PENDAHULUAN
1. Penjelasan pergudangan
2. Penjelasan kayu sebagai bahan bangunan kontruksi pergudangan
3. Penjelasan pemanfaatan kayu terhadap kontruksi pergudangan
1
1.3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang
sesuai dengan kemajuan teknologi. Sebagai bahan konstruksi bangunan,
kayu sudah dikenal dan banyak dipakai sebelum orang mengenal beton dan
baja. Dalam pemakaiannya kayu tersebut harus memenuhi syarat : mampu
menahan bermacam-macam beban yang bekerja dengan aman dalam jangka
waktu yang direncanakan; mempunyai ketahanan dan keawetan yang
memadai melebihi umur pakainya; serta mempunyai ukuran penampang dan
panjang yang sesuai dengan pemakainnya dalam konstruksi.
Salah satu kendala yang ada pada pemakaian kayu hutan tanaman atau
hutan rakyat adalah ukuran dan mutu kayu yang dihasilkan sangat bervariasi
sehingga pemakai seringkali merasa kesulitan dalam memilih jenis dan
ukuran yang akan dipakai. Oleh karena itu perlu adanya upaya lain yaitu
pemasyarakatan/pengenalan jenis dan ukuran kayu yang dihasilkan dari
hutan rakyat tersebut.
3
dinding, atap untuk konstruksi ringan umumnya dibuat dari papan kayu atau
panel kayu.
Kayu untuk keperluan bangunan umumnya dari kelas kuat I, II dan III dengan
rasio kekuatan terhadap berat yang cukup tinggi, serta mempunyai kelas
awet I atau II. Bila dari kelas awet III atau di bawahnya, maka kayu tersebut
harus diawetkan terlebih dahulu, kelas kayu menurut tingkat keawetannya
dapat dibilihat dari tabel berikut.
Sumber:https://www.google.com/search?q=penggolongan+kelas+keawetan+kayu&safe
4
struktur framework (truss). Umumnya kuda-kuda terbuat dari kayu, bambu,
baja, dan beton bertulang.
5
Ide dasar untuk mendapatkan bentuk konstruksi kuda-kuda seperti
urutan gambar di bawah ini:
a) Akibat adanya beban maka titik pertemuan kedua kaki kuda-kuda bagian
atas (P) mengalami perubahan letak yaitu turun ke P’, sehingga kaki kuda-
kuda menekan kedua tembok ke arah samping. Bila tembok tidak kokoh
maka tembok akan roboh.
6
c) Karena bentangan menahan beban yang bekerja dan beban berat sendiri
kuda-kuda, maka batang tarik AB akan melentur. Titik P bergerak turun ke
titik P’, dengan adanya pelenturan, tembok seolah-olah ke dalam.
d) Untuk mengatasi adanya penurunan pada batang tarik di ujung atas kaki
kuda-kuda dipasangi tiang dan ujung bawah tiang menggantung tengah-
tengah batang tarik AB yang disebut tiang gantung.
7
e) Semakin besar beban yang bekerja dan bentangan yang panjang,
sehingga kaki kuda-kuda yang miring mengalami pelenturan. Dengan adanya
pelenturan pada kaki kuda-kuda maka bidang atap akan kelihatan cekung
kedalam, ini tidak boleh terjadi.
8
tiang gantung ujung atas skoor menopang bagian tengah kuda-kuda. Dengan
demikian pelenturan dapat dicegah.
9
3. Batang-Batang Konstruksi Kuda-Kuda
Keterangan:
a. Balok tarik; b. Balok kunci; c. Kaki kuda-kuda; d. Tiang gantung; e. Batang
sokong; f. Balok gapit; g. Balok bubungan; h. Balok gording; i. Balok tembok.
10
Gambar. Detail Kuda-Kuda
4. Tipe Kuda-Kuda
a. Tipe Pratt
b. Tipe Howe
11
c. Tipe Fink
12
Gambar. Kuda-Kuda Tipe Waren
13
Gambar. Kuda-Kuda Bentang 4-8 Meter
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
16