

9
Dalam pandangan DePorter & Henarcki (2001:117) terdapat tiga
karakteristik atau modalitas belajar siswa yang perlu diketahui oleh setiap
pendidik dalam prose pembelajaran,yaitu:
a.       Orang-orang yang visual, yang seringkali ditandai suka mencoret-coret
ketika berbicara di telpon, berbicara dengan tepat, lebih suka melihat peta dari
pada mendengarkan penjelasan;
b.      Orang-orang yang auditorial, yang sering ditandai suka berbicara
sendiri, lebih suka mendengarkan ceramah atau seminar daripada membaca buku ,
lebih suka berbicara daripada menulis;
c.       Orang-orang yang kinestetik, yang sering ditandai berpikir lebih baik
ketika bergerak atau berjalan, banyak menggerakkan anggota tubuh ketika
berbicara, sulit untuk duduk dan diam.
Secara lebih spesifik berkenaan dengan implikasi atau penerapan prinsip-
prinsip perbedaan individual dalam proses pembelajaran, terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan guru sebagai berikut:
a.       Para siswa harus dapat dibantu untuk memahami kekuatan dan
kelemahan dirinya untuk selanjutnya mendapat perlakuan dan layanan kegiatan
belajar yang mereka butuhkan
b.      Para siswa harus terus didorong untuk mampu memahami potensi
dirinya dan untuk selanjutnya mampu merencanakan dan melaksanakan kegiatan
c.       Peserta didik membutuhkan variasi layanan, tugas, bahan dan metode
yang selaras dengan minat, tujuan dan latar belakang mereka
d.      Para siswa harus dapat dibantu untuk memahami kekuatan dan
kelemahan dirinya serta pemenuhan kebutuhan belajar maupun bimbingan yang
berbeda denga siswa-siswa yang lain
e.       Kesempatan-kesempatan yang tersedia untuk belajar dapat lebih
diperkuat bilamana para siswa tidak merasa terancam oleh proses yang ia ikuti
serta lingkungannya sehingga mereka memiliki keleluasaan untuk berpartisipasi
secara efektif dalam kegiatan belajar.

10
2.3 Prinsip Pembelajaran Menurut Para Ahli Pada Masing-Masing Ranah
Pembelajaran
Disamping prinsip-prinsip diatas, adapun beberapa prinsip belajar
yang dikaji dari ranah pembelajaran, yaitu:
1.      Prinsip Belajar Kognitif
Beberapa hal berikut ini sangat penting diperhatikan dalam proses pembelajaran
kognitif:
a.       Perhatian harus dipusatkan pada aspek-aspek lingkungan yang relevan
sebelum proses belajar kognitif terjadi
b.      Hasil belajar kognitif akan bervariasi sesuai dengan taraf dan jenis perbadaan
individual yang ada
c.       Bentuk-entuk kesiapan perbendaharaan kata atau kemampuan membaca,
kecakapan dan pengalaman berpengaruh langsung terhadp proses belajar
kognitif
d.      Pengalaman belajar harus di organisasikan kedalam satuan-satuan atau unit-
unit yang sesuai
e.       Bila menyajikan konsep, kebermaknaan dalam konsep amatlah penting.
Perilaku mencari, penerapan, pendefinisian resmi dan penilaian sangat di
perlikan untuk menguji bahwa suatu konsep benar-benar bermakna
f.       Dalam memecahkan masalah, para siswa harus dibantu untuk mendefinisikan
dan membatasi lingkup masalah, menemukan informasi yang sesuai,
menafsirkan dan menganalisis masalah dan memungkinkan tumbuhnya
kemampuan berfikir yang multy dimensional (divergent thinking).

2.      Prinsip Belajar Afektif


Pembelajaran afektif dapat dilaksanakan dengan baik dalam upaya mencapai hasil
belajar yang diharapkan bilamana guru memperhatikan beberapa hal berikut:
a.       Sikap dan nilai tidak hanya diperoleh dari proses pembelajaran langsung,
akan tetapi sering diperoleh melalui proses identifikasi dari orang lain
b.      Sikap lebih mudah dibentuk karena pengalaman yang menyenangkan
c.       Nilai-nilai yang ada pada diri individu dipengaruhi oleh standar prilaku
kelompok

11
d.      Bagaimana para siswa menyesuaikan diri dan memberi reaksi terhadap situasi
akan memberi dampak dan pengaruh terhadap proses belajar afektif
e.       Dalam banyak kesempatan nilai-nilai penting yang dieroleh pada maas kanak-
kanak akan tetap melekat sepanjang hayat
f.       Proses belajar di sekolah dan kesehatan mental memiliki hubungan yang erat
g.      Model interaksi guru dan dan siswa yang positif dalam proses pembelajaran di
kelas, dapat memberikan kontribusi bagi tumbuhnya sikap positif di kalangan
siswa
h.      Para siswa dapat dibantu agar lebih matang dengan cara memberikan
dorongan bagi mereka untuk lebih mengenal dan memahami sikap, peranan
serta emosi.

3.      Prinsip Belajar Psikomotorik


Terdapat beberapa hal penting yang perlu diketahui guru berkenaan dengan
pembelajaran psikomotorik:
a.       Perkembangan psikomotorik anak, sebagian berlangsng secara beraturan dan
sebagian di antaranya tidak beraturan
b.      Di dalam tuga suatu kelompok akan menunjukkan variasi kemampuan dasar
psikomotorik
c.       Struktur ragawi dan sistem syaraf individu membantu menentukan taraf
penampilan psikomotoril
d.      Melalui aktivitas bermain dan aktivitas informal lainnya para siswa akan
memperoleh kemampuan mengontrol gerakannya secara lebih baik
e.       Seirama dengan kematangan fisik dan mental, kemampuan belajar untuk
memadukan dan memperluas gerakan motorik akan lebih dapat diperkuat
f.       Faktor-faktor lingkungan memberikan pengaruh terhadap bentuk dan cakupan
penampilan psikomotor individu
g.      Penjelasan yang baik, demonstrasi dan partisipasi aktif siswa dapat menambah
efisiensi belajar psikomotorik
h.      Latihan yang cukup yang diberikan dalam rentang waktu tertentu dapat
memperkuat proses belajar psikomotorik
i.        Tugas-tugas psikomootorik yang terlalu sukar bagi siswa dapat menimbulkan
keputusasaan dan kelelahan yang lebih cepat.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

13
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti
Depdiknas.

Djamarah, SB. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Asdi Mahasatya.

14

Anda mungkin juga menyukai