Anda di halaman 1dari 4

ARSITEKTUR CAROLINGIAN DAN ROMANESQUE SEJAK ABAD IX

Sejarah dan Geografi

Budaya barat yang tidak berhenti mendapat “warna” Romawi, meskipun imperium itu runtuh
pada abad V. Wilayah-wilayah bekas jajahan Romawi pada masa itu jatuh ke berbagai
kelompok suku antara lain: dari Jerman menguasai wilayah Lombard di Italia bagian utara,
kelompok suku Burgundy yaitu kelompok suku diwilayah sekarang Prancis selatan-timur
menguasai wilayah Gaul(sebutan untuk wilayah kuno, sekarang lebih kurang wilayah Prancis
dan Belgia), Anglo-Saxon di Britania. Sementara itu pada abad VII, Visigoths di Spanyol
jatuh ke tangan Arab, namun ekspansi Arab ke Eropa melalui Spanyol, terhenti di Poitiers
(Prancis bagian selatan) pad 732 oleh Charles Martel seorang pemimpin Frankish.
Selanjutnya pada abad IX, Eropa Barat dan Wilayah Laut Mediterania, terbagi dalam
berbagai imperium, terlihat pada peta di atas. Wilayah dan penguasaannya antara lain
Carolingian di utara-barat, Bisantin di tengah yaitu Mediterania dan Abbasiyah di Wilayah
Arab, Mesir dan Afrika Utara.
Carolingian adalah istilah dipakai untuk menyebut wilayah, kekuasaan dan imperium
didirikan Charlemagne, menjadi raja mulai dari 768 dinobatkan menjadi imperior 800-14.
dinasti Charlemagne berkuasa hingga abad XX, wilayah kekuasaannya meliputi Prancis,
Jerman dan Belanda.

Carolongian Renaissance

Penobatan Charlemagne dilaksanakan di S.Peter Roma, menandai jaman baru di Eropa, yaitu
jaman Jerman-Kristen, dimana secara politik dan keagamaan dibawah That Suci Romawi
(Holy Roman Emperor). Jaman itu disebut Carolingian Renaissance yang punya dasar budaya
Jerman, terkait langsung dengan tradisi Romawi, mendapat pengaruh besar dari Bisantin dan
Oriental. Jaman Carolingian yang juga sering disebut awal atau Pra-Romanesque, pada akhir
abad VIII dan abad IX. Arsitektur Carolingian mempunyai ciri tersendiri terdapat terutama di
Jerman dan Prancis.
Contoh sangat representatif dari arsitektur jaman tersebut adalah Istana Aix-la chapelle di
mana di dalamnya terdapat Kapel Palatine, di Aacen (792-805). Aacen saat ini menjadi
bagian dari Republik Federasi Jerman, terletak di bagian barat, dekat dengan perbatasan
Belgia. Kompleks dibangun oleh Charlemagne dalam kompleks seluas lebih kurang 20 Ha.
Secara keseluruhan, kompleks terbagi menjadi tiga bagian berupa unit-unit satu dengan yang
lain terpisah, namun dihubungkan oleh sebuah selasar cukup panjang. Paling utara adalah
unit untuk audiensi(Sala Regails). Yang diletakkan di depan Apse (posisinya sama denagn
altar di gereja). Ruang audiensi mempunyai porche di sebelah selatan. Unit kedua berupa hall
di tengah-tengah, ke kiri atau ke ruang audiensi, melalui sebuah selasar di bawah atap,
sepanjang lebih kurang 50 M.
Ke arah kanan atau selatan dari hall juga terdapat lagi selasar yang bentuk dan panjang sama
dengan yang disebut pertama, menghubungkan hall dengan Kapel. Bagian dimana terdapat
Kapel, selain kapelnya sendiri. Ada tiga unit lain masing-masing tersusun dalam pola silang
salib atau huruf T. Pada kaki terdapat atrium cukup luas dibanding dengan kapel yang tidak
terlalu besar. Bagian ini dihubungkan langsung dengan bagian sentral dari kapel. Gang atau
ruang peralihan antara atrium denagn kapel, diapit kembar di kiri-kanan oleh sebuah tangga
naik menuju ke menara(turret).
Arsitektur kapel sangat mirip dengan S.Vital di Ravenna. Denah kapel poligonal bersisi 16,
garis tengahnya 32 M. nave atau bagian sentraldari kapel dikelilingi oleh delapan kolom,
masing-masing bila ditarik garis antara dua kolom berdampingan terbentuk segi delapan.
Kolom-kolom cukup besar dengan penampangsegi banyak tidak beraturan, menyangga
sebuah kubah garis tengahnya 14,5m. Kubah ini dahulu ditutup dengan atap piramida bersisi
delapan. Aisle dua lantai menelilinginnave, bagian dalam segi delapan, namun dinding bagian
uarnya segi enambelas. Lantai dua untuk gang atau balkon, membentuk mezzanine di atas
nave.
Sejak didirikan kapel cukup banyak mengalami perubahan, terutama pada masa antara 1353
hingga 1413, apse diperpanjang ke belakang (timur) untuk ruang kotor (choir) dengan gaya
gotik. Bidang-bidang segitiga pada ujung-ujung dari atap pelana (gable) dibuat pada abad
XIII. Kapel tambahan kiri-kanan dibangun pada abad XIV dan XV. Hiasan-hiasan runcing-
piramida (steeple) ditambahkan pada jaman modern abad XX
Pengaruh Bisantin dalam arsitektur Kapel Palatine terlihat antara lain pada jendela atas di
setiap sisi tambur. Kolom-kolom silindris dan dekorasinya pada lantai atas amabang atas
pelengkung adalah bagian khas dari arsitektur Romawi.
Di Worms, sebuah kota sekarang di dalam Republik Federal Jerman, sekitar 50 Km dari
Frankfurt, terdapat sebuah katedral, memakai nam kotanya yaitu katedral worms, didirikan
oleh Conrad II. Pembangunan dimulai pada 1171 selesai dibangun pada 1230, merupakan
rekonstruksi dari Katedral S.Peter sudah ada sebelumnya tidak diubah. Seperti kota-kota
modern yang ada di Eropa sekarang, bangunan kuno ini berada di tengah-tengah kota Worms
saat ini menjadi kota lama. Katedral berdenah segi empat, sisi terpanjang 107.60 M lebar
25.60 M. perbandingan keduanya sekitar sari dibanding empat lebih, sehingga katedral
terlihat sangat panjang.
Di Cologne, sebuah kota di Perancis bagian selatan, terdapat sebuah gereja berarsitektur
Carolongian, bernama gereja Apostles gereja didirikan mulai 1190 dan masa-masa berikutnya
banyak mengalami penambahan. Denahnya memanjang ke arah timur-barat dari ujung ke
ujung panjangnya 82.30 M lebar 26.80 M terdiri dari nave dan aisle kiri-kanan (utara
selatan). Tata runag semacam itu menjadi tradisi gereja sejak jaman Kristen Awal. Gereja
mempunyai apse dobel, khas Carolongian satu yang utama diujung timur-utara, lainnya di
barat-selatan. Apse di ujung timur lebih besar denahnya setengah lingkaran, yang dibarat
bujur sangkar.
Meskipun tidak setinggi katedral Worms, corak Carolongian lainnya juga terlihat pada
adanya menara mengapit kembar di kiri kanan masing-masing apse tersebut diatas.
Keunikan gereja ini antara lain terlihat pada adanya ceruk maacam apse, di sisi kiri kanan
(utara selatan) ujung timur nave. Denah dari bagian semacam apse tersebut setengah
lingkaran, sama dengan apsenya yang ada di ujung timur. Pada ujung timur terdapat empat
buah klom besar dan tinggi (dalam posisi pada titik sudut bujur sangkar), penyangga atapnya
yang berbentuk kerucut patah-patah bersisi delapan. Pada puncak dari atap bersisis delapan
terdapan lantern. Selain atap-atap runcing kerucut, termasuk pada atap menara, nave yang
memanjang beratap pelana dengan kerangka kuda-kuda kayu segi tiga. Atap aisle setengah
kuda-kuda berisi miring tunggal. Kedua menara kecil di ujung barat mengapit sebuah unit
berdenah bujur sangkar di ujun barat. Bagian ini dindingnya tinggi membentuk sebuah
menara tinggi dan besar.
Gereja S.Michael di Hildeshiem sebuah kota kecil di Jerman bagian utara-timur sekitar 200
Kmdi sebelah barat dari Berlin, dibangun antara 1001, juga berkarakter dominan
Carolongian. Gereja mempunyai empat menara dalam hal ini semuanya silindris, meninggi
atapnya kerucut. Dua diantaranya didepan kembar mengapit ujung depan nave depan, dua
lainnya dibelakang mengapit narthex. Denah gereja simetris, bagian-bagian selain menara,
gerbang masuk dan ujung depan nave, atapnya pelana dan aisle beratap satu sisi miring.

Anda mungkin juga menyukai