Anda di halaman 1dari 4

BAB 5

ETIKA DAN LINGKUNGAN


5.1  Dimensi Polusi dan Penyusutan Sumber Daya
Ancaman lingkungan berasal dari dua sumber: polusi dan penyusutan sumber daya.
Polusi mengacu pada kontaminasi yang tidak diinginkan terhadap lingkungan oleh pembutan
atau penggunaan komoditas. Penyusutan sumber daya mengacu pada konsumsi sumber daya
yang terbats atau langka.
Polusi Udara
Polusi mengacu pada kontaminasi yang tidak diinginkan terhadap lingkungan oleh
pembuatan atau penggunaan komoditas. Adanya pemanasan global, hujan asam, dan banyak
gas-gas beracun di udaraa yang dapat menimbulkan berbagai racun di bumi.
Polusi Air
Saat ini lebih dari satu juta orang tidak memiliki akses untuk air sehat, terutapa pada
negara-negara miskin. Ada beberapa faktor yang terkait dengan menurunnya persediaan air.
Kenaikan populasi dan aktifitas ekonomi menambah permintaaan terhadap sumber air bersih.
Polusi Tanah
Limbah padat contohnya adalah sampah rumah tangga yang semakin banyak jumlahnya
tidak sebanding dengan fasilitas untuk menanganinya. Belum lagi limbah padat berbahaya
yang dihasilkan dari industri kimia dan perminyakan, bahkan limbah nuklir.
Penyusutan Spesies dan Habitat
Manusia menyebabkan punahnya ribuan spesies binatang dan tumbuhan begitu pula
dengan semakn sedikitnya jumlah habitat hutan yang hilang karena digunduli oleh industri
kayu, dan dijadikan permukiman.
Penyusutan Bahan Bakar Fosil
Penggunaan bahan bakar fosil meningkat terus sedangkan ketersediaannya semakin
menipis.
Penyusutan Mineral
Seperti halnya bahan bakar fosil, kondisi mineral yang tersedia pun semakin sedikit
disbanding dengan penggunannya yang semakin banyak. Ketersediaan bahan-bahan
pengganti bahan bakar fosil dan mineral pun terbatas, sehingga hanya dapat menunda
sebentar habisnya ketersediaan bahan bakar fosil dan mineral.

5.2  Etika Pengendalian Polusi


Tidak adanya upaya pengeendalian polusi dikarenakan para pelakunya para pelaku
bisnis menganggap udara dan air itu barang gratis, dan melihat lingkungan sebagai barang tak
terbatas.
Lembaga bisnis mengabaikan akibat kegiatan mereka terhadap lingkungan sebab:
1.      Para pelaku bisnis menganggap udara dan air itu barang gratis.
2.      Bisnis melihat lingkungan sebagai barang tak terbatas.

Etika Ekologi
Etika ekologi adalah sebuah etika yang mengklaim bahwa kesejahteraan dari bagian-
bagian non-manusia di bumi ini secara intrinsik memiliki nilai tersendiri dan bahwa, karena
adanya nilai intrinsik ini, kita manusia memiliki tugas untuk menghargai dan
mempertahankannya. Paul Taylor “sifat karakter secara moral adalah baik ketika
mengekspresikan atau mewujudkan sikap moral dasar, yang saya sebut sebagi penghargaan
terhadap alam”.  Pengahragaan alam didasarkan pada fakta bahwa masing-masing makhluk
hidup berusaha mencari yang baik bagi dirinya dan demikian pula sebuah “pusat teleologi
kehidupan”.
Etika Ekologi
                Etika ekologi adalah sebuah etika yang mengklaim bahwa kesejahteraan dari
bagian-bagian non-manusia di bumi ini secara intrinsik memiliki nilai tersendiri dan bahwa,
karena adanya nilai intrinsik ini, kita manusia memiliki tugas untuk menghargai dan
mempertahankannya. Namun hingga kini untuk memperluas hak-hak moral terhadap hal-hal
non-manusia masih sangat kontroversial. Untuk hal tersebut dibutuhkan pendekatan lagi
dalam menghadapi masalah lingkungan yang berdasarkan hak-hak asasi manusia maupun
pertimbangan utilitarian.

Hak Lingkungan dan Pembatasan Mutlak


William T. Blackstone menyatakan bahwa kepemilikan atas lingkungan yang nyaman
tidak hanya sangat diinginkan, namun merupakan hak bagi setiap manusia. Undang-undang
federal menetapkan batasan-batasan atas hak properti pada para pemilik perusahaan. Masalah
utama dari pandangan Blackstone adalah pandangan ini gagal memberikan petunjuk tentang
sejumlah pilihan yang cukup berat mengenai lingkungan.
                Menurut William T. Blackstone, lingkungan yang nyaman bukanlah sesuatu yang
kita semua inginkan, melaikan sesuatu dimana yang lain berkewajiban untuk memungkinkan
kita semua memilikinya. Dalam pendapat Blackstone, ia gagal memberikan petunjuk tentang
sejumlah pilihan yang cukup berat mengenai lingkungan kaitannya dengan hak atas properti.
Utilitarianisme dan Pengendalian Parsial
Pendekatan utilitarian menyatakan bahwa seseorang perlu berusaha menghindari
polusi karena dia juga tidak ingin merugikan kesejahteraan masyarakat.
Biaya Pribadi dan Biaya Sosial
Polusi membebankan biaya eksternal, dan hal ini selanjutnya berarti biaya-biaya
produksi (biaya pribadi atau internal) lebih kecil dibandingkan biaya sosial. Akibatnya, pasar
tidak menetapkan disiplin potimal pada produsen, dan hasilnya adalah penurunan utilitas
sosial. Jadi, polusi lingkungan merupakan suatu pelanggaran atas prinsip-prinsip utilitarian
yang merupkan dasar sistem pasar.
Penyelesaian: Tugas-Tugas Perusahaan
Penyelesaian untuk masalah biaya-biaya eksternal, menurut argumen utilitarian yang
disebutkan sebelumnya, adalah dengan memasukkan biaya polusi atau pencemaran ke dalam
perhitungan atau dengan kata lain, biaya-biaya ini ditanggung oleh produsen dan
diperhitungkan untuk menentukan harga komoditas mereka.
Keadilan
Cara utilitarian menangani polusi (dengan menginternalisasikan biaya) tampak
konsisten dengan persyaratan keadilan distributif sejauh keadilan distributif tersebut
mendukung kesamaan hak. Para pengamat mencatat bahwa polusi sering berpengaruh
terhadap meningkatnya ketidakadilan. Internalisasi biaya eksternal juga terlihat konsiten
dengan persyaratan keadilan retributif dan kompensatif.
Biaya dan Keuntungan
Thomas Klein memberikan ringkasan prosedur analisis biaya-keuntungan sebagai
berikut:
1.      Mengidentifikasi biaya dan keuntungan
2.      Megevaluasi biaya dan keuntungan
3.      Menambahakan biaya dan keuntungan
Ekologi  Sosial, Ekofeminisme, dan Kewajiban untuk Memelihara
Ekologi sosial menyatakan bahwa apabila pola-pola hierarki dan dominasi sosial
belum berubah , maka kita tidak akan bisa menghadapi krisis lingkungan.
Kaum ekofeminis meyakini bahwa meskipun konsep utilitarianisme, hak, dan
keadilan memiliki peran terbatas dalam etika lingkungan, namun etika lingkungan yang baik
harus memperhitungkan perspektif-perspektif etika memberi perhatian.
5.3  Etika Konservasi Sumber Daya yang Bisa Habis
Konservatisme mengacu pada penghematan sumber daya alam untuk digunakan di
masa mendatang. Jadi, konservatisme sebagian besar mengacu pada masa depan: kebutuhan
untuk membatasi konsumsi saat ini agar cukup untuk besok. Pengendalian polusi merupakan
salah satu bentuk konservatisme.
Hak Generasi Mendatang
Tindakan menghabiskan sumber daya berarti mengambil apa yang sebenarnya
menjadi milik generasi mendatang dan melanggar hak-hak mereka atas sumber daya tersebut,
namun sejumlah penulis menyatakn bahwa salah bila kita berpikir generasi mendatang juga
punya hak.
Keadilan bagi Generasi Mendatang
John Rowls: meskipun tidak adil bila memberikan beban yang berat bagi generasi
sekarang demi generasi mendatang, namun juga tidak adil bila generasi sekarang tidak
meninggalkan apa-apa sama sekali bagi generasi mendatang.
Pertumbuhan Ekonomi
Sejumlah penulis menyatakan bahwa jika kita menghemat sumber daya alam yang
langka  agar generasi mendatang bisa memperoleh kualitas kehidupan yang memuaskan,
maka kita perlu mengubah sistem perekonomian secara substansial, khususnya dengan
menekan usaha-usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai