Friska D ( 640180056 )
Analisis finansial adalah suatu evaluasi terhadap kinerja finansial masa lalu
perusahaan dan prospeknya di masa yang akan datang. Secara khusus, analisis finansial
mencakup suatu analisis laporan keuangan perusahaan dan aliran dananya. Analisis laporan
finansial mencakup perhitungan berbagai rasio. Analisis laporan finansial ini digunakan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan seperti kreditor, investor, dan manajer untuk menentukan
posisi finansial perusahaan dibanding posisi finansial perusahaan lain. Analisis laporan
finansial merupakan suatu cara yang digunakan oleh investor dan kreditor untuk melihat
pengaruh posisi finansial perusahaan dan hasil usahanya terhadap reputasi perusahaan,
price/earning ratio dan tingkat bunga efektifnya.
1. Perbandingan industri
Rasio-rasio suatu perusahaan dibandingkan dengan rasio-rasio perusahaan lain yang
sejenis atau dengan rasio rata-rata industri atau norma-norma industri untuk menentukan
sejauh mana perusahaan meninggalkan para pesaingnya.
2. Analisis Tren
Rasio-rasio periode berjalan suatu perusahaan dibandingkan dengan rasio-rasio
periode masa lalu dan rasio-rasio yang diharapkan pada periode mendatang untuk
menentukan apakah kondisi finansial perusahaan semakin baik atau semakin buruk.
Analisis Horizontal
Analisis ini digunakan untuk mengevaluasi tren akun-akun sepanjang tahun. Analisa
horizontal membandingkan suatu pos dalam laporan keuangan dalam pos yang sama tetapi
dalam periode yang berbeda.
Analisis Vertikal
Dalam analisis vertikal, suatu elemen yang signifikan pada laporan finansial
digunakan sebagai nilai dasar, sedangkan semua elemen lainnya dibandingkan dengannya.
Atau dengan kata lain analisis vertikal membandingkan pos dalam suatu laporan keuangan
dengan pos lainnya yang menjadikan tolak ukur dalam suatu periode yang sama.
Seperti halnya analisis horizontal, analisis vertikal bukan merupakan akhir dari
proses. Analisis finansial harus siap menggali lebih dalam lagi bidang-bidang yang
ditunjukkan oleh analisis horizontal atau analisis vertical atau keduanya yang mungkin
menjadi bidang permasalahan.
Analisis Rasio
Terdapat berbagai macam rasio yang digunakan seorang analisis, tergantung pada
pertimbangannya tentang penting tidaknya rasio. Terdapat lima kelompok analisis rasio, yaitu
rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage atau solvabilitas, rasio profitabilitas atau
rentabilitas, dan rasio nilai pasar.
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas akhir tahun sifatnya statis. Perusahaan yang memiliki likuiditas
yang sehat paling tidak memiliki rasio lancar sebesar 100%. Oleh karena itu, manajemen
perlu melihat aliran kas yang diharapkan di masa yang akan datang. Jika aliran keluar kas
yang diharapkan di masa yang akan datang relative lebih tinggi disbanding aliran masuk
kas yang diharapkan di masa yang akan datang, maka posisi likuiditas perusahaan akan
memburuk.
Current Ratio sama dengan aktiva lancar dibagi hutang lancar. Jadi rasio ini
bertujuan untuk mengetahui sebanyak apa aset lancar yang dimiliki perusahaan jika
dibandingkan dengan utang lancarnya. Nilai proporsional ( 1 kali ) dari rasio ini
adalah yang terbaik. Terlalu rendah, misalnya dibawah 0,4 kali saja, maka dianggap
kurang aman likuiditasnya. Sedangkan, jika terlalu tinggi, anggaplah di atas 3 kali,
maka itu juga kurang bagus karena mengindikasikan banyak pos-pos aset lancar yang
berlebih.
Aktiva lancar
Rasio lancar=
Utang lancar
Quick Ratio atau Acid Test Ratio ( Rasio Cepat )
Aktivalancar− persediaan
Rasio cepat =
Utang lancar
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur tingkat efektifitas pemanfaatan
sumber daya perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dan kas. Rasio aktivitas adalah
cara untuk mengetahui bagaimana perusahaan memanage sumber daya yang dimiliki
untuk kefektifan perusahaan yang tengah berjalan tiap harinya.
Rasio Perputaran Persediaan ( Inventory Turnover Ratio atau ITO )
Rasio ini bertujuan untuk mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang
dagang. Semakin tinggi nilai ITO maka akan semakin baik. Tapi, perputaran
persediaan yang rendah tidak selalu berarti buruk dan perputaran persediaan yang
tinggi juga tidak selalu berarti baik.
Cost of Good Sold atau HPP
ITO=
Persediaanrata−rata
Rasio Perputaran Total Aktiva ( Total Asset Turnover Ratio atau TATO )
Rasio ini berfungsi untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan dan
manajemen memanfaatkan aset perusahaan untuk mendapatkan penjualan bersih
(penjualan netto). Semakin tinggi rasio TATO ini maka akan semakin baik, karena
merupakan pertanda bahwa manajemen dapat memanfaatkan setiap rupiah aktiva
untuk menghasilkan penjualan.
penjualan bersih
TATO=
total aktiva
Rasio Perputaran Aktiva Tetap ( Fixed Asset Turnover Ratio atau FATO )
Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aktiva
tetap seperti gedung dan peralatan dalam rangka menghasilkan penjualan, atau berapa
rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada
aktiva tetap. Semakin tinggi nilai FATO semakin efektif penggunaan aset tetap,
apabila FATO menurun maka penggunaan aktiva tetap kurang efektif atau banyak
mengganggur.
penjualan bersih
FATO=
rata−rataaktiva tetap
penjualan bersih
RTO=
piutang usaha
Rasio Rata-rata Waktu yang Digunakan Menagih Piutang ( Average Collection
Period atau ACP atau Days Sales Outstanding atau DSO )
Rasio ini digunakan untuk mengukur rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan
untuk menagih sestiap piutang ke pembeli (customer) menjadi kas. Semakin kecil
nilai ACP, semakin bagus karena artinya perusahaan mampu menagih piutangnya
dengan cepat.
Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset ( Debt to Assets Ratio atau DAR )
Rasio ini adalah rasio yang membandingkan total hutang dengan total aktiva.
Rasio hutang menunjukkan persentase total dana yang diperoleh dari kreditur.
Kreditur akan lebih melihat rasio hutang yang rendah karena ada jaminan yang lebih
besar terhadap kerugian kreditur jika perusahaan pailit.
total utang
DAR=
total aset
Rasio hutang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) merupakan ukuran yang
signifikan tentang solvabilitas karena tingginya tingkat hutang dalam struktur modal
dapat mempersulit perusahaan dalam memenuhi pembayaran beban bunga dan
pelunasan pokok pinjaman pada saat jatuh tempo.Lebih jauh, dengan posisi hutang
yang tinggi dapat menimbulkan resiko terkurasnya kas sampai pada kondisi buruk.
Demikian pula, hutang yang berlebihan akan menyebabkan berkurangnya fleksibilitas
keuangan karena perusahaan akan mengalami kesulitan memperoleh dana selama
pasar uang ketat. Rasio hutang terhadap ekuitas dihitung sebagai berikut :
total utang
DER=
total ekuitas
laba kotor
GPM =
penjualan bersih
laba operasi
OPM =
penjualan bersih
laba bersih
NPM=
penjualan bersih
laba bersih
ROA=
total aktiva
laba bersih
ROE=
total ekuitas
Rasio-rasio yang termasuk kelompok rasio ini adalah rasio yang menghubungkan
harga saham perusahaan pada penghasilan per lembar nya atau pada nilai buku per
lembarnya. Termasuk juga di dalamnya adalah rasio-rasio yang menyangkut dividen.
o Penghasilan per lembar saham ( Earning per share atau EPS )
laba bersih
EPS=
jumlah lembar saham yang beredar ¿
¿
Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa mahal atau murah kah harga
saham dari suatu perushaan saat ini. Sama dengan prinsip PER, semakin besar
nilainya maka akan semakin mahal pula saham tersebut. PBV dengan angka 1 kali
berarti antara harga saham dengan book value-nya sama nilainya, sedangkan bila
lebih maka secara sederhana bisa dikatakan bahwa sahamnya mahal.
harga pasar per lembar saham
PBV =
nilai buku per lembar saham