Anda di halaman 1dari 11

SISTEM UTILITAS II

KELOMPOK 3 :

EKA PUTRA CAHYONO / F22118025

LISET MARIANI / F22118061

Musfirah atifah i / F22118106

Ikrar agusto bude / F22118126

Anggi ahmad z fauzi / F22118102


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan air bersih untuk beberapa keperluan
seperti minum, mencuci, mandi, dan sebagainya. Maka dari itu diperlukan suatu cara yang
dapat menyediakan serta menyalurkan air bersih guna memenuhi kebutuhan air tersebut serta
menyalurkan air buangannya yang dapat kita atur dengan menggunakan suatu sistem yang
disebut sistem plambing. Sistem plambing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dalam pembangunan gedung. Oleh karena itu, perencanaan dan perancangan sistem plambing
haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai agar dapat memenuhi kebutuhan air bersih
konsumen dan memberikan kenyamnan kepada pengguna.

1.2 Tujuan

Maksud dari tugas ini adalah untuk menjelaskan ketersediaan sistem distribusi air bersih,
pembuangan air kotor dalam suatu bangunan hotel. Sehingga pengguna bangunan hotel
tersebut dapat terpenuhi kebutuhan air bersihnya sesuai dengan persyaratan atau penyaluran
air buangan dengan cepat dan tepat sehingga memberikan kenyamanan bagi pemakainya.

Adapun tujuan dari sistem plambing ini, yaitu :

 Untuk memelihara kesehatan dan kenyamanan dari penghuni gedung hotel tersebut.
 Merancang dan memberikan pelayanan air bersih yang digunakan oleh pemakai
gedung dengan tekanan dan jumlah yang cukup.
 Memberikan pelayanan untuk menyalurkan air buangan tanpa mencemari bagian
penting dari bangunan dan lingkungan.
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air
minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang
memenuhi persyaratan bagi system penyediaan air minum. Adapun persyaratan yang
dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi
dan radiologis. Sehingga, apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping (Ketentuan
Umum Permenkes No.492/Menkes/PER/IV/2010).

Persyaratan Dalam Penyediaan Air Bersih

Sistem penyediaan air bersih harus memenuhi beberapa persyaratan utama. Persyaratan
tersebut meliputi persyaratan kualitatif, persyaratan kuantitatif, dan persyaratan kontinuitas.

 Persyaratan Kualitatif

Persyaratan kualitas menggambarkan mutu atau kualitas dari air baku air bersih.
Persyaratan ini meliputi persyaratan fisik, persyaratan kimia, persyaratan biologis dan
persyaratan radiologis. Syarat-syarat tersebut berdasarkan Permenkes No.
492/Menkes/PER/IV/2010 dinyatakan bahwa persyaratan kualitas air bersih adalah
sebagai berikut :

1. Syarat-syarat Fisik

Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Selain itu juga
suhu air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang dari 250C.

2. Syarat-syarat Kimia

Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang
melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia antara lain adalah pH, total solid, zat
organik, CO2 agresif, kesadahan, kalsium (Ca), besi (Fe), mangan (Mn), tembaga (Cu),
seng (Zn), klorida (Cl), nitrit, flourida (F), serta logam berat.

3. Syarat-syarat Bakteriologis dan Mikrobiologis

Air bersih tidak boleh mengandung kuman pathogen dan parasitic yang
mengganggu kesehatan. Persyaratan bakteriologis ini ditandai dengan tidak adanya
bakteri E.coli atau fecal coli dalam air.

4. Syarat-syarat Radiologis

Persyaratan radiologis mensyaratkan bahwa air bersih tidak boleh mengandung zat
yang menghasilkan bahan-bahan yang mengandung radioaktif seperti sinar alfa, beta,
dan gamma.
 Persyaratan Kuantitatif (Debit)

Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari banyaknya
air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah dan jumlah penduduk yang akan dilayani.
Persyaratan kuantitas juga dapat ditinjau dari standar debit air bersih yang dialirkan ke
konsumen sesuai dengan kebutuhan air bersih

 Persyaratan Kontinuitas

Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi debit
yang relative tetap, baik pada saat musim kemarau maupun musim hujan. Kontinuitas
dapat diartikan bahwa air bersih harus tersedia 24 jam per hari, atau setiap saat
diperlukan, kebutuhan air tersedia. Akan tetapi kondisi ideal tersebut hampir tidak dapat
dipenuhi setiap wilayah di Indonesia, sehingga untuk meningkatkan kontinuitas
pemakaian air dapat dilakukan dengan cara pendekatan aktifitas konsumen terhadap
prioritas pemakaian air. Prioritas pemakaian air minimal selama 12 jam per hari yaitu
pada jam kerja atau jam aktifitas pada pukul 06.00 – 18.00 WIB.

Kontinuitas aliran sangat penting ditinjau dari kebutuhan konsumen. Sebagian besar
konsumen memerlukan air untuk kehidupan dan pekerjaannya, dalam jumlah yang tidak
ditentukan. Karena itu, diperlukan reservoir pelayanan dan fasilitas energy yang siap
setiap saat.

Sistem Penyediaan Air Bersih

Ada 3 hal yang penting yang perlu dipertimbangkan dalam konsep plambing air minum
adalah jumlah lantai bangunan, tekanan yang tersedia, dan besaran aliran yang dapat
diperoleh. Untuk instalasi pipa Plumbing System terdapat empat jenis cara pendistribusian air
bersih, yaitu

1. Sistem Tanpa Tangki ( Booster system )

Sistem ini tidak menggunakan tangki apapun, baik tangki bawah, tangki tekan, atau pun atap.
Air dipompakan langsung ke system distribusi bangunan dan pompa menghisap air langsung
dari pipa utama.

2. Sistem Sambungan Langsung

Dalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa utama
penyediaan air bersih. Karena terbatasnya tekanan dalam pipa utama dan dibatasinya ukuran
pipa cabang dari pipa utama tersebut, maka sistem ini dapat diterapkan untuk perumahan dan
gedung-gedung kecil dan rendah.
3. Sistem Tangki Atap

Dalam sistem ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah (dipasang pada
lantai terendah bangunan atau dibawah muka tanah), kemudian dipompakan ke suatu tangki
atas yang biasanya dipasang di atas atap atau di atas lantai tertinggi bangunan. Dari tangki ini
akan di distribusikan ke seluruh bangunan. Sistem tangki atap ini diterapkan seringkali
karena alasan-alasan berikut ini :

 Selama airnya digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat plambing hamper
tidak berarti. Perubahan tekanan ini hanyalah akibat perubahan muka air dalam
tangki.
 Sistem pompa yang menaikkan air ketangki atap bekerja secara otomatik dengan cara
yang sangat sederhana. Pompa biasanya dijalankan dan dimatikan oleh alat yang
mendeteksi muka dalam tangki atap.
 Perawatan tangki atap sangat sederhana

Hal yang terpenting dalam sistem tangki atap ini adalah menentukan letak tangki atap
tersebut ; apakah dipasang dilangitlangit, atau diatas atap, atau dengan suatu kontruksi
Menara yang khusus. Penentuan ini harus didasarkan atas jenis alat plambing yang dipasang
pada lantai tertinggi bangunan dan menuntut tekanan kerja tertinggi.

4. Sistem Tangki Tekan

Prinsip kerja system ini adalah air yang ditampung dalam tangki bawah, dipompakan
ke dalam suatu bejana atau tangki tertutup sehingga udara didalamnya terkompresi. Air dari
tangki tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi bangunan. Pompa bekerja secara otomatik
yang diatur oleh tekanan, yang menutup/membuka saklar motor listrik penggerak pompa.
Dalam sistem ini udara yang terkompresi akan menekan air ke dalam sistem distribusi dan
setelah berulang kali mengembang dan terkompresi lama kelamaan akan berkurang, karena
larut dalam air atau ikut terbawa air keluar tangki.

Kelebihan sistem tangki tekan antara lain :

 Lebih menguntungkan dari segi estetika karena tidak teralu menyolok.


 Mudah perawatannya.
 Harga awalnya murah.

Kekurangan sistem tangki tekan antara lain :

 Daerah fluktuasi tekanan sangat besar, fluktuasi besar ini dapat menimbulkan
fluktuasi aliran air yang cukup berarti pada alat plambing dan pada alat pemanas gas
dapat menghasilkan air dengan temperature yang berbeda-beda.
 Dengan berkurangnya udara dalam tangka tekan, maka setiap hari sekali harus
ditambahkan udara dengan kompresor atau dengan menguras seluruh air dari dalam
tangka tekan.
 Sistem tangki tekan dapat dianggap sebagai suatu sistem pengaturan otomatik pompa
penyediaan air saja.

Perhitungan Kebutuhan Air Berdasarkan Populasi Gedung

Perhitungan kebutuhan air pada gedung untuk air bersih kelas satu didasarkan pada
perkiraan jumlah populasi pada gedung hotel yang akan dibangun. Perkiraan jumlah populasi
dihitung berdasarkan luas dari ruangan pada tiap lantai dalam gedung, tetapi untuk penghuni
kamar hotel sudah dapat ditentukan jumlahnya. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan,
didapat total kebutuhan air air bersih dalam gedung yaitu sebesar 79 m3/hari. Sedangkan
perhitungan kebutuhan air bersih kelas duaberdasarkan jumlah unit alat plambing WC yang
ada pada gedung.

Perhitungan Tangki Bawah ( Ground Tank ) Penampung Air

 Tangki Bawah ( Ground Tank ) Air Kelas Satu

Perhitungan volume dan dimensi tangki bawah ( g r o u n d t a n k ) untuk air bersih kelas
satu didasarkan pada total kebutuhan air untuk populasi dalam gedung. Jadi didapat volume
tangki bawah untuk air kelas satu sebesar 79m3 dengan dimensi panjang (P) sebesar 7 m,
lebar (L) sebesar 3,45 m, dan kedalaman (H) sebesar 3,3 m (dengan freeboard 30 cm).

 Tangki Bawah ( Ground Tank ) Air Kelas Dua

Perhitungan volume dan dimensi tangki bawah ( g r o u n d t a n k ) untuk air bersih kelas dua
didasarkan pada jumlah dari air hujan yang ditampung,air buangan grey water dan air
kondensasi AC yang digunakan kembali. Dari kedua jenis air tersebut akan diolah terlebih
dahulu dan kemudian ditampung pada tangki bawah untuk air kelas dua. Jadi didapat Volume
tangki bawah untuk air kelas duasebesar 67m3 dengan dimensi panjang (P) sebesar 6,36 m,
lebar (L) sebesar 3,18 m, dan kedalaman (H) sebesar 3,3 m (dengan freeboard 30 cm).

Perhitungan Tangki Atap ( Roof Tank ) Penampung Air

 Tangki Atap ( Roof Tank ) Air kelas Satu

Roof tank merupakan reservoir yang dipergunakan untuk melayani fluktuasi kebutuhan
air minum pada saat-saat tertentu.Perhitungan volume tangki atap ( roof tank ) untuk air
bersih Kelas satu menggunakan rumus :
VE = |(Qp – Qmax)| x Tp + Qmaxx Tpu.........................................(1)

keterangan VE : kapasitas efektif tangki atas (L)

Qp : kebutuhan jam puncak (L/menit)

Qmax : kebutuhan menit puncak (L/menit)

Qpu : kapasitas pompa pengisi (L/menit)

Tp : jangka waktu kebutuhan puncak (menit)

Tpu : jangka waktu kerja pompa pengisi (menit)

Dengan menggunakan rumus diatas didapat volume tangki atap untuk air kelas satu sebesar
5,4 m3 dengan dimensi panjang (P) sebesar 3 m, lebar (L) sebesar 1,44 m, dan kedalaman
(H) sebesar 1,3 m (dengan freeboard 30 cm).

 Tangki Atap ( Roof Tank ) Air Kelas Dua

Perhitungan volume tangki atap ( roof tank ) untuk air bersih kelas duaberdasarkan pada
jumlah alat plambing WC dalam gedung dan unit beban alat plambing. Hasil perhitungan
dapat dilihat pada tabel

Alat plambing Jumlah alat plambing Unit beban alat Jumlah unit beban
plambing alat plambing

WC pribadi 75 3 225
(dengan tangki
gelontor)

WC umum 24 5 120
(dengan tangki
gelontor)

Jumlah : 345

Sumber : Hasil Perhitungan, 2014dan SNI 03-7065-2005

Dengan table diatas diperoleh pemakaian air serentak dalam satu gedung kira-kira sebesar
349 L/menit.

Untuk mendapatkan volume tangki atap untuk air kelas dua, debit pemakaian air tersebut
dikali dengan jangka waktu kebutuhan puncak (Tp) sebesar 30 menit. Sehingga didapat
volumenya sebesar 0,349 m3/menit x 30 menit = 10,47 m3 dengan dimensi panjang (P)
sebesar 4 m, lebar (L) sebesar 2 m, dan kedalaman (H) sebesar 1,3 m (dengan freeboard 30
cm).
Sistem Distribusi air bersih adalah sebagai berikut :

1. Up-feed system
Dalam sistem ini pipa distribusi langsung dari tangki bawah tanah (ground tank)
dengan pompa langsung disambungkan dengan pipa utama penyediaan air bersih
pada bangunan, dalam hal ini menggunakan sepenuhnya kemampuan pompa. Karena
terbatasnya tekanan dalam pipa dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama
tersbut, sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan gedung-gedung
kecil yang rendah.

