Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

Lampiran I …………………………………… i
KATA PENGANTAR …………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………… 1
BAB I PENDAHULUAN ………………………………… 2
A. LatarBelakang ………………………………… 2
B. RumusanMasalah ………………………………… 2
C. Tujuan ………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN …………………………………. 3
A. Pengertian …………………………………. 3
B. Penyebab HIV/AIDS …………………………………. 3
C. Tanda-tanda AIDS …………………………………. 3
D. Cara penularan AIDS …………………………………. 4
E. Tidak terbukti menularkan AIDS …………………………………. 5
F. Yang dapatterkena AIDS …………………………………. 5
G. Pencegahan AIDS …………………………………. 5
H. Epidemiologi …………………………………. 7
PENCEGAHAN PENULARAN HIV / AIDS MELALUI …………………………………. 8
UNIVERSAL PRECAUTION
A. Pengertian universal precautions …………………………………. 8
B. Lingkup universal precautions …………………………………. 8
C. Penggunaan universal precautions …………………………………. 9
D. Pelaksanaan universal precautions yang …………………………………. 9
baku
BAB III PENUTUP …………………………………. 11
A. Kesimpulan …………………………………. 11
B. Saran …………………………………. 12
DAFTAR PUSTAKA …………………………………. 13
Lampiran II …………………………………. 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tingginya tingkat penyebaran HIV memerlukan suatu tindakan universal


precautions untuk mencegah penyebaran inveksi. Universal precautions
adalah tindakan adalah tindakan pengendalian infeksi oleh seluruh

1|Page
petugas kesehatan, untuk semua pasien , dimana pun dan kapan pun serta
pada semua pasien. Universal precautions bertujuan mengendalikan
infeksi secara konsisten serta mencegah penularan bagi petugas kesehatan
dan pasien.

Universal precautions meliputi, pengelolaan alat kesehatan habis pakai,


cuci tangan guna menceah infeksi silang, pemakaian alat pelindung
diantara pemakaian sarung tangan untuk mencegah kontak dengan darah
serta cairan infeksius yang lain, pengelolaan jarum dan alat tajam untuk
mencegah perlukaan, pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan, desinfeksi
dan sterilisasi untuk alat yang digunakan ulang, pengelolaan linen. Peran
perawat dalam perawatan pasien HIV/AIDS salah satunya adalah
menerapkan universal precautions untuk mencegah penularan HIV/AIDS
pada petugas sendiri, petugas, dan pasien lainnya.

(Dr. nursalam.hal:82)

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara penularan HIV/AIDS ?
2. Bagaimana cara pencegahan penularan HIV/AIDS ?
3. Bagaimana cara pelaksanaan universal precaution pada kasus
HIV/AIDS ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara penularan HIV/AIDS
2. Untuk mengetahui cara pencegahan penularan infeksi HIV/AIDS
3. Untuk mengetahuicara pelaksanaan universal precaution pada
kasus HIV/AIDS

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Defisiency Syndrome,


yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus yang merusak system kekebalan
tubuh manusia. Sehingga manusia dapat meninggal bukan semata-mata

2|Page
oleh virus HIV nya tetapi oleh penyakit lain yang sebenarnya bisa ditolak
seandainya daya tahan tubuhnya tidak rusak.

HIV adalah nama virus penyebab AIDS atau disebut Human


Immunodeficiency Virus.

B. Penyebab HIV/AIDS

Penyebab AIDS adalah Human Imunodeficiency Virus ( HIV ) yaitu


sejenis virus RNA yang tergolong retrovirus. Dasar utama penyakit infeksi
HIV ialah berkurangnya jenis sel darah putih ( Limfosit T Helper ) yang
mengandung marter CD4 ( Sel T4 ). Limfosit T4 mempunyai pusat dan sel
utama yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam
menginduksi kebanyakan fungsi-fungsi kekebalan, sehingga kelainan-
kelianan fungsional pada sel T4 akan menimbulkan tanda-tanda gangguan
respon kekebalan tubuh. Selain HIV memasuki tubuh seseorang, HIV
dapat diperoleh dari limfosit terutama limfosit T4, monosit, sel Glia,
makrofag dan cairan otak penderita AIDS.

