Anda di halaman 1dari 13

Naskah Publikasi

GAMBARAN SIKAP KADER TERHADAP PENCEGAHAN KEJADIAN

TORCH PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS SEDAYU 1

KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

Disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Ahli Madya
Di Program Studi DIII Kebidanan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Alma Ata

Disusun Oleh:

ULANTIKA
140200797

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA
2016/2017

1
2
3
Gambaran Sikap Kader Terhadap Pencegahan Kejadian TORCH Pada
Ibu Hamil Di Puskesmas Sedayu 1 Kabupaten Bantul Yogyakarta
Ulantika¹, Febrina Suci Hati ², Sundari Mulyaningsih 3

Jalan Ringroad Barat Daya No. 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul Yogyakarta

Intisari

Latar belakang: Infeksi TORCH merupakan salah satu penyebab kematian ibu dan bayi di
Indonesia. WHO mengungkapkan bahwa sekitar 300 juta orang (0,8%) menderita toxoplamosis.
Dalam hal ini peran tenaga kesehatan sangatlah penting untuk pencegahan infeksi ini. Selain
mencari informasi melalui media internet, ibu hamil mendapatkan KIE pada saat melakukan
pemeriksaan ANC atau kunjungan ke Posyandu. Di Posyandu ini kader yang sudah dilatih oleh
puskesmas dapat memberikan pengetahuan dasar pada ibu hamil khususnya tentang infeksi
TORCH.
Tujuan: Untuk mengetahui gambaran sikap kader terhadap pencegahan kejadian TORCH pada
ibu hamil di Puskesmas Sedayu 1 Bantul Yogyakarta
Metode: Jenis penelitian ini ialah metode deskriptif kualitatif dengan rancangan survey
deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan pemeriksaan
di Puskesmas Sedayu 1 dari bulan Desember 2016 s/d Februari 2017 sebanyak 195 ibu hamil.
Metode pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling.

Hasil: Dalam penelitian ini didapatkan bahwa mayoritas kader memiliki sikap positif (63,6%)
Terhadap Pencegahan Kejadian TORCH di Puskesmas Sedayu 1 Kabupaten Bantul Yogyakarta.

Kesimpulan: Sikap yang mempengaruhi sikap kader mayoritas benilai positif yaitu menerima,
menanggapi, menghargai dan betanggungjawab. Disarankan kader agar lebih giat lagi
melakukan sosialisai tentang TORCH.

Kata Kunci: Gambaran Sikap, TORCH Pada Ibu Hamil

1. Mahasiswa DIII Kebidanan Universitas Alma Ata Yogyakarta


2. Dosen Kebidanan Universitas Alma Ata Yogyakarta
3. Dosen Kebidanan Universitas Alma Ata Yogyakarta

4
An Overview of Cadres’ Attitudes Against Prevention of TORCH Incident At Pregnant
Mothers at Sedayu Puskesmas 1 Bantul Regency of Yogyakarta

Ulantika¹, Febrina Suci Hati ², Sundari Mulyaningsih 3


West Ring Ring Street No. 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul Yogyakarta

Abstract

Background: TORCH infection is one of the causes of maternal and infant death in Indonesia.
WHO revealed that about 300 million people (0.8%) suffer from toxoplasmosis. In this case the
role of health workers is very important for the prevention of this infection. In addition to
seeking information through internet media, pregnant women get KIE at the time of ANC
examination or visit to Posyandu. In this Posyandu, the cadres who have been trained by
Community Health Center can provide basic knowledge to pregnant women especially about
TORCH infection.
Objective: To know the description of cadres’ attitude toward the prevention of TORCH
incident in pregnant women at Puskesmas Sedayu 1 Bantul Yogyakarta
Method: This research type was qualitative descriptive method with descriptive survey design.
The population in this study were all pregnant women who performed examination at Sedayu 1
Health Center from December 2016 to February 2017 as many as 195 pregnant women. Method
of sampling was by accidental sampling technique.
Results: In this study, it was found that the majority of cadres had a positive attitude (63.6%) on
the Prevention of TORCH Incidents at Sedayu 1 Health Center of Bantul Regency, Yogyakarta.
Conclusion: Attitudes that affects the cadres’ attitude is majority positive, namely receiving,
responding, appreciating and responsible. It is recommended that cadres be more active in
socializing about TORCH.

Keywords: Attitude Overview, TORCH of the Pregnant Mothers

1. Student of DIII Midwifery Universitas Alma Ata Yogyakarta


2. Lecturer of Midwidfery Universitas Alma Ata Yogyakarta
3. Lecturer of Midwifery Universitas Alma Ata Yogyakarta

5
Pendahuluan adalah perdarahan (39%), eklamsia/pre
Pembangunan kesehatan eklamsia (20%), dann infeksi (7%)(3).
merupakan seluruh potensi bangsa Pada wanita hamil yang
Indonesia, masyarakat, swasta maupun terinfeksi penyakit TORCH, selama
pemerintah untuk mencapai tujuan kehamilan akan meneruskan infeksi
kesejahteraan masyarakat. Hal ini juga kepada janin yang dikandung melalui
merupakan target SDG’s (Sustinable plasenta dan menimbulkan infeksi,
Development Goals). Dalam hal ini, janin yang dikandung mengalami
SDGs mempunyai 17 target dan salah keguguran atau bayi lahir namun
satu targetnya yaitu memastikan hidup mengalami beberapa gangguan baik
sehat dan mempromosikan cacat fisik maupun nonfisik. Cacat fisik
kesejahteraan untuk semua pada seperti hydrocephalus, mikrocephalus,
segala usia. Yakni pada tahun 2030 anggota badan tidak lengkap atau
mengurangi Angka Kematian Ibu lainnya. Sedangkan pada kasus
kurang dari 70/ 100.000 kelahiran hidup nonfisik seperti menyerang sel syaraf
serta Angka Kematian Bayi 12/ 1000 otak, pengkapuran otak, idiot, serta
kelahiran hidup dan AKB 25/ 1000 dapat mengakibatkan cacat seumur
kelahiran hidup(1). hidup pada anak yang terinfeksi(4).
Menurut data World Health Salah satu infeksi yang rentan
Organization (WHO) tahun 2014, rasio menginfeksi ibu hamil adalah infeksi
kematian ibu dan bayi di negara-negara TORCH. TORCH adalah singkatan dari
berkembang merupakan yang tertinggi toxoplasma gondii (Toxo), rubella
dengan 450 kematian ibu dan bayi di Cytomegalovirus (CMV). Herpes
sembilan negara maju dan 51 negara Simplex Virus (HPV) yang terdiri dari
persemakmuran (2). Penyebab HSV1 dan HSV2 serta kemungkinan
langsung kematian disebut dengan oleh virus lain (other virus) yang
“trias klasik” yaitu perdarahan (28%), dampak lainnya lebih terbatas misalnya
eklampsia (24%), infeksi (11%), meales, varicella, echovirus. Mumps,
sedangkan penyebab tidak langsung Virus Varicella, Virus Vaccinia, Virus
antara lain Kekurangan Energy Kronis Pollo dan Virus Caxsackie-B (5).
(KEK) sebesar 37% dan anemia (HB Pentingnya sikap kader
kurang dari 11gr% sebesar 40% pada terhadap kejadian TORCH pada ibu
ibu hamil). Sedangkan berdasarkan hamil adalah agar kader bisa
laporan rutin PWS KIA tahun 2007, memberikan edukasi tentang infeksi
penyebab langsung kematian ibu TORCH pada ibu hamil serta

6
mengurangi resiko kegagalan Bahan dan Metode
kehamilan dan kecacatan pada bayi
Penelitian ini menggunakan
yang akan dilahirkan.
metode deskriptif kuantitatif. Lokasi
Berdasarkan studi pendahuluan
penelitian ini dilakukan di Puskesmas
yang dilakukan oleh peneliti di
Sedayu 1 Bantul Yogyakarta. Waktu
Puskesmas Sedayu 1 Bantul
penelitian dilaksanakan pada tanggal
Yogyakarta pada tanggal 1 s/d 4
29 Mei- 5 Juni 2017. Sampel penelitian
Februari 2017 didapatkan data ibu
pada ibu hamil di Puskesmas Sedayu 1
hamil yang melakukan pemeriksaan
berjumlah 66 responden. Kriteria
pada bulan Desember 2016 s/d
inklusinya yaitu ibu hamil yang tercatat
Februari 2017 ialah sejumlah 195 ibu
di wilayah kerja Puskesmas Sedayu 1
hamil.
Bantul Yogyakarta, ibu hamil yang
Hasil yang diperoleh dari
bersedia menjadi responden.
wawancara yang telah dilakukan
Sedangkan kriteria eksklusinya yaitu
dengan 7 orang ibu hamil yang
ibu hamil yang tidak bisa membaca dan
melakukan pemeriksaan di Puskesmas
menulis. Penulis melakukan analisa
Sedayu 1, 1 dari 7 ibu hamil
data menggunakan analisis univariat.
mengatakan bahwa pernah menderita
Adapun analisis Univariat dalam
infeksi TORCH dan telah mengalami
penelitian ini dimaksudkan untuk
keguguran 2 kali, kemudian 3 dari 7 ibu
mendeskripsikan data variabel yang
hamil mengatakan pernah mendengar
didapatkan dari hasil wawancara
informasi TORCH tetapi kurang
kepada responden dengan
mengerti, selanjutnya 3 dari 7 ibu hamil
menggunakan kuesioner.
belum sama sekali mendapatkan
informasi mengenai infeksi TORCH Hasil dan Bahasan
baik dari tenaga kesehatan dan juga
kader.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Hamil di Puskesmas
Sedayu 1
Karakeristik Frekuensi(f) Prosentase (%)
Umur
<20 Tahun 5 7,6
20-35 Tahun 57 86,4
>35 Tahun 4 6,0
Total 66 100,00

7
Pendidikan
SD 3 4,5
SMP 13 18,2
SMA/SMK 49 74,2
PerguruanTinggi 2 3,1
Total 66 100,0
Pekerjaan
Bekerja 21 31,8
Tidak Bekerja 45 68,2
Total 66 100,0
Paritas
Nulipara 22 33,3
Multipara 44 66,7
Total 66 100,0
Berdasarkan table 4.1 sebagian multigravida sebanyak 44 responden
besar responden berumur 20-35 tahun (66,7%).
yaitu sebanyak 57 responden (86,4%),
berpendidikan SMA/SMK sebanyak 49
responden (74,2%), sebagian besar
responden tidak bekerja sebanyak 45
responden (68,2%), dan sebagian
besar responden memiliki paritas

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sikap Kader Terhadap Pencegahan


Kejadian TORCH pada Ibu Hamil
Sikap Kader Frekuensi (f) Prosentase (%)

Sikap
Positif 42 63,6
Negatif 24 36,4
Total 66 100,0
Menerima
Positif 44 66,7
Negatif 22 33,3
Total 66 100,0
Menanggapi
Positif 55 83,3
Negatif 11 16,7
Total 66 100,0
Menghargai
Positif 50 75,8
Negatif 16 24,2
Total 66 100,0

8
Bertanggungjawab
Positif 46 69,7
Negatif 20 30,3
Total 66 100,0
Tabel 4.2 menunjukkan kurang dari 20 tahun dan lebih dari
bahwa mayoritas kader memiliki 35 tahun(6).
sikap positif menurut ibu hamil yaitu satu faktor yang dapat
sebanyak 42 kader (63,6%) dan menggambarkan kematangan
sebagaian kecil memiliki sikap negatif seseorang secara psikis dan sosial,
yaitu sebanyak 24 kader (36,4%), sehingga membuat seseorang mampu
sebagian besar kader memiliki sikap lebih baik dalam merespon infromasi
menerima sebanyak 44 reasponden yang diperoleh. Hal ini akan
(66,7%), sebagian besar kader berpengaruh terhadap daya tangkap
memiliki sikap menanggapi sebanyak seseorang dalam mencerna informasi
55 responden (83,3%), sebagian yang diperoleh, sehingga dapat
besar kader memiliki sikap mempengaruhi pengetahuan
menghargai sebanyak 50 responden seseorang(6).
(75,8%), dan sebagian besar Usia reproduksi terkait dengan
responden memiliki sikap pencegahan kejadian TORCH ialah
bertanggungawab sebanyak 46 bahwa pada usia 20-35 tahun bisa
responden (69,7%). merespon informasi yang diperoleh,
A. Pembahasan dan berpengaruh terhadap daya
1. Karakteristik Responden tangkap mengenai informasi tentang
a. Umur TORCH sehingga menyikapi masalah
Hasil penelitian menunjukkan tentang TORCH bisa diahapai secara
bahwa sebagian besar responden matang.
berumur 20-35 tahun yaitu b. Pendidikan
sebanyak 57 responden (86,4%). Hasil penelitian menunjukkan
Umur merupakan salah satu hal bahwa sebagian besar responden
yang penting dalam mempengaruhi berpendidikan SMA/SMK sebanyak
pengetahuan seseorang. Umur 20- 49 responden (74,2%). Hal ini
35 tahun merupakan usia dikarenkan responden berada
reproduktif sehat. Salah satu faktor disekitar wilayah kerja Puskesmas
yang mempengaruhi tingginya AKI Sedayu 1 banyak yang mengikuti
adalah faktor umur, dimana resiko program pemerintah untuk dapat
kematian pada kelompok umur melanjutkan pendidikan 12 tahun yaitu

9
pada tingkat Sekolah Menengah Atas tangga dan yang melakukan
(SMA/sederajat). Pendidikan adalah pekerjaan adalah tanggungjawab
proses tumbuh kembang seluruh suami. Pekerjaan ialah seluruh bidang
kemampuan dan prilaku manusia pekerjaan yang pada umumnya
melalui pengajaran, sehingga dalam diperlukan adanya hubungan sosial
penelitian itu perlu dipertimbangkan dan hubungan dengan orang.
umur dan proses belajar(7). misalnya setiap orang harus bisa
Adapun tujuan yang hendak bergaul dengan orang lain, setiap
dicapai melalui pendidikan adalah orang harus bergaul dengan teman
untuk mengubah pengetahuan sejawat maupun berhubungan dengan
(pengertian, pendapat dan konsep- atasan. Pekerjaan dapat
konsep), sikap dan persepsi serta menggambarkan tingkat kehidupan
menanamkan tingkah laku atau seseorang dapat mempengaruhi
kebiasaan yang baru. Tingkat sebagai aspek kehidupan seseorang
pendidikan juga merupakan salah karena dapat mempengaruhi
satu faktor yang mempengaruhi sebagian aspek kehidupan seseorang
persepsi seseorang untuk lebih termasuk pemeliharaan kesehatan(7).
menerima ide-ide dan teknologi yang Dalam hal ini ibu yang tidak bekerja
baru. Semakin meningkat pendidikan atau sebagai Ibu Rumah Tangga
seseorang, maka akan bertambah (IRT) mempunyai lebih banyak waktu
pengalaman yang mempengaruhi untuk mengakses infromasi kesehatan
wawasan dan pengetahuan(7). terutama tentang pencegahan
Dengan bertambahnya wawasan dan kejadian TORCH pada ibu hamil.
pengetahuan, maka terkait dengan d. Paritas
pencegahan TORCH pada ibu hamil Hasil penelitian menunjukkan
bisa dideteksi secara dini. bahwa sebagian besar responden
c. Pekerjaan memiliki paritas multipara sebanyak
Hasil penelitian menunjukkan 44 responden (66,7%). Paritas
bahwa sebagian besar responden merupakan jumlah anak yang pernah
tidak bekerja yaitu sebanyak 45 dilahirkan oleh seorang ibu(7).
responden (68,2%). Hal ini Dalam hal ini, bagi ibu yang
dikarenakan sebagian besar mempunyai anak lebih dari dua telah
penduduk wanita yang berada mempunyai banyak pengalaman.
disekitar wilayah kerja Puskesmas Pengalaman adalah apa yang telah
Sedayu 1 merupakan ibu rumah dan sedang kita alami akan ikut

10
membentuk dan mempengaruhi adalah bernilai positif. Bentuk sikap
pengahayatan kita terhadap stimulus positif yang diberikan kader ialah
sosial(8). Dengan banyaknya bahwa kader kader mampu
pengalaman maka akan menstimulasi memberikan sikap yaitu sikap
untuk mencari infromasi mengenai menerima, menanggapi, menghargai
kesehatan terutama terhadap dan sikap bertanggungjawab.
pencegahan kejadian TORCH pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa ibu
ibu hamil. hamil menilai sikap kader yang
2. Gambaran Sikap Kader Terhadap dikategorikan menerima mayoritas
Pencegahan Kejadian TORCH Pada bernilai positif (66,7%). Hal ini
Ibu Hamil di Puskesmas Sdayu 1 dikarenakan bahwa kader bisa
Kabupaten Bantul Yogyakarta memberikan/menyampaikan infromasi
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa mengenai TORCH, menginformasikan
mayoritas sikap yang dimiliki kader bahwa daging yang setengah matang
adalah positif yaitu sebanyak 42 kader yang terinfeksi TORCH kemungkinan
(63,6%) dan sebagian kecil memiliki akan tertular serta kader mampu
sikap negatif yaitu sebanyak 24 kader menyampaikan bahwa mencium anak
(36,4%). Hal ini dikarenakan karena kecil tidak akan terkena TORCH.
kader yang berada di wilayah keja Selain itu ibu hamil menilai sikap
Pusksmas Sedayu 1 telah dibina dan kader yang dikategorikan menanggapi
diberikan pelatihan bersama bidan- mayoritas bernilai positif (83,3%). Hal
bidan di Puskesmas Sedayu 1. ini dikarenakan bahwa kader mampu
Pelatihan yang diberikan yaitu telah menyampaikan bahwa TORCH juga
sesuai dengan peran dan fungsi kader bisa menularkan karena tidak terpapar
yaitu telah melakukan pencatatan, dengan kotoran hewan yang
pemantauan dan evaluasi kegiatan terinfeksi, pada ibu hamil yang
Poskesdes bersama bidan, terinfeksi penyakit TORCH selama
mengidentifikasi dan melaporkan kehamilan akan meneruskan infeksi
kejadian masyarakat yang bedampak kepada janin yang dikandungnya.
terhadap kesehatan masyarakat Ibu hamil menilai sikap kader yang
khususnya terhadap ibu hamil di dikategorikan menghargai mayoritas
Puskesmas Sedayu 1. bernilai positif (75,8%). Hal ini
Hal ini telah dibuktikan dengan dikarenakan bahwa kader mampu
penelitian terhadap kader, menurut menginformasikan mengenai cara
ibu hamil mayoritas sikap kader penularan TORCH dari makanan yang

11
sudah matang, mencegah tertularnya tatap muka (kunjungan) dengan
TORCH salah satunya dengan sering menggunakan alat peraga serta
mencuci tangan dengan sabun etelah melakukan demonstrasi (contoh)(30).
bersentuhan dengan popok atau Kesimpulan
Sebagian kotoran anak. banyak responden berusia 20-35
Kemudian ibu hamil juga menilai tahun yaitu sebanyak 57 responden
sikap kader yang dikategorikan (86,4%),
bertanggungjawab mayoritas bernilai 1. Karakteristik pendidikan responden
positif (69,7%). Hal ini dikarenakan di Puskesmas Sedayu 1 sebagian
bahwa kader mampu menyakinkan banyak memiliki pendidikan SMA
kepada ibu hamil agar menjaga pola (74,2 %)
makan yang aman dan mencuci 2. Karakteristik pekerjaan responden
sayuran dengan bersih serta kader di Puskesmas Sedayu 1 sebagian
bertanggungjawab memberikan banyak tidak bekerja (68,2%)
informasi kepada ibu hamil tentang 3. Karakteristik paritas responden di
TORCH dan semua kader kesehatan Puskesmas Sedayu 1 sebagian
melakukan pemantauan pada ibu banyak multipara (66,7%)
hamil. 4. Mayoritas sikap kader yang berada
Dengan demikian kader di wilayah kerja Puskesmas
memiliki peran yang sangat penting Sedayu 1 Kabupaten Bantul
untuk memenuhi peran serta Yogykarta memiliki sikap positif
fungsinya sebagai kader kesehatan. (63,6%).
Kader kesehatan memiliki peran yang 5. Sebagian kecil sikap kader yang
besar dalam upaya meningkatkan berada di wilayah kerja di
kemampuan masyarakat menolong Puskesmas Sedayu 1 Kabupaten
dirinya untuk mencapai derajat Bantul Yogyakarta memiliki sikap
kesehatan yang optimal. Di dalam negatif (36,4%).
masyarakat kader juga berperan
Rujukan
dalam pembinaan masyarakat di
1. Sustainable Development Goals.
bidang kesehatan melalui kegiatan
2016.
yang dilakukan di Posyandu. Selain
http://www.pusat2.littbang.depkes.
kegiatan posyandu, kader juga
go.id/pusat2
mempunyai peran di luar kegiatan
vI/wpconten/upload/2015/12/SDGs
posyandu salah satunya ialah
-Ditjen-BGKIA.pdf. diakses tanggal
memberikan infromasi dan motivasi
6 Januari 2017 jam 20.45 wib.
12
2. World Health Organization Yogyakarta: Pustaka Pelajar
(WHO). 2014. WHO, UNICEF, Offiset.
UNFPA, The World Bank,
Trends in Maternal Mortality:
1990 to 2013. Geneva: World
Health Organization
3. Sulistyawati dan Nugraheny.
2010. Buku Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Bersalin. Jakarta:
Salemba Medika.
4. Juanda, I. 2013. TORCH (Toxo,
Rubella, CMV, dan Herpes)
Akibat dan Solusinya. Bogor:
Yayasan Aquatreat Therapy
Indonesia.
5. Nurhadi, M. 2012. Kesehatan
Masyarakat Veteriner (Hygiene
Bahan Pangan Hewan dan
Zoonosis). Yogyakata: Gosyen
Publishing.
6. Elisa. 2014. Umur, Pendidikan,
dan Tingkat Pengetahuan
Primigravida Tentang Tanda
Bahaya Kehamilan Trimester III
di Wilayah Puskesmas Ungaran
Kecamatan Ungaran Barat.
Jurnal Keperawatan Maternitas
Volume 2 No. 2 November
2014;84-89
7. Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu
Prilaku Kesehatan. Jakata.
Rineka Cipta.
8. Azwar. 2007. Sikap Manusia,
Teori dan Pengukurannya.

13

Anda mungkin juga menyukai