Anda di halaman 1dari 10

FISIKA DASAR

TT/MR

BAB 1:BESARAN DAN SATUAN

NAMA:M ALFAYED IDFAT NASUTION(1907210119)

KELAS:C1 SIPIL(PAGI)

MATA KULIAH:FISIKA DASAR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH


SUMATERA UTARA
Besaran

a. Besaran Pokok
Merupakan besaran yang menjadi dasar untuk menetapkan besaran yang
lain. Satuan besaran pokok disebut satuan pokok dan telah ditetapkan
terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan para ilmuwan. Besaran pokok
sifatnya bebas, artinya tidak bergantung pada besaran pokok yang lain.
Berikut, disajikan besaran pokok yang telah disepakati oleh para ilmuwan.

b. Besaran Turunan

Merupakan turunan dari besaran pokok. Satuan besaran turunan disebut


satuan turunan dan diperoleh dengan menggabungkan beberapa satuan
besaran pokok. Paham ‘kan sampai di sini? Berikut merupakan beberapa
contoh besaran turunan beserta satuannya, perhatikan ya.

Sistem Satuan
Sistem satuan yang berlaku secara internasional adalah Sistem Satuan
Internasional (SI). Dalam sistem ini ada tujuh satuan dasar. Satuan dasar
SI adalah fondasi dari sistem ini dan semua satuan turunan diturunkan
dari satuan dasar. Ketujuh satuan dasar tersebut memiliki standar
masing-masing sebagi berikut.
Dalam pengukuran besaran, nilai yang terlibat terkadang sangat kecil
atau sangat besar. Untuk mempermudah dalam penulisan, sistem SI
memberlakukan aturan prefiks.

Prefiks adalah awalan yang dicantumkan di awal penulisan suatu satuan.


Tiap prefiks memiliki nilai yang spesifik. Berikut ini adalah perfiks yang
berlaku secara Internasional.
Contoh pengunaan prefiks ini adalah sebagai berikut.

 1 kilometer artinya 1000 meter.


 1000 milimeter artinya 1 meter.
 5 pikoFarad (pF) artinya 5×10−125×10−12Farad.
 1 GigaByte (GB) artinya 1×1091×109Byte.

Dimensi Besaran
A. Dimensi Besaran Pokok

Dimensi besaran pokok dapat dinyatakan dengan lambang berupa huruf


besar dan biasanya diberi kurung persegi seperti pada tabel di bawah ini.

No Besaran pokok Lambang Dimensi


1 Panjang [L]
2 Massa [M]
3 Waktu [T]
4 Kuat Arus Listrik [I]
5 Suhu [θ]
6 Intensitas Cahaya [J]
7 Jumlah zat [N]
Ada tabel di atas kita ketahui bahwa ada tujuh besaran pokok yang
memiliki dimensi.Tapi ada juga dua besaran pokok tambahan yang tidak
memiliki dimensi yaitu sudut datar dan sudut ruang, masing-masing
keduanya memiliki satuan radian dan steradian, tetapi keduanya tidak
berdimensi.

B. Dimensi Besaran Turunan


Dimensi besaran turunan diperoleh dengan jalan menurunkan atau
menjabarkan dari dimensi besaran pokok.Tabel di bawah ini menunjukan
beberapa contoh dimensi besaran turunan.

No Besaran Turunan Lambang Dimensi


1 Percepatan [L][T]-1
2 Kecepatan [L][T]-2
3 Gaya [M][L][T]-2
4 Luas [L]2
5 Volume [L]3
6 Massa jenis [M][L]-3
7 Tekanan [M][L]-1[T]-2
8 Usaha [M][L]2[T]-2
Dari tabel di atas misalnya kecepatan. Kecepatan memiliki satuan meter
per-sekon dimana meter memiliki lambang dimensi [L] dan per-sekon
memiliki lambang dimensi [T]-1. Sehingga kecepatan memiliki lambang
dimensi [L][T]-1.

