Anda di halaman 1dari 6

Muhammad Army R

(11/312164/SP/24503) Bunga Addinta S


(13/349659/SP/25835) Dianita Wahyu
Putri (13/349687/SP/25840) Inessia
Leonita (13/349577/SP/25815) Nurul
Amanah (13/345970/SP/25589)
Nirwandari Aditya M I
(13/346024/SP/25615) Riza Adrian Soedardi
(13/345953/SP/25583)

BUDAYA DAN IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI

Abstraksi
Konsep budaya dan iklim dalam komunikasi organisasi sangatlah berkaitan erat dan
berhubungan satu sama lainnya. Konsep kultur atau budaya sendiri sangat kompleks untuk didefinisikan
karena karakter holistik yang menandai konsep ini. Konsep iklim dalam organisasi pun sangatlah
kompleks, berbeda dengan iklim fisik yang bersifat statis. Iklim dalam organisasi sangatlah fluid,
kompleks dan berkembang dari waktu ke waktu.

I. Budaya Organisasi
1.1 Pengertian Budaya Organisasi
Budaya merupakan sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan sukar diubah 1. Budaya juga
tertanam dan tumbuh dalam kelompok masyarakat tertentu, begitupun dalam organisasi. Dalam
organisasi terdapat budaya organisasi. Budaya organisasi melihat budaya dari perspektif komunikasi
sebagai kombinasi kompleks dari simbol, adat, pengetahuan, kebiasaan, bahasa, dan perilaku yang
terkait. Hal-hal tersebut menjadi identitas dari organisasi.Budaya organisasi fokus kepada norma-norma
dan nilai-nilai yang mendasari perilaku.Dengan kata lain budaya dalam organisasi memengaruhi
bagaimana anggotanya hidup dalam organisasi tersebut. Dalam budaya organisasi terdapat adanya
konsep tingkatan yaitu:
a. Artefak
Artefak budaya organisasi sama dengan praktik komunikasi organisai. Dalam halini komunikasi
bisa dilihat sebagai proses perilaku yang nampak dan dapat didengar. Walaupunbegitu dalam
menganalisanya memang cukup sulit untuk ditafsirkan.
b. Nilai
Merupakan konsep abstrak mengenai masalah dasar yang sangat penting dan bernilai dalam
kehidupan manusia. Nilai juga merupakan hal yang sangat mendalam dan sulit untuk dimengerti
oleh manusia. Untuk memahami hal ini diperlukanadanya pengetahuan yang lebih dalam.
c. Asumsi dasar
Asumsi dasar dapat dijadikan sebagai landasan berpikir karena dianggap benar. Maka dari itu,
dari beberapa hal yang ada dalam tingkatan ini asumsi dasar dapat diterima secara baik.
Walaupun hal ini cukup mudah untuk dipahami tetapi tingkatan inilah yang paling penting dalam
budaya organisasi.

1.2 Terbentuknya Budaya Organisasi


Untuk membentuk budaya organisasi dimulai dari tahap pembentukan ide dan diikuti oleh
lahirnya sebuah organisasi. Pada saat pendiri organisasi memiliki ide untuk mendirikan organisasi, maka
budaya organisasi pasti akan ikut terpikirkan. Sesuai dengan pernyataan Schein (1985), pembentukan
budaya organisasi tidak bisa dipisahkan dari peran para pendiri organisasi. Prosesnyamengikuti alur
berikut:
1. Para pendiri dan pimpinan membawa sebuah asumsi dasar, nilai-nilai, dan perspektif ke
dalam organisasi dan menanamkan kepada karyawan.
2. Budaya muncul ketika para anggota berinteraksi satu sama lain untuk memecahkan masalah
pokok organisasi, yaitu masalah integrasi internal dan adaptasi eksternal.

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia
3. Masing-masing anggota organisasi dapat menjadi pencipta budaya baru dengan
mengembangkan cara menyelesaikan persoalan individual, seperti persoalan identitas diri
atau pemenuhan kebutuhan serta bagaimana agar dapat diterima oleh lingkungan
organisasi.

Gambar 1.1 Proses terbentuknya budaya organisasi

Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa budaya organisasi diturunkan dari filsafat pendirinya,
kemudian budaya ini sangat memengaruhi kriteria yang digunakan dalam merekrut anggota organisasi.
Tindakan dari manajemen puncak menentukan iklim umum dari perilaku yang dapat diterima baik dan
yang tidak. Tingkat kesuksesan dalam mensosialisasikan budaya organisasi tergantung pada kecocokan
nilai-nilai para karyawan baru dengan nilai-nilai organisasi dalam proses seleksi, preferensi manajemen
puncak maupun metode sosialisasi.
Pada dasarnya, sebuah budaya organisasi terbentuk dari sebuah idedan diikuti oleh lahirnya
organisasi. Budaya organisasi juga muncul ketika para anggota berinteraksi satu sama lain untuk
memecahkan masalah-masalah pokok organisasi yakni masalah integrasi internal dan adaptasi
eksternal. Setelah budaya organisasi terbentuk, budaya organisasi itu sendiri masih dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor.

1.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Budaya Organisasi


Budaya organisasi merupakan salah satu hal yang sangat mendasar dalam sebuah organisasi
karena didalamnya ada nilai-nilai yang mengatur caraberperilaku anggota dalam organisasi. Terdapat
tujuh dimensi yang memengaruhi budaya organisasi2, yaitu:
a. Komunikasi
Komunikasi memengaruhi budaya organisasi karena komunikasi mampu berperan sebagai
pengungkap emosi. Anggota organisasi akan mengungkapkan kekecewaan maupun
kepuasan melalui sebuah komunikasi. Komunikasi juga dapat digunakan sebagai
pertimbangan untuk pertimbangan dalam mengambil keputusan.
b. Pelatihan dan pengembangan
Budaya mampu diciptakan karena adanya pelatihan dan pengembangan. Contohnya, untuk
menciptakan budaya tanggap terhadap pelanggan tidak perlu merekrut karyawan baru,
namun bisa dengan cara melakukan pelatihan dan pengembangan kepada karyawan lama
agar karyawan tersebut tanggap dan fokus terhadap pelanggan.
c. Penghargaan dan hukuman
Penghargaan dan hukuman diberikan kepada anggota sebagai imbalan atas apa yang telah
mereka lakukan. Dalam perjalanannya, budaya mengalami evolusi karena adanya hukuman
dan penghargaan ini. Ada anggota yang akan merubah sikapnya sehingga budaya yang ada
semakin lama akan berevolusi. Robbin dan Judge (2007) menekankan jika manajemen
menginginkan karyawan memberikan layanan yang bagus, karyawan harus diberikan imbalan
yang layak.
d. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan akan menghasilkan sebuah kebijakan dan juga peraturan yang akan
mengawasi perjalanan sebuah organisasi. Dengan adanya kebijakan dan peraturan,
2
Ronald Ricardo & Jolly.“Organization Culture and Team”,Academic of Management Journal, 2003, hal. 254.
organisasi akan bekerja dengan batas yang ditentukan. Ricardo, Ronald, dan Jolly (2003)
mengunkapkan bahwa ada pengaruh antara pengambilan keputusan terhadap peningkatan
budaya organisasi.
e. Pengambilan risiko
Dimensi ini merupakan suatu tingkatan memotivasi karyawan dalam pengambilan keputusan
yang inovatif, kreatif, dan berani mengambil risiko. Dimensi ini mengatur bagaimana kreatifitas
dan inovasi dinilai dan dihargai. Inovasi dan kreativitas sedikit demi sedikit akan mengubah
budaya yang ada dalam organisasi atau dapat dikatakan sebagai evolusi budaya organisasi.
f. Kerja sama
Setiap organisasi memiliki jumlah anggota dan tipe serta keefektifan tim yang berbeda-beda.
Tim memberikan sarana yang wajar bagi karyawan untuk berbagi gagasan dan melakukan
perbaikan. Perbaikan akanmemengaruhi budaya organisasi yang ada.
g. Praktik manajemen
Praktik manajemen merupakan dukungan dan gaya manajemen yang terbentuk berdasarkan
etika dan nilai-nilai dengan standar yang tinggi. Tindakan yang dapat dilakukan manajemen
dalam membentuk budaya meliputi seleksi, desain struktur, pemberdayaan, kepemimpinan,
evaluasi kerja, dan sistem imbalan.
Faktor-faktor tersebut dapat memengaruhi budaya organisasi. Hal tersebut sedikit banyaknya
dapat memengaruhisuatu organisasi karena budaya organisasi memiliki peran penting dalam organisasi
itu sendiri.

1.4 Pentingnya Budaya Organisasi


Budaya organisasi kerap kali dijadikan ujung tombak keberhasilan organisasi. Jauh sebelumnya,
budaya organisasi dipandang sebagai cara yang paling tepat untuk menentukan tujuan dan mewujudkan
cita-cita organisasi. Bennis (1969)menyatakan bahwa “the only viable way to change their ‘culture’, that is
to change the systems within which people work and live”3. Hal ini menjadikan budaya organisasi sesuatu
yang penting. Jika ditarik garis ke belakang, maka akan ditemui hubungan erat antara budaya organisasi
dengan perilaku organisasi. Pemahaman mengenai budaya organisasi bergandengan dengan
mempelajari sikap dan tindakan individu dalam suatu organisasi. Keterkaitan ini argumen nyata mengapa
budaya organisasi tidak dapat disepelekan.
Pentingnya budaya organisasi secara tertulis dapat dilihat dari peranannya oleh Veitzhal (2003) 4: (1)
Budaya organisasi berperan dalam menetapkan batas, memberikan pembeda antara satu organisasi
dengan organisasi lainnya cukup dengan menilik budaya organisasinya.(2) Memberikan identitas, budaya
organisasi sebagai identitas dari organisasi tersebut maupun bagi anggota-anggota organisasi.(3)
Memudahkan tumbuhnya komitmen yang lebih luas daripada kepentingan individu karena budaya
organisasi bukan hanya perihal individu namun lebih pada kebersamaan tim.(4) Meningkatkan
kemantapan sistem sosial. Budaya organisasi menciptakan aturan yang menentukan arah dari
organisasi.(5) Memandu dan membentuk sikap anggota organisasi (budaya sebagai mekanisme
pembuat makna dan kendali). Dalam budaya organisasi terdapat nilai-nilai yang dijadikan acuan anggota
organisasi.
Seiring berkembangnya zaman, budaya organisasi memang bukan lagi satu-satunya hal yang
paling penting dalam menentukan keberhasilan organisasi. Namun tetap dilihat sebagai faktor yang kuat
dalam meningkatkan motivasi dalam organisasi dengan nilai yang telah disesuaikan oleh budaya saat ini.

II. Iklim Komunikasi Organisasi


2.1 Pengertian Iklim Komunikasi Organisasi
Definisi iklim secara fisik adalah suatu keadaan dalam satu wilayah dimana sifatnya itu dapat
berubah-ubah.Iklim komunikasi adalah suasana yang tercipta melalui proses interaksi antarindividu dan
iklim organisasi adalah suasana yang ada dalam organisasi. Bila dikerucutkan, maka iklim komunikasi
organisasi adalahsuatu keadaan atau suasana dalam organisasi yang muncul sebagai akibat dari

3
Fredric M. Jablin, Linda L. Putnam, The New Handbook of Organizational Communication(California: Sage
Publications, Inc., 2001), hal. 292.
4
VenthzalRivai,Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi(Jakarta: Grafindo Persada, 2003) hal. 430.
interaksi antar anggota organisasi. Iklim komunikasi organisasi juga dapat dipahami sebagai gabungan
persepsi anggota organisasi (secara individual dan kelompok) mengenai peristiwa komunikasi.

2.2 Perkembangan Iklim Komunikasi Organisasi


Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan
pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. Pengaruh ini kemudian didefinisikan, disepakati,
dikembangkan, dan dikokohkan melalui interaksi dengan anggota organisasi lainnya. Pengaruh tersebut
menghasilkan pedoman bagi keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan individu, dan memengaruhi
pesan-pesan mengenai organisasi.Unsur-unsur dasar organisasi, meliputi:
a. Anggota organisasi
Di dalam organisasi terdapat orang-orang yang melaksanakan pekerjaan organisasi. Mereka
terlibat dalam kegiatan-kegiatan perasaan yang mencakup emosi, keinginan, dan aspek
perilaku manusia yang bukan aspek intelektual. Mereka juga terlibat dengan kegiatan fisik
yang besar maupun yang terbatas. Kegiatan tersebut memberikan mereka kesempatan untuk
menjalankan pekerjaan dalam organisasi tersebut.
b. Pekerjaan dalam organisasi
Pekerjaan ditandai oleh tiga dimensi universal, yaituisi, keperluan, dan konteks. Isi terdiri dari
apa yang dilakukan oleh anggota dalam hubungannya dengan bahan, orang-orang, dan tugas
lainnya. Keperluan merujuk pada pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dianggap
sesuai bagi seseorang agar mampu melaksanakan pekerjaan tersebut, seperti pendidikan
atau lisensi. Konteks berkaitan dengan kebutuhan fisik dan kondisi lokasi pekerjaan, jenis
pertanggungjawaban, dan tanggung jawab dalam kaitannya dengan pekerjaan.
c. Praktik-praktik pengelolaan
Tujuan primer pegawai manajerial adalah menyelesaikan pekerjaan melalui usaha orang
lainnya, menggunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuannya.
d. Struktur organisasi
Struktur organisasi merujuk kepada hubungan-hubungan antara tugas-tugas yang
dilaksanakan oleh anggota-anggota organisasi.
e. Pedoman organisasi
Serangkaian pernyataan yang memengaruhi, mengendalikan dan memberikan arahan bagi
anggota organisasi dalam mengambil keputusan dan tindakan.
Unsur-unsur tersebut dipahami untuk menciptakan evaluasi dan reaksi yang menunjukkan apa
yang dimaksud oleh setiap unsur tersebut dan seberapa baik unsur tersebut beroperasi bagi kebaikan
anggota organisasi.Persepsi tentang kondisi-kondisi kerja, hubungan dengan rekan-rekan, dan peraturan
dalam organisasi, praktik pengambilan keputusan, sumber daya yang tersedia semuanya membentuk
suatu badan informasi yang membangun iklim komunikasi organisasi. Unsur-unsur organisasi tidak
secara langsung menciptakan iklim komunikasi organisasi, karena iklim komunikasi organisasi
bergantung pada persepsi anggota organisasi mengenai unsur-unsur tersebut

2.3 Faktor-faktor yang Memengaruhi Iklim Komunikasi Organisasi


Iklim komunikasi organisasi tidak bisa terlepas dari faktor-faktor yangmemengaruhinya. Faktor-
faktor tersebut adalah5 :
a. Kepercayaan
Dalam organisasi, semua anggota berupaya untuk mempertahankan dan mengembangkan
hubungan untuk menjaga kepercayaan.

b. Pembuatan keputusan bersama


Ketika dalam suatu organisasi semua anggota organisasi terlibat dalam membuat keputusan
maka akan berbeda iklim komunikasi organisasi yang terjadi dibandingkan dengan organisasi
yang membuat keputusan secara sepihak.

5
R. Wayne Pace, Don F. Faules, Organizational Communication(New Jersey: Prentice Hal. Inc., 2005), hal. 254.
c. Kejujuran
Kejujuran dalam organisasi yang dimaksud adalah anggota organisasi dapat berbagi
informasi secara jujur dan terus terang. Sehingga anggota dapat menyampaikan pemikirannya
tanpa merasa segan.
d. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah
Kemudahan dalam memperoleh informasi dari atasan ke bawahan sangat memengaruhi iklim
yang ada dalam suatu organisasi.
e. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas
Saling menghargai antara anggota organisasi dapat dilakukan dengan cara menghargai apa
yang disampaikan oleh anggota yang dianggap lebih senior. Dengan kita menghargai atau
mengabaikan akan membentuk iklim yang berbeda.
f. Perhatian pada tujuan berkinerja tinggi
Anggota organisasi harus menunjukkan komitmen mereka untuk mencapai tujuan yang positif
sehingga produktivitas dan kinerja mereka akan meningkat.

2.4 Pentingnya Iklim Komunikasi Organisasi


Dalam kehidupan sehari-hari iklim secara fisik memengaruhicara hidup. Jika suatu hal sifatnya
memengaruhi, maka hal tersebut dapat dikatakan memiliki andil penting karena mengendalikan sebagian
sistem. Sama halnya dengan iklim komunikasi dalam organisasi, iklim komunikasi berada dalam posisi
yang penting. Dinyatakan oleh Redding(1972), iklim komunikasi organisasi lebih dapat menentukan
efektivitas kerja organisasi dibanding ketrampilan atau teknik-teknik komunikasi 6. Fungsi kerja dari iklim
komunikasi adalah dengan mengaitkan konteks organisasi dengan konsep, perasaan-perasaan, dan
harapan-harapan anggota organisasai dan menjawab munculnya perilaku anggota organisasi 7 (Poole,
1985). Pembahasan tentang budaya dan iklim organisasi terkadang membuat sifat-sifat didalamnya sulit
untuk diidentifikasikan. Poole menegaskan bahwa iklim merupakan sifat dari budaya, berperan menjaga
keutuhan budaya, dan membimbing perkembangan budaya. Jadi, pemahaman tentang iklim komunikasi
organisasi dapat memberikan deskripsi budaya organisasi tersebut.
Iklim komunikasi organisasi tidak selalu bersifat konstan dalam posisi sederhana atau kompleks
pembahasannya. Iklim komunikasi organisasi juga tidak muncul secara tiba-tiba. Interaksi dalam
organisasi mendukung dan menentukan iklim komunikasi organisasi. Namun yang menjadi perlu digaris
bawahi adalah tidak semua praktik komunikasi organisasi berkonsekuensi pada perubahan iklim
komunikasi organisasi.

III. Hubungan Budaya dan Iklim Komunikasi Organisasi


Budaya dan Iklim Komunikasi Organisasi memiliki sifat-sifat yang membuat keduanya tampak
saling tumpangtindih. Secara keseluruhan, terlihat bahwa iklim lebih merupakan sifat budaya daripada
pengganti daripada suatu budaya. Hal ini berarti, dengan memahami iklim komunikasi organisasi, kita
akan mampu memahami sifat budaya dalam organisasi tersebut. Hal ini dikarenakan iklim komunikasi
organisasi merupakan suatu sistem kepercayaan yang digeneralisasikan 8 (Poole 1985). Maksudnya,
dengan memahami iklim komunikasi suatu organisasi, kita akan mengetahui gambaran bagaimana
keberlangsungan budaya organisasi di dalamnya.
BUDAYA ORGANISASI:
Nilai-nilai, norma, asumsi, filsafat organisasi Perilaku organisasi:
Kinerja
Motivasi kerja, disiplin kerja, kepuasan kerja, stres kerja, moril individu perilaku
karyawan, & kelompok anggota
konflik, dsb. organisasi
M ORGANISASI:persepsi anggota organisasi mengenai lingkungan internal organisasinya Kinerja Organisasi

-dimensi : lingkungan fisik, lingkungan sosial, sistem manajemen

Gambar 1.2 Hubungan Budaya dan Iklim Komunikasi Organisasi

6
R. Wayne Pace, Don F. Faules, Organizational Communication(New Jersey: Prentice Hal. Inc., 2005), hal. 148.
7
Ibid.
8
Marshall Scott Poole, D. McPhee Robert,Communication Climate: Review, Critique, and a New
Perspective(California: Sage Publications, Inc., 1985), hal. 84.
Iklim memiliki peran dalam menjaga keutuhan suatu budaya dan membimbing perkembangan
budaya tersebut. Hal ini dikarenakan iklim berkembang melalui interaksi-interaksi antaranggota
organisasi. Interaksi atau komunikasi antara anggota organisasi tersebut akan berdampak kepada
budaya yang terjadi di dalam organisasi.

IV. Kesimpulan
Budayadalamorganisasiadalahbudaya yang
dilihatdariperspektifkomunikasisebagaikombinasikompleksdarisimbol, adat, pengetahuan, kebiasaan,
bahasa, danperilaku. Aspek-aspekitumembentukidentitasdarisuatuorganisasi. Sehingga
budayadalamorganisasibisadikatakanmemengaruhibagaimanaanggotahidupdalamorganisasi.Budayaorga
nisasimenjadipentingkarenamemilikihubunganeratdenganperilakuorganisasi.Budayaorganisasidianggaps
ebagaipenentutujuandancita-citaorganisasi.
Iklimkomunikasiorganisasimerupakansuatukeadaandalamwilayah yang
sudahadasebelumorganisasiterbentukdanmerupakanacuandaripembentukanorganisasi yang
manamemilikihubunganeratdenganbudayaorganisasidansalingmemengaruhi.Iklimkomunikasiorganisasib
erkembangseiringdenganinteraksiantaranggotaorganisasi.Iklimkomunikasiorganisasipentingdalamorganis
asikarenamemengaruhicarahiduporganisasisendiridimanamerupakanpengendalidarisebagiansistemorgan
isasi. Iklimkomunikasiorganisasijugamempunyaihubunganeratdenganbudayaorganisasi,
sehinggabudayaorganisasitidakbisalepasdariiklimkomunikasiorganisasi.
Iklimkomunikasiorganisasimemilikiperandalamkeutuhansuatuorganisasidanmembimbingbudayadalamorg
anisasitersebut.

Daftar Pustaka
Buku
Jablin, Fredric M. dan Putnam, Linda L. 2001. The New Handbook of Organizational Communication.
California: Sage Publications, Inc.
Mondy. R, Wayne dan Robert, M.Noe. 1990. Human Resources Administration. New York: Allyn and
Bacon.
Pace, R. Wayne dan Faules, Don F. 2005. Organizational Communication. New Jersey : Prentice Hal.
Inc.
Poole, Marshall Scott dan Robert, D. McPhee. 1985. Communication Climate: Review, Critique, and a
New Perspective. California: Sage Publication.
Rivai, Venthzal. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Grafindo Persada.
Schein, Edger H. 1985. Organizational Culture and Leadership. San Fransisco: Jossey Bass.
Jurnal
Ricardo, Ronald, dan Jolly, J. 2003. “Organization Culture and teams”. Academy of management journal.
Volume 13: hal. 254
Skripsi
Zees, Rini Fahriani. “Analisis Faktor Budaya Organisasi yang Berhubungan dengan Perilaku Caring
Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo”. Tesis
Magister Ilmu Keperawatan tidak diterbitkan, Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia, 2011.
Daring
Nugraheni, Tri Siwi dan Murianto, Eddy. “Pengaruh Faktor-Faktor Iklim Organisasi terhadap Komitmen
Organisasi” www.upy.ac.id/digilib/journal/trisiwi/11.iklim_organisasi.pdf (diakses 12 Oktober 2014).

Anda mungkin juga menyukai