Anda di halaman 1dari 11

TOPIK IV

POIN CENTERED QUARTER


1. Latar Belakang

Metode point centered quarter (PCQ) adalah salah satu metode tanpa plot. Keuntungan
menggunakan metode tanpa plot daripada berbasis teknik plot yang standar adalah bahwa metode
point centered quarter (PCQ) cenderung lebih efisien. Metode tanpa plot lebih cepat untuk dilakukan,
membutuhkan peralatan yang relatif sedikit, sehingga hanya membutuhkan sedikit pekerja (Mitchell,
2007).

Metode Point-Centered Quarter Method merupakan salah satu metode jarak (Distance Method).
Metode ini tidak menggunakan petak contoh (plotless) dan umunya digunakan dalam analisis vegetasi
tingkat pohon atau tiang (pole). Namun dapat pula dilengkapi dengan tingkat pancang (saling atau
belta) dan anakan pohon (seedling) jika ingin mengamati struktur vegetasi pohon. Pohon adalah
tumbuhan berdiameter ≥30 cm, diameter 10-20 cm adalah pancang, diameter < 10 cm dan tinggi
pohon > 2,5 m adalah pancang, serta tinggi pohon < 2,5 m adalah anakan. Syarat penerapan metode
kuadran adalah distribusi pohon atau tiang yang akan dianalisis harus acak dan tidak mengelompok
atau seragam (Arief, 2001).

Dengan metode jarak dapat ditentukan tiga parameter sekaligus yaitu frekuensi, kerapatan dan
penutupan/ dominansi. Jumlah individu dalam suatu stand/ area dapat ditentukan dengan mengukur
jarak antara individu, atau jarak antara titik sampling dengan individu tumbuhan. Hasil pengukuran
jarak tersebut dikonversikan ke dalam unit dua dimensi/ area dengan cara mengkuadratkan jarak
tersebut.

Gambar 1. Metode point centered quarter


Metode jarak yang paling umum digunakan adalah metode point centered quarter. Pengukuran
jarak dilakukan dari titik sapling ke pohon terdekat dalam tiap kuarter (kuadrat). Dengan demikian
setiap titik sapling dihasilkan empat pengukuran (gambar 1). Selain itu juga dilakukan pengukuran
diameter pohon dari keempat pohon yang diamati tersebut, digunakan untuk mengetahui basal area
suatu spesies.

2. Tujuan
1. Mengetahui jenis tumbuhan
2. Mengetahui Indeks Nilai Penting (INP) setiap jenis tumbuhan pada suatu vegetasi dengan
menggunakan metode point centered
3. Mengetahui pengaruh faktor abiotik terhadap dominansi tumbuhan yang ada

3. Alat dan Bahan


Alat Bahan
1. Roll Meter 1. Kantong Plastik
2. Meteran Kain 2. Kertas label
3. Klinometer
4. Kompas Bidik
5. Alat Tulis
6. Tali Rafia (5mx5m)
7. Kamera
8. Termohigrometer
9. Soil survey instrumen

4. Prosedur Kerja
1. Menentukan transek pengambilan data, yaitu tegak lurus dengan garis
awal pemberangkatan.
2. Berjalan ke plot pertama dan menyiapkan kuadran berukuran 5x5 meter menggunakan
tali tambang, kemudian membagi plot menjadi 4 quarter.
3. Mencari satu pohon terdekat dengan titik pusat plot pada setiap quarter yang
memiliki keliling lebih dari 30 cm.
4. Mengukur keliling pohon setinggi dada. Apabila pohon bercabang, maka keliling kedua
cabang diukur dan dirata-rata.
5. Mengukur jarak antara pohon dengan titik pusat plot.
6. Melakukan estimasi ketinggian pohon menggunakan klinometer dengan cara
mengarahkan klinometer ke ujung pohon, kemudian dilihat skala di sebelah
kiri.
7. Mengukur jarak pengamat klinometer ke pohon beserta tinggi pengamat.
8. Mencari nama spesies pohon tersebut. Apabila tidak tahu, maka harus
mengambil sampel dari pohon tersebut, seperti daun, bunga, buah atau bagian
yang lain, dan dimasukkan ke dalam kantong plastik, kemudian diberi label.
9. Melakukan langkah di atas hingga plot terakhir.
10. Jarak antar plot adalah x meter (Sesuai kondisi lapangan)
11. Memasukkan hasil pengamatan ke dalam tabel identifikasi.

12. Analisis Data

Tinggi Pohon = (Tan α.x)+t

Keterangan:
α = Sudut elevasi
x = Jarak pengamat ke pohon
t = Tinggi pengamat

Basal area (BA) merupakan penutupan kanopi pohon. Diameter didapatkan dari pengukuran
keliling batang pohon. Diameter batang tiap spesies tersebut kemudian digunakan untuk
mencari nilai basal area dengan menggunakan rumus:
d = K/ π
BA = 1/4 πd2
Keterangan:
K = keliling pohon
BA = Basal Area
π = 3,14
d = Diameter batang

Rumus :
Jumlah semua jarak terukur
Rata-rata jarak =
Jumlah semua pohon
100
Kerapatan per 100 m2 =
(rata−rata jarak x FK )2
Faktor koreksi PCQ =1
Kerapatan Mutlak = Σ dalam quarter x kerapatan per 100 m2
Jumlahindividu spesies i
𝞢 dalam quarter =
Jumlah spesies yg ditemukan
Kerapatan mutlak spesies i
Kerapatan relatif = x 100%
Kerapatan total
Dominansi Mutlak = (Rerata BA spesies i x Densitas mutlak spesies i)
Dominansi mutlak spesies i
Dominasi relatif = x 100%
Dominansi total
Jumlah individu spesies i
Frekuensi Mutlak =
Total plot
Frekuensi mutlak spesies i
Frekuensi relatif = x 100%
Frekuensi total
Indeks Nilai Penting = Kerapatan Relatif + Dominasi Relatif + Frekuensi Relatif

13. TABEL DATA


DATA POINT CENTERED QUARTER
Titik No. Jarak Nama Tinggi Pohon Keliling Diameter Tinggi
Sampling Quarter (m) Tumbuhan (α, jarak Pohon Pohon (cm) Pohon
pengamatan) (cm)

1
2
1
3
4
1
2
2
3
4
1
2
3
3
4
4 1
Dst... Dst..
FAKTOR ABIOTIK PCQ

Faktor abiotik Plot


1 2 3 4 5
Suhu udara (◦C)
Kelembaban udara (%)
Suhu tanah (◦C)
Kelembaban tanah
pH tanah
Kesuburan tanah
Intensitas cahaya

Contoh Analisis:
Titik No. Jarak Nama Tumbuhan Tinggi Pohon Keliling Diameter Tinggi
Sampling Quarter (m) (α, jarak Pohon Pohon Pohon
pengamatan) (cm) (cm)
1 2,3 Drypetes serrata α= 40° r=758 44 14,013 784,037
2
1 3
4
1
2
2 3
4 5 Drypetes serrata α= 37° r=1014 35 11,146 233,905
1
2
3 3 3,2 Drypetes serrata α= 30° r=553 63 20,063 467,274
4
1
2 3,1 Ochrosia α= 44° r=643 46 14,649 768,937
ackeringae
4 3 3 Drypetes serrata α= 40° r=718 67 21,337 750,473
4
1
2
3 2,5 Drypetes serrata α= 42° r=710 155 41,083 663,352
5
4 1,4 Salacia chinensis α= 40° r=493 38 73,885 688,511
Total 20,5
Jumlah semua jarak terukur
Rata-rata jarak = Jumlah semua pohon
20,5
=
7
= 2,9286

100
Kerapatan per 100 m2 =
(rata−rata jarak x FK )2
100
=
(2,9286 x 1)2
= 11,6595
Basal Area = 1/4 π.d2
Drypetes serrata Ochrosia ackeringae Salacia chinensis
Plot
d BA d BA d BA
1 14,013 154,146        
2 11,146 97,523        
3 20,063 315,981        
4 21,337 357,385 14,649 168,456    
5 41,083 1324,933     73,885 4285,310
Jumlah
  2249,969   168,456   4285,310
BA
Rerata
  449,994        
BA

Kerapatan Mutlak / densitas mutlak


Spesies 𝞢 dalam quarter Kerapatan Mutlak
Drypetes serrata 5 0,714 x 11,6595 = 8,328
7
Ochrosia 1 0,143 x 11,6595 = 1,666
ackeringae 7
Salacia chinensis 1 0,143 x 11,6595 = 1,666
7
Total kerapatan 11,659

Kerapatan Relatif / densitas relatif


Jenis Tumbuhan Kerapatan Relatif
Drypetes serrata (8,328 / 11,659) x 100% = 71,429%
Ochrosia ackeringae (1,666 / 11,659) x 100% = 14,286%
Salacia chinensis (1,666 / 11,659) x 100% = 14,286%

Dominansi Mutlak
Spesies Dominansi Mutlak
Drypetes serrata 449,994 x 11,6595 = 5246,701
Ochrosia ackeringae 168,456 x 2,332 = 392,822
Salacia chinensis 4285,310 x 2,332 = 9992,913
Total dominansi 15632,435

Dominansi Relatif
5246,701
Drypetes serrata = x 100% = 33,563%
15632,435
392,822
Ochrosia ackeringae = x 100% = 2,513%
15632,435
9992,913
Salacia chinensis = x 100% = 63,924%
15632,435

Frekuensi Mutlak
5
Drypetes serrata = =1
5
1
Ochrosia ackeringae = = 0,2
5
1
Salacia chinensis = = 0,2
5
Total Frekuensi = 1,4

Frekuensi Relatif
1
Drypetes serrata = x 100% = 71,428%
1,4
0,2
Ochrosia ackeringae = x 100% = 14,285%
1,4
0,2
Salacia chinensis = x 100% = 14,285%
1,4

Indeks Nilai Penting (INP)

Jenis tumbuhan KR DoR FR INP


Drypetes serrata 71,429 33,563 71,428 176,420
Ochrosia ackeringae 14,286 2,513 14,285 31,084
Salacia chinensis 14,286 63,924 14,285 92,496

Dari hasil analisis vegetasi menggunakan metode PCQ (Point Centered Quarter), diketahui
yang menghasilkan urutan jenis tumbuhan yang mendominasi yaitu : (1) Drypetes serrata (2)
Salacia chinensis dan (3) Ochrosia ackeringae
TOPIK VII
METODE NON FLORISTIK
A. Latar Belakang
Metode non-floristik merupakan metode yang menggambarkan penyebaran
vegetasi berdasarkan penutupannya, dan juga masukan bagi disiplin ilmu yang lainnya
(Syafei,1990). Kajian komunitas tumbuhan atau vegetasi merupakan bagian kajian ekologi
tumbuhan. Secara garis besar metode analisis dalam ilmu vegetasi dapat dikelompokkan
dalam dua hal yaitu metode destruktif dan metode non-destruktif. Untuk metode destruktif,
dilakukan guna memahami materi organik yang dihasilkan, sedangkan untuk metode non-
destruktif dibedakan menjadi dua pendekatan yaitu pendekatan floristik dan non-floristik
(Syafei, 1990). Metode pendekatan non-floristik merupakan salah satu metode analisis,
vegetasi dengan mengamati penampakan luar atau gambaran umum dari vegetasi atau
tumbuhan dengan tanpa memperhatikan taksonominya (Syafei, 1990). Metode non-floristiak
membagi dunia tumbuhan berdasarkan berbagai hal, yaitu bentuk hidup, ukuran, fungsi
daun, bentuk dan ukuran daun, tekstur daun, dan penutupan. Untuk setiap karakteristika di
bagi-bagi lagi dalam sifat yang lebih rinci, yang pengungkapannya dinyatakan dalam bentuk
simbol huruf dan gambar.
Metodeini biasanya dipergunakan dalam pembuatan peta vegetasi dengan skalakecil
sampai sedang dengan tujuan untuk menggambarkan penyebaran vegetasi berdasarkan
penutupannya, dan juga masukan bagi disiplin ilmu yang lainnya (Syafei,1990).

B. Tujuan
1. Untuk memahami dan menerapkan pendekatan non-floristik dalam metode analisis
vegetasi di Jalan Jakarta (Taman Kunang-kunang)
2. Untuk mengetahui stratifikasi vegetasi pada area

C. AlatdanBahan
Alat Bahan
1. Roll Meter 1. Kantong Plastik
2. Alat Tulis 2. Kertas label
3. Tali Rafia 3. Tabel pengamatan
4. Camera 4. Millimeter block
D. ProsedurKerja
1. Membagi plot yang telah ditentukan menjadi empat daerah yaitu quarter 1, 2, 3, dan 4.
2. Melakukan analisis vegetasi pada quarter 3 dengan menggunakan metode non floristik
(Destruktif). Pengamatan meliputi:
a) Bentuk Hidup

W Pohon tinggi berkayu (Tinggilebihdari 3 m, kelilinglebihdari


30 cm)
L Tumbuhan memanjat pada pohon
E Epifit
H Herba (tumbuhan tidak berkayu)
M Bryoid (tumbuhan berbentuk batang termasuk lumut daun,
lumut hati, lumut kerak, dan jamur)

S Perdu (tumbuhan berkayu pendek)

b) Stratifikasi
1. Lebih dari 25 meter
2. 10-25 meter
3. 8-10 meter
4. 2-4 meter
5. 0,5-2 meter
6. 0,1-0,5 meter
7. 0,0- 0,1 meter
c) Cover
B Sangat jarang
P Berkelompok
I Diskontinu (< 60 %)
C Kontinue (> 60 %)

d) Bentuk dan ukuran daun

O Tak berdaun

N Seperti jarum atau duri

G Graminoid, rumput

A Medium atau kecil (2:5)

H Lebar dan besar


V Majemuk
Bertalus
q

e) Fungsi daun

D Luruh atau desidous

S Tak berdaun

E Selalu hijau (evergreen)

I Selalu hijau daun (sekulenta)

f) Tekstur daun

O Tak berdaun

F Sangat tipis, seperti film

E Seperti membran

X Sclerophyllous
Sukulenta
K

3. Memberikan rumus sesuai dengan ciri atau sifat yang tampak pada tumbuhan yang ada
dalam kuadran 3 disetiap plot.
4. Menggambar stratifikasi tumbuhan pada kertas millimeter blok sesuai dengan rumus
yang telah didapatkan.

2. Analisis Data
Data yang telah terkumpul dalam laporan sementara berupa rumus statifikasi tumbuhan.
1. bentuk hidup & stratifikasi
2. bentuk dan ukuran daun
3. tekstur daun
4. cover
5. fungsi daun

TABEL DATA
Plot No. Jenis Tumbuhan Rumus Jumlah jenis
1
2
1 3
4
Dst..
1
2
2 3
4
dst

Anda mungkin juga menyukai