Abstraksi
Konsep budaya dan iklim dalam komunikasi organisasi sangatlah berkaitan erat dan
berhubungan satu sama lainnya. Konsep kultur atau budaya sendiri sangat kompleks untuk didefinisikan
karena karakter holistik yang menandai konsep ini. Konsep iklim dalam organisasi pun sangatlah
kompleks, berbeda dengan iklim fisik yang bersifat statis. Iklim dalam organisasi sangatlah fluid,
kompleks dan berkembang dari waktu ke waktu.
I. Budaya Organisasi
1.1 Pengertian Budaya Organisasi
Budaya merupakan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sukar diubah 1. Budaya juga
tertanam dan tumbuh dalam kelompok masyarakat tertentu, begitupun dalam organisasi. Dalam
organisasi terdapat budaya organisasi. Budaya organisasi melihat budaya dari perspektif komunikasi
sebagai kombinasi kompleks dari simbol, adat, pengetahuan, kebiasaan, bahasa, dan perilaku yang
terkait. Hal-hal tersebut menjadi identitas dari organisasi.Budaya organisasi fokus kepada norma-norma
dan nilai-nilai yang mendasari perilaku.Dengan kata lain budaya dalam organisasi memengaruhi
bagaimana anggotanya hidup dalam organisasi tersebut. Dalam budaya organisasi terdapat adanya
konsep tingkatan yaitu:
a. Artefak
Artefak budaya organisasi sama dengan praktik komunikasi organisai. Dalam halini komunikasi
bisa dilihat sebagai proses perilaku yang nampak dan dapat didengar. Walaupunbegitu dalam
menganalisanya memang cukup sulit untuk ditafsirkan.
b. Nilai
Merupakan konsep abstrak mengenai masalah dasar yang sangat penting dan bernilai dalam
kehidupan manusia. Nilai juga merupakan hal yang sangat mendalam dan sulit untuk dimengerti
oleh manusia. Untuk memahami hal ini diperlukanadanya pengetahuan yang lebih dalam.
c. Asumsi dasar
Asumsi dasar dapat dijadikan sebagai landasan berpikir karena dianggap benar. Maka dari itu,
dari beberapa hal yang ada dalam tingkatan ini asumsi dasar dapat diterima secara baik.
Walaupun hal ini cukup mudah untuk dipahami tetapi tingkatan inilah yang paling penting dalam
budaya organisasi.
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia
3. Masing-masing anggota organisasi dapat menjadi pencipta budaya baru dengan
mengembangkan cara menyelesaikan persoalan individual, seperti persoalan identitas diri
atau pemenuhan kebutuhan serta bagaimana agar dapat diterima oleh lingkungan
organisasi.
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa budaya organisasi diturunkan dari filsafat pendirinya,
kemudian budaya ini sangat memengaruhi kriteria yang digunakan dalam merekrut anggota organisasi.
Tindakan dari manajemen puncak menentukan iklim umum dari perilaku yang dapat diterima baik dan
yang tidak. Tingkat kesuksesan dalam mensosialisasikan budaya organisasi tergantung pada kecocokan
nilai-nilai para karyawan baru dengan nilai-nilai organisasi dalam proses seleksi, preferensi manajemen
puncak maupun metode sosialisasi.
Pada dasarnya, sebuah budaya organisasi terbentuk dari sebuah idedan diikuti oleh lahirnya
organisasi. Budaya organisasi juga muncul ketika para anggota berinteraksi satu sama lain untuk
memecahkan masalah-masalah pokok organisasi yakni masalah integrasi internal dan adaptasi
eksternal. Setelah budaya organisasi terbentuk, budaya organisasi itu sendiri masih dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor.
3
Fredric M. Jablin, Linda L. Putnam, The New Handbook of Organizational Communication(California: Sage
Publications, Inc., 2001), hal. 292.
4
VenthzalRivai,Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi(Jakarta: Grafindo Persada, 2003) hal. 430.
interaksi antar anggota organisasi. Iklim komunikasi organisasi juga dapat dipahami sebagai gabungan
persepsi anggota organisasi (secara individual dan kelompok) mengenai peristiwa komunikasi.
