Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menstruasi merupakan suatu proses alamiah yang terjadi pada
wanita setiap bulan karena tidak terjadi pembuahan yang berakibat
luruhnya dinding rahim. Peristiwa menstruasi mempunyai nilai khusus
pada kaum wanita dimana hal tersebut sangat di dambakan oleh setiap
wanita yang telah dewasa dan juga menandakan bahwa seorang
wanita dianggap subur. Namun peristiwa menstruasi tak sepenuhnya
dapat dialami oleh semua wanita dewasa pada umumnya karena
beberapa faktor yang mempengaruhi sehingga menyebabkan terjadinya
gangguan menstruasi.
Gangguan menstruasi merupakan masalah yang cukup sering
ditemukan dalam pelayanan kesehatan, dimana gangguan menstruasi
adalah masalah fisik atau mental yang mempengaruhi siklus
menstruasi, perdarahan yang tidak biasa dimana volume darah yang
lebih banyak atau sedikit, ataupun hilangnya siklus menstruasi.
Penelitian Suryati (2013) mengenai pengaruh alat kontrasepsi suntikan
terhadap siklus haid pada PUS di BPS Heramuliawati kecamatan
padang Tiji Kabupaten Pidie menemukan bahwa dari 25 (100%)
responden yang menggunakan kontrasepsi suntik terdapat 21(84%)
responden yang mengalami siklus haid yang tidak normal dan 4 (16%)
responden yang siklus haidnya tetap normal. Dan 11(100%) responden
yang tidak menggunakan kontrasepsi suntik terdapat 5 (45.5%)
responden yang mengalami haid tik normal dan terdapat 6 (54.5%)
responden yang haidnya normal.
Berdasarkan data dalam RISKESDAS (2010) menyatakan
bahwa persentase perempuan berusia 10-59 tahun di sulawesi selatan
yang mengalami haid tidak teratur sebesar 14,5%. Adapun alasan yang

1
2

dikemukakan perempuan 10-59 tahun yang mempunyai siklus tidak


teratur antara lain karena masalah seperti 2,8% karena hamil atau nifas
atau habis keguguran, Terdapat 2,9 persen menyatakan karena
menjelang menopause dan yang sudah menopause, Kurang dari 0,5
persen melaporkan karena sakit seperti kanker leher rahim, myom dan
sakit lainnya, serta yang menjawab karena masalah seperti stress,
banyak pikiran sebesar 5,1% dan yang menjawab karena masalah KB
sebesar 5,1% seperti Kontrasepsi suntik yang menyebabkan siklus haid
menjadi tidak teratur.
Penggunaan kontrasepsi suntik merupakan salah satu faktor
yang menyebabkan terjadinya gangguan menstruasi akibat hormon
yang terkandunng didalamnya. Kontrasepsi suntik merupakan alat
kontrasepsi terbanyak digunakan oleh wanita berstatus kawin yaitu
sebesar 32% (SDKI,2012). Dan sampai saat ini prevalensi penggunaan
kontrasepsi suntik cukup tinggi sehingga hal tersebut juga menjadi
fokus perhatian, karena banyak di antara masyarakat yang menjadi
akseptor KB suntik mengeluhkan masalah menstruasinya yang
terganggu. Sama halnya dengan survey awal yang telah dilakukan di
puskesmas Panambungan di dapatkan informasi dari petugas
kesehatan bahwa cukup banyak akseptor Kontrasepsi suntik yang
mengalami gangguan menstruasi, banyak diantara mereka yang
siklusnya tidak teratur atau bahkan tidak mengalami menstruasi, kondisi
tersebut menimbulkan kecemasan pada akseptor KB, sehingga
memerlukan evaluasi yang seksama karena gangguan menstruasi yang
tidak ditangani dapat mempengaruhi kualitas hidup dan aktivitas sehari-
hari.
Penelitian Munir (2007) menyatakan terdapat hubungan
penggunaan kontrasepsis suntik dengan efek samping amenore
dimana dari 158 pengguna kontrasepsi Dmpa ( 3 bulan ) terdapat 143
responden mengalami amenore dan 15 responden tidak mengalami
amenore sedangkan pengguna kontrasepsi suntik cyclofem ( 1 bulan )
3

dari 25 responden terdapat 2 responden yang mengalami amenore dan


23 responden yang tidak mengalami amenore. Penelitian Laila (2010)
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lama
pemakaian kontrasepsi DMPA dengan kejadian amenore sekunder di
Puskesmas Keraton Surakarta. Sedangkan Penelitian Ekawati (2010)
menyatakan bahwa ada pengaruh pemakaian kontrasepsi suntik DMPA
terhadap peningkatan berat badan.
Selama ini kebanyakan penelitian sebelumnya hanya
melakukan penelitian untuk mengetahui penggunaan kontrasepsi
DMPA (kontrasepsi suntik 3 bulan) terhadap kejadian amenore dan
peningkatan berat badan, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti
kontrasepsi suntik 1 bulan dan 3 bulan dengan hubungannya terhadap
pola menstruasi secara menyeluruh yang meliputi siklus menstruasi,
lamanya menstruasi, banyaknya perdarahan menstruasi pada akseptor
KB suntik.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian “Hubungan penggunaan Kontrasepsi suntik
dengan gangguan pola menstruasi pada akseptor KB suntik di wilayah
Kerja Puskesmas Syek Yusuf Gowa.

B. Rumusan Masalah
Kontrasepsi suntik merupakan salah satu kontrasepsi yang
tingkat penggunaannya sangat tinggi di kalangan masyarakat. Namun,
banyak pengguna Kontrasepsi Suntik yang mengalami perubahan
Siklus Menstruasi. Berdasarkan data dalam RISKESDAS tahun 2010
menyatakan bahwa alasan haid tidak teratur pada perempuan usia 10-
59 tahun di sulawesi selatan adalah 5,1% karena masalah KB seperti
kontrasepsi suntik. Berdasarkan hal tersebut peneliti mengajukan
pertanyaan penelitian: Apakah ada hubungan penggunaan kontrasepsi
suntik dengan gangguan pola menstruasi pada akseptor KB suntik
diwilayah kerja Puskesmas Syekh Yusuf Gowa ?
4

C. Tujuan Penelitian
1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan kontrasepsi suntik dengan
gangguan pola menstruasi.

2.Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi penggunaan kontrasepsi suntik pada akseptor KB
suntik di wilayah kerja Puskesmas syekh Yusuf Gowa
b. Mengidentifikasi kejadian gangguan pola menstruasi pada
akseptor KB suntik di wilayah kerja Puskesmas syekh Yusuf Gowa
c. Menganalisis pengaruh penggunaan kontrasepsi Suntik dengan
gangguan pola menstruasi pada akseptor KB Suntik di wilayah
kerja Puskesmas Syekh Yusuf Gowa

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi akseptor KB
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan
gambaran tentang efek samping dari Kontrasepsi Suntik Bagi
akseptor KB suntik.
2. Bagi petugas kesehatan
Agar petugas kesehatan baik Bidan maupun perawat dapat
menggunakan sebagai bahan acun dalam memberikan konseling
tentang pengaruh kontrasepsi suntik.
3. Pengembangan ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan dalam bidang keperawatan terutama mengenai
Hubungan penggunaan Kontrasepsi Suntik dengan gangguan
Pola Menstruasi.
4. Bagi peneliti
Sebagai bahan acuan dan bacaan bagi pihak-pihak yang
melakukan penelitian menyangkut masalah Kontrasepsi Suntik.

Anda mungkin juga menyukai