Oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat sangat
tergantungdari kecepatan dan ketepatan dalam memberikan
pertolongan. Semakin cepat pasienditemukan maka semakin cepat
pula pasien tersebut mendapat pertolongan sehinggaterhindar dari
kecacatan atau kematian. Kondisi kekurangan oksigen merupakan
penyebab kematian yang cepat. Kondisi ini dapagt diakibatkan karena
masalah system pernapasan ataupun bersifat sekunder akibat dari
gangguan system tubuh yang lain. Pasien dengan kekurangan oksigen
dapat jatuh dengan cepat ke dalam kondisi gaawat darurat sehingga
memerlukan pertolongan segera. Apabila terjadi kekurangan oksigen 6-8
menit akan menyebabkan kerusakan otak permanen, lebih dari 10 menit
akan menyebabkan kematian.
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan airway dan breathing management ?
2. Bagaimana pengelolaan jalan napas/airway management ?
3. Bagaimana pengelolaan fungsi pernapasan/breathing management ?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari airway dan breathing management.
2. Untuk mengetahui pengelolaan jalan napas/airway management.
3. Untuk mengetahui pengelolaan fungsi pernapasan/breathing
management.
BAB II
ISI
1. Pengertian Airway dan Breathing Management
Airway management adalah membebaskan jalan napas untuk menjamin
pertukaran udara secara normal baik dengan manual maupun menggunakan
alat (2016). Manajemen jalan napas merupakan salah satu keterampilan yang
harus dimiliki oleh seorang ahli anestesiologi. Sebelum tahun 90an, sungkup
muka dan endotracheal tube (ETT) adalah alat bantu jalan nafas yang
tersedia. Sejak saat itu berkembang beberapa alat bantu jalan napas
supraglotis dan laryngeal mask airway (2016).
2. Airway management
a. Membebaskan Sumbatan Jalan Nafas Tanpa Alat
1) Buka Jalan Napas
Satu hal yang penting diperlukan untuk keberhasilan resusitasi
secepatnya adalah membuka jalan nafas. Pada penderita tidak sadar tonus
otot – otot menghilang, sering terjadi obstruksi dari faring dan larinks oleh
pangkal lidah dan jaringan lunak dari faring .Lidah paling sering
menyebabkan obstruksi jalan nafas pada penderita tidak sadar. Baik lidah
maupun epiglottis juga dapat menyebabkan obstruksi jika terjadi tekanan
negatif (Mujib 2017).
Dalam jalan nafas yang disebabkan usaha inspirasi sehingga
menyebabkan suatu mekanisme seperti katup yang menutup jalan masuk ke
trachea. Lidah melekat pada rahang bawah, maka dengan menggerakkan
rahang bawah kemuka dan menarik lidah kedepan akan membuka jalan
nafas. Tetapi pada pasien dengan dugaan cedera leher dan kepala, hanya
di lakukan Jaw-thrust dengan hati-hati, dan mencegah gerakan leher.
Penolong menggunakan head tilt, chin lift, manuver head tilt - chin lift
dan Jaw thrust manuover.
Head tilt (extensi kepala )
Di lakukan bila jalan napas tertutup oleh lidah pasien
Untuk melakukan : letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan
tekan ke bawah, sehingga kepala menjadi tengadah dan penyangga
lidah tegang akhirnya lidah terangkat ke depan.
Chin lift ( angkat dagu )
Di lakukan dengan maksut mengangkat otot pangkal lidah ke depan
Untuk melakukannya : gunakan jari tengah dan telunjuk untuk
memegang tulang dagu pasien, kemudian angkat dan dorong tulangnya
ke depan.
Manuver Head -Tilt / Chin Lift (Extensi Kepala / Angkat Dagu).
Untuk melakukannya :
1.) Letakkan telapak tangan pada dahi korban, tekan ke belakang untuk
mengekstensikan kepala.
2.) Letakkan jari tangan lain di bawah tulang dagu.
3.) Angkat dagu ke depan dan sangga rahang, membantu untuk
mengekstensikan.
Cara melakukannya :
1.Miringkan kepala pasien ( kecuali pada dugaan fraktur tulang leher)
kemudian buka mulut dengan Jaw-thrust dan tekan bahu ke bawah.
Bila otot rahang lemas
Gunakan dua jari ( jari telunjuk dan jari tengah ) yang bersih atau di
bungkus dengan sarung tangan / kassa untuk membersihkan mengorek
/ mengait semua benda asing dalam rongga mulut.
3. Breathing Management
Memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan
untuk menjamin kebutuhan oksigen dan pengeluaran gas CO2. Untuk menilai
apakah ada nafas spontan atau tidak : Look Listen Feel.
· Dekatkan telinga anda diatas mulut dan hidung korban sambil terus
mempertahankan terbukanya jalan nafas
· Perhatikan dada pasien sambil :
- Melihat turun naiknya dada
- Mendengarkan udara yang keluar saat ekspirasi.
- Merasakan aliran darah.
Jika gerakan turun naiknya dada tidak didapatkan dan aliran udara
keluar waktu ekspirasi tidak ada, maka pasien dipastikan mengalami gagal
nafas. Evaluasi ini sebaiknya dilakukan dalam waktu 3 – 5 detik. Perlu
diperhatikan bahwa meskipun pasien tampak berusaha bernafas tetapi saat
itu jalan nafas masih tertutup maka pembebasan jalan nafas perlu
dilakukan.
2. Listen ( Dengar ) :
Keluhan dan suara pernafasan, adakah stridor, wheezing, ronchi,
gurgling, choking.
3. Feel ( Raba ) :
Adakah hawa ekshalasi dari lubang hidung/mulut/trakheostomi atau
Pipa endotrakheal
Adakah empisema subkutis
Adakah krepitasi / nyeri tekan pada thorak
Adakah deviasi trakhea
BAB III
PENUTUP
Simpulan
DAFTAR PUSTAKA