Anda di halaman 1dari 11

KONSEP TEKNOLOGI ELEKTRONIKA DAN MEKANIKA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah KGD

Dosen pengampu : Ns.Sukarno, S.Kep.,M.Kep.

Oleh :

RIRIN ASMORO PUTRI


(010118A119)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2020

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat sangat
tergantungdari kecepatan dan ketepatan dalam memberikan
pertolongan. Semakin cepat pasienditemukan maka semakin cepat
pula pasien tersebut mendapat pertolongan sehinggaterhindar dari
kecacatan atau kematian. Kondisi kekurangan oksigen merupakan
penyebab kematian yang cepat. Kondisi ini dapagt diakibatkan karena
masalah system pernapasan ataupun bersifat sekunder akibat dari
gangguan system tubuh yang lain. Pasien dengan kekurangan oksigen
dapat jatuh dengan cepat ke dalam kondisi gaawat darurat sehingga
memerlukan pertolongan segera. Apabila terjadi kekurangan oksigen 6-8
menit akan menyebabkan kerusakan otak permanen, lebih dari 10 menit
akan menyebabkan kematian.
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan airway dan breathing management ?
2. Bagaimana pengelolaan jalan napas/airway management ?
3. Bagaimana pengelolaan fungsi pernapasan/breathing management ?

3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari airway dan breathing management.
2. Untuk mengetahui pengelolaan jalan napas/airway management.
3. Untuk mengetahui pengelolaan fungsi pernapasan/breathing
management.

BAB II
ISI
1. Pengertian Airway dan Breathing Management
Airway management adalah membebaskan jalan napas untuk menjamin
pertukaran udara secara normal baik dengan manual maupun menggunakan
alat (2016). Manajemen jalan napas merupakan salah satu keterampilan yang
harus dimiliki oleh seorang ahli anestesiologi. Sebelum tahun 90an, sungkup
muka dan endotracheal tube (ETT) adalah alat bantu jalan nafas yang
tersedia. Sejak saat itu berkembang beberapa alat bantu jalan napas
supraglotis dan laryngeal mask airway (2016).
2. Airway management
a. Membebaskan Sumbatan Jalan Nafas Tanpa Alat
1) Buka Jalan Napas
Satu hal yang penting diperlukan untuk keberhasilan resusitasi
secepatnya adalah membuka jalan nafas. Pada penderita tidak sadar tonus
otot – otot menghilang, sering terjadi obstruksi dari faring dan larinks oleh
pangkal lidah dan jaringan lunak dari faring .Lidah paling sering
menyebabkan obstruksi jalan nafas pada penderita tidak sadar. Baik lidah
maupun epiglottis juga dapat menyebabkan obstruksi jika terjadi tekanan
negatif (Mujib 2017).
Dalam jalan nafas yang disebabkan usaha inspirasi sehingga
menyebabkan suatu mekanisme seperti katup yang menutup jalan masuk ke
trachea. Lidah melekat pada rahang bawah, maka dengan menggerakkan
rahang bawah kemuka dan menarik lidah kedepan akan membuka jalan
nafas. Tetapi pada pasien dengan dugaan cedera leher dan kepala, hanya
di lakukan Jaw-thrust dengan hati-hati, dan mencegah gerakan leher.
Penolong menggunakan head tilt, chin lift, manuver head tilt - chin lift
dan Jaw thrust manuover.
 Head tilt (extensi kepala )
Di lakukan bila jalan napas tertutup oleh lidah pasien
Untuk melakukan : letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan
tekan ke bawah, sehingga kepala menjadi tengadah dan penyangga
lidah tegang akhirnya lidah terangkat ke depan.
 Chin lift ( angkat dagu )
Di lakukan dengan maksut mengangkat otot pangkal lidah ke depan
Untuk melakukannya : gunakan jari tengah dan telunjuk untuk
memegang tulang dagu pasien, kemudian angkat dan dorong tulangnya
ke depan.
 Manuver Head -Tilt / Chin Lift (Extensi Kepala / Angkat Dagu).
Untuk melakukannya :
1.) Letakkan telapak tangan pada dahi korban, tekan ke belakang untuk
mengekstensikan kepala.
2.) Letakkan jari tangan lain di bawah tulang dagu.
3.) Angkat dagu ke depan dan sangga rahang, membantu untuk
mengekstensikan.

 Jaw Thrust Maneuver (Manuver Mendorong Mandi bula kedepan).


Teknik ini direkomendasikan sebagai alternatif untuk membuka jalan
nafas.
1.) Pegang sudut rahang bawah korban dan angkat dengan kedua
tangan, satu tangan tiap sisi, mendorong mandibula ke depan sambil
ekstensikan kepala ke belakang
2.) Bila bibir tertutup, buka bibir bawah dengan ibu jari.
3.) Bila pernafasan mulut ke mulut diperlukan, tutup lubang hidung
dengan meletakkan pipi menutup hidung.
Teknik ini efektif dalam membuka jalan nafas, tetapi melelahkan dan
teknik ini sulit.
Teknik jaw thrust tanpa ekstensi kepala lebih aman untuk membuka
jalan nafas pada penderita dengan kecurigaan cedera leher sebab
biasanya dapat berhasil tanpa mengekstensikan kepala. Kepala harus
dengan hati – hati disangga tanpa mengekstensikan ke belakang atau
memutarnya dari sisi yang satu ke sisi yang lain. Jika jaw thrust tidak
berhasil, kepala harus diekstensikan ke belakang sedikit

2) Membersihkan jalan napas


Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya sumbatan jalan
napas oleh benda asing. Jika terdapat sumbatan harus di bersihkan dahulu,
kalau sumbatan berupa cairan dapat di bersihkan dengan jari telunjuk atau
jari tengah yang di lapisi dengan sepotong kain, sedangkan sumbatan oleh
benda keras dapat di korek dengan menggunakan jari telunjuk yang di
bengkokkan dengan tehnik finger sweep. Mulut dapat di buka dengan
tehnik Cross Finger, di mana ibu jari di letakkan berlawanan dengan jari
telunjuk pada mulut korban.

Cara melakukannya :
1.Miringkan kepala pasien ( kecuali pada dugaan fraktur tulang leher)
kemudian buka mulut dengan Jaw-thrust dan tekan bahu ke bawah.
Bila otot rahang lemas
 Gunakan dua jari ( jari telunjuk dan jari tengah ) yang bersih atau di
bungkus dengan sarung tangan / kassa untuk membersihkan mengorek
/ mengait semua benda asing dalam rongga mulut.

3) Mengatasi Sumbatan Napas Parsial ( Heimlich Manouvre )


Dapat digunakan tehnik manual thrust
a). Abdominal thrust
b). Chest thrust
c). Back blow
Keterangan :
a). Abdominal thrust
Untuk penderita sadar dengan sumbatan jalan napas parsial boleh di
lakukan tindakan abdominal thrust ( pada pasien dewasa ). Bantu / tahan
penderita tetap berdiri / condong kedepan dengan merangkul dari belakang
:
1. Lakukan hentakan mendadak dan keras pada titik silang garis antar
tulang belikat dan garis punggung tulang belakang ( BACK BLOW )

2. Rangkul korban dari belakang dengan kedua lengan dengan


menggunakan kepalan kedua tangan, hentakan mendadak pada ulu hati
(Abdominal thrust). Ulangi hingga jalan napas bebas / hentikan bila
korban jatuh tudak sadar, ulangi tindakan tersebut pada penderita
terlentang
3. Segera panggil bantuan

b). Back blow (untuk bayi )


Penderita sadar:
1. Bila penderita dapat batuk keras, observasi ketat
2. Bila napas tidak efektif / berhenti, lakukan Back blow 5 kali
( hentakan keras mendadak pada punggung korban di titik silang garis
antar belikat dengan tulang punggung/ vertebra)
c). Chest thrust
Untuk bayi anak, anak, orang gemuk, dan wanita hamil
Penderita sadar :
Penderita anak lebih dari satu tahun , lakukan chest thrust 5 kali ( tekan
tulang dada dengan kedua dan ketiga kira-kira satu jari di bawah garis
imajinasi antar puting susu )
Penderita tidak sadar :
 Tidurkan terlentang
 Lakukan chest thrust
 Tarik lidah dan lihat adakah benda asing
 Berikan pernapasan buatan
 Bila jalan napas tersumbat di bagian bawah, lanjutkan dengan
krikotirotomi jarum (lihat lampiran )

b. Membebaskan Jalan Napas Dengan Alat


Cara ini di lakukan bila pembebasan jalan napas tanpa alat tidak berhasil.

A). Pemasangan pipa (tube )


· Di pasang jalan napas buatan ( pipa orofaring, pipa nasofaring). Bila dengan
pemasangan jalan napas tersebut pernapasan belum juga baik, dilakukan
pemasangan pipa endotrachea.
· Pemasangan pipa endotrachea akan menjamin jalan napas tetap terbuka,
menghindari aspirasi dan memudahkan tindakan bantuan pernapasan
a). Pemasangan pipa orofaring
Penggunaan pipa orofaring : yang di gunakan untuk
mempertahankan jalan napas tetap terbuka dan menahan pangkal lidah
agar tidak jatuh kebelakang yang dapat menutup jalan napas terutama
untuk pasien-pasien tidak sadar
Cara :
1.Buka mulut pasien ( chin lift / gunakan ibu jari dan telunjuk )
2.Siapkan pipa orofaring yang tepat ukurannya
· Bersihkan dan basahi agar licin
· Arahkan lengkungan menghadap kelangit-langit (ke palatal)
· Masuk separuh, putar lengkungan mengarah kebawahn lidah
· Dorong pelan-pelan sampai posisi tepat
3.Yakinkan lidah sudah tertopang pipa orofaring. Lalu, lihat, dengar,
dan raba napasnya
b). Tehnik pemasangan pipa nasofaring
1.Nilai lubang hidung, septum nasi, ukuran
2.Pakai sarung tangan
3.Beri jelli pada pipa dan kalau perlu tetesi lubang hidung dengan
vasokonstriktor
4.Hati-hati dengan kelengkungan tube yang menghadap ke arah
depan, ujungnya kearah septum atau ujungnya di arahkan kearah
telinga
5.Dorong pelan-pelan hingga seluruhnya masuk, lalu pasang plester.

3. Breathing Management
Memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan
untuk menjamin kebutuhan oksigen dan pengeluaran gas CO2. Untuk menilai
apakah ada nafas spontan atau tidak : Look Listen Feel.
· Dekatkan telinga anda diatas mulut dan hidung korban sambil terus
mempertahankan terbukanya jalan nafas
· Perhatikan dada pasien sambil :
- Melihat turun naiknya dada
- Mendengarkan udara yang keluar saat ekspirasi.
- Merasakan aliran darah.
Jika gerakan turun naiknya dada tidak didapatkan dan aliran udara
keluar waktu ekspirasi tidak ada, maka pasien dipastikan mengalami gagal
nafas. Evaluasi ini sebaiknya dilakukan dalam waktu 3 – 5 detik. Perlu
diperhatikan bahwa meskipun pasien tampak berusaha bernafas tetapi saat
itu jalan nafas masih tertutup maka pembebasan jalan nafas perlu
dilakukan.

Cara Memeriksa Tanda – Tanda Gangguan Pernafasan


1. Look ( Lihat ) :
 Ada tidak pernafasan, status mental, warna,
 Distensi vena leher, jejas thorak
 Bila ada nafas, hitung frekwensi pernafasan & Keteraturannya besar
kecil volume / pengembangan
 Dada / Simetris ?Adakah gerak cuping hidung,
 Tegangnya otot-otot bantu nafas serta tarikan / napas dengan cuping
hidung
 Cekungan antar iga.

2. Listen ( Dengar ) :
 Keluhan dan suara pernafasan, adakah stridor, wheezing, ronchi,
gurgling, choking.
3. Feel ( Raba ) :
 Adakah hawa ekshalasi dari lubang hidung/mulut/trakheostomi atau
 Pipa endotrakheal
 Adakah empisema subkutis
 Adakah krepitasi / nyeri tekan pada thorak
 Adakah deviasi trakhea

Pelaksanaan Pernafasan Buatan


Tindakan :
1. Tanpa alat
Teknik mulut ke mulut (mouth to mouth) ini adalah teknik yang cepat
dan efektif untuk memberikan oksigen pada seorang korban
a. Mulut ke mulut :
 Pasien terlentang
 Bebaskan jalan nafasnya
 Buka mulut penolong lebar-lebar, tarik nafas dalam-dalam
 Katupkan mulutke mulut pasien, tutup hidung pasien, tiupkan
hawake mulut pasien.
 Perhatikan dada pasien mengembang.
 Bila pasien hanya perlu nafas buatan saja, lakukan nafas buatan
tersebut dengan frekwensi 10 – 20 x / menit.
b. Mulut ke hidung :
 Pada saat meniupkan hawa ke lubang hidung tutup mulut pasien
rapat – rapat
2. Dengan Menggunakan Alat
Memberikan pernafasan buatan dengan alat “ambu bag” (self
inflating bag). Pada alat tersebut dapat pula ditambahkan oksigen.
Pernapasan buatan dapat pula di berikan dengan menggunakan
ventilator mekanik.
a. Mulut ke sungkup :
Hembuskan udara ekshalasi penolong melalui sungkup yang cocok
menutup lubang hidung dan mulut pasien memberikan konsentrasi
O2, 16%
b. Menggunakan bag valve mask ( BVM )
Hanya digunakan untuk membantu atau membuatkan pernafasan
artinya oksigen berada dalam balonnya harus ditekan akan, masuk
ke paru-paru pasien
Cek BVM lengkap, ada sungkup yang sesuai :
·Katup pengatur kelebihan tekanan
·Balon tidak bocor
·Katup masuk oksigen atau udara yang umumnya berada dibagian belakang
balon
·Pipa atau balon cadangan oksigen yang dihubungkan dibelakang
·Balon ambu bag

3. Menggunakan jackson rees


Perlu oksigen flow ≥ 10 L / menit memberikan konsentrasi O2
100%. Bila ada perlengkapan yang mendukung boleh digunakan
ventilator (Anonim 2009)

BAB III
PENUTUP
Simpulan

a. Airway management adalah membebaskan jalan napas untuk menjamin


pertukaran udara secara normal baik dengan manual maupun menggunakan
alat. Manajemen jalan napas merupakan salah satu keterampilan yang harus
dimiliki oleh seorang ahli anestesiologi. Sebelum tahun 90an, sungkup muka
dan endotracheal tube (ETT) adalah alat bantu jalan nafas yang tersedia.
Sejak saat itu berkembang beberapa alat bantu jalan napas supraglotis dan
laryngeal mask airway.
b. Airway management
 Membebaskan Sumbatan Jalan Nafas Tanpa Alat : head tilt, chin lift,
manuver head tilt - chin lift dan Jaw thrust manuover
 Membebaskan Jalan Napas Dengan Alat : pipa nasofaring
c. Breathing Management
Memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan
untuk menjamin kebutuhan oksigen dan pengeluaran gas CO2. Untuk menilai
apakah ada nafas spontan atau tidak : Look Listen Feel.

DAFTAR PUSTAKA

(2016). "BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN


TRAUMATOLOGI PENGELOLAAN JALAN NAPAS." DEPARTEMEN ANESTESIOLOGI SISTEM
EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR.
Anonim (2009). "AIRWAY BREATHING CIRCULATION MANAGEMENT."

Mujib, A. (2017). "Manajemen Jalan Napas."

Anda mungkin juga menyukai