Makalah Tulang Pada Manusia PDF
Makalah Tulang Pada Manusia PDF
DI SUSUN OLEH:
TANJUNGPINANG
2016
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini .
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan karena keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Makalah ini takkan terwujud tanpa adanya
bantuan berbagai pihak baik bantuan secara langsung maupun tidak langsung.
Atas segala bantuan yang diberikan penulis mengucapkan terima kasih dan penulis
memohon maaf atas banyaknya kekurangan yang dimiliki dalam makalah ini sehingga
dengan adanya makalah ini dapat menjadi ilmu bagi yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tulang adalah jaringan ikat yang terdiri dari sel, serat, dan matriks
ekstraselular. Matriks tulang adalah bagian terkeras yang terletak dilapisan luar
tulang, yang diakibatkan oleh pengendapan mineral dalam matriks, sehingga tulang
pun mengalami kalsifikasi. Didalam tubuh manusia juga terdapat yang namanya
tulang rawan (cartilago), yaitu jaringan ikat yang mempunyai kemampuan
meregang, membentuk penyokong yang kuat bagi jaringan lunak, memberikan
kelenturan, dan sangat tahan terhadap tekanan.
Tulang berfungsi sebagai kerangka tubuh yang kaku, dan memberikan tempat
perlekatan pada otot dan organ yang terdapat pada tubuh seseorang. Tulang juga
melindungi otak, yang terletak didalam tengkorak, bisa dibayangkan ketika terjadi
kecelakaan yang membentur kepala seseorang jika tanpa tulang tengkorak, maka
organ penting didalamnya seperti otak dan semua susunan sarafnya dengan mudah
menjadi hancur.
Tulang melindungi jantung dan paru didalam rongga dada, dan organ seksual
dan urinaria terlindungi oleh tulang yang disebut tulang pelvis. Selain itu tulang juga
berfungsi dalam hemopoiesis (pembentukan sel darah), dan sebagai reservoir (tempat
penyimpanan) kalsium, fosfat, dan banyak mineral lainnya. Hampir seluruh kalsium
(99%) pada tubuh tersimpan di dalam tulang, dan ketika tubuh butuh terhadap
kalsium, maka kalsium tersebut akan berasal dari tulang. Sedangkan tulang rawan
berfungsi sebagai shock absorber (peredam tekanan). Yang mana ketika seseorang
mendarat setelah melompat, maka tubuh akan menerima tekanan yang besar,
disinilah salah satu fungsi tulang rawan berperan, yaitu mengurangi tekanan yang
ada. Tulang rawan ini bersifat avaskular atau tidak terhubung dengan pembuluh
darah.
1
2. Bagaimana histologi tulang pada manusia?
3. Bagaimana perkembangan dan pertumbuhan tulang pada manusia?
4. Bagaimana sifat dinamis tulang pada manusia?
5. Apa saja gangguan kesehatan pada tulang manusia
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
ruang sumsum
– Pada bagian luar dikelilingi lapisan
tipis tulang kompak
– Fungsinya adalah untuk penahan benturan
Tulang pipih (ossa plana) Scapula, tulang
rusuk, tulang
–Tulang pipih berbentuk gepeng memipih tengkorak
– Mempunyai dua lapisan tulang kompak, yaitu lamina eksterna
dan interna ossis karnii. Kedua lapisan dipisahkan oleh satu
lapisan tulang spongiosa disebut diploe
– Fungsinya adalah untuk melindungi bagian tubuh yang lunak
seperti otak, jantung dan paru-paru.
Tulang tidak beraturan (irregular) Tulang veterbrae
Gambar 1 Jenis tulang: (a) tulang panjang (os humerus), (b)tulang pendek (os
tarsus), (c) tulang pipih (tulang rusuk), (d) tulang irregular (lumbal vetebrae)
4
Gambar 2 Jenis tulang: (a) tulang pneumatic, dan (b) tulang Sesamoid.
5
Foramen : suatu lubang tempat dilaluinya pembuluh darah, saraf dan
ligamentum
Fosa : suatu lekukan pada tulang
Processus : Tonjolan
Kondilus : Tonjolan yang berbentuk bundar
Tuberculum : tonjolan kecil
Tuborositas : tonjolan besar
Trokanter : tonjolan besar (pada femur/paha)
Krista : pinggiran atau tepi tulang
Spina : tonjolan yang berbentuk runcing
Kaput : kepala tulang
Kollum : Leher tulang
Korpus : badan tulang
6
Gambar 3 Rangka Manusia
A. Rangka Aksial
7
Tulang tengkorak membentuk kepala seseorang. Tulang ini merupakan
kepingan tulang pipih berongga yang saling berhubungan. Tulang tengkorak manusia
terdiri atas 22 tulang. Tulang tersebut terbagai menjadi tulang bagian kepala (kranial)
dan bagian wajah (fasial). Tulang kranial membentuk tempurung dan berfungsi
melindungi organ di dalamnya, yaitu otak. Tulang fasial membentuk rongga mata,
rongga hidung, wajah seseorang. Tulangini berfungsi melindungi mata serta organ
mulut dan bagian dalam hidung.
Tengkorak manusia jika dilihat dari bagian bawah akan terlihat tonjolan
mastoid dan foramen magnum (suatu rongga tempat sumsum tulang belakang
berhubungan dengan otak). Tulang bagian kepala (kranial) tidak dapat digerakkan
karena merupakan sendi mati (tidak dapat bergeser). Pada bayi, tulang tengkorak
belum bersatu sepenuhnya dan memiliki daerah lunak (soft spot) atau fontanela.
Daerah lunak ini tersusun atas jaringan penghubung fibrosa. Pada kelahiran normal,
tengkorak bayi dapat saling tumpang tindih sehingga dapat menelusup keluar dari
lubang sempit. Seiring dengan pertumbuhannya, tengkorak bayi akan bersatu dan
fontanela akan hilang perlahan seiring dengan mengerasnya jaringan penghubung
fibrosa.
8
Tulang bagian wajah (fasial) terdiri atas atas:
a. Tulang rahang atas (maksila) merupakan tempat terdapatnya gusi dan gigi
bagian atas. Tulang ini berjumlah 2 buah.
b. Tulang rahang bawah (mandibula) berjumlah 1 buah. Dengan adanya otot
rahang, tulang ini dapat bergerak sehingga mulut kita dapat terbuka dan
tertutup.
c. Tulang hidung (nasal) terdapat di rongga hidung dan berjumlah 2 buah.
d. Tulang pipi (zigomatik) membentuk pipi seseorang. Tulang ini berjumlah 2
buah.
e. Tulang air mata (lakrimal) terdapat di dalam rongga mata.Tulang ini
berjumlah 2 buah.
f. Tulang (vomer) berjumlah 1 buah.
g. Tulang langit-langit rongga mulut (palatin) berjumlah 2 buah.
h. Tulang konka inferior (inferior nasal cocha) terletak di dalam rongga
hidung. Tulang ini berjumlah 2 buah.
Tulang bagian wajah yang dapat digerakkan hanya tulang rahang bawah
terhadap tulang rahang atas, misalnya ketika kita berbicara atau makan. Beberapa
9
tulang yang terdapat di tengkorak bagian dalam dan berhubungan dengan indera
pendengaran yaitu:
10
Sebagai anggota vertebrata, manusia memiliki tulang belakang (vertebra).
Tulang belakang terletak di tengah tubuh manusia. Tulang ini berfungsi penting
untuk menopang badan, sebagai tempat melekatnya tulang rusuk dan melindungi
organ dalam tubuh. Peran tulang belakang sangat vital karena selain sebagai
penopang tubuh, tulang ini juga merupakan tempat terdapatnya saraf utama tubuh.
Tulang belakang terdiri atas 33 ruas tulang dan terbagi menjadi 5 bagian, antara lain:
Terdapat 7 ruas tulang leher dengan ruas pertama adalah tulang atlas. Tulang
atlas berfungsi untuk menunjang tengkorak. Ruas kedua adalah tulang pemutar
(aksis). Adanya tulang atlas dan aksis memungkinkan kepala untuk berputar. Ruas
ketiga sampai ruas ketujuh memiliki bentuk yang mirip dan tidak bersendian dengan
tulang rusuk.
11
Tulang ekor merupakan vertebra terakhir. Tulang ekor atau coccyx adalah
gabungan 4 ruas tulang yang bersatu. Tulang ini bersendian dengan tulang
kelangkang.
12
4. Tulang dada (sternum)
Tulang dada terletak di bagian depan tubuh dan berjumlah 1 ruas tulang.
Tulang dada terdiri atas bagian hulu, badan dan taju pedang. Tulang ini merupakan
perlekatan bagian depan dari 7 pasang tulang rusuk sejati. Tulang dada, tulang
punggung dan tulang rusuk membentuk rongga dada (ribs cage) dan berfungsi
melindungi organ-organ didalamnya serta membantu dalam pernafasan.
B. Rangka Apendikular
Rangka apendikuler merupakan rangka yang menyusun alat gerak, terdiri atas
tungkai atas, tungkai bawah, tulang bahu, dan tulang pinggul. Tungkai atas terdiri
atas tulang lengan, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang pergelangan tangan, tulang
telapak tangan, dan tulang jari tangan. Pangkal lengan berhubungan dengan tulang
bahu. Tulang bahu terdiri atas tulang selangka dan tulang belikat. Tungkai bawah
tulang paha berhubungan dengan tulang gelang panggul. Tulang panggul terdiri atas
tulang duduk, tulang usus, dan tulang kemaluan. Rangka apendikuler terdiri atas 126
ruas tulang.
13
Gambar Rangka Apendikular
14
Tulang pergelangan tangan (Karpal): 16 (8 pada tiap tangan)
Skafoid 2
Lunate 2
Triquetrum 2
Pisiform 2
Trapesium 2
Trapesoid 2
Kapitatum 2
Hamate 2
Pubis 1
Kalkaneus 2
Kuboid 2
Navikular 2
Kuneformis 2
15
Tulang telapak kaki (Metatarsal) 6
28
Terdiri atas tulang belikat (skapula) dan tulang selangka (klavikula). Tulang
belikat berbentuk seperti segitiga pipih dan bersendian dengan tulang lengan atas
(humerus). Tulang selangka pada ujung bagian depan melekat pada tulang dada
(sternum). Tulang gelang bahu berjumlah total 4 tulang.
Terdiri atas tulang hasta (ulna) dan tulang pengumpil (radius). Bagian ujung
tulang hasta merupakan siku tangan sedangkan bagian bawahnya merupakan tempat
terdapatnya jari kelingking. Bagian ujung atas tulang pengumpil bersendian dengan
tulang humerus sedangkan bagian bawahnya merupakan tempat terdapatnya tulang
ibu jari (jempol). Kedua ujung bawah tulang lengan bawah bersendian dengan
tulang pergelangan tangan (karpal). Jumlah total ruas tulang lengan bawah berjumlah
4 ruas tulang.
16
Tulang pergelangan tangan berukuran pendek dan merupakan penghubung
antara tulang lengan bawah dengan tulang telapak tangan (metakarpal). Tulang
pergelangan tangan pada masing-masing tangan berjumlah 8 ruas tulang.
Tulang gelang panggul merupakan gabungan dari 6 tulang yaitu 2 tulang usus
(ilium), 2 tulang duduk (ischium) dan 2 tulang kemaluan (pubis). Tulang gelang
panggul berbentuk pipih. Pada perempuan lubang yang terbentuk antara ilium,
ischium, dan pubis lebih lebar dan dalam dibandingkan dengan laki-laki. Hal itu
berperan ketika mengandung bayi dan melahirkan.
17
Tulang kering berukuran lebih besar daripada tulang betis. Letak tulang
kering terdapat lebih di bagian depan dari tulang betis. Ujung bagian atas tulang
kering bersendian dengan tulang paha dan ujung bawahnya bersendian dengan tulang
pergelangan kaki (tarsal). Pada masing-masing kaki terdapat 1 tulang kering dan 1
tulang betis.
Tulang telapak kaki terletak diantara tulang pergelangan kaki dan tulang jari
kaki. Tulang ini berjumlah 5 tulang pada masing-masing kaki.
18
adalah adanya daerah lunak (fontanela) pada bayi. Daerah ini menjadi keras
sehingga tulang tengkorak bersatu.
b. Sendi kaku (amfiartrosis)/ sendi geser.
Sendi yang memungkinkan adanya sedikit gerakan, misalnya pada tulang -
tulang pergelangan tangan dan kaki.
19
2.2 Histologi Tulang Pada Manusia
1. Osteoprogenitor
2. Osteoblas
20
pembentukan tulang. Sel osteoblas yang telah matang memiliki banyak aparatus
golgi yang berkembang dengan baik yang berfungsi sebagai sel sekretori, sitoplasma
yang basofilik (tidak mengandung granula), dan banyak sekali retikulum
endoplasma.
Osteoblas bertanggung jawab mensintesis komponen protein organik dari
matriks tulang, termasuk kolagen tipe I, proteoglikans, dan glikoprotein, osteocalcin
(untuk mineralisasi tulang), protein yang bukan kolagen diantaranya osteonectin
(terkait dengan mineralisasi tulang), osteopontin , sialoprotein tulang, faktor
pertumbuhan tulang, sitokin, dan tentunya reseptor dari hormon-hormon.
Osteoblas memiliki jaluran sitoplasma yang bersentuhan dengan osteoblas
berdekatan. Juluran ini lebih jelas bila sel itu mulai dikelilingi oleh matriksnya.
Begitu terkurung seluruhnya oleh matriks yang baru dibentuk ini maka osteoblas itu
disebut sebagai osteosit.Lakunan dan kenalikuli tampak, karena matriks telah
dibentuk di sekitar sel dan juluran sitoplasmanya.
3. Osteosit
Osteosit merupakan sel tulang yang telah dewasa dan sel utama pada tulang
yang berperan dalam mengatur metabolisme seperti pertukaran nutrisi dan kotoran
dengan darah. Osteosit berasal dari osteoblas yang berdeferensiasi dan terdapat di
dalam lacuna yang terletak diantara lamela-lamela matriks pada saat pembentukan
lapisan permukaan tulang berlangsung. Jumlahnya 20.000 – 30.000 per mm3 dan sel-
sel ini secara aktif terlibat untuk mempertahankan matriks tulang dan kematiannya
diikuti oleh resorpsi matriks tersebut sehingga osteosit lebih penting saat perbaikan
tulang daripada pembentukan tulang baru. Kanalikuli merupakan suatu kanal dimana
terdapat pembuluh darah yang berfungsi sebagai penyalur nutrisi dan pertukaran gas
yang akan digunakan oleh osteosit.
Osteosit lebih kecil dari osteoblas dan osteosit telah kehilangan banyak
organel pada sitoplasmanya. Osteosit muda lebih menyerupai osteoblas tetapi
merupakan sel dewasa yang memiliki aparatus golgi dan reticulum endoplasma kasar
yang sedikit lebih jelas tetapi memiliki jumlah lisosom yang lebih banyak.
4. Osteoklas
21
Osteoklas adalah sel raksasa hasil peleburan monosit (jenis sel darah putih)
yang terkonsentrasi di endosteum dan melepaskan enzim lisosom untuk memecah
protein dan mineral di matriks ekstraseluler. Osteoklas memiliki progenitor yang
berbeda dari sel tulang lainnya karena tidak berasal dari sel mesenkim, melainkan
dari jaringan mieloid yaitu monosit atau makrofag pada sumsum tulang. Osteoklas
bersifat mirip dengan sel fagositik lainnya dan berperan aktif dalam proses resorbsi
tulang.
Osteoklas merupakan sel fusi dari beberapa monosit sehingga bersifat
multinukleus (10-20 nuklei) dengan ukuran besar dan berada di tulang kortikal atau
tulang trabekular Osteoklas berfungsi dalam mekanisme osteoklastogenesis, aktivasi
resorpsi kalsium tulang, dan kartilago, dan merespon hormonal yang dapat
menurunkan struktur dan fungsi tulang. Osteoklas dalam proses resorpsi tulang
mensekresi enzim kolagenase dan proteinase lainnya, asam laktat, serta asam sitrat
yang dapat melarutkan matriks tulang. Enzim-enzim ini memecah atau melarutkan
matriks organik tulang sedangkan asam akan melarutkan garam-garam tulang.
Melalui proses resorpsi tulang, osteoklas ikut mempengaruhi sejumlah proses dalam
tubuh yaitu dalam mempertahankan keseimbangan kalsium darah, pertumbuhan dan
perkembangan tulang serta perbaikan tulang setelah mengalami fraktur. Aktifitas
osteoklas dipengaruhi oleh hormon sitokinin.
Osteoklas memiliki reseptor untuk kalsitokinin, yakni suatu hormon tiroid.
Akan tetapi osteoblas memiliki reseptor untuk hormon paratiroid dan begitu
teraktivasi oleh hormon ini, osteoblas akan memperoduksi suatu sitokin yang disebut
faktor perangsang osteoklas. Osteoklas bersama hormon parathyroid berperan dalam
pengaturan kadar kalsium darah sehingga dijadikan target pengobatan osteoporosis..
22
23
2.2.3 Tulang Kompak dan Tulang Berongga
Tulang spons adalah bagian tengah tulang yang berongga serta terdapat
sumsung tulang merah dan sumsum tulang kuning. Sumsun tulang merah
memproduksi sel darah merah, sedangkan sumsum tulang kuning menyimpan lemak.
Dalam bahasa Inggris, tulang spons (spongiosa) disebut cancellous bone. Tulang
spons merupakan salah satu dari dua jenis jaringan tulang yang membentuk tulang.
Tulang rawan terdiri atas sel-sel tulang rawan (kondrosit), serabut kolagen, dan
matriks. Sel-sel tulang rawan dibentuk oleh bakal sel-sel tulang rawan, yaitu
kondroblas. Sedangkan sel-sel tulang rawan di sebut kondrosit.
Kondrosit mempunyai inti yang khas berbentuk bundar dengan sebuah
nucleus atau dua buah nucleoli. Kondrosit terletak di dalam lacuna ( celah )
berbentuk bulat. Ia disebut juga sel kartilago ( yang kalau berkelompok disebut sel
24
isogen ). Letak chondrocyt di dalam jaringan tulang rawan lebih ke dalam daripada
letak chondroblast.
Matriks jaringan tulang rawan terdiri atas kondrin, yaitu zat jernih seperti
kanji yang terbuat dari mukopolisakarida dan fosfat. Oleh karena itu, sel tulang
rawan disebut kondrosit. Kondrosit berfungsi mensintesis dan mempertahankan
matriks yang mengandung serabut kolagen, serabut elastis, dan serabut fibrosa.
Kondrin dihasilkan oleh sel kondroblast yang terletak pada lakuna. Tulang rawan
selalu terbungkus oleh membran perikondrium karena masih bersifat lunak.
Jaringan tulang rawan pada anak berasal dari jaringan ikat embrional
(mesenkim), sedangkan pada orang dewasa dibentuk oleh selaput rawan atau fibrosa
tipis yang dinamakan perikondrium. Pada stadium embrio, rangka hewan mamalia
terdiri atas kartilago (tulang rawan). Pada perkembangan selanjutnya, sebagian
mengalami osifikasi (mengeras) menjadi tulang keras dan hanya sebagian kecil yang
tersisa pada stadium dewasa. Misalnya pada daun telinga, hidung, serta antarruas
tulang belakang dan tulang dada.
Dibandingkan dengan tulang kompak, tulang spons memiliki luas permukaan
yang lebih luas dan massa jenis yang kurang karena kurang padat. Struktur seperti itu
membuat tulang spons menjadi lebih lembut, lemah, dan lebih fleksibel. Luas
permukaan yang lebih besar dibandingkan tulang kompak membuat tulang spons
cocok untuk dijadikan tempat metabolisme kalsium. Tulang spons banyak
mengandung pembuluh darah dan seringkali ditemukan sumsum tulang merah.
Tulang spons dapat ditemukan di seluruh tubuh. Tulang spons biasanya
ditemukan di ujung tulang panjang, persendian, dan bagian dalam tulang belakang.
Fungsi tulang spons adalah sebagai peredam kejut seperti saat melompat, sebagai
tempat memproduksi sel darah merah, dan sebagai tempat terjadinya metabolisme
kalsium, dan berfungsi untuk mengurangi berat tulang agar menjadi lebih ringan.
Tulang rawan juga berfungsi sebagai rangka tubuh pada awal embrio, menunjang
jaringan lunak dan organ dalam, serta melicinkan permukaan tulang dan sendi.
Tulang rawan tidak mempunyai saraf dan pembuluh darah.Tulang rawan tidak
mengandung system haversian.Jaringan tulang diatur dalam piringan yang disebut
trabekula (dipisahkan oleh ruang irregular, atau lubang) dan membuat penampakan
tulang berongga seperti “keju Swiss”.
25
Berdasarkan susunan serabutnya, tulang rawan dapat digolongkan menjadi
tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Tulang rawan hialin, mempunyai serabut tersebar dalam anyaman yang halus dan
rapat. Tulang rawan hialin terdapat di ujung-ujung tulang rusuk yang menempel ke
tulang dada
2) Tulang rawan elastis, susunan sel dan matriksnya mirip tulang rawan hialin, tetapi
tidak sehalus dan serapat tulang rawan hialin. Tulang rawan elastis terdapat di daun
telinga, laring, dan epigloti
3) Tulang rawan fibrosa, matriksnya tersusun kasar dan tidak beraturan. Tulang
rawan fibrosa terdapat di cakram antartulang belakang dan simfisis pubis (pertautan
tulang kemaluan)
Serabut Serabut kolagen yang halus Serabut kolagen yang Serabut elastic dan
padat dan kasar serabut kolagen
Warna Putih kebiruan dan tembus Gelap daan keruh Keruh kekuning
Matriks cahaya kuningan
Letak Ujung tulang keras, cakram Ruas tulang belakang, Epiglotis. Daun telinga
epifisis, persendian, dan simfisis pubis, dan dan bronkiolus
saluran pernapasan persendian
26
1. Tulang Keras (Kompak / Osteon)
27
Diantara Sistem Havers tedapat lamela tulang yang susunannya tidak teratur
disebut lamela intersisial. Lakuna juga terdapat diantara lamela intersisial, lamela
tulang sirkumferensial luar dan lamela sirkumferensial dalam.
Tulang kompak memiliki matriks yang padat dan rapat, sedangkan tulang
spons memiliki matriks yang berongga-rongga. Sebenarnya, kedua jenis tulang
tersebut terdapat di suatu tempat yang sama. Penamaan diambil hanya dengan
melihat bagian mana yang paling dominan.
Kedua jenis ini memiliki komponen yang sama, tetapi tulang primer
mempunyai serabut-serabut kolagen yang tersusun secara acak, sedang tulang
sekunder tersusun secara teratur.
28
Jaringan tulang ini berupa anyaman, sehingga disebut sebagai Woven bone.
Merupakan komponen muda yang tersusun dari serat kolagen yang tidak teratur pada
osteoid. Woven bone terbentuk pada saat osteoblast membentuk osteoid secara cepat
seperti pada pembentukan tulang bayi dan pada dewasa ketika terjadi pembentukan
susunan tulang baru akibat keadaan patologis.
Selain tidak teraturnya serabut-serabut kolagen, terdapat ciri lain untuk
jaringan tulang primer, yaitu sedikitnya kandungan garam mineral sehingga mudah
ditembus oleh sinar-X dan lebih banyak jumlah osteosit kalau dibandingkan dengan
jaringan tulang sekunder.
Jaringan tulang primer akhirnya akan mengalami remodeling menjadi tulang
sekunder (lamellar bone).
Jenis ini biasa terdapat pada kerangka orang dewasa. Dikenal juga sebagai
lamellar bone karena jaringan tulang sekunder terdiri dari ikatan paralel kolagen
yang tersusun dalam lembaran-lembaran lamella. Ciri khasnya : serabut-serabut
kolagen yang tersusun dalam lamellae (lapisan) setebal 3-7μm yang sejajar satu sama
lain dan melingkari konsentris saluran di tengah yang dinamakan Canalis Haversi.
Dalam Canalis Haversi ini berjalan pembuluh darah, serabut saraf dan diisi oleh
jaringan pengikat longgar. Keseluruhan struktur konsentris ini dinamai Systema
Haversi atau osteon.
Sel-sel tulang yang dinamakan osteosit berada di antara lamellae atau
kadang-kadang di dalam lamella. Di dalam setiap lamella, serabut-serabut kolagen
berjalan sejajar secara spiral meliliti sumbu osteon, tetapi serabut-serabut kolagen
yang berada dalam lamellae di dekatnya arahnya menyilang.
29
2.3 Perkembangan dan Pertumbuhan Tulang
Pada awal perkembangan janin manusia, kerangka seluruhnya terbuat dari
tulang rawan. Tulang rawan yang relatif lunak secara bertahap berubah menjadi
tulang keras melalui osifikasi.
2.3.1 Ossifikasi
Proses penulangan tulang dari tulang rawan menjadi tulang keras disebut
osifikasi. Proses ini dibedakan menjadi dua, yaitu osifikasi intramembranosa dan
osifikasi endocondral Osifikasi intramembranosa disebut juga penulangan langsung
(osifikasi primer). Proses ini terjadi pada tulang pipih, misalnya tulang tengkorak.
Penulangan ini terjadi secara langsung dan tidak akan terulang lagi untuk selamanya.
Contoh osifikasi endocondral adalah pembentukan tulang pipa.
Tulang dewasa diklasifikasikan menurut bentuknya menjadi tulang panjang
(seperti femur), tulang pipih atau flat (seperti panggul), dan tulang pendek (seperti
tulang tangan dan kaki). Tulang panjang (dan beberapa tulang pendek seperti tulang
metakarpal) dibagi menjadi tiga wilayah topografi: diafisis, epifisis, dan metafisis.
Diafisis merupakan bagian poros tulang. Epifisis tampak di kedua ujung
tulang dan sebagian tertutup oleh tulang rawan artikular. Metafisis merupakan
persambungan antara bagian diafisis dan epifisis. Dalam perkembangan tulang,
proses perkembangannya sendiri dimulai dari lempeng epifisis (epifisis disk). Di
tempat inilah di mana proses osifikasi endokhondral terjadi, suatu proses
pertumbuhan dimana terjadi secara longitudinal, kolom tulang rawan diganti dengan
massa tulang. Ketika tulang telah mencapai panjang dewasa, proses ini berakhir, dan
terjadi penutupan bagian epifisis, sehingga tulang menjadi benar-benar kaku.
a. Ossifikasi Intramembranousa
Merupakan proses pembentukan tulang dari jaringan mesenkim menjadi
jaringan tulang, contohnya pada proses pembentukan tulang pipih. . Jaringan
mesenkim berdiferensiasi menjadi osteoblas, lalu osteoblas mensekresi matriks
organik membentuk osteoid dan terkalsifikasi. Osteoid membentuk tulang spongeus
dan berkondensasi menjadi periosteum. Mesenkim merupakan bagian dari lapisan
mesoderm, yang kemudian berkembang menjadi jaringan ikat dan darah. Tulang
30
tengkorak berasal langsung dari sel-sel mesenkim melalui proses osifikasi
intrammebrane.
31
Tulang spons mulai berkembang di tempat-tempat di dalam membran yang
disebut pusat osifikasi.
Sumsum tulang merah terbentuk di dalam jaringan tulang spons, diikuti oleh
pembentukan tulang padat di luarnya.
b. Ossifikasi Endokhondral
Proses pembentukan tulang yang terjadi dimana sel-sel mesenkim
berdiferensiasi lebih dulu menjadi kartilago (jaringan rawan) lalu berubah menjadi
jaringan tulang, misal proses pembentukan tulang panjang, ruas tulang belakang, dan
pelvis. Proses osifikasi ini bertanggungjawab pada pemanjangan tulang dan
pembentukan sebagian besar tulang manusia. Pada proses ini sel-sel tulang
(osteoblas) aktif membelah dan muncul di bagian tengah dari tulang rawan yang
disbeut center osifikasi. Osteoblas selanjutnya berubah menjadi osteosit, sel-sel
tulang dewasa ini tertanam dengan kuat pada mtariks tulang.
Osifikasi endokondral terjadi di dalam suatu potongan tulang rawan hialin
yang bentuknya mirip ukuran kecil tulang yang akan dibentuk. Jenis osifikasi ini
terutama bertanggung jawab untuk pembentukan tulang pendek dan tulang panjang.
Tulang panjang dibentuk dari model tulang rawan dengan pelebaran ujung-
ujung (epifisis) suatu batang silindris (diafisis). Dalam pertumbuhan jenis ini, urutan
kejadian yang dapat diperhatikan adalah:
(1). Kondrosit yang terdapat pada bagian tulang rawan hialin mengalami hipertropik
dan memulai sintesa kolagen X dan vascular endothelial cell growth factor (VEGF);
(2). Pembuluh darah pada perikondrium memasuki bagian tengah dari tulang rawan,
dimana matriks akan mengalami kalsifikasi, osifikasi primer terbentuk;
(3). Sel-sel perikondrium bagian dalam membentuk bagian periosteal yang tipis pada
titik tengah poros tulang atau diafisis, periosteal (periosteum yang membentuk
dinding dari luar) akan membentuk tulang woven, dengan pertumbuhan tulang
intramembranosa yang nantinya akan menjadi periosteum;
(4). Pembuluh darah menginvasi rongga yang sebelumnya dibentuk oleh kondrosit
yang hipertropik dan sel-sel osteoprogenitor, dan sel-sel hematopoetik yang
menembus jaringan perivaskular; dan
32
(5). Sel-sel osteoprogenitor yang berdifferensiasi menjadi osteoblas yang tumbuh
sejajar dengan kalsifikasi tulang rawan dan akan menempati osteoid
33
9) Saat pertumbuhan seseorang penuh seluruh kartilago dalam lempeng epifisis
menjadi tulang dan akan berhenti.
34
2.3.2 Suplai Darah dan Persyarafan
1) Suplai Darah
Tulang-tulang panjang
a. Arteri nutrisia : arteri tunggal yang berbelok-belok masuk foramen
nutrisia oblik ke atas atau ke bawah menuju ke arah yang berlawwanan
untuk pertumbuhan tulang, satu arteri disertai dengan 1-2 buah vena
selama dalam korteks arteri memberikan cabang-cabang menuju kanalis
havers.
b. Arteri periosteale : arteri kecil yang menyuplai perousteum berjalan
sepanjang perlengketan otot.
c. Arteri metapisiale : rangkaian yang membentuk anastomosis di sekeliling
sendi yang di sebut sirkulus vaskulosus, cabangnya masuk melalui
foramina vaskularis tempat keluarnya vena-vena epifise.
Tulang-tulang gepeng. Arteri epifisiale sebuah arteri nutrisia tunggal dan
bercabang-cabang, sejumlah cabang menyuplai substansia spongeosa dalam
substansia kompakta tulang.
Tulang-tulang iga. Arteri nutrisia memasuki tulang distalis dari tuberkulum
kosta dan membagi diri menjadi cabang-cabang anterior longus dan posterior
brevis yang menyuplai seluruh bagian tulang iga.
Tulang-tulang vertebrae. Terdapat 2 arteri yang besar memasuki permukaan
posterior korpus vertebrae. Arkus neuralis disuplai oleh pembuluh darah yang
memasuki prosesus transversus, bercabang menuju prosesus spinosus
foramina ke vena vertebralis pada permukaan posterior korpus vertebra
Pada sum-sum tulang tidak terdapat aliran getah bening, tetapi periosteum
dan sistem havers mempunyai pembuluh getah bening yang berjalan sepanjang
pembuluh darah dan menyalurkan isinya menuju kelenjar getah bening regional
(daerah tertentu).
3) Persyararfan
35
Pada Manusia, khusus pada sum-sum tulang belakang merupakan penghubung
antara otak dan tubuh. Pada sum-sum tulang belakang terdapat 31 saraf yang di
namakan saraf spinal. Selain pada sum-sum tulang belakang, saraf juga terdapat di :
36
Klavikula disarafi oleh nervus supraclavicularis
Humerus disarafi oleh nervus Aksilaris dan nervus Muskulokutaneus
Radius disarafi oleh nervus Radialis
Ulna disarafi oleh nervus ulnaris
Karpal disarafi oleh nervus interoseus posterior
Walaupun tampak keras seperti batu, sebenarnya tulang adalah jaringan yang
hidup dan dinamis, yang terus-menerus mengalami proses regenerasi yang dikenal
sebagai remodelling. Tulang terdiri dari matriks protein, yang tertanam dalam
mineral seperti kalsium dan fosfor yang membuat tulang keras. Proses remodeling
mengikuti suatu siklus. Pada tahap pertama dari siklus, terjadi proses resorpsi dimana
sel memecah dan tulang mengalami demineralisasi. Setelah itu, sel-sel lain dalam
tulang akan mengalami remineralisasi dan membangun kembali tulang dalam proses
yang disebut formasi. Semua ini tidak terjadi dalam semalam. Siklus remodeling
biasanya memakan waktu berbulan-bulan, dan pada waktu tertentu, ada daerah
tertentu dalam tulang yang sama yang sedang diresorpsi, sementara daerah lain
dalam tahap pembentukan.
37
Tekanan untuk menopang berat badan dan beban dari tarikan mekanik yang
terjadi saat kontraksi otot selama latihan, merangsang proses remodeling tulang.
Sekitar periode pubertas (selama kira-kira 2 tahun), kepadatan mineral tulang
mencapai kurang lebih seperempat dari total kepadatan mineral dalam tulang, dan
sekitar 95 % dari massa tulang tercapai pada akhir masa remaja. Oleh karena itu, ini
merupakan windows of opportunity untuk meningkatkan massa tulang. Studi
menunjukkan bahwa latihan dengan intensitas tinggi, olahraga ketahanan dan
aktivitas olahraga sebelum dan selama masa pubertas adalah masa paling efektif
untuk membentuk tulang yang kuat. Kegiatan yang melibatkan melompat akan
sangat berguna. Dengan demikian, kunci penting untuk membantu memastikan
adanya tulang yang kuat seumur hidup, adalah dengan memaksimalkan kepadatan
mineral tulang selama masa pubertas saat remaja dan masa dewasa awal. Caranya,
dengan mendorong partisipasi remaja untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas
fisik dan olahraga secara reguler.
Puncak massa tulang, biasanya terjadi pada dekade ketiga kehidupan. Setalah
masa itu, laju resorpsi dan pembentukan tulang relatif stabil. Namun ketika berusia 40-an
tahun, resorpsi mulai melampaui laju pembentukan dan mulai mengalami penurunan
massa tulang. Rata-rata usia menopause adalah sekitar 50 tahun, dan ini menandai saat
ketika wanita kehilangan massa tulang dengan sangat cepat.
Tingkat kecepatan kehilangan massa tulang terkait dengan penurunan hormon
estrogen yang bersirkulasi. Estrogen menghambat aktivitas sel-sel yang memecah/
resorpsi tulang. Namun, dengan menurunnya kadar estrogen saat masa menopause,
aktivitas sel-sel yang memecah tulang tidak terhambat. Akibatnya, tingkat resorpsi
tulang meningkat sedangkan tingkat pembentukan tulang tidak bisa mengikuti kecepatan
resorpsi tulang. Hal tersebut sering berakhir dengan penurunan tajam dalam massa
tulang selama masa menopause.
Untungnya, olahraga tampaknya memiliki efek positif pada massa tulang selama
masa dewasa. Sebagian besar penelitian tentang hubungan antara olahraga dan kepadatan
mineral tulang, dilakukan pada wanita karena wanita memiliki risiko lebih besar untuk
menderita patah tulang seiring dengan pertambahan usia, dibanding laki-laki. Studi
menunjukkan bahwa latihan ketahanan yang Anda lakukan, apakah berjalan, jogging,
atau berlari, cenderung berdampak positif pada massa tulang. Dan ini tampaknya benar
bagi wanita sebelum maupun sesudah menopause.
38
Pelatihan ketahanan secara progresif dengan menggunakan lift yang memuat
pinggul dan punggung, mungkin lebih efektif untuk membangun kepadatan mineral
tulang pada wanita premenopause dan postmenopause. Pada wanita muda, pelatihan
ketahanan secara progresif dan berlari meningkatkan kepadatan mineral tulang di
punggung bagian bawah. Dan meskipun belum banyak penelitian pada pria terkait hal
ini, efek serupa diprediksi juga dialami oleh pria.
Pesan utama dari studi ini adalah bahwa latihan beban dan latihan ketahanan
secara progresif, dapat membantu melindungi kesehatan dan kekuatan tulang Anda,
terlepas dari usia dan jenis kelamin. Untuk orang dewasa, American College of
Sports Medicine merekomendasikan kombinasi latihan beban hampir setiap hari, dan
latihan resistensi progresif 2-3 kali per minggu. Dengan menerapkan latihan pada
Tulang, aktivitas enzim pada tulang meningkat serta kepadatan,kekuatan, dan
besarnya tulang juga meningkat, selain mencegah pengeroposan tulang. Permukaan
tulang juga akan bertambah kuat dengan adanya tarikan otot yang terus menerus.
39
membentuk estrogen. Namun, seperti pada orang yang menopause, ketika
mengambil efek estrogen sebagai penghambat sel-sel yang memecah tulang, tiba-tiba
kecepatan resorpsi tulang jauh melebihi kecepatan pembentukan tulang. Sementara
jumlah siklus menstruasi yang terlewati semakin bertambah, kepadatan mineral
tulang terus menurun yang menyebabkan tulang menjadi lemah. Bahkan, wanita
yang aktif secara fisik namun memiliki siklus mentruasi yang tidak teratur, memiliki
risiko patah tulang stres 2-4 kali lebih besar daripada wanita dengan siklus
menstruasi yang teratur.
Untungnya, siklus menstruasi dan fungsi reproduksi yang normal, dapat
dikembalikan dengan meningkatkan kalori yang tersedia, dan ini dapat menormalkan
proses remodeling tulang. Jadi, urutan pertama adalah meningkatkan ketersediaan
kalori. Lakukan ini dengan baik meningkatkan asupan kalori, mengurangi latihan ,
atau kombinasi keduanya. Apapun pendekatan yang ambil untuk meningkatkan
ketersediaan kalori demi mendukung fungsi fisiologis yang normal, pertahankan
hingga siklus menstruasi menjadi normal kembali dan lanjutkan terus saat berlatih
dan bersaing.
Selain menambah asupan kalori, pastikan bahwa menyediakan nutrisi penting
lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung remodeling tulang yang optimal,
termasuk kalsium, vitamin D, dan protein . Menurut American College of Sports
Medicine, jumlah harian yang dibutuhkan untuk membangun tulang adalah 1,000-
1,300 mg kalsium dan 400-800 IU vitamin D. Produk susu adalah sumber kalsium
dan vitamin D yang baik. Sebagai contoh, segelas susu menyediakan sekitar 300 mg
kalsium dan 100 IU vitamin D. Seporsi yogurt menyediakan sekitar 300 mg kalsium
dan 80 IU vitamin D. Produk lain yang kaya kalsium adalah keju, yogurt beku, es
krim dan tahu (menyediakan sekitar 150 mg kalsium per porsi). Jika ada pembatasan
asupan produk susu, suplemen kalsium dan vitamin D mungkin diperlukan untuk
secara konsisten mencapai asupan yang optimal bagi kesehatan tulang.
Rekomendasi harian untuk protein demi mendukung tulang yang kuat adalah
0,5-0,7 gram per lb (1,2-1,6 gram per kg) berat badan. Ini setara dengan sekitar 63-88
gram protein setiap hari untuk atlet dengan berat badan 125 - pound (57 kg). Asupan
protein sebagian besar atlet adalah sekitar jumlah tersebut, meskipun atlet vegetarian
mungkin harus ekstra perhatian dalam memastikan kecukupan asupan protein
40
mereka. Akhirnya, nutrisi lain yang penting dalam proses remodeling tulang adalah
vitamin C, vitamin K, seng, tembaga, dan mangan. Dengan demikian, mengkonsumsi
berbagai macam makanan akan membantu memastikan kecukupan berbagai macam
nutrisi yang dibutuhkan untuk kesehatan tulang.
Tinggi badan anak secara umum bergantung pada orang tua, anak-anak
dari orang tua yang tinggi biasanya mempunyai badan yang tinggi juga.
b. Factor endokrin
41
Progesteron : Pemberian terapi hormon estrogen disarankan tidak
dipisahkan dari terapi hormon progesteron. Memang estrogen akan
mengurangi perombakan tulang, tapi tidak meningkatkan
pembentukan tulang baru. Akibatnya, otot yang sudah tua dan
rusak karena kerja fisik, tak diperbaharui. Untuk itulah diperlukan
progesteron, hormon yang berperan penting dalam pembentukan
tulang baru. Sebuah penilitian diketahui bahwa progesteron akan
terikat pada osteoblas, sel yang membuat tulang baru, dan
membantu osteoblas menangkal efek negative dari obat-obatan
yang mengandung steroid.
42
Berikut ini Proses Penyembuhan Fraktur / Patah tulang, berdasarkan Apley &
Solomon (1995: 240), adalah sebagai berikut :
- Pembentukan Hematom
Tahap ini dimulai setelah fraktur sampai hari ke 5 terjadi perdarahan, dalam
24 jam pertama terbentuk darah dan fibrin yang masuk ke daerah fraktur, setelah 24
jam pertama, suplai darah meningkat ke daerah fraktur dan
terbentuk hematom. Hematom berkembang menjadi jaringan granulasi.
- Proliferasi Seluler
Tahap / proses ini terjadi sampai hari ke 12. Pada area fraktur, periosteum
endosteum dan sum-sum tulang yang mensuplai sel, berubah menjadi fibro kartilago,
kartilago hialan dan jaringan penunjang, fibrosa terjadinya osteogenesis dengan
cepat.
- Tahap Pembentukan Kalus
Enam sampai sepuluh hari setelah fraktur / cidera, jaringan granulasi berubah
menjadi bentuk prakalus, prakalus menjadi puncak ukuran maksimal pada 14 – 21
hari setelah cidera.
- Tahap Osifikasi Kalus
Tahap osifikasi kalus ini terjadi sampai minggu ke dua belas. Membentuk
osifikasi dan kalus intermediate pada minggu ke 3 sampai 10 kalus menutupi tulang.
- Tahap Konsolidasi
Dengan aktifitas osteoblas dan osteoklast, kalus mengalami pembentukan tulang
sesuai dengan bentuk aslinya
- Tahap Remodelling
Bilamana union telah lengkap, maka tulang yang baru akan membentuk
bagian yang meyerupai bulbus yang meliputi tulang. Pada fase remodeling ini
perlahan – lahan terjadi resorpsi. Kalus intermediet berubah menjadi tulang yang
kompak dan berisi system haversian dan kalus bagian dalam akan mengalami
peronggaan untuk membentuk susmsum. Pada fase terakhir ini, dimulai dari minggu
ke 8 – 12 dan berakhir sampai beberapa tahun dari terjadinya fraktur.
43
Gambar Proses Penyembuhan Fraktur
44
Pada tulang cirri-ciri perubahan fisik adalah perubahan struktur dan fungsi
bervariasi diantara individu selama proses penuaan. Perubahan yang bermakna
terjadi mulai usia pertengahan. Secara umum perubahan sacara fisiologis adalah :
- Penurunan tinggi badan sekitar 6-10 cm.
- Lebar bahu menurun.
- Fleksi pada lutut dan panggul.
- Patah tulang akibat kompresi dari vertebrae.
- Jalan goyah karena perubahan otot dan fungsi motorik.
- Berkurangnya serta dan diameter otot.
- Jumlah mineral dalam tulang berkurang.
- Pembentukan tulang berkurang
- Resorbsi tulang bertambah.
- Tendon dan jaringan pengikat bertambah kaku
- Tulang rawan persendian makin tipis
45
- Penurunan Fungsi Hormon
Estrogen merupakan hormon kelas steroid yang banyak diproduksi pada
wanita. Hormon ini berperandalam mengatur siklus menstruasi wanita. Selain
berperan dalam bidang reproduksi, estrogen berperandalam mengatur tulang,
yaitu dengan menghambat terjadinya resorpsi tulang. Oleh karena itu pada
wanitayang telah mengalami menopause dimana kadar hormon tersebut
berkurang pesat produksinya, degradasitulang akan cepat terjadi sehingga
menimbulkan keropos pada tulang yang biasanya disebut osteoporosis.Dilihat
dari penyebab penyakit ini, kita tak dapat berasumsi dengan meningkatkan
kadar asupan kalsium yang merupakan struktur pembentuk tulang dapat
mengobati penyakit ini. Masalah dari penyakit ini adalahmeningkatnya
aktivitas osteoklas dalam tulang bukan kurangnya kadar kalsium dalam diri
Osteoporosis dapat menyebabkan tulang mudah patah, biasanya terjadi
pada tulang belakang yangmenyebabkan terjadinya pembungkukkan tubuh
serta nyeri punggung akibat tertekannya saraf, dan tulang panggul yang
menyebabkan kelainan dalam pengaturan berat tubuh sehingga terjadi
kesulitan dalam berjalan
Selain itu, menurunnya kadar HGH, juga mempengaruhi. Karena
hanya tersisa 25% hormone HGH yang tersisa pada seseorang yang berumur
65 tahun. Sedangkan tulang membutuhkan hormone tersebut untuk proses
fisiologis sepanjang hidup.
a. Osteoporosis
Penyakit osteoporosis adalah gangguan pada kesehatan tulang yang
disebabkan oleh kurangannya zat kapur (kalsium) di dalam tubuh. Penyakit ini
menyebabkan tulang mudah patah ataupun retak. Biasanya penyakit ini menyerang
kaum wanita yang berusia lanjut.Untuk mencegah penyakit osteoporosis, dianjurkan
untuk memakan makanan yang baik untuk tulang seperti makanan yang mengandung
46
vitamin D dan juga kalsium. Bahan makanan yang mengandung vitamin D dan
kalsium terdapat pada susu dan ikan.
b. Polio
Penderita pada polio akan mengalami kelumpuhan yang menyebabkan tulang
mengecil, penyakit ini dapat dicegah dengan memberikan vaksin polio pada saat
masih berusia di bawah lima tahun.
c. Rematik
Penyakit rematik adalah penyakit yang menyebabkan nyeri pada persendian.
Penyakit ini biasanya menyerang pada pergelangan tangan, kaki, maupun siku.
d. TBC Tulang
Kuman tuberculosis (TBC) dapat juga menyerang tulang, sehingga tulang
akan menjadi lemah hingga bernanah yang menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.
2. Sikap Tubuh
Sikap tubuh yang salah mengakibatkan dampak yang buruk terhadap bentuk
rangka tulang. Ada rangka yang mudah mengalami gangguan yaitu tulang belakang
atau tulang punggung. Berikut ini gangguan yang ada pada tulang belakang :
4. Infeksi
Gangguan pada tulang yang diakibatkan oleh infeksi yaitu :
a. Artritis eksudatif. Akibat peradangan pada selaput sendi.
b. Artritis sika. Akibat kekurangan minyak synovial (pelumas sendi)
47
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Tulang adalah jaringan ikat yang terdiri dari sel, serat, dan matriks
ekstraselular. Fungsi utama tulang sebagai kerangka tubuh yang kaku, dan
memberikan tempat perlekatan pada otot dan organ yang terdapat pada tubuh
seseorang. Ada lima jenis ukuran tulang dalam tubuh manusia: panjang, pendek,
datar, tidak teratur, dan sesamoid. Struktur tulang dibagi menjadi dua, yaitu rangka
aksial (sumbu tubuh) dan rangka apendikuler (anggota tubuh). Matrik tulang pada
manusia terdiri dari tulang keras dan tulang rawan.
3.2 Saran
Isi makalah dan beberapa pembahasan di atas tiadak sepenunya sempurna,
untuk itu penulis mohon kepada para pembaca agar dapat memberikan kritik dan
saran yang baik. Harap maklum jika terdapat adanya beberapa kejanggalan dan
ketidaksempurnaan makalah. Atas perhatian para pembaca, penulis mengucapkan
terima kasih.
48
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. ----------------.http://uraiansehat.com/jenis-penyakit-kelainan-pada-tulang/
pada tanggal 4 Oktober 2016 pukul 14.56 WIB.
Sridianti.----------------.http://www.sridianti.com/pengertian-dan-penanganan-patah-
tulang-fraktur.html. pada tanggal 4 Oktober 2016 pukul 14.56 WIB.
49