Anda di halaman 1dari 12

Volume 1 Nomor 1 E-ISSN: 2527-807X

Januari-Juni 2016 P-ISSN: 2527-8088

MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS


DI PONPES TA’MIRUL ISLAM SURAKARTA
Faizal Risdianto
IAIN Salatiga
faizrisd@gmail.com
Abstract: This research applies descriptive qualitative method aiming at
knowing the format and model as well as the motivating and resisting power of
English learning at Ta’mirul Islam Male Boarding School Surakarta. From
observations and interviews, it is found that there is as direct learning strategy
using teacher-centered approach. This learning strategy is even more detailed by
the „army method‟ learning model which emphasizes high discipline and teacher
authority as well as direct method which stresses on the teacher instructions. The
learning model of the school follows behavioristic patterns that emphasizes on
customization in language skills. It is combined with army method patterns that
treat students with rewards and punishments. The motivating power of the
English learning process at the boarding house is the availability of facilities,
bi‟ah lughowiyah or the environment that supports the students to be able to
speak and write in English. Meanwhile, the ressisting factor is the ignorance of
most students toward the punishments given by the authority.
Keywords: learning, study, Direct Method, Ta’mirul Islam

PENDAHULUAN umumnya digunakan istilah pondok


Pesantren sebagai lembaga dan pesantren, sedang di Aceh dikenal
pendidikan Islami terpenting adalah dengan Istilah dayah atau rangkang
sebuah pendidikan tradisional yang atau menuasa, sedangkan di
para siswanya tinggal bersama dan Minangkabau disebut surau. (Madjid
belajar di bawah bimbingan guru yang 1997, 5)
lebih dikenal dengan sebutan”kiai” dan Namun demikian, meskipun
mempunyai asrama untuk tempat pesantren memiliki banyak kelebihan
menginap santri.Santri tersebut berada bukan berarti tidak mempunyai
dalam kompleks yang juga kelemahan dan kekurangan. Menurut
menyediakan masjid untuk beribadah, Amien Rais (1987, 24) ada beberapa
ruang untuk belajar, dan kegiatan kelemahan pesantren yang perlu segera
keagamaan lainnya.Kompleks ini dibenahi antara lain : (1) alumni
biasanya dikelilingi oleh tembok untuk pesantren umumnya mempunyai
dapat mengawasi keluar masuknya pikiran yang sempit dan tidak percaya
para santri sesuai dengan peraturan diri ketika bersentuhan dengan
yang berlaku (Dhofier 1983, 18). kehidupan riil di masyarakat yang
Pondok Pesantren merupakan dua selalu berkembang sejalan dengan
istilah yang menunjukkan satu kemajuan ilmu pengetahuan dan
pengertian.Pesantren menurut teknologi; (2) pesantren pada umumnya
pengertian dasarnya adalah tempat tidak melengkapi para santrinya
belajar para santri, sedangkan pondok dengan berbagai skill yang patut
berarti rumah atau tempat tinggal diandalkan untuk menghadapi
sederhana terbuat dari bambu.Di tantangan hidup di zaman modern ini;
samping itu, kata pondok mungkin (3) pesantren umumnya tertutup untuk
berasal dari Bahasa Arab funduq yang menerima perubahan sehingga amat
berarti asrama atau hotel. Di Jawa susah untuk mengikuti perkembangan
termasuk Sunda dan Madura yang terus bergerak.

47
Faizal Risdianto

Untuk itu perlu adanya perbaikan seimbang. Salah satu karakteristik


dengan melakukan rekonstruksi modernisasi Pondok Pesantren Ta‟mirul
terhadap model pendidikan yang ada. Islam ditandai dengan digunakannya
Perbaikan yang perlu dibuat ialah bahasa Arab dan bahasa Inggris
kesadaran dalam mengadakan sebagai bahasa pengantar dalam
perubahan terhadap pendidikan kegiatan keseharian di Pondok
pesantren, untuk memperbaharui atau Pesantren.
modernisasi pendidikan Islam, Berangkat dari permasalahan di
akhirnya banyak pondok pesantren atas dan karena keterbatasan waktu
yang mulai berbenah dan dan terlalu luasnya cakupan persoalan
memodernisasi sistem pendidikan, maka persoalan yang dapat
manajemen dan kurikulumnya, dirumuskan dalam penelitian ini yaitu:
terutama dengan mengenalkan ilmu- 1. Bagaimanakah bentuk pembelaja-
ilmu umum seperti mengajarkan ran Bahasa Inggris di Pondok
Bahasa asing seperti Bahasa Inggris Pesantren Ta’mirul Islam
kepada santri. Surakarta?
Fakta diatas merupakan suatu 2. Seperti apakah model belajar santri
bukti bahwa pesantren dapat ketika belajar Bahasa Inggris di
melakukan pembaruan pendidikannya. Pondok Pesantren Ta’mirul Islam
Perubahan dan dinamika yang terjadi Surakarta?
dalam pesantren sampai saat ini 3. Apakah yang menjadi daya
menunjukkan hasil yang pendorong dan penghambat dalam
menggembirakan. Sebagian pesantren proses belajar Bahasa Inggris di
mampu bersaing dengan sekolah negeri Pondok Pesantren Ta’mirul Islam
baik di bawah Kemendiknas maupun Surakarta?
Kemenag. Sebagian para santri
LANDASAN TEORI
menguasai dan punya prestasi yang
Strategi pembelajaran menurut
lebih unggul dari siswa-siswi di sekolah
Kemp (1995, 21) ialah suatu kegiatan
yang bukan pesantren. Mereka mampu
pembelajaran yang harus dilaksanakan
bersaing dalam mata pelajaran umum
oleh guru dan siswa agar tujuan
dan agama. Dan bahkan beberapa
pembelajaran dapat dicapai secara
pesantren senantiasa menyelenggara-
efektif dan efisien. Usaha menerapkan
kan pendidikan, pembinaan dan
rencana pembelajaran yang telah
pengembangan santri untuk
disusun dalam kegiatan nyata agar
keunggulan dan kesempurnaan melalui
tujuan yang telah disusun dapat
program pendidikan yang utuh dan
tercapai secara optimal, maka
terpadu. Salah satunya adalah Pondok
diperlukan suatu metode yang
Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta
digunakan untuk merealisasikan
yang beralamatkan di Jl.
strategi yang telah ditetapkan.
KH.Samanhudi No. 03, Tegalsari, Bumi
Dengan demikian, bisa terjadi satu
Laweyan, Surakarta.
strategi pembelajaran menggunakan
Pendidikan Pondok Pesantren
beberapa metode. Misalnya, untuk
Ta’mirul Islam menerapkan sistem
melaksanakan strategi ekspositori bisa
pendidikan modern sebagaimana
digunakan metode ceramah sekaligus
lembaga pendidikan sekolah yang
metode Tanya-jawab atau bahkan
menerapkan sistem asrama (Islamic
diskusi dengan memanfaatkan sumber
Boarding School). Pondok ini memiliki
daya yang tersedia termasuk
motto Iso Ngaji Lan Ora Kalah Karo
menggunakan media pembelajaran.
Sekolah Negeri, tidak heran jika
Oleh sebab itu, strategi berbeda dengan
kurikulum pesantren didesain dengan
metode. Strategi menunjukkan pada
meng-kolaborasi-kan antara ilmu-ilmu
sebuah perencanaan untuk mencapai
agama dan ilmu-ilmu umum secara
48 Leksema Vol 1 No 1 Januari-Juni 2016
Model Pembelajaran Bahasa Inggris di Ponpes Ta’mirul Islam Surakarta

suatu tujuan, sedangkan metode adalah bermotif ekstrinsik (faktor eksternal)


cara yang dapat digunakan untuk umpamanya, biasanya cenderung
melaksanakan strategi. Dengan kata mengambil pendekatan belajar yang
lain, strategi adalah a plan of operation sederhana dan tidak mendalam.
achieving something; sedangkan metode Sebaliknya, seorang siswa yang
adalah a way in achieving something. berinteligensi tinggi (faktor internal)
Pendekatan dapat diartikan dan mendapatkan dorongan positif dari
sebagai titik tolak atau sudut pandang orangtuanya (faktor eksternal),
kita terhadap proses pembelajaran. mungkin akan memilih pendekatan
Istilah pendekatan merujuk kepada belajar yang mementingkan kualitas
pandangan tentang terjadinya suatu hasil pembelajaran. Jadi, karena
proses yang sifatnya masih sangat pengaruh faktor-faktor tersebut di
umum. Roy Kellen (1998, 31) mencatat ataslah, muncul siswa-siswa yang high-
bahwa terdapat dua pendekatan dalam achievers (berprestasi tinggi) dan
pembelajaran, yaitu pendekatan yang under-achievers (berprestasi rendah)
berpusat pada guru (teacher-centered atau gagal sama sekali.
approaches) dan pendekatan yang
METODE PENELITIAN
berpusat pada siswa (student-centered
Metodologi penelitian merupakan
Approaches).Pendekatan yang berpusat
sekumpulan peraturan, kegiatan, dan
pada guru menurunkan strategi
prosedur yang digunakan oleh pelaku
pembelajaran langsung (Direct
suatu disiplin ilmu. Metodologi juga
Instruction), pembelajaran deduktif
merupakan analisis teoritis mengenai
atau pembelajaran ekspositori.
suatu cara atau metode. Penelitian
Sedangkan, pendekatan pembelajaran
merupakan suatu penyelidikan yang
yang berpusatpadasiswa menurunkan
sistematis untuk meningkatkan
strategi pembelajaran inkuiri dan
sejumlah pengetahuan, juga
diskoveri serta pembelajaran induktif.
merupakan suatu usaha yang
Sedangkan model-model
sistematis dan terorganisasi untuk
pembelajaran sendiri biasanya disusun
menyelidiki masalah tertentu yang
berdasarkan berbagai prinsip atau teori
memerlukan jawaban.
pengetahuan. Para ahli menyusun
Desain penelitian ini adalah
model pembelajaran berdasarkan
deskriptif kualitatif. Menurut Isaac
prinsip-prinsip pembelajaran, teori-
(1984;46) penelitian deskriptif
teori psikologis, sosiologis, analisis
merupakana riset yang menjelaskan
system, atau teori-teori lain yang
secara sistematis situasi dan fakta
mendukung (Joyce & Weil, 1980).
populasi tertentu secara faktual dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi akurat. Lebih dari itu Arikunto
Belajar (1996;244) menyatakan bahwa
Secara global, faktor-faktor yang kesimpulan akhir dalam studi
mempengaruhi belajar siswa dapat kita deskriptif haruslah dalam bentuk kata-
bedakan menjadi tiga macam, yakni: kata atau kalimat, bukan dalam bentuk
1. Faktor internal (faktor dari dalam angka-angka.
siswa), keadaan/kondisi jasmani Sumber data primer ialah data
dan rohani siswa. yang secara langsung diakses oleh
2. Faktor ekstenal (faktor dari luar peneliti (Sugiono 2009, 308). Dalam
siswa), yakni kondisi lingkungan di studi ini, penulis mengambil data dari
sekitar siswa. observasi kelas-kelas bahasa Inggris di
Faktor-faktor di atas dalam banyak Pondok Ta’mirul Islam. Baik guru
hal sering saling berkaitan dan maupun murid menjadi data obsevasi
mempengaruhi satu sama lain. Seorang yang sangat penting untuk penelitian
siswa yang bersikap conserving ini.
terhadap ilmu pengetahuan atau

Leksema Vol 1 No 1 Januari-Juni 2016 49


Faizal Risdianto

Sugiyono (2009, 308) menyatakan Pesantren Ta’mirul Islam hal yang


bahwa sumber data sekunder ialah unik dan menarik yang bisa diamati
data yang secara tidak langsung adalah bahwa hanya satu pengajar
digunakan oleh peneliti seperti data yaitu Ust. Rachmat Faisal, S.Pd yang
yang diambil dari dokumen-dokumen. memiliki latar belakang pendidikan
Dalam penelitian ini, penulis khusus kajian Bahasa Inggris. Namun,
mengambil sumber data dari buku- walaupun demikian ada rasa percaya
buku berikut terkait. diri yang besar pada setiap pengajar
Penulis menggunakan metode karena ketika mereka belajar di Gontor
observasi dan dokumen (hasil observasi atau di Pondok pesantren lain yang
dan wawancara dengan guru dan berafiliasi atau mengikut pola Pondok
murid) untuk pengumpulan data. Gontor yang disebut KMI tersebut
Dalam penelitian ini, dengan adanya mereka sudah terasah selama
metode observasi dan dokumentasi bertahun-tahun berbicara dan menulis
diharapakan dapat diketahui secara dalam kedua bahasa asing tersebut.
tepat model pembelajaran guru dan Kemudian, berikut ini akan
model belajar santri secara tepat dan dipaparkan hasil observasi selama 10
akurat. Dengan metode ini diharapkan (sepuluh) kali masuk ke kelas-kelas
profile Pondok Putra Ta’mirul Islam bahasa Inggris yang diampu ketujuh
dapat digambarkan secara gamblang. pengajar tersebut.
Untuk mendapatkan data penting ini
Pengamatan Pembelajaran Guru
sejak pertengahan bulan juli 2015
9 Juli 2015
sampai awal oktober tahun 2015
Kelas pertama yang diamati adalah
peneliti melakukan observasi praktek
kelas bahasa Inggris di kelas VI.
semua guru bahasa Inggris di pondok
Pengamatan ini dikerjakan pada hari
putra Ta’mirul Islam Surakarta.
kamis malam jam 20.00 tanggal 9 Juli
PEMBAHASAN 2015. Kelas malam ini berbeda dengan
Di Pondok Pesantren Ta’mirul kelas yang lain karena suasananya
Islam terdapat tujuh orang Pengajar lebih bersifat informal. Kelas tersebut
Bahasa Inggris yaitu: Ust. Rachmat di adakan di aula Pondok.Kelas malam
Faisal, S.Pd, Ust. Nur Rohmat, Ust. M. tersebut diadakan setelah santri
Nurrohim Maksum, Ust. Kholid menjalankan sholat Isya‟ dan Tarawih
Ramadanzi, Ust. Aziz Faizin, Ust. Tri dan diadakan dengan suasana yang
Agus Santosa dan Ust. Ahsanul Fikri. santai.
Semua pengajar bahasa Inggris di Ust. Nur Rohmat sebagai salah
pondok putra tersebut adalah alumni satu pengajar senior di Pondok
Pondok Darrussalam Gontor, Ponorogo Ta’mirul Islam memiliki gaya mengajar
atau semua pesantren lain tetapi yang santai tetapi mengena. Ust. Nur
menerapkan model KMI atau Rohmat memulai kegiatan awal
Kulliyatul Mu’allimin Islam. Model pembelajaran dengan mengucapkan
atau sistim KMI ini bertujuan untuk salam dan Good Evening, everyone.
mencetak tenaga-tenaga pengajar Islam Malam itu Beliau menjelaskan sub
yang disamping menguasai materi- materi Simple Past and Past
materi keislaman tapi juga secara skills Continuous. Dalam pembelajarannya
atau ketrampilan mampu berbicara dan diawali dengan menjelaskan serba serbi
menulis secara lancar dua bahasa simple past dan past continuous berikut
Asing yang dianggap sebagai “pakaian rumus dan contoh kalimat praktis
pondok” yaitu bahasa Arab dan bahasa sehari-hari. Santri, walaupun
Inggris. terkadang bercanda di antara teman,
Dalam kaitannya dengan tetapi tetap fokus dan antusias dalam
pengajaran bahasa Inggris di Pondok mengikuti proses belajar dan mengajar.

50 Leksema Vol 1 No 1 Januari-Juni 2016


Model Pembelajaran Bahasa Inggris di Ponpes Ta’mirul Islam Surakarta

25 Agustus 2015 Hal ini bisa dilihat ketika


Kelas kedua yang diamati adalah pembelajaran diawali dengan
kelas bahasa Inggris di kelas II. mengucapkan salam dan menyapa
Pengamatan ini dikerjakan pada hari siswa ataus antri dengan ungkapan
selasa pagi jam 08.50-10.10 tanggal 25 formal spoken English dan ungkapan
Agustus 2015 di kelas II-C. Mulai penyemangat di pagi hari dengan
tanggal ini peneliti diberi kesempatan narasi sebagai berikut (U : Ust. M. Nur
oleh pengasuh Pondok untuk masuk ke rohim Maksum, S : Siswa Kelas IIIC)
kelas-kelas mulai dari kelas I sampai U : Assalamu’laikum warahmatullahi
kelas VI. Kelas tersebut adalah kelas wabarakatuh!
yang formal sebagaimana kelas-kelas S : Wa’alaikumsalam warahmatullahi
yang lain. Mulai kelas I sampai III wabarakatuh!
disebut Tsanawiyah sedangkan mulai U : How are you today?
kelas IV sampai VI disebut sebagai S : Fine, Thank you
Ma’had Aly. Bagi santri yang latar U : How’s life today?
belakangnya SMP atau Tsanawiyah di S : Life is beautiful and powerful.
luar pondok jika mereka bergabung di U : What is our lesson today?
Ma’had Aly yang selevel dengan tingkat S : Our Lesson today iiiissss
Aliyah diadakan kelas takhasus untuk Engliiiiiissssssh.
meng-upgrade atau kelas khusus agar Sungguh sebuah model
mereka yang tidak terbiasa dengan pola pembelajaran yang menarik dan unik.
KMI di Pondok Ta’mirul Islam bisa Pelajaran dimulai dengan kalimat yang
menyesuaikan dengan pola dan sistem penuh semangat yaitu Life is beautiful
yang sudah diterapkan dari kelas I. and powerful. Walaupun peneliti sudah
Kelas takhasus tersebut akan memahami arti dan makna kalimat
dipaparkan pada pengamatan tanggal 5 tersebut tetapi tetap di-cross check-kan
September oleh Ust. Kholid Ramadanzi. ke siswa tentang apa yang mereka
Pembelajaran bahasa Inggris pada pahami dari kalimat tersebut. Beberapa
kelas II-C ini diampu oleh Ust. Aziz di antara mereka mengatakan “Hidup
Faizin yang merupakan salah satu itu indah dan penuh semangat”.
pengajar senior di Pondok Ta’mirul Sungguh merupakan sebuah
Islam memiliki penampilan yang rapi penyemangatan awal yang baik dan
dengan memakai peci dan berdasi dan memberi stimulus kepada siswa agar
gaya mengajarnya yang bisa selalu punya semangat belajar dan
dikategorikan cukup tegas dan disiplin. adanya kebersamaan mengucapkan
kalimat seperti Our Lesson today
2 September 2015
iiiissss Engliiiiiissssssh. Ini merupakan
Kelas ketiga yang diamati adalah
sebagian contoh dari efektifnya bi’ah
kelas bahasa Inggris di kelas tiga.
luqhowiyyah atau lingkungan bahasa
Pengamatan ini dikerjakan pada hari
yang bertahun-tahun telah terwujud di
Rabu pagi jam 09.30-10.10 di kelas III-
pondok pesantren Takmirul Islam.
C. Pembelajaran Bahasa Inggris pada
kelas III-C ini diampu oleh Ust. M. 5 September 2015
Nurrohim Maksum (U) yang seperti Kelas keempat yang diamati adalah
halnya pengajar senior yang lain di kelas bahasa Inggris di kelas enam.
Pondok Ta’mirul Islam yaitu Ust. Nur Pengamatan ini dikerjakan pada hari
Rohmat atau Ust. Azis Faizin, ia Sabtu pagi jam 07.30-08.10.
memiliki penampilan yang rapi dengan Pembelajaran bahasa Inggris pada
memakai peci dan berdasi dan gaya kelas VI ini diampu oleh Ust. Tri Agus
mengajarnya yang bisa dikategorikan Santosa yang seperti halnya pengajar
tegas, disiplin, dan berapi-api atau senior yang lain di Pondok Ta’mirul
sangat bersemangat. Islam, memiliki penampilan yang rapi
dengan memakai peci dan berpakaian

Leksema Vol 1 No 1 Januari-Juni 2016 51


Faizal Risdianto

batik seragam pengajar di Pondok sekaligus memberi pujian bagi yang


Ta’mirul Islam. Gaya mengajar beliau benar jawabannya dan memberi
mirip dengan Ust. Nur Rohmat yang hukuman pada yang salah jawabannya.
bersifat kalem tetapi jelas dalam Yang unik dan menarik dari model
menerangkan materi. Kelas Bahasa pembelajaran model punishment and
Inggris pada tanggal 5 September 2015 reward ini terasa pola hubungan guru
tersebut memiliki submateri Passive dan murid sangat akrab.
Voice. Setelah 40 menit pelajaran
Selain kelas Ust. Tri Agus Santosa berlangsung di kelas III TKS,
kelas kelima yang diamati pada hari kemudian peneliti meminta izin kepada
yang sama adalah kelas bahasa Inggris Ust. Kholid Ramadanzi untuk ikut
di kelas VI. Pengamatan ini dikerjakan mengamati di kelas selanjutnya, kelas
pada jam 10.10- 12.00 di kelas VI. pengamatan kedelapan yaitu kelas I
Pembelajaran bahasa Inggris pada TKS. Sebagaimana kelas III TKS, kelas
kelas ini diampu oleh Ust. Rachmat ini adalah kelas khusus persiapan bagi
Faisal, S.Pd. Beliau adalah satu- santri yang dulunya dari
satunya pengajar senior yang khusus SMP/SLTP/Tsanawiyah di luar Pondok
berlatar belakang pendidikan Bahasa Pesantren Ta’mirul Islam.
Inggris. Kemudian, kelas keenam yang Pada pertemuan tanggal 6
diamati adalah kelas Grammar yang September ini, peneliti sangat terkesan
diampu oleh Ust. Ahsanul Fikri. dengan model pembelajaran Ust.
Pembelajaran tanggal 5 September Kholid Ramadanzi dimana siswa
2015 ini diterapkan di kelas IIA dengan mendapatkan drill yang lumayan
sub materi berjudul W-H Questions. intensif mencoba melancarkan memori
alfabet bahasa Inggris dari huruf A
6 September 2015
sampai Z dan angka dalam bahasa
Kelas ketujuh yang diamati adalah
Inggris dari bilangan kecil seperti 1, 2
kelas Grammar yang diampu oleh Ust.
dan 3 sampai jumlah puluhan, ratusan
Kholid Ramadanzi. Pembelajaran hari
dan ribuan. Meskipun kelihatan sangat
Ahad, tanggal 6 September 2015 ini
klasik dan tradisional tetapi metode ini
diterapkan di kelas III TKS. Maksud
terasa mengena karena tidak ada
dari singkatan TKS ialah takhasus atau
satupun siswa yang merasa canggung
pengkususan. Dari awal peneliti
untuk mengucapkan English numbers
berpikir bahwa kelas dengan label TKS
and alphabets. Semua itu dikerjakan
ini adalah kelas khusus anak-anak
dengan berdiri penuh semangat dan
terpandai tetapi ternyata bukan
berteriak-teriak.
demikian. Kelas dengan label TKS ini
adalah kelas khusus bagi siswa yang 14 September 2015
latar belakangnya SMP/SLTP umum Kelas ke-sembilan yang diamati
atau dari level Tsanawiyah yang bukan adalah kelas Reading 3 yang diampu
program KMI tetapi ingin melanjutkan oleh Ust. Nur Rohmat .Pembelajaran
ke level Aliyah atau Ma’had Aly di hari Senin tanggal 14 September 2015
Pondok Pesantren Moderen Ta’mirul ini diterapkan di kelas regular III
Islam. B.Ust. Nur Rohmat sebagai salah satu
Pertemuan pada hari Ahad pada pengajar senior di Pondok Ta’mirul
tanggal 6 September ini diampu oleh Islam tidak seperti pengajar lain yang
Ust. Kholid Ramadanzi, seorang Ustadz berapi-api atau penuh semangat seperti
muda alumni Pondok Ta’mirul Islam. Ust. Kholid Ramadanzi atau Ust.
Pada Pertemuan tanggal 6 September Maksum. Ust. Nur Rohmat memiliki
ini Ust. Kholid Ramadanzi hanya gaya mengajar yang lebih santai,
mengawasi dan membetulkan santri banyak senyum tetapi mengena.
yang sedang presentasi materi dan

