Anda di halaman 1dari 7

NAMA : M RIDHO PURYAGUSTAMA

NIM : L1B115026
MK : ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)
STATUS : (P)
MATERI : RESUME BUKU FAKTA – FAKTA YANG DIGELAPKAN
PRODI : TEKNIK LINGKUNGAN (ANGKATAN 2015)
DOSEN : Ir. YANUAR FITRI, M. Si

RADIASI : Seberapa yang diperbolehkan?

Pada akhir 1920, batas maksimum radiasi yang diperkenankan adalah 73 rems. Dalam
1938, ia turun menjadi 50 rems, 25 rems pada 1948, 15 di tahun 1954 dan akhirnya, 5 rems
pada 1958.
Ribuan prajurit yang menghadapi percobaan bom atom menderita berbagai penyakit
darah, sumsum tulang, kanker pada jaringan yang amat sensitif, penyakit pernafasan dan
kemandulan.
Mereka yang berada di Kepulauan Marshall mengalami hal yang bahkan lebih buruk.
Sesudah percobaan pertama, barulah penduduk kepulauan itu diungsikan oleh penguasa,
karena kepulauan dianggap sebagai suatu "Padang radioaktif". Pengungsian itu pun tidak
berlangsung lama karena pada 1957, beberapa penduduk pulau – pulau karang yang besar
diperkenankan kembali kekampung halaman mereka. Dokumen – dokumen intern
mengungkapkan bahwa pihak penguasa, sedikitnya, tahu bahwa satu pulau karang, Rongelap,
masih berada dalam pencemaran radioaktif, sepuluh kali lebih tinggi dari bagian-bagian lain
di dunia ini. Sungguhpun begitu, mereka membiarkan orang-orang Marshall itu kembali. Pada
waktu itu, seorang ilmuwan Komisi Tenaga Atom menulis di dalam buku peringatannya :
“Dimungkinkannya kembali penduduk kepulauan itu akan menghasilkan data radiasi ekologik
atas makhluk manusia”. Menjelang 1964, 19 orang dari 21 anak – anak Rongelap yang
berumur dibawah 21 ternyata mengidap kanker tiroid pada 1954.
Unsur kesengajaan itulah yang terdapat di dalam seluruh eksperimen uji coba itu dan
benar memang Departemen Pertahanan telah membuatnya jelas dengan mengatakan bahwa
salah satu tujuan dari percobaan itu adalah melihat bagaimana prajurit bereaksi ketika ia
dihadapkan kepada kengerian ledakan atom.
Tentara hanyalah sekedar menggunakan prajurit-prajuritnya sebagai kelinci percobaan
tanpa hirau sama sekali atas keamanan atau kemungkinan akibat sampingnya. Ketika sudah
menjadi jelas bahwa akibat-akibat sampingnya hebat sekali masyarakat menjadi marah dan
menyudutkan Departemen Pertahanan Amerika Serikat ke posisi sulit. Ia melepaskan dirinya
dari tanggung jawab dengan membekukan semua laporan yang berhubungan dengan itu dan
dengan otot menyangkalnya. Prajurit-prajurit yang kemudiannya ternyata mengidap kanker,
terbentur ketika hendak mendapatkan data – data tentang radiasi dimana mereka dapat
menuntut ganti rugi. Dan bahkan pejabat – pejabat pemerintah sekalipun dihalangi usaha –
usaha penelitiannya. Diakhir November 1975 misalnya, seorang dokter yang bekerja di
Rumah Sakit Veteran (Veterans Administration Hospital) di Salt Lake City, Utah,
mengetahui adanya seorang pasien yang telah mengidap leukemia myelocitic gawat. Penderita
tersebut ternyata dua kali lipat dibanding dengan yang terdapat di kalangan penduduk biasa.
Dirangsang hasil penelitian yang demikian itu dan di kejutkan banyaknya penderita
leukemia di beberapa kawasan yang kena jalur angin wilayah percobaan di Nevada itu. Dr.
Joseph Lyon, seorang dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Utah, lalu melangsungkan
suatu penelitian epidemiologi terbatas. Ia kemudian menemukan bahwa kematian kanak –
kanak akibat leukimia ternyata meningkat lipat tiga di wilayah yang terbuka bagi kejatuhan
debu radioaktif percobaan itu.
Penelitian Dr. Lyon bukanlah yang pertama yang menemukan hasil seperti itu.
Dokumen – dokumen yang dikeluarkan di bawah perlindungan undang-undang informasi
bebas, mengungkapkan bahwa, di dalam 1965, penelitian seperti itu telah dilakukan pula
oleh Dr. Edward Weiss dari US Public Health Service Division dari Radiological Health –
Bagian Dinas Kesehatan Amerika Serikat dari Kesehatan Radiologi-. Penelitian itu telah
menemukan penderita leukimia yang dua kali lipat, tetapi informasi atas penelitian itu telah
dibungkam oleh Atomic Energy Commission.
Yang juga mengalami pembungkaman adalah laporan tentang domba yang mati
keguguran dan akibat akibat kelahiran lainnya karena memakan rerumputan yang berada
dibawah jalur jatuhan radioaktif. Bom itu dikatakan juga sebagai bom yang “kotor”. Kata
kotor dipakai karena ia diledakkan dari sebuah anjungan setinggi 300 kaki di atas permukaan
tanah. Akibatnya awan debu radioaktif yang diciptakannya menggebu dengan kekuatan angin
tornado.
Menjelang 1979, kontroversi mengenai nasib veteran peledakan bom atom itu
mencapai puncaknya, sehingga pemerintah membentuk suatu ‘satuan tugas’ khusus guna
mengusut kasus itu. Satuan tugas itu mempertahankan fiksi bahwa prajurit – prajurit yang
terlibat dalam percobaan tersebut hanya terkena radiasi rendah saja, mengulangi statistik
radiasi yang dikeluarkan Departemen Pertahanan untuk membenarkan pendapatnya.
Dengan perkiraan besarnya ganti rugi yang dituntut Veteran, yang mendekati $5
billion, menjadi jelaslah mengapa pemerintah Amerika Serikat terus menerus menolak
tanggung jawabnya.
Joe Harding telah bekerja selama 18 tahun pada pabrik pengembangan uranium yang
dimiliki oleh Union Carbide Corporation Peduccah, Kentucky. Ia mengalami serangkaian
ujian pada April 1980 oleh suatu kelompok Citizens Hearing on Radiation Victims. Tetapi ia
meninggal sebulan sebelumnya.
Sehari sebelum meninggal, Harding telah menyelesaikan tanya jawabnya yang
direkam dengan Pierre Fruhling, seorang wartawan Swedia. Pita rekaman itu melukiskan
rincian-rincian yang mengerikan sekitar kondisi kerja pabrik uranium itu. “Di lantai
bertebaran debu uranium. Sedemikian tebalnya debu itu sehingga anda dapat melihat jejak
kaki anda sendiri. Kami mengenakan sebuah alat pemantau dosis radiasi dan ia dikumpulkan
sekali sebulan lalu dikirimkan ke Oak Ridge Laboratory yang juga dikelola Union Carbide's
Nuclear Division, untuk dianalisa. Tetapi kami tidak pernah mendengar hasil analisa tersebut.
Pada suatu hari, tiga atau empat orang dari kami, menaruh alat pemantau radiasi itu di
cerobong asap uranium untuk selama 8 jam. Juga kami tidak mendengar apa-apa tentang itu
kemudian”.
Walaupun tabung-tabung uranium yang telah diperkaya, dikapalkan dari pabrik dan
dipantau secara teratur radiasinya, Harding yakin bahwa hasil pemantauannya telah
dipalsukan. “Pada suatu kali, sebuah silinder yang saya amati ternyata panas 'panas' untuk
dikapalkan. Saya melaporkannya kepada supervisor, Tetapi ia berkata : “Lihatlah kita telah
mendapati silinder yang telah dicek di atas truk ini. Jadi lihatlah apa yang dapat dibaca
dengan baik dan karena itu kapalkan sajalah”.