5
R. Wayne Pace, Don F. Faules, Organizational Communication(New Jersey: Prentice Hal. Inc., 2005), hal. 254.
c. Kejujuran
Kejujuran dalam organisasi yang dimaksud adalah anggota organisasi dapat berbagi
informasi secara jujur dan terus terang. Sehingga anggota dapat menyampaikan pemikirannya
tanpa merasa segan.
d. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah
Kemudahan dalam memperoleh informasi dari atasan ke bawahan sangat memengaruhi iklim
yang ada dalam suatu organisasi.
e. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas
Saling menghargai antara anggota organisasi dapat dilakukan dengan cara menghargai apa
yang disampaikan oleh anggota yang dianggap lebih senior. Dengan kita menghargai atau
mengabaikan akan membentuk iklim yang berbeda.
f. Perhatian pada tujuan berkinerja tinggi
Anggota organisasi harus menunjukkan komitmen mereka untuk mencapai tujuan yang positif
sehingga produktivitas dan kinerja mereka akan meningkat.
6
R. Wayne Pace, Don F. Faules, Organizational Communication(New Jersey: Prentice Hal. Inc., 2005), hal. 148.
7
Ibid.
8
Marshall Scott Poole, D. McPhee Robert,Communication Climate: Review, Critique, and a New
Perspective(California: Sage Publications, Inc., 1985), hal. 84.
Iklim memiliki peran dalam menjaga keutuhan suatu budaya dan membimbing perkembangan
budaya tersebut. Hal ini dikarenakan iklim berkembang melalui interaksi-interaksi antaranggota
organisasi. Interaksi atau komunikasi antara anggota organisasi tersebut akan berdampak kepada
budaya yang terjadi di dalam organisasi.
IV. Kesimpulan
Budayadalamorganisasiadalahbudaya yang
dilihatdariperspektifkomunikasisebagaikombinasikompleksdarisimbol, adat, pengetahuan, kebiasaan,
bahasa, danperilaku. Aspek-aspekitumembentukidentitasdarisuatuorganisasi. Sehingga
budayadalamorganisasibisadikatakanmemengaruhibagaimanaanggotahidupdalamorganisasi.Budayaorga
nisasimenjadipentingkarenamemilikihubunganeratdenganperilakuorganisasi.Budayaorganisasidianggaps
ebagaipenentutujuandancita-citaorganisasi.
Iklimkomunikasiorganisasimerupakansuatukeadaandalamwilayah yang
sudahadasebelumorganisasiterbentukdanmerupakanacuandaripembentukanorganisasi yang
manamemilikihubunganeratdenganbudayaorganisasidansalingmemengaruhi.Iklimkomunikasiorganisasib
erkembangseiringdenganinteraksiantaranggotaorganisasi.Iklimkomunikasiorganisasipentingdalamorganis
asikarenamemengaruhicarahiduporganisasisendiridimanamerupakanpengendalidarisebagiansistemorgan
isasi. Iklimkomunikasiorganisasijugamempunyaihubunganeratdenganbudayaorganisasi,
sehinggabudayaorganisasitidakbisalepasdariiklimkomunikasiorganisasi.
Iklimkomunikasiorganisasimemilikiperandalamkeutuhansuatuorganisasidanmembimbingbudayadalamorg
anisasitersebut.
Daftar Pustaka
Buku
Jablin, Fredric M. dan Putnam, Linda L. 2001. The New Handbook of Organizational Communication.
California: Sage Publications, Inc.
Mondy. R, Wayne dan Robert, M.Noe. 1990. Human Resources Administration. New York: Allyn and
Bacon.
Pace, R. Wayne dan Faules, Don F. 2005. Organizational Communication. New Jersey : Prentice Hal.
Inc.
Poole, Marshall Scott dan Robert, D. McPhee. 1985. Communication Climate: Review, Critique, and a
New Perspective. California: Sage Publication.
Rivai, Venthzal. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Grafindo Persada.
Schein, Edger H. 1985. Organizational Culture and Leadership. San Fransisco: Jossey Bass.
Jurnal
Ricardo, Ronald, dan Jolly, J. 2003. “Organization Culture and teams”. Academy of management journal.
Volume 13: hal. 254
Skripsi
Zees, Rini Fahriani. “Analisis Faktor Budaya Organisasi yang Berhubungan dengan Perilaku Caring
Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo”. Tesis
Magister Ilmu Keperawatan tidak diterbitkan, Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia, 2011.
Daring
Nugraheni, Tri Siwi dan Murianto, Eddy. “Pengaruh Faktor-Faktor Iklim Organisasi terhadap Komitmen
Organisasi” www.upy.ac.id/digilib/journal/trisiwi/11.iklim_organisasi.pdf (diakses 12 Oktober 2014).