Pendidikan Pancasila
Pendidikan Pancasila
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan limpahan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas rutin yang berjudul “Pengantar
Pendidikan Pancasila”
Ucapan terimah kasih kami ucapkan kepada Dosen Pengampuh mata kuliah Pendidikan
Pancasila yang telah memberi bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam makalah ini saya menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saya
mengharapkan saran dan kritik guna memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
3
Untuk merealisasikan tujuan tersebut, maka pendidik dalam hal ini dosen
tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan saja, tetapi juga memberikan
pemahaman akan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sehingga diharapkan
mahasiswa memiliki kepercayaan terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila sehingga dapat digunakannya dalam prektek kehidupannya sehari-hari.
Hal tersebut sebagaimana dikemukakan the journal of education: “a teacher not
only shows and cultivates Pancasila as a cognitive concept and knowledge as well
as a normative norm, but also builds and shows the moral message and value as
well as soul and spirit of Pancasila. As a result, Pancasila can be personalized as the
student’s value and belief system and speed the motivation to bring the system into
the student’s behavior in life”. (Sunarti Rudi, 1999: 376)
Sekitar tahun 2010, digemakan kembali tentang pentingnya pembangunan bangsa dan
karakter. Apa hubungan karakter dengan pendidikan Pancasila ini? Dalam buku Bahan
4
Pelatihan Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (2010) dinyatakan bahwa
salah satu sumber bagi nilai-nilai karakter yang dikembangkan adalah Pancasila. Sumber yang
lain adalah agama, budaya, dan tujuan nasional. Dinyatakan bahwa, “Nilai-nilsi luhur bangsa
sebagai isi pendidikan karakter bersumberkan dari agama, pandangan hidup atau ideology
bangsa Indonesia, budaya dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan Nasional”
(2010:7)
Oleh karena karakter bangsa adalah berdasar nilai-nilai Pncasila, makna Pancasila jelas
menjadi sumber bagi pendidikan karakter di Indonesia. Pancasila merupakan landasan utama
5
pendidikan karakter bangsa. Sebagai landasan, Pancasila merupakan rujukan, acuan, dan
sekaligus tujuan dalam pembangunan karkter bangsa. Dalam konteks yang bersifat substansial,
pembangunan karkter bangsa memiliki makna memnangun manusia dan bangsa Indonesia yang
berkarakter Pancasila.
Lalu bagaimana strategi pembangunan karkter bangsa itu? Pembangunan karakter bangsa
dilakukan melalui strategi sosialisasi, pendidikan, pemberdayaan, pembudayaan, dan kerja sama.
Strategi pendidikan dilakukan dalam konteks makro dan mikro.
1. Landasan Historis
6
hidup bangsa dituangkan dan dikembangkan menjadi pandangan hidup Negara atau
dasar Negara.
2. Landasan Kultural
Pancasila yang ditetapkan sebagai dasar filsafat Negara Indonesia, nilai-nilainya
merupakan nilai-nilai yangbtelah lama jhidup dan diamalkan oleh bangsa Indonesia.
Nilai- nilai Pancasila yang lima itu, secara sadar atau tidak telah dimiliki oleh bangsa
Indonesia sesuai dengan konteks latar belakang suku dan budayanya.
3. Landasan Filosofis
Secara intrinsik nilai-nilai Pancaila berwujud dan bersifat fiosofis, dan secara praktis
nili-nili tersebut berupa pandangan hidup (filsafat hidup) bangsa Indonesia. Nilai-nilai
(tata nilai) itu tidak lain adalah merupakan kebulatan ajaran tentang berbagai
segi/bidang kehidupan suatu masyarakat/ bangsa, dalam hal ini bangsa Indonesia.
F. KERANGKA KONSEPTUAL PENDIDIKAN PANCASILA
Kerangka konseptual, termasuk nilai, teknik dan metode, yang disepakati dan digunakan
oleh suatu komunitas dalam memahami atau mempersepsi segala sesuatu. fungsi utama
paradigma adalah sebagai acuan dalam mengarahkan tindakan, baik tindakan sehari-hari maupun
tindakan ilmiah. Sebagai acuan, maka lingkup suatu paradigma mencakup berbagai asumsi dasar
yang berkaitan dengan aspek ontologis, epistemologis dan metodologis. Dengan kata lain,
paradigma dapat diartikan sebagai cara berpikir atau cara memahami gejala dan fenomena
semesta yang dianut oleh sekelompok masyarakat.
1. Tujuan dan fugsi pendidikan Pancasila dalam pengembangan kemepuan utuh sarjana atau
professional.
2. Dinamika pancasila secara historis, dan merefleksikan fungsi dan kedudukan penting
Pancasila dalam perkembangan Indonesia mendatang
3. Peraturan perundang-undangan dan kebijakan Negara baik yang bersifatpraktis-pragmatis
maupun jangka panjang dalam prespektif Pancasila sebagai dasar Negara
7
Visi :
Visi Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi yaitu menjadi sumber nilai dan
pedoman penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan mahasiswa
mengembangkan kepribadiannya selaku warganegara yang Pancasila. Jadi Dari visi
Pendidikan Pancasila tersebut dapat dijelaskan lebih detailnya bahwa pancasila sebagai
sumber nilai dijadikan landasan pokok,landasan fundamental bagi penyelenggaraan
Negara Indonesia. Seperti pada hakikatnya visi merupakan rangkaian kalimat yang
menyatakan cita-cita atau impian dari seorang individu atau mahasiswa yang ingin
dicapai di masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan ‘want to
be’ dari seorang individu atau mahasiswa.
Misi :
Misi Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi yaitu membantu mahasiswa agar mampu
mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila serta kesadaran berbangsa, bernegara dalam menerapkan
ilmunya secara bertanggung jawab terhadap kemanusiaan.
Jadi Misi dalam pendidikan pancasila ialah:
1. Mewujudkan nilai dasar Nilai dasar yang dimaksud disini ialah nilai – nilai pancasila.
Yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai keraktayan dan nilai
keadilan.
2. Menumbuhkan kesadaran Dengan kita mengetahui nilai- nilai pancasila tersebut, kita bisa
menjaga perbuatan sehari- hari kita. Dari nilai tersebut pula kita akan sadar dalam
berperilaku.
3. Menumbuhkan sikap dan perilaku Dengan adanya pendidikan pancasila bisa terwujud
sikap dan perilaku yang mengamalkan nilai- nilai pancasila.
4. Menumbuhkan tanggung jawab moral, IPTEK dan seni Dengan adanya pendidikan
pancasila bisa terwujud nilai dasar, kesadaran, sikap dan perilaku berdasar pancasila.
8
Dilihat dari sisi historisnya, Pancasila tidak lahir secara mendadak pada tahun 1945,
melainkan telah melalui proses panjang, dimatangkan oleh sejarah perjuangan bangsa kita
sendiri, dengan melihat pengalaman-pengalaman bangsa lain, dengan diilhami oleh gagasan
besar dunia, dengan tetap berakar pada kepribadian dan gagasan-gagasan besar bangsa kita
sendiri .
Etika politik harus direalisasikan oleh setiap individu yang ikut terlibat secara konkrit
dalam pelaksanaan pemerintahan negara. Para pejabat eksekutif, legislatif, yudikatif, para
pelaksana dan penegak hukum harus menyadari bahwa legitimasi hukum dan legitimasi
demokratis juga harus berdasarkan pada legitimasi moral. Nilai-nilai Pancasila mutlak harus
dimiliki oleh setiap penguasa yang berkuasa mengatur pemerintahan, agar tidak menyebabkan
berbagai penyimpangan seperti yang sering terjadi dewasa ini. Seperti tindak pidana korupsi,
kolusi dan nepotisme, penyuapan, pembunuhan, terorisme, dan penyalahgunaan narkotika
sampai perselingkuhan dikalangan elit politik yang menjadi momok masyarakat.
9
Dalam penerapan etika politik Pancasila di Indonesia tentunya mempunyai beberapa kendala-
kendala, yaitu :
a. Etika politik terjebak menjadi sebuah ideologi sendiri. Ketika seseorang mengkritik
sebuah ideologi, ia pasti akan mencari kelemahan-kelemahan dan kekurangannya, baik
secara konseptual maupun praksis. Hingga muncul sebuah keyakinan bahwa etika politik
menjadi satu-satunya cara yang efektif dan efisien dalam mengkritik ideologi, sehingga
etika politik menjadi sebuah ideologi tersendiri.
b. Pancasila merupakan sebuah sistem filsafat yang lebih lengkap disbanding etika politik
Pancasila, sehingga kritik apa pun yang ditujukan kepada Pancasila oleh etika politik
Pancasila tidak mungkin berangkat dari Pancasila sendiri karena kritik itu tidak akan
membuahkan apa-apa.
Namun demikian, bukan berarti etika politik Pancasila tidak mampu menjadi alat atau cara
menelaah sebuah Pancasila. Kendala pertama dapat diatasi dengan cara membuka lebar-lebar
pintu etika politik Pancasila terhadap kritik dan koreksi dari manapun, sehingga ia tidak terjebak
pada lingkaran itu. Kendala kedua dapat diatasi dengan menunjukkan kritik kepada tingkatan
praksis Pancasila terlebih dahulu, kemudian secara bertahap merunut kepada pemahaman yang
lebih umum hingga ontologi Pancasila menggunakan prinsip-prinsip norma moral.
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa negara
Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa negara harus tunduk
kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-undangan. menurut Ernest
Renan: kehendak untuk bersatu (le desir d’etre ensemble) dan memahami Pancasila dari
sejarahnya dapat diketahui bahwa Pancasila merupakan sebuah kompromi dan konsensus
nasional karena memuat nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh semua golongan dan lapisan
masyarakat Indonesia. . Penetapan Pancasila sebagai dasar negara tak hendak menghapuskan
perbedaan (indifferentism), tetapi merangkum semuanya dalam satu semboyan empiris khas
Indonesia yang dinyatakan dalam seloka “Bhinneka Tunggal Ika”. Maka Pancasila merupakan
intelligent choice karena mengatasi keanekaragaman dalam masyarakat Indonesia dengan tetap
toleran terhadap adanya perbedaan
10
Masih ada sederet fakta empiris yang menunjukkan betapa Pancasila sebagai dasar
negara Republik Indonesia kini tak lebih bagaikan macan kertas. Nilai-nilai ekonomi kerakyatan,
misalnya, sudah mulai ditinggalkan pelan-pelan digantikan sistem ekonomi pro-”kapital”. Pasar-
pasar tradisional digusur digantikan dengan supermarket. Semuanya dilakukan seolah-olah
sebagai hal wajar dan tidak memiliki dampak jangka panjang Akibatnya, rakyat mulai
kehilangan mata pencarian di satu sisi dan di sisi lain bangsa ini mulai kehilangan daya kritisnya
karena bekerja dalam bidang apa pun berada di bawah tekanan global. Nasib buruh semakin
ternistakan karena keserakahan juragannya dan kebijakan pemerintah yang membiarkan praktik
outsourcing yang kerap tak manusiawi.
Tantangan dari dalam di antaranya berupa berbagai gerakan separatis yang hendak
memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Apa yang terjadi di Aceh,
Maluku, dan Papua merupakan sebagian contoh di dalamnya. Penanganan yang tidak tepat dan
tegas dalam menghadapi gerakan-gerakan tersebut akan menjadi ancaman serius bagi tetap
eksisnya keutuhan Bangsa Indonesia dan pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara berperan sebagai pedoman bagi bangsa Indonesia
yangmenuntun kita dalam bersikap. Penerapan esensi Pancasila sebagai ideologi negara
meliputihal-hal sebagai berikut:a.Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, diwujudkan dalam bentuk
semangat toleransiantarumat beragama.b.Sila Kemanuasiaan Yang Adil dan Beradab,
diwujudkan penghargaan terhadappelaksanaan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.c.Sila
Persatuan Indonesia, diwujudkan dalam mendahulukan kepentingan bangsa dannegara daripada
kepentingan kelompok atau golongan, termasuk partai.d.Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalamPermusyawaratan/Perwakilan, diwujudkan dalam mendahulukan
pengambilankeputusan berdasarkan musyawarah daripada voting.e.Sila Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia, diwujudkan dalam bentukmemperkaya diri atau kelompok karena
penyalahgunaan kekuasaan itulah yangmenjadi faktor pemicu terjadinya korupsi.
11
12