Ketika ia meninggal 27 tahun sesudah ia diterima dan bekerja pada pabrik uranium itu,
Joe Harding benar-benar merupakan kerangka saja. 1965 sebagian besar isi perutnya dibuka.
1979 sebuah tumor yang keras telah disendok dari pahanya. Dan yang paling menyusahkan
dari segalanya itu adalah daging tumbuh seperti jarum meluncur ke atas pada punggung
telapak tangannya, pada dadanya, siku dan bahunya. Berbagai dokter berpendapat bahwa
daging tumbuh itu adalah akibat perpindahan sel yang spontan.
Union carbide begitu bersungguh-sungguh membantah adanya hubungan kematian Jo
Harding dengan radiasi uranium, hal ini barangkali tidak mengherankan. Walaupun Joe
bekerja di bawah cengkraman kekuasaan 5 rem untuk sebagian besar hidupnya, namun ia
telah menderita karena seluruh kankernya adalah akibat radiasi.
Kajian-kajian Dr. Ernest Sternglass telah memperlihatkan tanda-tanda adanya
hubungan antara banyak sedikitnya penderita kanker di wilayah yang bertetangga dengan
reactor – reaktor yang mengeluarkan radiasi.
Ketika pengkajian Shippingport pertama muncul di 1973, Sternglass merasa dirinya
menjadi perhatian industri nuklir. Banyak pendapat yang sama dengan itu mendapat penilaian
yang bersifat menghukum, diluar kritik-kritik terhadap standar yang sekarang dipergunakan:
 Kembali ke 1969, demikian kata Dr. Arthur Tamplin, yang sekarang bekerja pada
Resources Defence Council. “Sejawat saya, John Gofman dan saya menjadi kritis
terhadap standar yang sekarang. Kami telah memperhatikan perbedaan dalam Atomic
Energy commission sedemikian lama, sehingga kami memutuskan untuk
memasyarakatkannya dan kita kemukakan penemuan kita itu kepada pertemuan ilmiah
di San Francisco. Sesudah itu semua kebejatan terbongkar. Saya mempunyai sebuah
kelompok 13 orang pada waktu itu di Lawrence Livermore laboratorium. Dalam
waktu yang singkat kelompok itu anjlog menjadi 2 orang dan seorang lagi dipecat.
Juga ada usaha di pihak laboratorium untuk apa yang dikemukakan sebagai laporan
kepada American Association for the Advancement of Science dalam suatu pertemuan
nya. Karena persurat kabaran begitu tertarik terhadap kontroversi secara keseluruhan,
laboratorium itu dengan tegas mempersulit saya dengan pemecatan saya dan Gofman.
Gofman mempunyai suatu program penelitian terhadap chromosom dan kanker
dengan biaya $250.000 setahunnya. Biaya itu dipenggal habis. Kemudian Gofman
meninggalkan laboratorium itu. Tetapi saya tinggal sebenarnya tidak untuk
kepentingan perorangan saya. Saya tidak punya tugas. Tetapi saya mempunyai kantor
dan mendapat upah setiap bulannya walaupun saya tidak pernah mendapat tugas di
laboratorium itu. Saya tinggal terus di sana karena perlu untuk menggoda dan
mengawasi Atomic Energy Commision”.
 “Saya tidak terlibat dalam salah satu persoalan serius sebelum saya mendekati pensiun
dari Oak Ridge National Laboratory”, kata Professor Karl Morgan. “Juli 1971, saya
telah mengirim lebih dulu makalah saya ke Neuremburg, Jerman sebanyak 200
eksemplar yang akan saya bacakan di sana. Lalu saya menjalani liburan saya di Swiss
untuk seminggu. Ketika saya berada di lapangan terbang Zurich, seorang pemudi
mengatakan kepada saya, “Ada beberapa panggilan telepon untuk Tuan. Segeralah
menelepon”. Gadis itu memberi saya nomor telepon, sebuah nomor di Amerika
Serikat. Dr. Peller, asisten direktur dari Oak Ridge National Laboratory berada
ditelepon. Katanya Mereka telah melihat makalah saya kembali dan beberapa
percobaan harus diadakan. Ia menyuruh seseorang dari laboratorium mendiktekan
untuk saya bagian-bagian yang harus saya buang. Mereka telah menelepon para
pejabat dari Neuremburg supaya membuang makalah saya yang sudah tiba dan
menggantinya dengan edisi yang mereka buat. Beberapa bagian dan halaman telah
dikeluarkan. Makalah "mereka" itu mengatakan bahwa beberapa jenis reaktor lebih
aman dari yang lainnya. Ia memperlihatkan bahwa sistem pembiakan panas, menurut
kalkulasi saya, 270 kali lebih aman daripada sistem pembiakan kilat cairan metal,
yang segera, sesudah itu, akan merupakan satu-satu telor di keranjang kita.
 Dr. Irwin Bross dari Rosewell Park Memorial Hospital, New York, mengalami
pemotongan atas dananya setelah menerbitkan hasil penelitiannya dimana
diperlihatkan bahwa anak-anak yang di x-ray ketika dalam kandungan mempunyai
tiga sampai empat kali lebih resiko terkena leukimia dibanding mereka yang tidak
mengalami x-ray.
 Dr. Thomas Najarian, dokter pada Veterans Administration Hospital, Boston,
menemukan bahwa hampir 38.5 persen dari pekerja pada Portsmouth Naval Shipyard
di New Hampshire, mati karena kanker. Angka itu dibandingkan dengan 21.7 persen
untuk pekerja-pekerja di galangan kapal yang tidak menggunakan benda-benda nuklir
dan 18 persen bagi penduduk Amerika rata-rata. Jumlah leukimia adalah 450 persen
lebih tinggi dari jumlah rata-rata yang terdapat di antara yang mengalami radiasi
tahunan dengan dosis 4 rems. Jadi suatu rem lebih rendah dari yang diperkenankan.
Tambah lagi pekerja yang lebih tua tampaknya mengalami akibat paling buruk. 60
persen dari mereka, pada umur 60 dan 69 tahun mati karena bermacam kanker.
Najarian menekankan pada saya bahwa ia tidak menentang kekuatan nuklir, menjadi
tertarik ketika seorang pasien yang mati karena leukemia, yang sebelum mati berkata
kepadanya bahwa masih banyak teman sekerjanya yang mengidap penyakit atau mati muda.
Ketika Najarian meminta kepada Angkatan Laut Amerika agar ia mendapat catatan angka
radiasi yang dialami oleh pekerja-pekerja galangan kapal, ia ditolak. Dengan tak terhalangi ia
berbalik ke Boston Globe meminta pertolongan. Surat kabar itu mengambil oper masalahnya
dan memperbantukan kepadanya 5 orang reporter untuk menyaring 100.000 sertifikat
kematian. Dari sana, Najarian menemukan 1.722 bekas pekerja galangan, lengkap dengan
penyebab kematian mereka. Surat kabar Boston Globe juga menyusun suatu gugatan terhadap
Angkatan Laut di bawah Freedom of Information Act dengan tujuan memaksa penguasanya
mengeluarkan data radiasi.
Melalui kasus pengadilan demikian, Senator Thomas McIntyre kontan meminta
Centre for Disease Control melakukan suatu penelitian menyeluruh terhadap kesehatan para
pekerja dan Angkatan Laut bersedia sebagai pemula penelitian tersebut. Menjelang akhir
Februari 1978, sebulan sesudah Najarian menggumumkan penemuan awalnya di surat kabar
Globe, McIntyre sudah mengerti mengapa Angkatan Laut telah menolak memberikan arsip
radiasinya kepada CDC dan ngotot supaya kajian untuk itu dilakukan oleh Departemen
Pertanian Amerika Serikat.
Sementara Angkatan Laut setuju untuk bekerja sama di dalam rangka penelitian CDC,
keraguan telah dinyatakan pula tentang objektivitas tim sarjana yang telah dipilih untuk
mengawasi proyek itu. Pada 1979, Dr. Irwin Bross –anggota tim pengawas– menuduh pihak
penguasa menghalang-halangi penyidikan "setiap tahap" dan menumpuki tim CDC dengan
sarjana-sarjana yang pro pemerintah. Kebanyakan dari mereka terkenal karena pandangannya
bahwa radiasi rendah tidak akan berakibat merusak secara biologi. “Kita terang berada dalam
suatu usaha penutup penutupan yang serius”, kata pengumuman Bross kepada pers. “Mereka
justru tidak menginginkan adanya informasi yang keluar”.
Tetapi mungkin ini adalah upaya penutup-nutupan yang paling baik terdokumentasi
dan yang pasti paling diatur untuk menutup-nutupi betapa berbahayanya radiasi rendah.
Sejak awalnya kepentingan pokok AEC adalah bahwa kajian itu hendaknya menghilangkan
rasa takut terhadap bahaya bahaya radiasi dan mencari bahan alasan untuk menolak setiap
tuntutan ganti rugi dari pekerja pekerja yang mati karena kanker.
Pertarungan keinginan yang tak terelakkan datang dalam 1974, ketika Dr. Samuel
Milham, epidemiologis dari Departemen Kesehatan Washington melaporkan bahwa jumlah
penderita kanker di kalangan pekerja harford ternyata 5 kali lebih tinggi dari yang diduga.
AEC, yang sejak itu bernama atau berganti nama dengan departemen enersi langsung
menghubungi Milham dan memintanya menyetop penerbitan hasil penelitiannya. Milham
setuju, karena ia tahu bahwa Mancuso sudah hampir selesai dengan kajiannya, disamping Ia
juga sangat menghargai Mancuso. Suatu pertemuan juga diadakan antara para statikus, Dr.
Brakov Sanders dengan Milham untuk mendiskusikan hasil-hasil Milham. Pada waktu yang
sama, DOE (Department of energy) mengirimkan data-data Milham ke Batelle Pacific
Northwest Laboratory, sebuah laboratorium yang dibiayai pemerintah untuk dianalisa
kembali.
Jauh daripada menyalahkan hasil-hasil Milham, Batelle ternyata membenarkan hasil-
hasilnya. Hal mana yang sangat mengecewakan DOE. “Kita berharap mendapat jawaban yang
baik atas laporan Milham dan tampaknya kita harus menyokongnya”, kata seorang pejabat.
Menyadari bahwa mereka tidak bisa memainkan kartunya lagi terhadap Milham, para
pejabat DOE kemudian menoleh kepada Mancuso dengan harapan, Mansyur akan
menyangkal hasil-hasil penelitian Milham di muka umum. Mancuso yang mengetahui bahwa
hasil-hasil penelitiannya belum tersimpulkan, menolak mencantumkan namanya pada
pernyataan yang telah demikian terperinci. Segera saja dana baginya terhenti dan ERDA
(energy research and development agency) dengan kasar mengatakan kepadanya supaya data-
data yang ia himpun dipindahkan ke pusat penelitian Oak Ridge, Tennessee.
Mancuso, Stewart dan Kneele mengumumkan penemuan-penemuan mereka pada
akhir 1976. Kesimpulan-kesimpulan mereka sungguh mengejutkan para pekerja di Hanford
diperkirakan 26 persen beresiko lebih tinggi untuk mati karena kanker ketimbang yang
diharapkan dan resiko mati karena beberapa jenis kanker seperti, tulang sumsum naik sekitar
107 persen. Angka-angka itu menunjukkan bahwa standar radiasi yang sekarang mungkin 10
kali lebih tinggi.
Tidak diragukan lagi, manakala penemuan penelitian seperti Mancuso, Stewart, dan
Kneele sepenuhnya benar maka sebagaimana diakui juga oleh Justice Parker seluruh hari
depan kekuatan nuklir sipil terancam serius. Karena sederhana saja biaya untuk melaksanakan
rekomendasi-rekomendasi mereka akan merupakan penghalang utamanya. Maka untuk itu
industri nuklir sudah mempertimbangkannya dalam – dalam untuk mengganggu dan
menindas bukti-bukti vital tentang bahaya radiasi berdosis rendah. Tetapi hasil dari tipu daya
meningkatnya jumlah penderita kanker dan tak terhindarkannya lagi kerusakan keturunan,
akan sulit untuk disembunyikan.

Anda mungkin juga menyukai