Penjumlahan,pengurangan,perkalian vektor
1. Penjumlahan vector secara geometris

Dari ketiga vector tersebut dapat dijumlahkan dengan cara sebagai


berikut:

Pada penjumlahan vector berlaku hukum

a+b=b+a

Pada vector berlaku sifat ASOSIATIF

(a + b) + c = a + (b + c)

2. Pengurangan vector secara geometris


Pengurangan vector dapat dilakuakan dengan menjumlahkan vector 1
dengan lawan vector 2.
3. Penjumlahan dan pengurangan vector secara analisis
Untuk menjumlahkan vector-vektor 3 dimensi digunakan metode analitik.
Penguraian vector :

Vector a dapat diuraikan menjadi Ax dan Ay


Ax = a cos θ
Ay = a sin θ

Utuk menentukan besarnya vector a dan arah vector a dapat digunakan


rumus sebagai berikut:

1. Perkalian sebuah konstanta dengan sebuah vektor

 “Jika k positif maka arahnya sama dengan arah vector a”


 “Jika k negatif maka arahnya berlawanan dengan vector a”

2. Perkalian dua buah vector dengan hasil berupa skalar

Operasi di atas disebut juga “dot product”


Keterangan:
a = vector a
b = vector b
θ = sudut yang dibentuk antara vector a dan vector b

3. Perkalian dua buah vector dengan hasil berupa vector lain

Keterangan:
a = vector a
b = vector b
θ = sudut yang dibentuk antara vector a dan vector b

Operasi di atas disebut juga “cross product”


Arah hasil perkalian vector a dan b selalu tegak lurus dengan bidang yang
dibentuk oleh vector a dan b.

Untuk menentukan arah perkalian vector:

Kepalkan jari tangan melingkupi sumbu sambil mendorong vector a ke


vector b oleh ujung-ujung jari melalui sudut terkecil, sementara ibu jari
tetap tegak jadi hasil perkalian vector a dan b ditentukan oleh ibu jari.

Jika kita mengetahui komponen-komponen vector yang akan kita kalikan,


kita bisa menggunakan sifat-sifat perkalian silang diantara sesama vector
satuan untuk mencari hasil perkalian silang antara dua vector. Sifat-sifat
tersebut adalah:

ixi=jxj=kxk=0
i x j = -j x i = k
j x k = -k x j = i
k x i = -i x k = j

dengan sifat-sifat tersebut kita peroleh :

A x B = (Ax i + Ay j + Az k) x (Bx i + By j + Bz k)


A x B = (Ay Bz - A z By )i + (A z BX - Ax BZ )j +(Ax By - Ay Bx )k

Berarti jika C = A x B, maka komponen-komponen dari C sama dengan :

C = Cx I + Cy j + Cz k adalah :

Cx = Ay Bz - Az By


Cy = Az BX - Ax BZ
Cz = Ax By - Ay Bx

Vektor Satuan
Vektor satuan (unit vektor) merupakan suatu vektor yang besarnya = 1.
vektor satuan tidak mempunyai satuan. Vektor satuan berfungsi
menunjukkan suatu arah dalam ruang. Untuk membedakan vektor satuan
dari vektor biasa maka vektor satuan dicetak tebal (untuk tulisan cetak)
atau di atas vektor satuan disisipkan tanda ^ (untuk tulisan tangan).
Pada sistem koordinat kartesius (xyz) kita menggunakan vektor
satuan  i untuk menunjukkan arah sumbu x positif, vektor satuan j untuk
menunjukkan arah sumbu y positif, vektor satuan k untuk menunjukkan
arah sumbu y positif.
Untuk memudahkan pemahamanmu, perhatikan contoh berikut ini.
Misalnya terdapat sebuah vektor F sebagaimana tampak pada gambar di
bawah.

Pada gambar, vektor satuan i menunjukkan arah


sumbu x positif dan vektor satuan j menunjukkan arah sumbu y positif.
Kita dapat menyatakan hubungan antara vektor komponen dan
komponenya masing-masing, sebagai berikut :
Fx = Fxi
Fy = Fyj
Kita dapat menulis vektor F dalam komponen-komponennya sebagai
berikut :
F = Fxi + Fyj
Misalnya terdapat dua vektor, A dan B pada sistem koordinat xy, di mana
kedua vektor ini dinyatakan dalam komponen-komponennya :
A = Axi + Ayj
B = Bxi + Byj
Bagaimana jika A dan B dijumlahkan ?
R = A + B
R = (Axi + Ayj) + (Bxi + Byj)
R = (Ax + Bx)i + (Ay + By)j
R = Rxi + Ryj
Apabila tidak semua vektor berada pada bidang xy maka kita bisa
menambahkan vektor satuan k, yang menunjukkan arah sumbu z positif.
A = Axi + Ayj + Azk
B = Bxi + Byj + Bzk
Jika vektor A dan B dijumlahkan maka akan diperoleh hasil sebagai
berikut :
R = A + B
R = (Axi + Ayj + Azk) + (Bxi + Byj + Bzk)
R = (Ax + Bx)i + (Ay + By)j + (Az + Bz)k
R = Rxi + Ryj + Rzk

Anda mungkin juga menyukai