Anda di halaman 1dari 11

ILMU UKUR TANAH

DASAR – DASAR ALAT UKUR PADA ILMU UKUR TANAH


(SURVEYING)

Anggota Kelompok 2 :

Saesar Hendardie 1804040016

Ahmad Faozi .S 1804040002

Agung Aliansyah 1804040014

Yosua Hendra .J .D 1804040039

Muhammad Fadilah 1804040010

Nur Farhan Nazib .S 1804040031

Adhitya Sundawa 1804040037

Ibrahim Aji 1804040012

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM SYEKH YUSUF
APRIL 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT. Karena berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya, makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Terimakasih kepada anggota kelompok 2 yang telah berusaha dan
bekerja keras dalam menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini selain diperuntukkan dalam pemenuhan tugas mata kuliah Ilmu Ukur
Tanah, juga berguna dalam memberikan pemahaman dan menambah pengetahuan
kepada pembaca tentang ‘Kompas Sebagai Salah Satu Alat Ukur Tanah’.

Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga saja makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Terimakasih.

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I-PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Permasalahan...............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................2

BAB II-PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kompas ...................................................................................... 3
2.1.1 Masalah – masalah dan kesalahan.......................................... 3
2.2 Deklinasi Magnetik........................................................................................ 4
2.3 Keragaman Deklinasi Magnetik..................................................................... 5
2.4 Gaya Tarik Lokal........................................................................................... 6

BAB III-PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 7

Daftar Pustaka..................................................................................................... 8
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu ukur tanah adalah bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari
cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan di bawah tanah untuk
menentukan posisi relatif atau titik-titik absolut pada permukaan tanah, di
atasnya atau di bawahnya, dalam memenuhi kebutuhan seperti pemetaan
dan penentuan posisi relatif suatu daerah. Hal ini berperan penting untuk
mengetahui sebuah perancangan dan perencanaan pembangunan
perumahan seperti, menentukan jalan, Drainase dan letak rumah. Ilmu ukur
tanah mempunyai tujuan menggambarkan bayangan sabagian atau seluruh
permukaan bumi kedalam sebuah peta. Ilmu ukur tanah mempunyai tujuan
menentukan bentuk bumi.

Secara tradisonal pengukuran tanah telah didefinisikan sebagai ilmu


dan seni menentukan letak nisbi dari titik-titik di atas, pada dan dibawah
permukaan bumi, atau untuk menetapkan titik-titik semacam itu. Tetapi dalam
pengertian yang lebih umum, pengukuran tanah dapat dianggap sebagai
disiplin yang meliputi semua metode untuk pengumpulan dan pemrosesan
informasi tentang bumi dan lingkungan fisis.

Salah satu alat yang dipakai dalam pengukuran tanah ialah kompas.
Kompas telah dipakai oleh para navigator dan lain-lain selama berabad-abad
untuk menentukan arah. Kompas juga masih dipakai untuk pengukuran kasar
untuk rekayasa dan tetap merupakan alat yang berharga bagi ahli-ahli
geogoli, kehutanan dan lain-lain.

ILMU UKUR TANAH


1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian alat ukur kompas ?
2. Apa pengertian dan keragaman deklinasi magnetik ?
3. Apa pengertian gaya tarik lokal ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menjelaskan pengertian kompas
2. Menjelaskan pengertian dan keragaman deklinasi magnetik
3. Menjelaskan pengertian gaya tarik lokal

ILMU UKUR TANAH


2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kompas

Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah


panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan
[ahmad faozi sadili]
magnet bumi secara akurat . Kompas memberikan rujukan arah
tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah mata angin
yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat. Alat ini membantu
perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih
aman dan efisien dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada
kedudukan bintang untuk menentukan arah. Alat apa pun yang memiliki
batang atau jarum magnetis yang bebas bergerak menunjuk arah utara
magnetis dari magnetosfer sebuah planet sudah bisa dianggap sebagai
kompas.
Kompas adalah alat penunjuk arah, dan karena sifat magnetnya,
jarumnya akan selalu menunjuk arah utara-selatan (meskipun utara yang
[ibrahim aji]
dimaksud disini bukan utara yang sebenarnya, tapi utara magnetis) .
Secara fisik, kompas terdiri dari:
 Badan, tempat komponen lainnya berada
 Jarum, selalu menunjuk arah utara selatan, dengan catatan tidak dekat
dengan megnet lain/tidak dipengaruhi medan magnet, dan pergerakan
jarum tidak terganggu/peta dalam posisi horizontal.
 Skala penunjuk, merupakan pembagian derajat sistem mata angin.

2.1.1 Masalah – masalah dan Kesalahan


Masalah-masalah khas dalam pengukuran dengan kompas
memerlukan konversi dari sudut arah sebenarnya menjadi sudut arah
magnetik, sudut arah magnetik menjadi sudut arah sebenarnya, dan sudut
arah magnetik menjadi sudut arah magnetik untuk deklinasi yang ada pada

ILMU UKUR TANAH


3
tanggal yang berbeda. Sedangakan untuk kesalahan khas dalam pemakaian
kompas , antara lain yaitu :

1. Membaca ujung jarum yang keliru


2. Pemasangan deklinasi yang salah dari utara
3. Lalai mengecek sudut
4. Deklinasi meleset saat pembacaan sudut arah magnetic
Adapun hal hal yang mempengaruhi pemakaian kompas menjadi salah atau t
idak benar, antara lain yaitu :
1. Kompas tidak mendatar
2. Titik putar tidak tajam atau tidak tepat dipusat lingkaran
3. Jarum atau bilah bilah bengkok
4. Jarum magnetisnya lemah
5. Variasi magnetic
6. Gaya tarik lokal yang disebabkan karena jalur diatasnya, kandungan
bijih dibawah tanah, paku lapangan, mobil berhenti didekatnya dan
sebagainya

2.2 Deklinasi Magnetik.

Deklinasi Magnetik adalah sudut pada bidang datar antara Kutub Utara
Magnetik (arah ujung utara dari jarum kompas bermagnet, sesuai dengan
arah garis medan magnet Bumi) dengan utara sejati (arah di sepanjang
meridian ke arah geografis Kutub Utara). Untuk menentukan deklinasi
magnetik sangat bermacam-macam, karena posisi kutub magnet sangat
bervariasi. Variasi tersebut juga tergantung pada waktu, sehingga muncullah
tanggal penentuan deklinasi magnetik yang ditampilkan pada peta. Tanggal
penentuan deklinasi tersebut menunjukkan adanya pergeseran tahunan yang
terjadi pada kutub magnet. [saesar hendardie]

Deklinasi magnetik pada suatu lokasi dapat didefinisikan sebagai sudut


antara pencarian utara jarum kompas dengan penunjukan utara dari bujur
tempat. Jika utara kompas menunjuk sebelah barat/ kiri bujur tempat, maka

ILMU UKUR TANAH


4
deklinasinya adalah W (west), dan jika menunjuk sebelah timur / kanan dari
bujur tempat, maka deklinasinya adalah E (east) [adhitya sundawa].
Pergerakan dari medan magnet Bumi menyebabkan deklinasi berubah
dari tahun ke tahun. Ada beberapa cara untuk menentukan deklinasi
magnetik pada suatu tempat, di antaranya yaitu :
(1) menggunakan diagram deklinasi,
(2) menggunakan Compass rose,
(3) melalui software komputer,
(4) menggunakan GPS,
(5) mengadakan pengukuran langsung.

2.3 Keragaman Dalam Deklinasi Magnetik.

Sebuah garis pada peta atau peta perairan yang menghubungkan titik-
[Muhammad fadilah]
titik yang mempunyai deklinasi sama disebut garis isgonik .
Pada garis ini jarum magnet menyatakan utara sebenarnya maupun utara
magnetik. Didalam peta isogonik jarak antara negara satu dengan lainya
memiliki jarak yang berselisih menurut deklinasinya,
Hal tersebut dapat berubah dengan beragam perubahan menurut
waktu perubahan tersebut dapat dikategorikan sebagai abadi, tahunan, harian
dan tak beraturan [yosua Hendra sabra daeli].
A. Perubahan abadi
Hal ini hanya dapat digambarkan dengan membuat tabel tabel
terperinci dan peta - peta ikhtisar melalui pengamatan . dengan
melacak kembali garis – garis batas pemilikan lama yang diukur
melalui kompas atau berdasarkan meridian magnetik, perlu
memperhitungkan perbedaan deklinasi magnetik di pengukuran atau
pengamatan semula dan sekarang .

B. Perubahan tahunan
Yaitu putaran berkala yang besarnya dibawah busur 1 menit
dan dapat diabaikan. Perubahan tahunan tidak dapat dikacaukan
dengan jumlah variasi perubahan abadi dalam setahun yang terlihat
dalam peta isogonik.

ILMU UKUR TANAH


5
C. Perubahan harian
Perubahan harian pada deklinasi jarum magnetik, hal tersebut
menyebabkan deklinasi jarum magnetik berputar melalui busur yang
memiliki rata rata waktu dari setiap negara, contohnya amerika serikat
memiliki rata rata waktu 8 menit , jarum memiliki kedudukan paling
timur pada kira kira jam 8 pagi dan kedudukan paling baratnya jam
1:30 siang . Jam jam ini dan jangkau putaran harian berubah dengan
lintang dan musim sepanjang tahun .

D. Perubahan tak beraturan


Hal ini terjadi disebabkan oleh gangguan dan badai magnetik
yang tak dapat diramalkan atau diperkirakan dapat menyebabkan
variasi tak beraturan dalam jangka pendek sebesar satu derajat atau
lebih.

2.4 Gaya Tarik Lokal

jarum magnetik atau medan magnet kadang-kadang terganggu dari


posisi normalnya di bawah pengaruh gaya tarik eksternal. Pengaruh yang
mengganggu seperti ini disebut sebagai gaya tarik lokal. Jika sumber
gangguan buatan itu tetap, semua sudut arah kemuka dan belakang sebuah
garis berbeda lebih daripada galat yang sama besarnya. [agung aliansyah]

Gaya tarik lokal di suatu tempat dapat dideteksi dengan mengamati


bantalan dari kedua ujung garis di daerah tersebut. Jika bantalan depan dan
bantalan belakang garis berbeda dengan 180 °, tidak ada daya tarik lokal di
kedua stasiun. Tetapi jika perbedaan ini tidak sama dengan 180 °, maka daya
tarik lokal ada di sana di salah satu atau kedua ujung garis.

ILMU UKUR TANAH


6
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Bedasarkan dari isi pembahasan, maka didapatkan kesimpulan sebagai
berikut.: [Nur Farhan nazib subagja]
Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah
panah penunjuk magnetis dengan acuan Deklinasi Magnetik yaitu sudut
pada bidang datar antara Kutub Utara Magnetik (arah ujung utara dari jarum
kompas bermagnet, sesuai dengan arah garis medan magnet Bumi) dengan
utara sejati (arah di sepanjang meridian ke arah geografis Kutub Utara). Jika
terdapat sebuah gangguan gaya tarik eksternal yang mempengaruhi panah
penunjuk magnetis dari posisi normalnya, gangguan ini disebut Gaya Tarik
Lokal.
Disuatu peta isgonik kita dapat menemukan Keragaman Deklinasi
Magnetik yang diartikan sebagai beragam perubahan yang terjadi dalam
sebuah Deklinasi disebuah peta, Menurut waktu perubahan tersebut dapat
dikategorikan sebagai abadi, tahunan, harian dan tak beraturan.

ILMU UKUR TANAH


7
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Deklinasi_magnetik

https://www.google.com/search?
q=kompas+untuk+juru+ukur+adalah&safe=strict&sxsrf=ALeKk01V1z9BnDN9OQHClTj_H
M7ZPuX7Zw:1586124034802&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwilx6e9pNLo
AhWF6nMBHZfAB0UQ_AUoAnoECAsQBA&biw=1366&bih=657#imgrc=IJbsbQSHW2u
SFM

file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/caridokumen.com_dasar-dasar-pengukuran-tanah-
surveying-jilid-.pdf

ILMU UKUR TANAH


8

Anda mungkin juga menyukai