PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam menaruh perhatian yang besar terhadap dunia kesehatan. kesehatan
merupakan modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas
lainnya. Ajaran islam yang selalu menekankan agar setiap orang memakan
makanan yang baik dan halal menunjukkan apresiasi islamterhadap kesehatan,
sebab makanan merupakan salah satu penentu sehat tidaknya seseorang.
Anjuran islam untuk bersih juga menunjukkan obsesi islam untuk
mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan. Dan
kebersihan dipandang sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya ajaran islam
sangat melarang pola hiup yang sembarangan, membuang sampah dan limbah
di sungai atau sumur yang airnya tidak mengalir dan sejenisnya. Dan islam
sangat menekankan kesucian atau thaharah, yaitu kebersihan atau kesucian
lahir dan batin. Dengan hidup bersih, maka kesehatan akan semakin terjaga,
sebab selain bersumber dari perut sendiri, penyakit sering kali berasal dari
lingkungan yang kotors
B. Rumusan dan Batasan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
ٍ سالَ َم َعلَي النَظَافَ ِة َولَنْ يَد ُْخ َل ا ْل َجنَّةَ اِالَ ُك ُّل نَ ِظ ْي
ف ْ ستَطَ ْعتُ ْم فَاِنَ هللاَ تَ َعالَي بَنَي ا ِال
ْ ِتَنَظَّفُ ْوا بِ ُك ِّل َما ا
فَنَظِّفُوا أَ ْفنِيَتَ ُك ْم, َج َوا ٌد يُ ِح ُّب ا ْل ُجو َد, َك ِري ٌم يُ ِح ُّب ا ْل َك َر َم, َ نَ ِظيفٌ يُ ِح ُّب النَّظَافَة, ب يُ ِح ُّب الطَّيِّ َب
ٌ ِّهَّللا َ طَي َّإِن
Artinya “Sesungguhnya Allah itu baik dan mencintai kebaikan, Bersih (suci) dan
mencintai kebersihan, Mulia dan mencintai kemuliaan, bagus dan mencintai
kebagusan, bersihkanlah rumahmu.” (H.R.Tirmidzi dari Saad).
Al-Qur’an dan hadits banyak menggunakan lafal atau kosa kata thaharah
yang mengindikasikan pada kesucian badan dari kotoran dan najis. Dalam surat
al-Maidah: 6
2
tempat buang air(kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak
memperoleh air,maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci) ; usaplah
wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu,
tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya
bagimu,agar kamu bersyukur.
سبِ ْي ٍل َح ٰتّى
َ ي ْ س َك ٰارى َح ٰتّى تَ ْعلَ ُم ْوا َما تَقُ ْولُ ْونَ َواَل ُجنُبًا إِاَّل عَابِ ِر ُ ص ٰلةَ َوأَ ْنتُ ْمَّ ٰيأ َ ُّي َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا اَل تَ ْق َربُوا ال
سا َء فَلَ ْم تَ ِجد ُْوا َما ًء ْ سفَ ٍر أَ ْو َجا َء أَ َح ٌد ِّم ْن ُك ْم ِّمنَ ا ْل َغائِ ِط أَ ْو ٰل َم
َ ِّستُ ُم الن َ ضى أَ ْو ع َٰلى ٰ تَ ْغت َِسلُ ْو ۗا َوإِنْ ُك ْنتُ ْم َم ْر
س ُح ْوا بِ ُو ُج ْو ِه ُك ْم َوأَ ْي ِد ْي ُك ۗ ْم إِنَّ هّٰللا َ َكانَ َعفُ ّوًا َغفُ ْو ًرا
َ ص ِع ْيدًا طَيِّبًا فَا ْم
َ فَتَيَ َّم ُم ْوا
Artinya : Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati shalat, ketika
kamu dalam keadaan mabuk, sampai kamu sadar apa yang kamu ucapkan, dan
jangan pula (kamu hampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub kecuali
sekedar melewati jalan saja, sebelum kamu mandi (mandi junub). Adapun jika
kamu sakit atau sedang dalam perjalanan atau sehabis buang air atau kamu telah
menyentuh perempuan, sedangkan kamu tidak mendapat air, maka
bertayamumlah kamu dengan debu yang baik(suci); usaplah wajahmu dan
tanganmu dengan (debu) itu. Sungguh , Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun.
Ayat tersebut mewajibkan wudhu dan atau mandi sebelum shalat, tampak
mengandung dua makna sekaligus, yaitu thaharah secara hissiyah-
jasmaniyah (konkrit-nyata) karena dibersihkan oleh air dan thaharah
maknawiyah(abstrak) karena dibersihkan dengan air atau tanah ketika air itu tidak
ada.
Kesucian secara rohani karena dia sudah ada dalam keta’atan, istighfar dan taubat
pada Allah. Dalam kehidupan sehari-hari suci ini diungkapkan kepada seseorang
3
yang sedang haid atau dalam keadaan junub, misalnya, orang yang sudah bersih
ْ َ( ” َحتّى يal-Baqarah:222).
atau suci dari haid, disebut, “ َطهُلرْ ن
B. Definisi Mandi
Mandi dalam bahasa arab di sebut dengan istilah al-ghusl ()ﻞﺴﻐﻟا. . Kata ini
memiliki makna yaitu menuangkan air ke seluruh tubuh. Sedangkan secara
istilah, para ulama menyebutkan definisinya yaitu : “ Memakai air yang suci
pada seluruh badan dengan cara tertentu dengan syarat-syarat dan rukun-
rukunya. Adapun kata Janabah dalam bahasa arab bermakna jauh dan lawan
dari dekat.
Sedangkan secara istilah fiqih, kata janabah ini menurut Al-Imam An-
Nawawi rahimahullah berarti :”Janabah secara syar’I di kaitkan dengan
seseorang yang keluar mani atau melakukan hubungan suami istri, disebut
bahwa seseorang itu junub karena dia menjauhi shalat, masjid dan membaca
Al-Quran serta di jauhkan atas hal-hal tersebut. Mandi Janabah sring juga di
sebut dengan istilah “mandi wajib”. Mandi ini merupakan tatacara ritual yang
bersifat ta’abbudi dan bertujuan menghilangkan hadats besar .
4
keadaan hidup ataupun dalam keadaan mati. Semuanya mewajibkan mandi,
di luar larangan perilaku itu .
Hal yang sama juga berlaku juga untuk wanita dimana bila farajnya di
masuki oleh kemaluan laki-laki, baik dewasa atau anak kecil, baik kemaluan
manusia maupun kemaluan hewan, baik dalam keadaan hidup atau dalam
keadaan mati, termasuk juga bila yang di masuki itu duburnya. Semuanya
mewajibkan mandi, di luar masalah larangan perilaku itu.
Namun ada sedikit perbedaan pandangan dalam hal ini di antara para
Fuqaha’. Mazhab Al-Hanafiyah, Al-Malikiyah dan Al-Hanabilah
mensyaratkan keluarnya mani itu karena syahwat atau dorongan gejolak
nafsu, baik keluar dengan sengaja atau tidak sengaja. yang penting, ada
dorongan syahwat seiirng dengan keluarnya mani. Maka barulah di
wajibkan mandi janabah. Sedangkan mazhab Asy-safi’iyah memutlakkan
keluarnya mani, baik karena syahwat ataupun karena sakit, semuanya tetap
mewajibkan mandi janabah .
5
Sedangkan air mani laki-laki itu sendiri punya ciri khas yang
membedakannya dengan wadi dan mazi :
Mani wanita.
Haid atau menstruasi adalah kejadian alamiyah yang wajar terjadi pada
seseorang wanita dan bersifat rutin bulanan.