C. Tanda – Tanda AIDS.

Gejala AIDS timbul setelah 5-10 tahun setelah terinfeksi HIV yang sering
terlihat gejalanya adalah :

1. Gejala awal seperti orang terserang flu biasa.


2. Nampak sehat, tetapi dapat menularkan virus HIV ke siapa saja.
3. Muncul gejala ARC ( AIDS Related Complex ) seperti :
 Rasa lelah yang berkepanjangan
 Sering demam ( lebih dari 38° C )
 Sesak nafas dan batuk yang berkepanjangan
 Berat badan menurun secara mencolok dengan cepat
 Bercak merah kebiruan pada kulit/mulut
 Diare lebih dari satu bulan tanpa sebab yang jelas
 Bercak putih atau luka dalam mulut

3|Page
Gejala-gejala diatas juga bisa dijumpai pada penyakit lain, sebab
itu untuk memastikannya perlu pemeriksaan darah.

4. AIDS dengan tanda-tanda yang spesifik :


 Sarhama Kapossi
 Pnemocystus Carimi
D. Cara Penularan AIDS.

Virus AIDS alias HIV tidak mudah menular seperti penularan virus
influenza. HIV ini hanya bersarang pada sel darah putih tertentu yang
disebut sel T4. Karena sel T4 ini terdapat pada cairan-cairab tubuh, maka
HIV dapat ditemukan dalam cairan tubuh, yaitu :

1. Darah, termasuk darah haid/menstruasi


2. Air mani dan cairan-cairan lain yang keluar dari alat kelamin pria
kecuali air kencing
3. Cairan vagina dan cairan dari leher rahim

Untuk bisa menular, cairan tubuh diatas harus berlangsung masuk kedalam
peredaran darah.Penularan AIDS terutama berlangsung melalui :

 Hubungan seks ( homo maupun hetero seks ) dengan orang yang


mengidap HIV.
 Transfusi darah dimana darahnya mengandung HIV.
 Alat suntik atau tusuk lainnya ( akupuntur, tatto, tindik, dan
sebagainya ) bekas dipakai orang yang mengidap HIV.
 Ibu hamil pengidap HIV kepada janin yang dikandungnya.

E. Tidak Terbukti Menularkan AIDS.

AIDS belum terbukti menularkan melalui :

1. Hidup serumah dengan pengidap HIV/AIDS ( asal tidak


mengadakan hubungan seks )

4|Page
2. Bersenggolan dengan penderita AIDS/Pengidap HIV.
3. Bersentuhan dengan pakaian dan lain-lain barang bekas dipakai
penderita AIDS.
4. Penderita AIDS bersin, atau batuk di dekat kita.
5. Berciuman.
6. Makan dan minum.
7. Gigitan nyamuk dan serangga lain.
8. Sama-sama berenang dikolam renang.
F. Yang Dapat Terkena AIDS
1. Mereka yang mempunyai banyak pasangan seksual ( Homo dan
Hetero seksual )
2. Penerima transfuse darah
3. Bayi yang dilahirkan dari ibu pengidap HIV
4. Pecandu narkotika suntikan
5. Pasangan dari pengidap HIV
G. Pencegahan AIDS
1. Cara mencegah penularan HIV/AIDS :

A : Abstinensia, tidak melakukan hubungan seksual atau tidak melakukan


hubungan seksual sebelum menikah.

B : Being Faithfull, setia pada satu pasangan, atau menghindari berganti-


ganti pasangan seksual

C : Condom, bagi yang berisiko dianjurkan selalu menggunakan condom


secara benar selama berhubungan seksual

D : Drug Injection, jangan menggunakan obat ( narkoba ) suntik dengan


jarum tidak seteril atau digunakan secara bergantian

E : Education, pendidikan dan penyuluhan kesehatan tentang hal-hal yang


berkaitan dengan HIV/AIDS.

