“ASUHAN KEPERAWATAN
Dosen pengampu:
Disusun Oleh :
Kelompok 2
FAKULTAS KESEHATAN
Kelompok
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................... 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian ...............................................................................................
B. Etiologi..................................................................................................
C. Patofisiologi dan Pathway.......................................................................
D. Tanda dan Gejala.....................................................................................
E. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................
F. Komplikasi..............................................................................................
G. Penatalaksanaan......................................................................................
H. Asuhan Keperawatan..............................................................................
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan..................................................................................................
B. Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Definisi
Pneumonia adalah inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi
karena eksudat yang mengisi alveoli dan bronkiolus (Terry & Sharon, 2013).
Pneumonia adalah keadaan akut pada paru yang disebabkan oleh karena
infeksi atau iritasi bahan kimia sehingga alveoli terisi oleh eksudat peradangan
(Mutaqin, 2008). Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh
bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing
(Ngastiyah, 2015). Pneumonia adalah peradangan pada baru yang tidak saja
mengenai jaringan paru tapi dapat juga mengenai jaringan paru tapi dapat juga
mengenai bronkioli (Nugroho, 2011).
B. Etiologi
Pneumonia disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, dan jamur.
Menurut hasil penelitian penyebab pneumonia adalah bakteri (70%),
kemudian virus dan jamur yang sangat jarang ditemukan sebagai penyebab
pneumonia. (Kemenkes RI, 2010) Menurut Nurarif & Kusuma (2016),
penyebab pneumonia pada anak dapat digolongkan menjadi:
c. Mycoplasma pneumonia.
f. Pneumonia hipostatik,
g. Sindrom loeffler.
Ada beberapa faktor penyebab yang dapat meningkatkan terjadinya kasus
penumonia pada balita ialah:
a) Umur balita: pada kelompok umur bayi sampai anak balita yang
menderita pneumonia yang tertinggi terdapat pada kelompok umur
bayi (<12 bulan) dibandingkan umur anak balita (12-59 bln).
(Adawiyah & Duarsa, 2012)
b) Faktor nutrisi: status gizi yang kurang dengan keadaan imunitas rendah
akan mudah terserang penyakit infeksi terutama pneumonia
(Sediaoetama, 2008). Balita yang tidak mengkonsumsi ASI eksklusif
sampai usia 6 bulan dan pemberian ASI kurang dari 24 bulan lebih
beresiko terkena pneumonia, dibandingkan Pemberian ASI selama 6
bulan pertama. Pemberian ASI selama 2 tahun juga akan menambah
ketahanan anak dalam melawan gangguan penyakit infeksi salah
satunya adalah Pneumonia. (Choyron, 2015)
c) Faktor lingkungan: anak balita yang tinggal di rumah dengan
menggunakan jenis bahan bakar yang memiliki banyak asap lebih
beresiko terkena pneumonia. (Khasanah, Suhartono, & Dharminto,
2016).
C. Manifestasi Klinis
Menurut Wong (2008), tanda-tanda umum pneumonia pada anak yaitu:
b. Demam tinggi
D. Klasifikasi
Menurut Nurarif (2015), klasifikasi pneumonia terbagi berdasarkan
anatomi dan etiologis dan berdasarkan usaha terhadap pemberantasan
pneumonia melalui usia :
a. Pembagian anatomis
1) Pneumonia lobularis, melibat seluruh atau suatu bagian besar dari satu
atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena maka dikenal sebagai
pneumonial bilateral atau ganda.
2 bulan - <5 tahun Pneumonia berat Tarikan dinding dada bagian bawah
ke dalam (Chest in drawing)
Pneumonia Napas cepat sesuai dengan golongan
umur 2 bulan sampai 11 bulan
bernapas 50 kali atau lebih per
menit, 12 bulan sampai 5 tahun
bernapas 40 kali atau lebih per
menit.
Bukan pneumonia Tidak ada napas cepat dan tidak ada
tarikan dinding dada bagian bawah
ke dalam.
<2 bulan Pneumonia berat Napas cepat >60 kali per menit atau
tarikan kuat dinding dada bagian
bawah ke dalam (Chest in drawing).
Bukan pneumonia Tidak ada napas cepat atau tarikan
dinding dada bagian bawah ke
dalam.
E. Patofisiologi
Pneumonia merupakan inflamasi paru yang ditandai dengan
konsulidasi karena eksudat yang mengisi elveoli dan brokiolus. Saat
saluran nafas bagian bawah terinfeksi, respon inflamasi normal terjadi,
disertai dengan jalan obstruksi nafas (Terry & Sharon, 2013).
Sebagian besar pneumoni didapat melalui aspirasi partikel
inefektif seperti menghirup bibit penyakit di udara. Ada beberapa
mekanisme yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi.
Partikel infeksius difiltrasi dihidung, atau terperangkap dan dibersihkan
oleh mukus dan epitel bersilia disaluran napas. Bila suatu partikel dapat
mencapai paru-paru , partikel tersebut akan berhadapan dengan
makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik dan
humoral.
Infeksi pulmonal bisa terjadi karena terganggunya salah satu
mekanisme pertahanan dan organisme dapat mencapai traktus
respiratorius terbawah melalui aspirasi maupun rute hematologi. Ketika
patogen mencapai akhir bronkiolus maka terjadi penumpahan dari
cairan edema ke alveoli, diikuti leukosit dalam jumlah besar. Kemudian
makrofag bergerak mematikan sel dan bakterial debris. Sisten limpatik
mampu mencapai bakteri sampai darah atau pleura viseral. Jaringan
paru menjadi terkonsolidasi. Kapasitas vital dan pemenuhan paru
menurun dan aliran darah menjadi terkonsolidasi, area yang tidak
terventilasi menjadi fisiologis right-to-left shunt dengan ventilasi perfusi
yang tidak pas dan menghasilkan hipoksia. Kerja jantung menjadi
meningkat karena penurunan saturasi oksigen dan hiperkapnia
(Nugroho.T, 2011).
Pathway:
Normal
(system pertahanan)
terganggu
Organisme
Leukositosis
Ketidakefektifan
pola nafas
F. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Mutaqin (2008), pemeriksaan diagnostik yang dapat
dilakukan pada orang dengan masalah pneumonia adalah:
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kasus pneumonia menurut Mutaqin (2008) antara lain:
a. Manajemen Umum
1) Humidifikasi: humidifier atau nebulizer jika sekret yang kental dan
berlebihan.
2) Oksigenasi: jika pasien memiliki PaO2 <60 mmHg.
3) Fisioterapi: berperan dalam mempercepat resolusi pneumonenia
pasti; pasien harus didorong setidaknya untuk batuk dan bernafas
dalam untuk memaksimalkan kemampuan ventilator.
4) Hidrasi: Pemantauan asupan dan keluaran; cairan tambahan untuk
mempertahankan hidrasi dan mencairkan sekresi.
b. Operasi
Thoracentesis dengan tabung penyisipan dada: mungkin diperlukan jika
masalah sekunder seperti empiema terjadi.
c. Terapi Obat
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tapi
karena hal itu perlu waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi
secepatnya: Penicillin G untuk infeksi pneumonia staphylococcus,
amantadine, rimantadine untuk infeksi pneumonia virus. Eritromisin,
tetrasiklin, derivat tetrasiklin untuk infeksi pneumonia.
H. Komplikasi
Menurut Mutaqin (2008), komplikasi yang dapat terjadi pada anak
dengan pneumonia adalah:
a. Pleurisi
b. Atelektasis
c. Empiema
d. Abses paru
e. Edema pulmonary
f. Infeksi super perikarditis
g. Meningitis
h. Arthritis
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Identitas
Nama, Usia, Jenis kelamin, Tempat/Tanggal lahir, Alamat
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
2. Riwayat Penyakit Dahulu
d. Riwayat Kehamilan Dan Kelahiran
e. Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia
Tanda : letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas.
f. Sirkulasi
Gejala : riwayat adanya
Tanda : takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat
g. Makanan/cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah, riwayat diabetes mellitus
Tanda : sistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan
kakeksia (malnutrisi)
h. Neurosensori
Gejala : sakit kepala daerah frontal (influenza)
Tanda : perusakan mental (bingung)
i. Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia, artralgia.
Tanda : melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk
membatasi gerakan)
j. Pernafasan
Gejala : adanya riwayat ISK kronis, takipnea (sesak nafas), dispnea.
Tanda :
1) Sputum:merah muda, berkarat
2) Perpusi: pekak datar area yang konsolidasi
3) Remikus: taksil dan vocal bertahap meningkat dengan konsolidasi
4) Bunyi nafas menurun
5) Warna: pucat/sianosis bibir dan kuku
k. Keamanan
Gejala : riwayat gangguan sistem imun misal: AIDS, penggunaan steroid,
demam.
Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar
l. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis
Tanda : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6-8 hari
Rencana pemulangan: bantuan dengan perawatan diri, tugas pemeliharaan
rumah
m. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Perlu diperhatikan adanya takipnea dispne, sianosis sirkumoral,
pernapasan cuping hidung, distensi abdomen, batuk semula
nonproduktif menjadi produktif, serta nyeri dada pada waktu menarik
napas.Batasan takipnea pada anak berusia 12 bulan – 5 tahun adalah 40
kali / menit atau lebih.Perlu diperhatikan adanya tarikan dinding dada
ke dalam pada fase inspirasi. Pada pneumonia berat, tarikan dinding
dada kedalam akan tampak jelas.
2. Palpasi
Suara redup pada sisi yang sakit, hati mungkin membesar,
fremitus raba mungkin meningkat pada sisi yang sakit, dan nadi
mungkin mengalami peningkatan atau tachycardia.
3. Perkusi
Suara redup pada sisi yang sakit.
4. Auskultasi
Auskultasi sederhana dapat dilakukan dengan cara
mendekatkan telinga ke hidung / mulut anak. Pada anak yang
pneumonia akan terdengar stridor. Sementara dengan stetoskop, akan
terdengar suara napas berkurang, ronkhi halus pada sisi yang sakit, dan
ronkhi basah pada masa resolusi. Pernapasan bronchial, egotomi,
bronkofoni, kadang terdengar bising gesek pleura (Mansjoer,2000).
B. Diagnosa Keperawatan
7. Merangsang
batuk atau
pembersihan
jalan nafas suara
mekanik pada
faktor yang tidak
mampu
melakukan
karena batuk
efektif atau
penurunan tingkat
kesadaran
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pneumonia adalah keadaan akut pada paru yang disebabkan oleh karena
infeksi atau iritasi bahan kimia sehingga alveoli terisi oleh eksudat
peradangan. Pneumonia disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, dan jamur.
Pneumonia terbagi berdasarkan anatomi dan etiologis dan berdasarkan usaha
terhadap pemberantasan pneumonia melalui usia. tanda-tanda umum
pneumonia pada anak yaitu demam tinggi, batuk tidak produktif sampai
produktif dengan sputum berwarna keputihan, takipnea, bunyi napas ronki
atau ronki kasar, pekak pada saat perkusi, nyeri dada, pernapasan cuping
hidung, pucatsampai sianosis (bergantung pada tingkat keparahan), frekuensi
pernapasan >60 kali/menit, dan infiltrasi difus atau bercak-bercak dengan
distribusi.
B. Saran
Disarankan kepada pembaca yang sering mengalami atau mempunyai
anggota keluarga yang memiliki gejala penyakit pneumonia atau infeksi
saluran pernafasan bawah agar segera memeriksaakan diri ke pelayanan
kesehatan terdekat agar dapat dilakukan penanganan secara dini.
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2017. Data dan Informasi Kesehatan Profil Kesehatan
Indonesia 2016. Diperoleh tanggal 03 Maret 2020,
https://www.google.com/html.