2. Down-feed system
Dalam sistem ini, air ditampung terlebih dahulu di tangki bawah (ground tank),
kemudian dipompakan ke tangki atas (upper tank) yang biasanya dipasang di atas
atap atau di lantai tertinggi bangunan. Dari sini air didistribusikan ke seluruh
bangunan.
SISTEM DISTRIBUSI AIR PANAS

Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu da
digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu. Sistem plambing air panas ini
menggunakan pipa besi tuang atau tembaga yang dibalut dengan benang-benang asbes
supaya panasnya tidak terbuang keluar (benang-benang asbes tersebut sebagai isolator yang
baik untuk menahan panas. Untuk memanaskan air pipa-pipa air dingin yang menuju ke titik
air harus melewati alat-alat pemanas dengan system yang berbeda-beda. )alat pemanas yang
sering digunakan adalah
a. Pemanas air dengan gas air mengalir sesaat dan melewati pipa-pipa yang
dipanaskan.
b. Pemanas air listrik.
c. Pemanas air energi surya system pemanas air energi surya menggunakan
tabung penyimpandan letaknya harus dipasang di atas atap bangunan untuk
mendapatkan panas matahari

1. Supply air bersih


Dalam perhitungannya, kapasitas air bersih yang perlu dicadangkan untuk keperluan
air panas sebesar 1/3 dari total kebutuhan air bersih atau 1/3 dari debit kebutuhan
total air bersih. Tangki air bersih yang digunakan secara ekonomis dapat dijadikan
satu dengan tangki air bersih untuk keperluan secara umum.

2. Boiler (tangki pemanas)


Adalah unit pemanas air yang digunakan dalam bangunan berlantai banyak untuk
keperluan supply air panas di bangunan tersebut. Bagian-bagian boiler:
a. Tangki persiapan/tangki air bersih yang mampu men-supply kebutuhan pemanasan
dalam waktu 1 jam.
b. Alat pemanas (fire tube boiler). Terdiri burner dan sistem kontrol (sensor)

3. Tangki air panas


Adalah tangki yang berfungsi sebagai penyimpan air panas dengan cadangan
penyimpanan selama minimum 1 jam. Dilengkapi dengan lapisan isolaso panas
sehingga tidak terjadi reduksi panas pada saat distribusi dilaksanakan. Tangki air
panas tersebut harus mampu menahan panas air sekitar 180° F atau 82°C. Untuk
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tangki boiler umumnya dilengkapi
dengan katup pengaman.

4. Pompa
Dalam hot water system diperlukan pompa, karena pada umumnya letak boiler ada
di bagian bawah bangunan (basement). Apabila letaknya di bagian bawah
bangunan, maka jenis pompa yang diperkukan adalah pompa tekan.

5. Pemipaan
Pipa air panas mempunyai fungsi yang spesifik yaitu mendistribusikan air pamas
untuk bagian yang diperlukan serta menjaga suhu agar tidak terlalu banak
mengalami penurunan. Dengan demikian:
a. Tahan pada suhu tinggi
b. Anti bocor
c. Kedap air
Dilapisi dengan serat kaca untuk menahan suhu dengan ketebalan minimum ¼ inch secara
merata di seluruh permukaan pipa.

SISTEM PEMBUANGAN DISPOSAL PADAT DAN CAIR

Jenis Air Limbah Ada beberapa jenis air buangan yang dibedakan menurut sumber
airnya dalam bangunan, yaitu sebagai berikut :

1. Grey Water (Air Bekas) adalah buangan limbah cair yang berasal dari floor drain,
wastafel dan tempat cuci piring (sink).
2. Black Water (Air Kotor Padat) adalah buangan limbah cair yang berasal dari kloset
dan urinoir. Buangan kloset termasuk dalam golongan limbah padat organik, artinya
limbah padat tersebut dapat membusuk sehingga harus diolah dengan benar.
Storm Water (Air Hujan) adalah limbah yang berasal dari air hujan. Air hujan dapat langsung
disalurkan menuju buangan akhir, namun air hujan tidak boleh menimbulkan genangan yang
banyak karena akan menyebabkan banjir. Sistem pembuangan air hujan pun harus
diperhatikan agar buangannya langsung tersalurkan dan tidak menggenang.
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/ACER/Downloads/Documents/1047-1531-1-SM.pdf

file:///C:/Users/ACER/Downloads/Documents/426773451-Perencanaan-Plumbing-di-Hotel-
Morocco-Hill.pdf

Neufert, Ernst. 1975. Data Arsiektur. London :Crosby Lockwood Setapies.

Standar Nasional Indonesia, SNI 03-6381-2000 Tentang System Plambing-2000

Anda mungkin juga menyukai