2. Pencegahan tentu saja harus dikaitkan dengan cara-cara penularan HIV


seperti :
a. Pencegahan penularan melalui hubungan seksual

5|Page
Infeksi HIV terutama terjadi hubungan seksual, sehingga pencegahan
AIDS perlu difokuskan pada hubungan seksual. Untuk ini perlu dilakukan
penyuluhan agar orang berperilaku seksual yang aman dan bertanggung
jawab, yaitu :

 Hanya mengadakan hubungan seksual dengan pasangan sendiri


( suami/istri sendiri )
 Kalau salah seorang pasangan anda sudah terinfeksi HIV, maka
dalam melakukan hubungan seksual pergunakanlah kondom secara
benar
 Mempertebal iman agar tidak terjerumus ke dalam hubungan-
hubungan seksual
b. Pencegahan penularan melalui darah
1. Transfuse darah
 Pastikan bahwa darah yang dipakai untuk transfuse tidak tercemar HIV
 Kalau anda HIV (+) jangan menjadi donor darah. Begitu pula kalau
anda berperilaku resiko tinggi, misalnya biasa berhubungan seksual
dengan banyak pasangan
2. Produk darah dan plasma
 Pastikan bahwa tidak tercemar HIV
3. Alat suntik dan alat lain yang dapat melukai kulit
 Desinfeksi atau bersihkan alat-alat seperti jarum, alat cukur, alat tusuk
untuk tindik dan lain-lain, dengan pemanasan atau larutan desinfektan.
 Petugas kesehatan yang merawat penderita AIDS mempunyai
kemungkinan terpapar oleh cairan tubuh penderita.

c. Pencegahan penularan dari ibu-anak

Pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi yang dikandungnya atau yang
populer dalam istilah bahasa inggris Prevention of Mother to Child HIV
Transmission ( PMTCT ) merupakan upaya untuk mencegah penularan
HIV dari ibu hamil ke bayi

6|Page
H. Epidemiologi

Jumlah penyakit sangat banyak dan berbeda satu sama lain karena setiap
penyakit mempunyai sejumlah determinan ( faktor-faktor yang
berpengaruh ) dan distribusi yang berbeda dengan penyakit-penyakit
lainnya. Determinan-determinan dan distribusi sesuatu penyakit perlu
diketahui karena tanpa pengetahuan tentang semua hal ini penyakit itu
tidak akan mungkin dicegah, diberantas dan dibasmi. Dari bayi, anak
sampai orang tua, kaum homoseks maupun heteroseks, laki-laki maupun
perempuan, wanita pekerja seksual sampai ibu rumah tangga dan
pengguna narkoba suntik semua dapat terkena HIV/AIDS. AIDS telah dan
terus meningkat dan meluas keseluruh penjuru dunia dalam jangka waktu
yang relatif singkat. Diperkirakan 50% bayi yang lahir dari ibu yang HIV
(+) akan terinfeksi HIV sebelum, selama dan tidak lama sesudah
melahirkan. Ini yang perlu disampaikan kepada ibu-ibu yang HIV (+). Ibu-
ibu seperti ini perlu konseling. Sebaiknya ibu yang HIV (+), tidak hamil.

PENCEGAHAN PENULARAN HIV / AIDS MELALUI UNIVERSAL


PRECAUTION

A. Pengertian universal precautions

Universal precautions adalah tindakan pengendalian infeksi sederhana


yang digunakan oleh seluruh petugas kesehatan, untuk semua pasien,

7|Page
setiap saat, pada semua tempat pelayanan dalam rangka mengurangi resiko
penyebaran infeksi.

Universal precautions perlu diterapkan dengan tujuan untuk :

1. Mengendalikan infeksi secara konsisten


2. Memastikan standar adekuat bagi mereka yang tidak di diagnosis
atau tidak terlihat seperti beresiko
3. Mengurangi risiko bagi petugas kesehatan dan pasien
4. Asumsi bahwa risiko atau infeksi berbahaya

(Dr.nursalam.hal: 82)

B. Lingkup universal precautions

Universal precautions meliputi:

1. Pengelolaan alat kesehatan habis pakai


2. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
3. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan
untuk mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksius yang
lain.
4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
6. Desinfeksi dan sterilisasi untuk alat yang digunakan ulang
7. Pengelolaan linen

8|Page
C. Penggunaan universal precautions dilakukan:
1. Jika semua pasien diperlakukan seperti mereka memiliki virus
yang menyebar melalui darah
2. Jika tidak diperlukan perlindungan ekstra apabila seorang pasien
didiagnosis dengan hepatitis B, HIV, atau hepatitis C.
3. Jika perlindungan ekstra hanya diperlukan ketika pasien diketahui
atau diduga terinfeksi oleh virus atau menyebar melalui droplet,
udara, atau rute kontak transmisi.

Penggunaan pelindung (barrier) fisik, mekanik, atau kimiawi diantara


mikroorganisme dan individu, misalnya ketika pemeriksaan kehamilan,
pasien rawat inap, petugas pelyanan kesehatan. Pelindung merupakan alat
yang sangat efektif untuk mencegah penularan infeksi (barrier membantu
memutuskan rantai penyebaran penyakit).

D. Pelaksanaan universal precautions yang baku adalah:


1. Setiap orang (pasien atau petugas kesehatan) sangat berpotensi
meningkatkan infeksi
2. Cuci tangan
3. Pakai sarung tangan (kedua tangan) sebelum menyentuh kulit yang
terluka, mukosa, darah , bagian tubuh lain, instrument yang kotor, sampah
yang terkontaminasi, dan sebelum melakukan prosedur invasive
4. Gunakan alat pelindung diri (kacamata pelindung, masker muka dan
celemek) untuk mencegah kemungkinan percikan dari tubuh (sekresi dan
ekskresi) yang muncrat dan tumpah (misalnya saat membersihkan
instrumens dan benda lainnya)
5. Gunakan antiseptic untuk membersihkan selaput lendir sebelum
pembedahan, pembersihan luka, atau pencucian tangan sebelum operasi
dengan antiseptic berbahan alcohol.
6. Gunakan praktik keselamatan kerja, misalnya jangan menutup kembali
jarum atau membengkokkan jarum setelah digunakan, jangan menjahit
dengan jarum tumpul
7. Pembuangan sampah infeksi ke tempat yang aman.

9|Page
Pada akhirnya, untuk semua alat yang terkontaminasi dilakukan
dekontaminasi dan dibersihkan secara menyeluruh, kemudian disterilkan
atau didesinfeksi tingkat tinggi (DTT) dengan menggunakan prosedur
yang ada.

(Dr.nursalam, hal: 84)

Strategi untuk meningkatkan keselamatan petugas kesehatan

a) Gunakan universal precautions


b) Kurangi prosedur invasive yang tidak perlu
c) Kembangkan protap (prosedur tetap pelaksanaan suatu tindakan)
tempat kerja yang sesuai
d) Sediakan sumber-sumber yang memungkinkan petugas patuh
terhadap protap yang ada.
e) Penyuluhan dan dukungan untuk seluruh staf.
f) Supervisi petugas yang tidak berpengalaman.

10 | P a g e
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang merusak system
kekebalan tubuh manusia. Penularan AIDS terutama berlangsung melalui :
Hubungan seks dengan pengidap HIV, Transfusi darah yang mengandung
HIV, Alat suntik atau tusuk lainnya bekas dipakai pengidap HIV, Ibu
hamil pengidap HIV kepada janin yang dikandungnya.

Bahwa HIV/AIDS tidak dapat diobati melainkan dapat dicegah dengan


rumusan :

A : Abstinensia, tidak melakukan hubungan seksual atau tidak


melakukan hubungan seksual sebelum menikah.

B : Being Faithfull, setia pada satu pasangan, atau menghindari


berganti-ganti pasangan seksual

C : Condom, bagi yang berisiko dianjurkan selalu menggunakan


condom secara benar selama berhubungan seksual

D : Drug Injection, jangan menggunakan obat ( narkoba ) suntik


dengan jarum tidak seteril atau digunakan secara bergantian

E : Education, pendidikan dan penyuluhan kesehatan tentang hal-


hal yang berkaitan dengan HIV/AIDS.

11 | P a g e
B. Saran
1. Langkah-langkah untuk mencegah atau meminimalkan kejadian cidera
benda tajam sebagai akibat resiko kerja, perlu segera diambil oleh para
pengelola tenaga keperawatan dan pihak terkait lainnya karena pada
akhirnya akan menjadi ancaman bagi produktifitas pelayanan
keperawatan di rumah sakit. Langkah-langkah yang bisa diambil
diantaranaya meningkatkan kompetensi para perawat dengan
pendidikan dan pelatihan terkait, penyediaan fasilitas pendukung,
pengawasan, pengendalian, serta penanganan dini kasus-kasus
kecelakaan kerja terutama tertusuk benda tajam.
2. Pembinaan sikap positif terhadap perawatan pasien HIV/AIDS perlu
terus dilakukan mengingat hampir setengah responden masih
menunjukan sikap negative terhadap perawatan pasien HIV/AIDS.
Pembinaan ini bisa ditempuh dengan cara mensosialisasikan kemajuan
yang positif dalam pengelolaan pasien HIV/AIDS, dukung moril,
fasilitas, dan kebijakan dari institusi rumah sakit.

12 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.us.ac.id/bitstream/handle/123456789/chapter%20ll.pdf?
sequence=4&isAllowed=y ( di akses pada tanggal 25 Februari 2019)

http://media.neliti,com/media/publications/21115-ID-pelaksanaan-universal-
precaution-oleh-perawat-dan-pekerja-kesehatan-studi-kasus.pdf ( di
akses pada tanggal 25 Februari 2019 )

13 | P a g e
Lampiran 2. Lembar Penilaian makalah dan presentasi kelompok
(dilampirkan dalam makalah)

FORMAT PENILAIAN MAKALAH:

No Aspek yang Bobot Nilai Kriteriapenilaian


dinilai Maks
1 Pendahuluan 2% 2 Menjelaskantopik, tujuan,
dandeskripsisingkatmakalah

Supervisial, Sangatspesi
tidakspesifik fikdanrelev
an
2 Laporananali 5 % 5 Laporanlugasdanringkassertalengkap
sismasalah
Intervensikep 16% 16 Penjelasanteorikonsepdasarkeperawatan
erawatan /fisiologi/patofisiologiterkait
yang Analisisperanperawatdalamintervensisertaka
diusulkan itanintervensidengan proses keperawatan
Pengalamanataurealita di klinikdan gap
Literature review
Ide logisdanringkas
Menunjukkankemampuananalisis
Argument logisdanrasional
Analisakritisrencanaaplikasi ide
atauhasilpembahasan
Literatur yang
digunakanterkinidanberkualitasserta
extensive
Kesimpulan 2% 2 Menyimpulkanmakalahdanmenuliskanreflek
siataskritikjurnal
Pengurangani -7.5% -7.5 Nilaiakanmendapatkanpenguranganjikakriter
lai iaberikuttidakterpenuhi:
Jumlahhalaman< 10 ataulebihdari 20
halaman (batastoleransi 5%)
Tidakmengikutiaturanpenulisanreferensiden
ganbenar
Penulisanbahasa Indonesia yang
baikdanbenar, termasuktandabaca.

NILAI MAKSIMAL 25

Komentar Fasilitator:
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
....................................................................................

14 | P a g e
Presentasi Kelompok (5%)
No ASPEK YANG DINILAI PROSENTASE
1 Kemampuanmengemukakanintisarimakalah 1
2 Kemampuanmenggunakan media & IT 1
3 Kontribusi yang bermanfaat bagi kelompok 1
4 Kemampuanberdiskusi (responsive, analitis) 2
TOTAL NILAI MAKSIMUM 5

Soft skill yang dinilai selama diskusi: team work, berpikir kritis,
komunikasi
Komentar Fasilitator:
...................................................................................................................
...................................................................................................................
........................................................................................
Penilaian mahasiswa lain: (nilai maksimum 10)
POINT
NO. ASPEK YANG DINILAI PROSENTASE
PENILAIAN
Aktifbertanya 10%
Aktif memberikan ide/pendapat 10%
Inovatif dan kreatif dalam
Selama proses
memberikan pendapat.
1 diskusi
Kemampuan analitik dalam 30%
(50%)
mengajukan pertanyaan dan
memberikan solusi
Resume Ringkasdanpadat 20%
3 Isi resume 20 %
(50%) Simpulan & saran 10%
TOTAL NILAI MAKSIMUM 10

15 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai