Anda di halaman 1dari 8

JURNAL PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA DAN

FARMAKOKINETIKA
PRAKTIKUM I : FARMAKOKINETIKA INTRA VENA
KOMPARTEMEN TERBUKA

Hari/Tanggal Praktikum : Kamis, 28 Maret 2019


Ni Kadek Puspa Yuningsih
171200179
KELOMPOK 3/A2B

Nama Dosen Pengampu : Dewa Ayu Putu Satrya Dewi, S.Farm.,M.sc.,Apt

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


INSTITUT ILMU KESEHATAN MEDIKA PERSADA BALI
DENPASAR
2019
PRAKTIKUM I
FARMAKOKINETIKA IV KOMPARTEMEN TERBUKA

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui prinsip farmakokinetika IV kompartemen terbuka.
2. Mengetahui cara simulasi data klinis farmakokinetika IV kompartemen
terbuka.
3. Mampu memberikan rekomendasi terapi terkait farmakokinetika obat yang
diberikan melalui rute IV kompartemen terbuka.
4. Menerapkan analisis farmakokinetika dalam perhitungan parameter
farmakokinetika.
5. Untuk mengetahui gambaran model dua kompartemen pada pemberian
intravena.

B. DASAR TEORI
Farmakokinetik atau kinetika obat adalah nasib obat dalam tubuh atau efek
tubuh terhadap obat. Farmakokinetik mencakup 4 proses, yaitu proses absorpsi (A),
distribusi (D), metabolisme (M), dan ekskresi (E). Metabolisme atau biotransformasi
dan ekskresi termasuk sebagai proses eliminasi obat. Obat yang masuk ke dalam
tubuh melalui berbagai cara pemberian umumnya mengalami absorpsi, distribusi, dan
pengikatan untuk sampai di tempat kerja dan menimbulkan efek. Kemudian dengan
atau tanpa biotransformasi, obat diekskresi dari dalam tubuh (Gunawan, 2009).
Jalur pemberian obat ada 2 yaitu intravaskular dan ekstravaskular. Pada
pemberian secara intravaskular, obat akan langsung berada di sirkulasi sistemik tanpa
mengalami absorpsi, sedangkan pada pemberian secara ekstravaskular umumnya obat
mengalami absorpsi (Zunilda,.dkk, 1995).
Tubuh dapat dinyatakan sebagai suatu susunan atau sistem dari kompartemen-
kompartemen yang berhubungan secara timbal balik satu dengan yang lain. Suatu
kompartemen bukan suatu daerah fisiologik atau anatomik yang nyata tetapi dianggap
sebagai suatu jaringan atau kelompok jaringan yang mempunyai aliran darah dan
afinitas obat yang sama (Shargel dan Yu , 2005).
Kompartemen adalah suatu kesatuan yang dapat digambarkan dengan suatu
volume tertentu dan suatu konsentrasi. Perilaku obat dalam sistem biologi dapat
digambarkan dengan kompartemen satu atau kompartemen dua. Kadang-kadang perlu
untuk menggunakan multikompartemen, dimulai dengan determinasi apakah data
eksperimen cocok atau pas untuk model kompartemen satu dan jika tidak pas coba
dapat mencoba model yang memuaskan. Sebenarnya tubuh manusia adalah model
kompartemen multimillion (multikompartemen), mengingat konsentrasi obat tiap
organel berbeda-beda. (Hakim, L., 2014).
Model kompartemen yang sering digunakan adalah model kompartemen satu
terbuka, model ini menganggap bahwa berbagai perubahan kadar obat dalam plasma
mencerminkan perubahan yang sebanding dengan kadar obat dalam jaringan. Tetapi
model ini tidak menganggap bahwa konsentrasi obat dalam tiap jaringan tersebut
adalah sama dengan berbagai waktu. Disamping itu, obat didalam tubuh juga tidak
ditentukan secara langsung, tetapi dapat ditentukan konsentrasi obatnya dengan
menggunakan cuplikan cairan tubuh (Shargel, 1988).
Secara umum parameter farmakokinetika digolongkan menjadi parameter
primer, sekunder dan turunan. Parameter primer adalah parameter farmakokinetika
yang harganya dipengaruhi secara langsung oleh variabel biologis. Contoh dari
parameter primer adalah volume distribusi (Vd), klirens (Cl), dan kecepatan absorpsi
(Ka). Volume distribusi adalah volume hipotetik dalam tubuh tempat obat terlarut. Vd
adalah salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam memperkirakan jumlah
obat dalam tubuh. Vd merupakan suatu parameter yang berguna untuk menilai jumlah
relatif obat di luar kompartemen sentral atau dalam jaringan (Shargel dan Yu, 2005).
1. Volume distribusi (Vd) menunjukkan volume penyebaran obat dalam
tubuh dengan kadar plasma atau serum. Vd tidak perlu menunjukkan volume
penyebaran obat yang sesungguhnya ataupun volume secara anatomik, tetapi
hanya volume imajinasi dimana tubuh dianggap sebagai 1 kompartemen yang
terdiri dari plasma atau serum, dan Vd menghubungkan jumlah obat dalam
tubuh dengan kadarnya dalam plasma atau serum (Setiawati, 2005).
Perhitungan volume distribusi (Vd) dapat dicari dengan menggunakan
persamaan berikut:

Keterangan:
Vd : Volume distribusi (mL atau L)

: Konsentrasi obat sesaat (konsentrasi obat saat t=0) (µg/mL atau

mg/L)
D : Dosis obat (mg)

2. Klirens (C1) suatu obat adalah suatu ukuran eliminasi obat dari
tubuh tanpa mempermasalahkan mekanisme prosesnya. Umumnya
jaringan tubuh atau organ dianggap sebagai suatu kompartemen cairan
dengan volume terbatas (volume distribusi) dimana obat terlarut didalamnya
(Shargel, 2005).
Untuk mencari nilai klirens, maka dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut:

Keterangan:
Cl : Klirens (L/Jam atau mL/Jam)
k : Tetapan laju eliminasi (jam-1 atau 1/Jam)
Vd : Volume distribusi (mL atau L)
(Shargel et al, 2012)
3. Area Under Curve (AUC) adalah permukaan di bawah kurva (grafik) yang
menggambarkan naik turunnya kadar plasma sebagai fungsi dari waktu. AUC
dapat dihitung secara matematis dan merupakan ukuran untuk bioavailabilitas
suatu obat. AUC dapat digunakan untuk membandingkan kadar masing-
masing plasma obat bila penentuan kecepatan eliminasinya tidak mengalami
perubahan. Selain itu antara kadar plasma puncak dan bioavailabilitas terdapat
hubungan langsung (Tjay dan Rahardja, 2002).
4. Tetapan laju eliminasi (k)
Tetapan laju eliminasi (k) merupakan suatu proses dari orde kesatu dan
bergantung pada jumlah atau konsentrasi obat. Tetapan laju eliminasi (k)
memiliki satuan waktu -1 (misalnya Jam-1 atau 1/Jam).
Perhitungan tetapan laju eliminasi (k) dapat dicari dengan menggunakan
persamaan berikut:

1.

2.
Keterangan:
k : Tetapan laju eliminasi (Jam-1 atau 1/Jam)
Cp1 : Konsentrasi obat pada waktu pertama (µg/mL atau mg/L)
Cp2 : Konsentrasi obat pada waktu kedua (µg/mL atau mg/L)
t1 : Waktu pertama (Jam)
t2 : Waktu kedua (Jam)
(Shargel et al, 2012)
5. T ½ eliminasi
T ½ eliminasi merupakan waktu yang dibutuhkan oleh obat untuk mencapai ½
dari massa obat awalnya. T ½ eliminasi dapat dinyatakan dengan satuan
waktu (Jam). Untuk dapat mengetahui t ½ dari suatu obat dapat dicari dengan
menggunakan persamaan berikut:

Keterangan:
T 1/2 : Waktu paruh (Jam)
k : Tetapan laju eliminasi (Jam-1 atau 1/Jam)
(Shargel et al, 2012)
C. ALAT DAN BAHAN
ALAT
1. Kalulator Scientific
2. Laptop
3. Kertas Semilogaritmik
4. Alat Tulis
5. Penggaris
BAHAN
1. Text Book
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, G.S., 2009, Farmakologi dan Terapi Edisi 5, Jakarta: Departemen


Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Hakim, L., 2014. Farmakokinetik. Yogyakarta: Bursa Ilmu.

Setiawati, A., 2005, Farmakokinetik Klinik Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Jakarta
: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Shargel, L. 2012. “Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan”. Airlangga


University Press, Surabaya.

Shargel, Leon., Yu, Andrew B. C., 2005. Applied Biopharmaceutical and


Pharmacokinetics fifth edition. New York: the McGraw-Hill companies.

Shargel, L. dan Andrew, A, 1988, Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan.


Surabaya : Airlangga University Press.

Tjay, T.H., Rahardja, K. 2002. Obat-obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan. Efek-
Efek Sampingnya. Edisi VI. Jakarta: Penerbit PT. Elex Media Komputindo.

Zunilda, S.B, dan F.D. Suyatna. 1995. Pengantar Farmakologi. Dalam Farmakologi
dan Terapi Edisi kelima. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Press.

Anda mungkin juga menyukai