Keluarnya darah haidh itu justru menunjukkan bahwa tubuh wanita itu
sehat. Dalilnyaadalah Firman Allah swt dan juga sabda Rasulullah saw
Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah : “ Haid itu adalah
kotoran.” Oleh karena itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di
waktu haid, dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci.
Apabila mereka telah sui, maka campurilah mereka itu di tempat yang di
perintahkan Allah kepadamu. Sesunggunya Allah menyukai orang –orang
yang tobat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri (Q.S Al-
Baqarah :222).
6
Sabda Rasulullah saw: “ Beliau berkata kepada Fatimah binti Abi
Hubaisy: “ Apabila datang haid itu, hendaklah engkau tinggalkan shalat,
dan apabila habis haid itu, hendaklah engkau mandi dan shalat.” (Riwayat
Bukhari)
b) Nifas, yang dinamakan nifas ialah darah yang keluar dari kemaluan
perempuan sesudah melahirkan anak.
c) Melahirkan, baik anak yang dilahrikan itu cukup umur ataupun tidak,
seperti keguguran., maka wajiba atasnya untuk melakukan mandi
janabah. Bahkan mesti saat melahirkan itu tidak ada darah yang
keluar. Artinya,meski seorang wanita tidak mengalami nifas,namun
tetap wajib atasnya untuk mandi janabah, lantaran persalinan yang di
alaminya.
Sebagian ulama mengatakan bahwa I’llat di atas wajib mandinya
wanita yang melahirkan adalah karena anak yang di lahirkan itu pada
hakikatnya adalah mani juga, meski sudah berubah menjadi manusia.
Dengan dasar itu,maka bila yang lahir bukan bayu tapi janin sekalipun.
Tetap di wajibkan mandi, lantaran janin itu pun asalnya dari mani.
d) Mati. Orang Islam yang mati, fardhu kifayah atas muslimin yang
hidup untuk memandikanmya, terkecuali orang yang mati syahid.
Sabda Rasulullah saw. Dari Ibnu ‘Abbas, Sesungguhnya Rasulullah
saw. Telah berkata tentang orang mati karena terlontar oleh untanya, kata
beliau : “Mandikan olehmu akan dia dengan air dan bidara.” (Riwayat
Bukhari dan Muslim)
1) Sholat
7
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu
dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu
ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan
junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. (QS. An-
Nisa’ 4 : 43).
Maksud kata “shalat” dalam ayat tersebut yang berkaitan dengan
junub adalah tempat shalat. Sebab, melewati jalan tidak mungkin
dilakukan dalam shalat, tetapi dilakukan di tempat shalat. Oleh karena
itu, larangan shalat bagi orang yang junub merupakan larangan yang
lebih kuat daripada larangan melewati jalan di tempat shalat (orang yang
junub hanya boleh untuk sekedar berlalu saja, bagaimana mungkin dia
bisa menetap di tempat shalat dan mengerjakannya?).
Hal ini juga berdasarkan riwayat Muslim dan yang lainnya dari Ibnu
Umar radhiyallahu ‘anhuma beliau berkata: Aku mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
2) Membaca al-Qur’an
8
Madzhab kami adalah haram membaca al-Qur’an sedikit maupun
banyak bagi orang yang junub dan wanita yang sedang haid. Ini adalah
pendapat kebanyakan ulama’. Ini diriwayatkan dari Umar bin Al-
Khattab, Ali, dan Jabir radhiyallahu ‘anhum, juga pendapat Hasan al-
Bashri, Az-Zuhri, An-Nakha’i, Qatadah, Ahmad, dan Ishaq.
9
3) Menyentuh mushaf dan membawanya
ابِ ِريqqا إِاَّل َعqqًونَ َواَل ُجنُبqqُارى َحتَّى تَ ْعلَ ُموا َما تَقُول ُ صاَل ةَ َوأَ ْنتُ ْم
َ س َك َّ يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل تَ ْق َربُوا ال
سلُوا
ِ َيل َحتَّى تَ ْغت ٍ ِسب
َ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu
dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu
ucapkan, (jangan pula hampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan
junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi.” (QS. An-
Nisa’ 4 : 43).
10
Hal ini juga berdasarkan riwayat Abu Dawud dari Aisyah radhiyallahu
‘anha dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
Hal – Hal yang diharamkan bagi orang yang berhadats (kecil) ada tiga:
1) Shalat.
Maraji’:
al-Bugha, Dr. Musthafa Diib. At-Tadzhib fii Adillat Matan al-
Ghayah wa at-Taqrib.
E. Fardhu ( Rukun ) Mandi
1. Niat.
Orang yang di wajibkan untuk melakukan mandi wajib hendaklah
berniat (menyengaja) menghilangkan hadastnya .
2. Menghilangkan Najis.
Menghilangkan najis dari badan sesungguhnya merupakan syarat sah
mandi janabah, disyaratkan sebelumnya untuk memastikan tidak ada lagi
najis yang masih menempel di badannya. Caranya bisa dengan
11
mencucinya atau dengan mandi biasa dengan sabun atau pembersih
lainnya. Adapun bila najisnya tergolong najis berat, maka wajib
mensucikannya dulu dengan air tujuh kali dan salah satunya dengan
tanah.
3. Meratakan Air.
Seluruh badan harus rata mendapatkan air,baik kuliat maupun
rambut dan bulu, baik akarnya ataupun yang teruntai. Semua penghalang
wajib di lepas dan di hapus, seperti cat, lem, pewarna kuku atau pewarna
rambut bila bersifat menghalangi masuknya air.
F. Sunah-Sunah Mandi
Aisyah RA berkata;” Ketika mandi janabah, Nabi saw memulainya
dengan mencuci kedua tangannya, kemudian ia menumpahkan air dari tangan
kananya ke tangan kiri lalu ia mencucui kemaluannya kemudian berwudhu
seperti wudhunya orang yang shalat. Kemudian beliau mengambil air lalu
memasukkan jari-jari tangannya ke sela-sela rambutnya, dan apabila ia yakin
semua kulit kepalanya telah basah beliau menyirami kepalannya 3 kali,
kemudian beliau membershikan seluruh tubuhnya dengan air kemudian di
akhiri beliau mencuci kakinya (HR Bukhari /248 dan Muslim /316)
12
7. Membasahi seluruh badan (Ketika mandi dan membasahi seluruh
bagian badan,ada keharusan untu meratakannya. Jangan sampai ada
anggota badan yang tidak terbasahi air.
8. Mencuci kaki. ( Disunnahkan berwudhu di atas tanpa mencuci kaki,
tetapi di akhirkan mencuci kakinya). Dengan demikian, mandi
janabah itu juga mengandung wudhu yang sunnah. Walaupun tanpa
berwudhu sekalipun, sebenarnya mandi janabah itu sudah
mengangkat hadats besar dan kecil sekaligus.
Ada enam hal yang mewajibkan seseorang untuk melakukan mandi wajib.
Tiga hal ada pada kaum pria dan wanita sedangkan tiga hal lainnya khusus pada
kaum wanita. 3 (Tiga) hal yang ada pada kaum pria dan wanita adalah :
1) Pertemuan dua kemaluan antara laki-laki dan perempuan (jima’).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw
bersabda,”Apabila seseorang duduk diantara anggota tubuh perempuan
yang empat, maksudnya diantara dua tangan dan dua kakinya kemudian
menyetubuhinya maka wajib baginya mandi, baik mani itu keluar atau
tidak.” (HR. Muslim dan Ahmad).Diriwayatkan dari Aisyah ra
bahwasanya Rasulullah saw bersabda,”Apabila dua kemaluan telah
13
bertemu maka wajib baginya mandi. Aku dan Rasulullah saw pernah
melakukannya maka kami pun mandi.” (HR. Ibnu Majah)
2) Keluarnya mani.
Diriwayatkan dari Abu Sa’id berkata,”Rasulullah saw bersabda,’Mandi
diwajibkan dikarenakan keluar air mani.” (HR. Muslim) Diriwayatkan
dari Ummu Salamah bahwa Ummu Sulaim berkata,’Wahai Rasulullah
sesungguhnya Allah tidak malu tentang masalah kebenaran, apakah
wanita wajib mandi apabila dia bermimpi? Nabi saw menjawab,’Ya, jika
dia melihat air.” (HR. Bukhori Muslim dan lainnya). Dalam hal
keluarnya air mani, Sayyid Sabiq mengatakan :
1) Jika mani keluar tanpa syahwat, tetapi karena sakit atau cuaca
dingin, maka ia tidak wajib mandi.
2) Jika seseorang bermimpi namun tidak mendapatkan air mani
maka tidak wajib baginya mandi, demikian dikatakan Ibnul
Mundzir.
3) Jika seseorang dalam keadaan sadar (tidak tidur) dan
mendapatkan mani namun ia tidak ingat akan mimpinya, jika dia
menyakini bahwa itu adalah mani maka wajib baginya mandi
dikarenakan secara zhohir bahwa air mani itu telah keluar
walaupun ia lupa mimpinya. Akan tetapi jika ia ragu-ragu dan
tidak mengetahui apakah air itu mani atau bukan, maka ia juga
wajib mandi demi kehati-hatian.
4) Jika seseorang merasakan akan keluar mani saat memuncaknya
syahwat namun dia tahan kemaluannya sehingga air mani itu tidak
keluar maka tidak wajib baginya mandi.
5) Jika seseorang melihat mani pada kainnya namun tidak
mengetahui waktu keluarnya dan kebetulan sudah melaksanakan
shalat maka ia wajib mengulang shalatnya dari waktu tidurnya
terakhir.. (Fiqhus Sunnah juz I hal 64 – 66)
3) Kematian
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda
dalam keadaan berihram terhadap seorang yang meninggal terpelanting
14
oleh ontanya,”Mandikan dia dengan air dan daun bidara.” (HR.Bukhori
Muslim)
1) Haid.
2) Nifas.
Nifas adalah seperti haidh dan mewajibkannya mandi, demikian menurut
jumhur ulama.
3) Melahirkan.
Jika seorang melahirkan dan tidak mengeluarkan darah maka terjadi
perbedaan pendapat apakah wajib baginya mandi atau tidak. Namun
Syeikh Taqiyuddin asy Syafi’i, pemilik buku “Kifayatul Akhyar”
mewajibkannya mandi.
15
Ibnu Qudamah mengatakan bahwa Apabila dua hal yang mewajibkan
mandi bersatu seperti haid dengan junub atau pertemuan dua kemaluan
dengan keluarnya mani lalu ia berniat keduanya dengan satu kali mandi
saja maka itu dibolehkan, demikian pendapat kebanyakan ulama,
diantaranya Atho, Abuz Zanad, Robi’ah, Malik, Syafi’i, Ishaq dan para
pemikir.
Jika orang itu berniat salah satunya saja atau berniat terhadap haid saja
tanpa junub maka apakah niat itu sah pula buat yang lainnya? Didalam
permasalajam ini terdapat dua pendapat :
a.Niat itu sah pula bagi yang lainnya, dikarenakan mandinya itu adalah mandi
yang benar yang diniatkan untuk mandi wajib, maka hal itu dibolehkan.
b. Niat itu hanya sah untuk apa yang dia niatkan dan tidak untuk yang tidak
dia niatkan, berdasarkan sabda Nabi saw,” Sesungguhnya amal
perbuatan tergantung dari apa yang diniatkannya.” (al Mughni juz I hal
372)
Jadi dibolehkan bagi seorang yang mendapatkan haid saat dia junub
untuk mengakhirkan mandi wajibnya hingga selesai haidnya dengan
syarat meniatkan mandinya itu untuk junub dan haid.
16
س ُحو ْاَ ق َوا ْم ِ ِسلُو ْا ُو ُجو َه ُك ْم َوأَ ْي ِديَ ُك ْم إِلَى ا ْل َم َراف َّ يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُو ْا إِ َذا قُ ْمتُ ْم إِلَى ال
ِ صال ِة فا ْغ
ِ َس ُك ْم َوأَ ْر ُجلَ ُك ْم إِلَى ا ْل َك ْعب
ين ِ بِ ُرؤُو
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak “
mengerjakan shalat, maka cucilah wajah-wajah kalian dan tangan-
tangan kalian sampai dengan siku, dan usaplah kepala-kepala kalian
dan (cucilah) kaki-kaki kalian sampai pada kedua mata kaki.” (QS. Al-
Maidah: 6
17
mulut, hidung, telinga). Seperti kita ketahui kulit merupakan tempat
berkembangnya banya kuman dan flora normal, diantaranya Staphylococcus
epidermis, Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes, Mycobacterium
sp (penyakit TBC kulit). Begitu juga dengan rongga hidung terdapat kuman
Streptococcus pneumonia (penyakit pneumoni paru), Neisseria sp,
Hemophilus sp.
Seorang ahli bedah diwajibkan membasuh kedua belah tangan setiap kali
melakukan operasi sebagai proses sterilisasi dari kuman. Cara ini baru dikenal
abad ke-20,sebagaimana kita tahu jepang membutuhkan 100 tahun untuk
membiasakan cuci tangan, kapanye2 cuci tangan juga sedang gencar2nya di
media massa, padahal umat Islam sudah membudayakan sejak abad ke-14
yang lalu.
J. Keutamaan Berkumur – kumur.
Dari Humran budak Utsman bin Affan dia berkata:
ُت ثُ َّم أَد َْخ َل يَ ِمينَه
ٍ سلَ ُه َما ثَاَل َث َم َّرا َ ضو ٍء فَأ َ ْف َر َغ َعلَى يَ َد ْي ِه ِمنْ إِنَائِ ِه فَ َغُ َأنَّهُ َرأَى ُع ْث َمانَ بْنَ َعفَّانَ َدعَا ِب َو
َ س َل َو ْج َههُ ثَاَل ثًا َويَ َد ْي ِه إِلَى ا ْل ِم ْرفَقَ ْي ِن َثاَل ثًا ثُ َّم َم
س َح َ ستَ ْنثَ َر ثُ َّم َغ
ْ ق َواَ شَ ستَ ْن
ْ ض َوا
َ ض َم ْ ضو ِء ثُ َّم تَ َم
ُ فِي ا ْل َو
ضوئِي َه َذا َوقَا َل ُ ضأ ُ نَ ْح َو ُو َّ سلَّ َم َيتَ َو َ س َل ُك َّل ِر ْج ٍل ثَاَل ثًا ثُ َّم قَا َل َرأَيْتُ النَّبِ َّي
َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو ِ ِب َر ْأ
َ س ِه ثُ َّم َغ
سهُ َغفَ َر هَّللا ُ لَهُ َما تَقَ َّد َم ِمنْ َذ ْنبِ ِه َ ِّث فِي ِه َما نَ ْف َ ضوئِي َه َذا ثُ َّم
ُ صلَّى َر ْك َعتَ ْي ِن اَل يُ َحد ُ ضأ َ نَ ْح َو ُو َّ َمنْ تَ َو
“Bahwa dia melihat Utsman bin Affan minta untuk diambilkan air wudlu.
Lalu beliau menuang bejana itu pada kedua tangannya, lalu dia mencuci kedua
tangannya tersebut hingga tiga kali.
Kemudian beliau memasukkan tangan kanannya ke dalam air wudlunya,
kemudian berkumur, menghirup air ke dalam hidung, dan mengeluarkannya.
Kemudian beliau mencuci mukanya tiga kali, mencuci kedua tangannya
hingga ke siku sebanyak tiga kali. Kemudian beliau mengusap kepalanya lalu
mencuci setiap kakinya tiga kali. Setelah itu beliau berkata, “Aku telah
melihat Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- berwudhu seperti wudhuku ini,
kemudian beliau bersabda, “Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini,
kemudian dia shalat dua rakaat, dan tidak menyibukkan hatinya dalam kedua
rakaat itu, maka Allah akan mengampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Al-
Bukhari no. 164 dan Muslim no. 226)
18
Dari Abdullah bin Zaid ketika beliau memperagakan sifat wudhunya Nabi
-shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Dia menuangkan air dari gayung ke telapak tangannya lalu mencucinya tiga
kali. Kemudian dia memasukkan tangannya ke dalam gayung, lalu berkumur-
kumur, memasukkan air ke hidung, dan mengeluarkannya kembali dengan
tiga kali cidukan. Kemudian dia memasukkan tangannya ke dalam gayung,
lalu membasuh mukanya tiga kali. Kemudian dia membasuh kedua tangannya
dua kali sampai ke siku.
Kemudian memasukkan tangannya ke dalam gayung, lalu mengusap
kepalanya dengan tangan; mulai dari bagian depan ke belakang dan
menariknya kembali sebanyak satu kali. Lalu dia mencuci kedua kakinya
hingga mata kaki.” (HR. Al-Bukhari no. 186 dan Muslim no. 235)
Berkumur –kumur berarti membersihkan rongga mulut dari penularan
penyakit.
Sisa makanan sering mengendap atau tersangkut di antara sela gigi yang jika
tidak dibersihkan ( dengan berkumur-kumur atau menggosok gigi) akhirnya
akan menjadi mediasi pertumbuhan kuman. Dengan berkumur-kumur secara
benar dan dilakukan lima kali sehari berarti tanpa kita sadari dapat mencegah
dari infeksi gigi dan mulut.
Penelitian modern membuktikan bahwa berkumur dapat menjaga mulut dan
tenggorokan dari radang dan menjaga gusi dari luka. Berkumur juga dapat
menjaga dan membersihkan gigi dengan menghilangkan sisa-sisa makanan
yang terdapat di sela-sela gigi setelah makan. Manfaat berkumur lainnya yg
juga penting adalah menguatkan sebagian otot-otot wajah dan menjaga
kesegarannya.Berkumur merupakan latihan penting yang diakui oleh pakar
dalam bidang olahraga, karena berkumur jika dilakukan dengan
19
menggerakkan otot-otot wajah dengan baik dapat menjadikan jiwa seseorang
tenang.
ISTINSYAQ
Istinsyaq berarti menghirup air dengan lubang hidung, melalui rongga hidung
sampai ke tenggorokan bagian hidung (nasofaring). Fungsinya untuk mensucikan
selaput dan lendir hidung yang tercemar oleh udara kotor dan juga kuman.Selama
ini kita ketahui selaput dan lendir hidung merupakan basis pertahanan pertama
pernapasan. Dengan istinsyaq mudah-mudahan kuman infeksi saluran pernapasan
akut (ISPA) dapat dicegah.Penelitian ilmu modern yang dilakukan oleh tim
kedokteran Universitas Aleksandria membuktikan bahwa kebanyakan orang yg
berwudhu secara kontinyu, maka hidung mereka bersih dan bebas dari debu,
bakteri dan mikroba. Tidak diragukan lagi bahwa lubang hidung merupakan
tempat yg rentan dihinggapi mikroba dan virus, tetapi dengan membasuh hidung
secara kontinyu den melakukan istinsyaq (memasukan dan mengeluarkan air ke
dan dari hidung di saat berwudhu), maka lubang hidung menjadi bersih dan
terbebas dari radang dan bakteri, dan ini mencerminkan kesehatan tubuh secara
keseluruhan. Proses ini dapat menjaga manusia akan bahaya pemindahan mikroba
dari hidung ke anggota tubuh yg lain
1) Membasuh Wajah dan Kedua Telapak Tangan
Membasuh wajah dan kedua telapak tangan sampai ke siku memiliki
manfaat yang sangat besar dalam menghilangkan debu dan mikroba, lebih
dari membasuh hidung. Membasuh wajah dan kedua telapak tangan sanpai
ke siku juga daat menghilangkan keringat dan permukaan kulit dan
membersihkan kulit dari lemak yg dipartisi oleh kelenjar kulit, dan ini
biasanya menjadi tempat yg ideal untuk berkembang biaknya bakteri.
Begitu pula dengan pembersihan telinga sampai dengan pensucian kaki
beserta telapak kaki yang tak kalah pentingnya untuk mencegah berbagai
infeksi cacing yang masih menjadi masalah terbesar di negara kita
20
merupakan cerminan seluruh perangkat tubuh. Orang yang berwudhu
seakan-akan memijat seluruh tubuhnya satu-persatu, padahal ia hanya
membasuh kedua telapak kakinya dengan air dan memijatnya dengan baik.
Ini merupakan salah satu rahasia timbulnya perasaan tenang dan nyaman
yang dirasakan oleh seorang muslim setelah berwudhu.
21
titik penting tersebut. Nabi Muhammad bersabda " “berwudhu dan gosoklah
sela – sela jari kalian...” Perintah ini secara medis sangat bermakna. Mengapa
sela – sela jari yang disebut?, ternyata di bagian itulah berjalan serabut saraf,
arteri, vena, dan pembuluh limfe. Penggosokan daerah sela – sela jari itu
sudah barang tentu memperlancar aliran darah perifer (terminal) yang
menjamin pasokan makanan dan oksigen. Kita tahu berapa banyak pasien
yang mengalami sumbatan aliran darah dan berakibat pembusukan jari – jari.
Tidak jarang diantara mereka harus menjalani amputasi.
Selain itu, serabut saraf juga secara langsung distimulasi oleh perbuatan kita
menggosok sela – sela jari. Ujung jari sampai telapak tangan adalah bagian
yang paling sensitif, karena paling banyak mengandung simpul reseptor saraf.
Tiam 1 cm2 kulit di daerah itu, terdapat 120 – 230 ujung saraf peraba.
5.Akupuntur Telinga
Akupuntur telinga berkembang menjadi suatu cabang spesialis kedokteran di
China. Menurut ilmu akupuntur telinga adalah representasi dari tubuh
manusia. Bentuk telinga serupa dengan bentuk tubuh saat masih berupa janin
yang meringkuk dalam rahim ibu. Kepalanya adalah bagian sering dipasan
anting. Daerah lubang adalah rongga tubuh tempat tersimpanya organ – organ
dalam. Melakukan stimulasi seperti wudhu akan berpengaruh baik terhadap
fungsi organ dalam. Adapun lingkaran luar menggambarkan punggung.
Pemijatannya juga seakan – akan melakukan stimulasi daerah punggung dan
ruas – ruas tulang belakang.
lmu Brain Gym juga menjelaskan gerakan pasang telinga. Caranya, telinga
digosok – gosok sendiri dengan lembut, hingga timbul warna kemerahan dan
dirasakan dengan sensasi yang lebih hangat. Metode ini menambah
konsentrasi dan daya serap belajar anak di sekolah. Akibatnya prestasi juga
meningkat. Sebaiknya anak – anak diajari untuk melakukan ini secara sadar,
saat memulai belajar, baik di sekolah maupun dirumah
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
23
DAFTAR PUSTAKAAN
1. https://smartjayamakassar.wordpress.com/2012/06/05/makalah-agama-islam-
kesehatan-dalam-perspektif-islam/
2. https://ebooks-islam.fuwafuwa.info/
3. http://nurulmakrifat.blogspot.co.id/2014/09/download-epustaka-islami
Dosen pengampu,
24
Ahmad Saefulloh,M.Pd
25