Anda di halaman 1dari 3

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

NOMOR SE - 39/PJ.32/1990

TENTANG

IMPOR ATAS DASAR INDEN

DIREKTUR JENDERAL PAJAK,


Dalam Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : 539/KMK.04/1990 tanggal 14 Mei 1990, telah diatur
tentang Pajak Penghasilan Pasal 22, Pajak Pertambahan Nilai dan atau Pajak Penjualan atas Barang
Mewah untuk kegiatan Usaha di Bidang Impor atas Dasar Inden. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam Keputusan Menteri Keuangan tersebut :

I. PPh. Pasal 22 Impor.


1. Yang dimaksud dengan impor atas dasar inden adalah suatu kegiatan memasukkan
barang ke dalam daerah pabean yang dilakukan oleh importir untuk dan atas nama pemesan
(indentor) berdasarkan perjanjian pemasukan barang impor antara importir dengan indentor,
yang segala pembiayaan impor sepenuhnya menjadi beban indentor dan sebagai balas jasa,
importir memperoleh komisi (handling fee) dari indentor.
2. Importir yang melakukan impor atas dasar inden tersebut diwajibkan untuk
mencantumkan tambahan penjelasan (q.q), nama, alamat dan NPWP indentor pada setiap
lembar Pemberitahuan Impor Untuk Dipakai (PIUD) dan Surat Setoran Pajak (SSP).
3. Dengan diberlakukannya ketentuan ini, maka kewajiban pelimpahan PPh Pasal 22 Impor
dari importir kepada indentor tidak ada lagi.
4. Importir wajib melunasi PPh Pasal 22 Impor untuk dan atas nama indentor. PPh Pasal 22
Impor tersebut tidak boleh dikreditkan terhadap pajak penghasilan yang terutang oleh importir
melainkan hanya dapat dikreditkan terhadap pajak penghasilan yang terutang oleh indentor
dengan bukti PIUD dan SSP.
5. Jika ketentuan tersebut pada butir 2 tidak dipenuhi, maka impor dimaksud ditetapkan
sebagai impor atas biaya sendiri dan importir yang bersangkutan dalam Laporan Keuangan
Fiskal dan SPT Tahunan PPh-nya harus memperhitungkan transaksi impor dimaksud sebagai
impor sendiri. Apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 6 ayat
(1) Keputusan Menteri Keuangan dimaksud, penghasilan netto importir dihitung berdasarkan
Norma Penghitungan Penghasilan Netto sesuai ketentuan Pasal 14 ayat (6) Undang-Undang
PPh 1984. Dalam hal importir ditetapkan sebagai melakukan impor sendiri, maka PPh Pasal 22
Impor tersebut dapat dikreditkan terhadap pajak penghasilan yang terutang oleh importir.
II. PPN
1. Sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Keputusan Menteri
Keuangan Nomor: 539/KMK.04/1990, apabila impor dilakukan atas dasar inden maka indentor
yang bertanggung jawab atas semua biaya maupun pajak yang berhubungan dengan impor,
sedangkan importir memperoleh komisi atau "handling fee" dari indentor. Importir yang
melakukan impor atas dasar inden tersebut diwajibkan mencantumkan tambahan penjelasan
(q.q), nama, alamat dan NPWP indentor pada setiap lembar Pemberitahuan Impor Untuk Dipakai
(PIUD) dan Surat Setoran Pajak (SSP). Berdasar ketentuan tersebut, dalam hal impor dilakukan
atas dasar inden maka PPN impor dibebankan kepada indentor, sehingga apabila indentor
adalah PKP, maka PPN impor tersebut merupakan Pajak Masukan bagi indentor, yang dapat
dikreditkan dengan Pajak Keluarannya sepanjang BKP yang di impor dengan dasar inden
tersebut mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha dalam jalur produksi maupun
distribusi.
2. Sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d jo
Pasal 1 angka 2 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1988jo butir 3 Pengumuman Direktur
Jenderal Pajak Nomor : PENG-139/PJ.63/1989 atas penyerahan jasa perdagangan terutang
PPN. Komisi ("handling fee") yang dibayar oleh indentor kepada importir dapat dikategorikan
sebagai jasa perdagangan, oleh karena itu atas penyerahan jasa "handling import" oleh importir
kepada indentor terutang PPN. Atas penyerahan jasa handling impor tersebut Importir wajib
membuat Faktur Pajak. PPN atas jasa handling import merupakan Pajak Keluaran bagi importir
yang bersangkutan. Apabila indentor adalah PKP, maka PPN atas Jasa "Handling Import " yang
telah dibayar oleh indentor tersebut merupakan Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan
dengan Pajak Keluaran sepanjang barang yang di impor tersebut mempunyai hubungan
langsung dengan kegiatan usaha dalam jalur produksi maupun distribusi. Ketentuan yang
mengatur bahwa penyerahan jasa "Handling Import" terutang PPN dalam Keputusan Menteri
Keuangan Nomor : 539/KMK.04/1990 ini merupakan atas penegasan atas ketentuan Pasal 1
angka 2 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1988 yang mulai berlaku sejak tanggal 1 April
1989.
3. Sesuai dengan Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf c
Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 539/KMK.04/1990, apabila persyaratan impor atas dasar
inden tidak dipenuhi maka impor dimaksud ditetapkan sebagai impor atas biaya sendiri. Dalam
hal impor ditetapkan sebagai impor atas biaya sendiri, PPN impor yang terutang menjadi beban
importir yang bersangkutan. Oleh karena itu PPN impor tersebut merupakan Pajak Masukan bagi
Importir yang bersangkutan yang dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran. Antara importir
dengan indentor dianggap ada penyerahan BKP dari importir kepada indentor dan terutang PPN.
Oleh karena itu importir wajib membuat Faktur Pajak atas penyerahan BKP tersebut, sesuai
dengan Pasal 6 ayat (3) Keputusan Menteri keuangan tersebut Dasar Pengenaan Pajak dihitung
sesuai dengan harga jual secara wajar, apabila harga jual secara wajar tidak dapat diketahui
maka harga jual secara wajar ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak. Harga jual wajar tersebut
ditetapkan sebesar Nilai Impor ditambah prosentase menurut Norma Penghasilan Netto Pasal 14
ayat (6) Undang-Undang PPh 1984 untuk menghitung PPh. PPN yang terutang atas penyerahan
BKP dari importir kepada indentor merupakan Pajak Keluaran bagi Importir yang bersangkutan.
Apabila indentor adalah PKP, maka PPN yang dikenakan atas penyerahan BKP oleh Importir
tersebut merupakan pajak Masukan yang dapat dikreditkan dengan Pajak Keluaran, sepanjang
BKP tersebut berhubungan langsung dengan kegiatan usahanya.
III. Dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 539/KMK.04/1990, maka terhitung
mulai tanggal 14 Mei 1990, Pengaturan PPh Pasal 22 Impor, PPN dan PPn BM yang berkaitan
dengan kegiatan impor atas dasar inden berlaku sesuai dengan ketentuan dalam Keputusan Menteri
Keuangan Nomor : 539/KMK.04/1990 tersebut. Sedangkan pengaturan PPh Pasal 22 Impor, PPN,
dan PPn BM yang berkaitan dengan kegiatan impor atas dasar inden yang dilakukan sebelum
tanggal 14 Mei 1990, tetap mengikuti ketentuan yang berlaku untuk masa tersebut.
Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya dan Keputusan Menteri Keuangan ini
dapat Saudara sebarluaskan di wilayah kerja Saudara.
DIREKTUR JENDERAL PAJAK

ttd
Drs. MAR'IE MUHAMMAD

Anda mungkin juga menyukai