Pemasangan Iud 2
Pemasangan Iud 2
Tujuan pembelajaran :
3. Mahasiswa mampu melakukan pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim dengan baik.
PENDAHULUAN
5. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
Sasaran utama dari pelayanan KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS). Pelayanan KB
diberikan di berbagai unit pelayanan baik oleh pemerintah maupun swasta dari tingkat desa
hingga tingkat kota dengan kompetensi yang sangat bervariasi. Pemberi layanan KB antara lain
adalah Rumah Sakit, Puskesmas, Dokter praktek swasta, dan Bidan desa.
Jenis Alat/obat kontrasepsi antara lain kondom, pil KB, suntik Kb, IUD, Implant,
vasektomi dan tubektomi. Untuk jenis pelayanan KB jenis kondom dapat diperoleh langsung dari
apotek atau toko obat, pos layanan KB atau kader desa. Kontrasepsi suntik KB sering dilakukan
oleh bidan dan dokter sedangkan kontrasepsi jenis IUD, implant dan vasektomi/tubektomi harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dan berkompeten.
B. Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata Kontra berarti mencegah atau melawan. Sedangkan
konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria)
1
yang mengakibatkan kehamilan. Jadi, kontrasepsi adalah menghindari / mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
2. Melumpuhkan sperma
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau Intra-Uterine Device (IUD) adalah alat
kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terbuat dari
plastik yang dililit tembaga atau tembaga bercampur perak yang dapat berisi hormon. Waktu
penggunaannya bisa mencapai 10 tahun, dengan metode kerja mencegah masuknya
spermatozoa/sel mani kedalam saluran tuba, lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas.
Efektifitasnya 99%. Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi ini harus dilakukan oleh
tenaga medis terlatih, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi tapi tidak boleh
dipakai oleh perempuan yang terpapar infeksi menular seksual.
1. Keuntungan
2. Kerugian
Dapat keluar sendiri jika IUD tidak cocok dengan ukuran rahim pemakai.
2
2. Jenis IUD
Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya
di beri lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti
fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik.
Copper-7
IUD ini terbuat dari plastik (polythelen) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm.
Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm² atau 375
mm² untuk menambah efektifitas.
IUD ini terbuat dari polythelen, berbentuk huruf spiral atau huruf S bersambung.
Untuk memudahkan kontrol, dipasang benag pada ekornya. Tipe A berukuran 25
mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), Tipe C berukuran 30 mm
(benang kuning) dan Tipe D berukuran 30 mm dan tebal (benang putih). Lippes
loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan pemakaian IUD jenis
ini adalah bila terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus,
sebab terbuat dari bahan plastik.
4. Cara Kerja
Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma sulit masuk ke
dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.
3
Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
Sangat efektif.
Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu
diganti).
Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi
infeksi).
Dapat digunakan sampai menopouse (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).
Efek samping yang umum terjadi seperti : Perubahan siklus haid (umumnya pada
3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan), haid lebih lama dan banyak,
perdarahan antar menstruasi, saat haid lebih sakit.
Komplikasi lain : merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang
memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila
pemasangan benar).
4
Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti
pasangan.
Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD,
PRP dapat memicu infertilitas.
Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD.
Biasanya menghilang setelah dalam 1-2 hari.
Pencabutan IUD hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter atau bidan )
yang terlatih.
Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD di
pasang segera setelah melahirkan).
6. Waktu Penggunaan
Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil.
Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada
gejala infeksi.
Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan pada saat menstruasi. Pemilihan IUD yang akan
digunakan tergantung :
1. IUD yang dipasang harus mempunyai efektivitas kontraseptif yang tinggi dan angka
kegagalan serta efek samping yang rendah
2. Prinsip yang penting adalah IUD harus mudah dipasang , tetapi tidak bisa lepas sendiri
(ekspulsi)
3. Ukuran IUD harus sesuai dengan besar rahim
5
4. Riwayat pemakaian IUD jenis tertentu sebelumnya
Kelemahan dari penggunaan IUD adalah perlunya kontrol kembali untuk memeriksa
posisi benang IUD dari waktu ke waktu. Waktu kontrol IUD yang harus diperhatikan
adalah :
Bulan kemudian.
Pemasangan maupun pencabutan AKDR tidak memerlukan ruang operasi besar, akan
tetapi wajib menggunakan instrument yang telah disterilisasi atau DIdesinfeksi Tingkat
Tinggi (DTT) yang dilakukan diruangan yang bersih. Bahan-bahan yang diperlukan dapat
dibagi dalam tiga kategori, yaitu :
Alat dan Instrumen dasar yang biasanya ditemukan pada suatu klinik KB.
1. Persiapan :
· Gyn bed
6
· Tensimeter dan stetoskop
· Bengkok
· Lampu
· Sym speculum
· Sonde rahim
· Kogel tang
· Forsep/korentang.
1. Memberi penjelasan kepada calon peserta mengenai keuntungan, efek samping dan
cara menanggulangi efek samping.
7
2. Jelaskan kepada klien apa yang akan dilakukan dan mempersilahkan klien
mengajukan pertanyaan.
3. Sampaikan kepada klien kemungkinan akan merasakan sedikit sakit pada beberapa
langkah waktu pemasangan dan nanti akan di beritahukan bila sampai pada langkah-
langkah tersebut.
13. Lakukan pemeriksaan dengan spekulum untuk menentukan keadaan posisi uterus.
Masukkan sonde dalam rahim untuk menentukan ukuran, posisi dan bentuk
rahim.
14. Inserter yang telah berisi AKDR dimasukkan perlahan-lahan kedalam rongga rahim,
kemudian plugger di dorong sehingga AKDR masuk kedalam, inserter dikeluarkan.
Atur letak leher biru pada tabung inserter sesuai dengan kedalaman kavum
uteri.
Cara lain, tarik keluar seluruh tabung inserter, jepit benang AKDR dengan
menggunakan forsep kira-kira 3-4 cm dari serviks dan potong benang AKDR
pada tempat tersebut.
15. Speculum sym dilepas dan benang AKDR didorong ke samping mulut rahim
(forniks).
17. Ajarkan pada klien bagaimana memeriksa benang AKDR (dengan menggunakan
model bila tersedia).
18. Minta klien menunggu di klinik selama 15-30 menit setelah pemasangan AKDR.
Catatan :
✓ Bila pada waktu pemasangan terasa ada obstruksi, jangan dipaksa (hentikan), konsultasi
dengan dokter spesialis.
✓ Bila sonde masuk kedalam uterus dan bila fundus uteri tidak terasa.
✓ Keluarkan sonde dan lihat batas cairan lendir atau darah, ini adalah panjang rongga
uterus. Ukuran norma 6-7 cm.
✓ Bila ukuran uterus kurang dari 5 cm atau lebih dari 9 cm jangan dipasang.
10
0 1 2 3
I Membina hubungan baik :
1. Menyapa/mengucapkan salam kepada pasien
2. Memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan serta meminta
izin kepada pasien.
II. Memulai prosedur pemasangan :
4. Memeriksa alat dan bahan yang diperlukan, termasuk
menyalakan lampu
5. Melakukan anamnesis seperlunya dan menempatkan pasien
pada posisi ginekologi
6. Mencuci tangan dan memasang sarung tangan secara aseptic
7. Melakukan toilet vulva dan sekitarnya
8. Menutup daerah genitalia dengan duk steril
9. Memilih speculum dengan mengatur sekrupnya
10 Memasang speculum dengan tangan kanan
11. Menampilkan serviks dengan membuka speculum dan
mengunci kedudukan spekulum
12. Membersihkan rongga vagina dengan desinfektan
13. Melakukan pemasangan tenakulum
14. Melakukan sondase kavum uteri dan melihat angka pada
sonde
15. Memasukkan AKDR ke dalam rongga rahim
16. Melakukan pengguntingan benang
17. Melakukan pelepasan tenakulum
18. Mengusap porsio dengan desinfektan
19. Melepaskan speculum dan meletakkan pada tempatnya
20. Membuka sarung tangan dan mencuci tangan
11
0 : tidak dilakukan Instruktur,
1 : Dilakukan dengan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
3 : Dilakukan sesuai prosedur kerja
% cakupan penguasaan ketrampilan : (…………………………..)
12