52 Leksema Vol 1 No 1 Januari-Juni 2016


Model Pembelajaran Bahasa Inggris di Ponpes Ta’mirul Islam Surakarta

Ust. Nur Rohmat memulai kegiatan peneliti juga membuat pengamatan


awal pembelajaran dengan terhadap tanggapan dan keaktifan
mengucapkan salam dan Good santri atau siswa selama pembelajaran
Morning, everyone. Pagi itu Beliau Berlangsung. Selain mengamati
menjelaskan materi Reading-English peneliti di luar jam pelajaran juga
Lesson 3 dengan sub materi berjudul bertanya dan berdiskusi dengan santri
Beautiful Days at Jogja. Materi ini mengenai proses pembelajaran Bahasa
walaupun menggunakan buku Reading Inggris yang telah didapatkan. Berikut
tetapi pada hari itu lebih diarahkan ini dalah hasil pengamatan peneliti
membuat recount text yang terhadap sepuluh kelas yang diajarkan
menjelaskan proses berjalannya Bahasa Inggris pada tanggal 9 Juli
aktivitas. 2015, 25 Agustus 2015, 2 September
Setelah 40 menit pelajaran 2015, 5 September 2015, 6 September
berlangsung di kelas III B, kemudian 2015 dan 14 September 2015.
peneliti meminta izin kepada Ust.Nur
9 Juli 2015
Rohmat untuk ikut mengamati di kelas
Kelas pertama yang diamati adalah
selanjutnya, kelas pengamatan ke-
kelas Bahasa Inggris di kelas Enam.
sepuluh yaitu kelas III-A.Sebagaimana
Pengamatan ini dikerjakan pada hari
di kelas kelas III B Ust. Nur Rohmat di
kamis malam jam 20.00 tanggal9 Juli
kelas ini Beliau menjelaskan materi
2015. Kelas malam hari ini cukup
Reading-English Lesson 3 dengan
berbeda dengan kelas yang lain karena
submateri berjudul Beautiful Days at
suasananya lebih bersifat informal.
Jogja. Materi ini pada hari itu lebih
Kelas tersebut di adakan di aula
diarahkan membuat genre recount text
Pondok.Kelas malam tersebut diadakan
yang menjelaskan proses berjalannya
setelah santri menjalankan sholat Isya‟
aktivitas.
dan Tarawih dan diadakan dengan
Secara umum dalam pengamatan
suasana yang santai.Santri atau siswa
peneliti setelah masuk di sepuluh kelas
walaupun terkadang bergurau di
yang diadakan pembelajaran Bahasa
antara mereka tetapi tetap fokus dan
Inggris di dalamnya dapat disimpulkan
antusias mengikuti pembelajaran.
bahwa terdapat strategi pembelajaran
Setelah selesainya proses
langsung dan menggunakan Teacher-
pembelajaran yang 60 menit itu peneliti
Centered Approach yang sangat
berkesempatan untuk berdialog dengan
diarahkan oleh guru. Metode yang
santri kelas enam bernama Rosyid Adi
cocok untuk strategi dan pendekatan
Nur Rohim. Dia bercerita betapa
ini antara lain: ceramah, tanya jawab,
bersyukurnya dia bisa belajar di
demonstrasi, latihan, dan drill. Strategi
Pondok Pesantren Ta’mirul Islam
dan pendekatan ini diperjelas dengan
karena dibandingkan dengan teman-
model pembelajaran army method”,
teman sekampungnya yang tidak
yang mengedepankan kedisiplinan
belajar di pesantren dia merasakan
tinggi serta otoritas guru dan Direct
suasana agama dan suasana belajar
Method atau metode langsung (thariqah
yang lebih baik.Sebagian teman-teman
mubasyarah) yang pertama kali
di desanya ada yang terkena efek
dikembangkan oleh F.Gouin (19 80-
pergaulan bebas dan sulit dinasehati
1992) berdasarkan asumsi yang ada
orangtua.Mengenai pembelajaran baik
dalam proses berbahasa antara Ibu dan
Bahasa Inggris maupun bahasa Arab
anak.
dia merasakan efektifitas model
Pengamatan Model Belajar Siswa pembelajaran Direct Method ini karena
Selain membuat pengamatan model adanya bi’ah lughowiyah atau “suasana
pembelajaran tujuh orang pengajar bahasa”.
Bahasa Inggris di Pondok Pesantren 25 Agustus 2015
Putra Ta’mirul Islam Surakarta

Leksema Vol 1 No 1 Januari-Juni 2016 53


Faizal Risdianto

Kelas kedua yang diamati adalah Burhan, “Fi ayyi sa’ah hadza darsa....”
kelas bahasa Inggris di kelas II. .Sungguh pengalaman yang menarik.
Pengamatan ini dikerjakan pada hari Peneliti bertanya dalam bahasa Inggris
selasa pagi jam 08.50-10.10 tanggal 25 tetapi Sannang Indra Rahmanto
Agustus 2015 di kelas II-C. Mulai bertanya dalam Bahasa Arab kepada
tanggal ini peneliti diberi kesempatan temannya.
oleh pengasuh Pondok untuk masuk ke
2 September 2015
kelas-kelas mulai dari kelas I sampai
Kelas ketiga yang diamati adalah
kelas VI. Kelas tersebut adalah kelas
kelas bahasa Inggris di kelas tiga.
yang formal sebagaimana kelas-kelas
Pengamatan ini dikerjakan pada hari
yang lain.Mulai kelas I sampai III
Rabu pagi jam 09.30-10.10 di kelas III-
disebut Tsanawiyah sedangkan mulai
C. Pembelajaran Bahasa Inggris pada
kelas IV sampai VI disebut sebagai
kelas III-C ini diampu oleh Ust. M.
Ma’had Aly.
Nurrohim Maksum yang memiliki
Pada tanggal 25 Agustus 2015
penampilan yang rapi dengan
tersebut Ustadz/pengajar menjelaskan
memakai peci dan berdasi dan gaya
submateri Simple Present Tense. Dalam
mengajarnya yang bisa dikategorikan
pembelajarannya diawali dengan
tegas, disiplin, dan berapi-api atau
menjelaskan serba serbi simple present
sangat bersemangat. Hal ini bisa
tense berikut rumus dan contoh kalimat
dilihat ketika pembelajaran diawali
praktis sehari-hari. Para santri
dengan mengucapkan salam dan
kelihatan antusias dan fokus dalam
menyapa siswa atau santri dengan
memperhatikan pengajaran guru dan
ungkapan formal spoken English dan
satu hal yang menarik adalah
ungkapan penyemangat di pagi hari.
kepandaian pengajar untuk
Dalam pengamatan Peneliti, ada
mengarahkan siswa agar tetap fokus
sebagian siswa yang asal-asalan dan
dengan satu per satu diberi pertanyaan
main-main dalam menjawab tetapi
dan langsung dikoreksi jika ada
secara umum siswa bersemangat
jawaban yang salah.
mengikuti pelajaran dari awal sampai
Saat melakukan pengamatan
akhir. Mungkin karena seperti yang
terhadap guru pengajar bahasa Inggris,
dikatakan Ust. Sunardi Sujani bahwa
yaitu Ust. Aziz Faizin, peneliti juga
berhasilnya pengajar di Pondok
sempat berkenalan dengan siswa kelas
Ta’mirul Islam ialah bisa membuat
II-C bernama Sannang Indra Rahmanto
siswa berteriak-teriak mengulang apa
dan Muhammad Da‟i Burhan. Saat itu
yang disampaikan oleh pengajar.
peneliti mencoba kemampuan Bahasa
Sehingga suasana “kegaduhan”
Inggris siswa kelas II-C dengan
pembelajaran bukan dianggap sebagai
bertanya dalam Bahasa Inggris, “When
masalah tapi jusru stimulus secara
will this lesson ended?” (artinya dalam
umum agar ada semangat bersama
bahasa Indonesia, “Kapan pelajaran ini
untuk mencapai fluency atau
akan berakhir?”. Sebenarnya peneliti
kelancaran dan kebiasaan berbicara
sudah tahu jawabannya tetapi
dan menulis dalam bahasa asing dalam
pertanyaan kepada Sannang Indra
hal ini adalah bahasa Inggris.
Rahmanto ini dimaksudkan untuk
menguji kemampuan mereka dengan 5 September 2015
memberi pertanyaan spontan sehingga Kelas keempat yang diamati adalah
bisa diketahui jawaban siswa ini kelas bahasa Inggris di kelas VI.
automatical atau tidak. Saat itu Pengamatan ini dikerjakan pada hari
Sannang Indra Rahmanto agak Sabtu pagi jam 07.30-08.10.
terkaget tetapi kemudian bisa menjadi Pembelajaran Bahasa Inggris pada
tenang dengan bertanya pada teman di kelas VI ini diampu oleh Ust. Tri
sampingnya yaitu Muhammad Da‟i Agus Santosa. Kelas Bahasa Inggris
54 Leksema Vol 1 No 1 Januari-Juni 2016
Model Pembelajaran Bahasa Inggris di Ponpes Ta’mirul Islam Surakarta

pada tanggal 5 September tersebut Pada Pertemuan tanggal 6


memiliki submateri Passive Voice. September ini Ust. Kholid Ramadanzi
Materi ini diterangkan dengan hanya mengawasi dan membetulkan
gamblang dan siswa dituntun untuk santri yang sedang presentasi materi
membuat contoh berdasarkan rumus dan sekaligus memberi pujian bagi
dan contoh passive voice yang telah yang benar jawabannya dan memberi
dituliskan di papan tulis. Secara umum hukuman pada yang salah jawabannya.
proses belajar dan mengajar Grammar Yang unik dan menarik dari model
pada hari itu berjalan normal dan pembelajaran model punishment and
lancar. reward ini terasa pola hubungan guru
Menurut pengamatan peneliti, dan murid sangat akrab. Sehingga jika
siswa kelas enam sudah sangat mapan ada punishment atau hukuman berupa
dan tenang dalam menerima materi. coretan spidol tidak permanen di pipi
Sepertinya gemblengan kedisiplinan atau dagu santri tidak membuat
dari kelas satu dan kelas lima telah dendam tapi justru membuat gelak
berhasil secara behavioristik melatih tawa siswa yang dihukum juga teman-
mereka untuk fokus menerima teman yang melihatnya. Sebuah
pelajaran sehingga ini memudahkan kondisi yang kondusif dan
pengajar untuk menyampaikan materi. menyenangkan dan media penyesuaian
Model army method yang banyak yang baik buat siswa dari luar yang
dikritik sudah tidak up to date atau ingin melanjutkan di Ma’had Aly atau
ketinggalan zaman alias sudah lawas level Aliyah di Pondok Pesantren
ternyata masih efektif dalam Ta’mirul Islam.
membentuk karaktek belajar siswa.
14 September 2015
Selain kelas Ust. Tri Agus Santosa
Kelas kesembilan yang diamati
kelas kelima yang diamati pada hari
adalah kelas Reading 3 yang diampu
yang sama adalah kelas bahasa Inggris
oleh Ust. Nur Rohmat .Pembelajaran
di kelas VI. Pengamatan ini dikerjakan
hari Senin tanggal 14 September 2015
pada jam 10.10-12.00 di kelas VI.
ini diterapkan di kelas regular III B.
Pembelajaran Bahasa Inggris pada
Ust. Nur Rohmat memulai kegiatan
kelas ini diampu oleh Ust. Rachmat
awal pembelajaran dengan
Faisal, S.Pd.
mengucapkan salam dan “Good
6 September 2015 Morning, everyone”. Pagi itu Beliau
Kelas ketujuh yang diamati adalah menjelaskan materi Reading-English
kelas Grammar yang diampu oleh Ust. Lesson 3 dengan submateri berjudul
Kholid Ramadanzi. Pembelajaran hari Beautiful Days at Jogja.
Ahad tanggal 6 September 2015 ini Materi ini walaupun menggunakan
diterapkan di kelas III TKS. Maksud buku Reading tetapi pada hari itu lebih
dari singkatan TKS ialah takhasus atau diarahkan membuat recount text yang
pengkususan. Dari awal peneliti menjelaskan proses berjalannya
berpikir bahwa kelas dengan label TKS aktivitas. Jadi selain menjelaskan
ini adalah kelas khusus anak-anak materi secara singkat santri atau siswa
terpandai tetapi ternyata bukan diajarkan untuk bersama-sama
demikian. Kelas dengan label TKS ini membuat kalimat dan paragraf dengan
adalah kelas khusus bagi siswa yang pola recount text dengan judul Beautiful
latarbelakangnya SMP/SLTP umum Days at Jogja. Dalam pengamatan
atau dari level Tsanawiyah yang bukan peneliti, santri walaupun terkadang
program KMI tetapi ingin melanjutkan bercanda di antara teman tetapi tetap
ke level Aliyah atau Ma’had Aly di fokus dan antusias dalam mengikuti
Pondok Pesantren Moderen Takmirul proses belajar dan mengajar.
Islam. Setelah 40 menit pelajaran
berlangsung di kelas III B, kemudian

Leksema Vol 1 No 1 Januari-Juni 2016 55


Faizal Risdianto

peneliti meminta izin kepada Ust.Nur memadai untuk memajukan santri


Rohmat untuk ikut mengamati di kelas untuk mampu berbicara dan menulis
selanjutnya, kelas pengamatan dalam bahasa Inggris.
kesepuluh yaitu kelas III-A. Dua kegiatan penunjang selain di
Sebagaimana di kelas kelas III B Ust. kelas yang berhasil diamati oleh
Nur Rohmat di kelas ini Beliau peneliti adalah kegiatan latihan
menjelaskan materi Reading-English berpidato untuk semua santri atau
Lesson 3 dengan submateri berjudul siswa dan drill penguasaan vocabulary
Beautiful Days at Jogja. Materi ini pada atau kosa kata setelah makan siang.
hari itu lebih diarahkan membuat genre Hal ini merupakan unsur penunjang
recount text yang menjelaskan proses kegiatan yang cukup efektif dalam
berjalannya aktivitas. mewujudkan tahap demi tahap
Menurut pengamatan peneliti language acquisition atau pemerolehan
dalam pembelajaran hari Senin tanggal bahasa asing dalam hal ini adalah
14 September 2015 yang diterapkan di bahasa Inggris.
kelas regular III A dan III B oleh Ust. Kegiatan latihan berpidato untuk
Nur Rohmat dapat dinyatakan bahwa seluruh santri kecuali santri kelas 5
setelah siswa atau santri telah dan 6. Kegiatan ini bersifat mingguan
mendapatkan penguasaan Vocabulary dan hal ini merupakan unsur
atau kosa kata yang cukup pada tahun penunjang kegiatan yang cukup efektif
pertama dan kedua maka mulai tahun dalam mewujudkan tahap demi tahap
ketiga barulah mereka belajar English language acquisition atau pemerolehan
Grammar atau tata bahasa Inggris dan bahasa asing dalam hal ini adalah
juga mulai dikenalkan dengan genre bahasa Inggris. Pada hari Ahad,
atau jenis-jenis teks dalam bahasa tanggal 6 September 2015, peneliti
Inggris. Hesitation removal atau berkesempatan untuk melakukan
penghilangan keragu-raguan dalam pengamatan terhadap kegiatan latihan
belajar sudah berjalan. Sesudah proses berpidato santri. Sungguh menarik
receptive atau pemerolehan bahasa melihat santri dari kelas satu sampai
berjalan efektif, baru diajarkan proses empat diarahkan oleh mentor atau
productive dalam keterampilan atau pendamping mereka bukan dari ustadz-
skills berbahasa asing. ustadz yang biasa mengajar bahasa
Inggris tapi oleh kakak kelas mereka
Daya Pendorong dan Penghambat
yang duduk di kelas 5 dan 6. Pola asah-
dalam Proses Belajar Bahasa
asih-asuh dari kakak kelas kepada adik
Inggris
kelasnya cukup efektif untuk
Dalam wawancara yang diadakan
membangkitkan dan membiasakan
oleh peneliti kepada Ustadz Adhiem,
santri untuk percaya diri dan berani
putraUst. KH. Naharussurur (Pendiri
tampil berpidato dalam bahasa Inggris
dan Pimpinan pertama Pesantren
walaupun masih dalam bentuk pidato
Ta’mirul Islam Surakarta) didapatkan
sederhana.
data penting tentang apa yang menjadi
Kegiatan drill Penguasaan
daya pendorong dan penghambat dalam
vocabulary atau kosa kata untuk
proses belajar bahasa Inggris di Pondok
seluruh santri kecuali santri kelas 5
Putra Pesantren Ta’mirul Islam
dan 6. Kegiatan ini bersifat mingguan
Surakarta.
dan hal ini merupakan unsur
Daya pendorong penunjang kegiatan yang cukup efektif
Daya Pendorong Proses Belajar dalam mewujudkan tahap demi tahap
Bahasa Inggris di Pondok Putra language acquisition atau pemerolehan
Pesantren Takmirul Islam Surakarta bahasa asing dalam hal ini adalah
ialah adanya sarana, prasarana, bi’ah bahasa Inggris.
lughowiyyah atau suasana akan cukup

56 Leksema Vol 1 No 1 Januari-Juni 2016


Model Pembelajaran Bahasa Inggris di Ponpes Ta’mirul Islam Surakarta

Di Pondok Putra Ta’mirul Islam SIMPULAN


Surakarta, telah lama menjadi Mengacu pada tiga hal yang telah
kebijakan pengasuh pondok agar dipaparkan dan dijelaskan sebelumnya
setelah dua minggu Arabic Weeks maka mengenai model pembelajaran guru,
setelah itu satu minggu English Week model belajar santri, dan daya
dan Alhamdulillah pada hari Sabtu, pendorong dan penghambat dalam
tanggal 5 September 2015, peneliti proses belajar bahasa Inggris di Pondok
berkesempatan untuk melakukan Pesantren Putra Ta’mirul Islam
pengamatan terhadap Kegiatan drill Surakarta dapat disimpulkan sebagai
penguasaan vocabulary atau kosa kata. berikut:
1. Secara umum dalam pengamatan
Daya penghambat
peneliti setelah masuk di sepuluh
Faktor penghambat utama dalam
kelas yang diadakan pembelajaran
proses belajar bahasa Inggris di Pondok
bahasa Inggris di dalamnya dapat
Putra Pesantren Ta’mirul Islam
disimpulkan bahwa terdapat
Surakarta ialah sikap santri yang
strategi pembelajaran langsung
menganggap biasa hukuman-hukuman
dan menggunakan teacher-centered
yang diberikan. Ada kekhawatiran dari
approach yang sangat diarahkan
pihak pengasuh pondok dan pengajar
oleh guru.
jika hukuman itu bersifat hukuman
2. Menurut pengamatan peneliti,
fisik seperti dipukul akan menjadikan
model belajar santri atau siswa di
santri merasa dendam kepada pengajar
Pondok Putra Ta’mirul Islam
atau senior yang memberi hukuman.
Surakarta menganut pola
Adanya hukuman untuk membentuk
behavioristik yang menekankan
kedisiplinan seperti yang sekarang
pembiasaan dalam skills atau
yang berjalan seperti disuruh berdiri
keterampilan berbahasa dengan
panas-panas di siang hari dan berucap
pola army method yang
selama lima menit dengan kalimat,
mendisiplinkan siswa dengan pola
Hey, Boys, speak English! Hey, Boys,
punishment and reward. Pujian
speak English! atau diberi kalung dari
dan penghargaan bagi yang
bahan kertas karton bertuliskan Let’s
berhasil dan hukuman yang
speak English tidak memberikan efek
bersifat mendidik bagi yang gagal
jera kepada santri. Mereka
dalam proses belajar.
menganggap biasa hukuman-hukuman
3. Daya pendorong proses belajar
tersebut. Padahal dari pihak orangtua
bahasa Inggris di Pondok Putra
sudah menyerahkan kepada pengasuh
Pesantren Ta’mirul Islam
dan pengajar pondok untuk melatih
Surakarta ialah adanya sarana,
dan mendidik santri terserah
prasarana, bi’ah lughowiyyah atau
bagaimana cara pendidikannya.
suasana akan cukup memadai
Sebagaimana kualitas pendidikan
untuk memajukan santri untuk
di Gontor sekarang ini agak menurun
mampu berbicara dan menulis
dibandingkan dengan generasi awal
dalam bahasa Inggris. Sedangkan,
karena bentuk-bentuk hukumannya
faktor penghambat utama dalam
kurang memberi efek jera karena takut
proses belajar bahasa Inggris di
santri menjadi dendam dengan
Pondok Putra Pesantren Ta’mirul
pengajar dan senior-seniornya,
Islam Surakarta ialah sikap santri
demikian juga di pondok Takmirul ini
yang menganggap biasa hukuman-
dirasakan hukuman-hukuman yang
hukuman yang diberikan. Ada
ringan kurang memberi efek jera
kekhawatiran dari pihak pengasuh
sehingga kedisiplinan kurang terbentuk
pondok dan pengajar jika hukuman
dan hasil belajar yang diharapkan
itu bersifat hukuman fisik seperti
kurang maksimal.
dipukul akan menjadikan santri

Leksema Vol 1 No 1 Januari-Juni 2016 57


Faizal Risdianto

merasa dendam kepada pengajar Development. New York: Holt, Rinehart


atau senior yang memberi & Winston.
hukuman. Adanya hukuman untuk Kurniawati, Erna Dwi. 2005. Metode
membentuk kedisiplinan seperti Pengajaran Bahasa Arab dan Bahasa
yang sekarang yang berjalan Inggris (Studi di Pesantren Putri Al
selama ini tidak memberikan efek Mawaddah Coper Jetis Ponorogo).
Malang: UMM
jera kepada santri. Mereka
menganggap biasa hukuman- Madjid, Nurcholish, 1997. Masyarakat
hukuman tersebut. Padahal dari Religius. Jakarta: Paramadina
pihak orangtua sudah Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi
menyerahkan kepada pengasuh Penelitian Kualitatif. Bandung:
Rosdakarya.
dan pengajar Pondok untuk
melatih dan mendidik santri Rais, Amien. 1987. Cakrawala Islam
terserah bagaimana cara Antara Cita dan Fakta. Bandung:
Mizan.
pendidikannya.
Reber, Arthur S. 1995. The Penguin
DAFTAR PUSTAKA Dictionary of Psychology. California:
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur University of California
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran:
Jakarta: Rineka Cipta Mengembangkan Profesionalisme
Chaplin, JP. 1958. Dictionary of Guru. Jakarta: Rajawali Press
Psychology. New York: Dell Publishing Subyakto, Sri Utari. 1992. Metodologi
Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Pengajaran Bahasa. Jakarta; PT
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Gramedia Pustaka Utama
Dick, W. & L Cary. 1990. The Systematic Soedjoko, Prasodjo. 1982. Profil Pesantren,
Design of Instruction, Third Edition, Jakarta. Penerbit LP3ES
New York: Harper Collins Stephen, Isaac and Michael William. 1982.
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Handbook in Research and Evaluation.
Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu San Diego: Edits Publishers
Metodis dan Paradigmatis. Sugiyono. 2006. Teknik Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Yogyakarta: Pines
Fatah, Abdul. 2011. Strategi Pondok Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar.
Pesantren Attaqwa Putra Bekasi dalam Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Menerapkan Komunikasi Berbahasa Wittig, Arno F. 1981. Psychology of
Arab dan Inggris pada Santri. Jakarta: Learning. New York: McGraw-Hill
UIN Syarif Hidayatullah Book Company
Joyce, Bruce. Weil, Marshal. 1996. Models Zamakhsyari, Dhofier. 1983. Tradisi
of Teaching. Boston: Allyn and Bacon. Pesantren. Studi tentang Pandangan
Kemp, Jerrold E. 1977. Instructional Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES
Design: Plan for Unit and Course Zamakhsyari, Dhofier. 1984 Tradisi
Pesantren. Jakarta: LP3ES

58 Leksema Vol 1 No 1 Januari-Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai