Model Pembelajaran Bahasa Inggris Di Takmirul Islam Surakarta
Model Pembelajaran Bahasa Inggris Di Takmirul Islam Surakarta
47
Faizal Risdianto
Kelas kedua yang diamati adalah Burhan, “Fi ayyi sa’ah hadza darsa....”
kelas bahasa Inggris di kelas II. .Sungguh pengalaman yang menarik.
Pengamatan ini dikerjakan pada hari Peneliti bertanya dalam bahasa Inggris
selasa pagi jam 08.50-10.10 tanggal 25 tetapi Sannang Indra Rahmanto
Agustus 2015 di kelas II-C. Mulai bertanya dalam Bahasa Arab kepada
tanggal ini peneliti diberi kesempatan temannya.
oleh pengasuh Pondok untuk masuk ke
2 September 2015
kelas-kelas mulai dari kelas I sampai
Kelas ketiga yang diamati adalah
kelas VI. Kelas tersebut adalah kelas
kelas bahasa Inggris di kelas tiga.
yang formal sebagaimana kelas-kelas
Pengamatan ini dikerjakan pada hari
yang lain.Mulai kelas I sampai III
Rabu pagi jam 09.30-10.10 di kelas III-
disebut Tsanawiyah sedangkan mulai
C. Pembelajaran Bahasa Inggris pada
kelas IV sampai VI disebut sebagai
kelas III-C ini diampu oleh Ust. M.
Ma’had Aly.
Nurrohim Maksum yang memiliki
Pada tanggal 25 Agustus 2015
penampilan yang rapi dengan
tersebut Ustadz/pengajar menjelaskan
memakai peci dan berdasi dan gaya
submateri Simple Present Tense. Dalam
mengajarnya yang bisa dikategorikan
pembelajarannya diawali dengan
tegas, disiplin, dan berapi-api atau
menjelaskan serba serbi simple present
sangat bersemangat. Hal ini bisa
tense berikut rumus dan contoh kalimat
dilihat ketika pembelajaran diawali
praktis sehari-hari. Para santri
dengan mengucapkan salam dan
kelihatan antusias dan fokus dalam
menyapa siswa atau santri dengan
memperhatikan pengajaran guru dan
ungkapan formal spoken English dan
satu hal yang menarik adalah
ungkapan penyemangat di pagi hari.
kepandaian pengajar untuk
Dalam pengamatan Peneliti, ada
mengarahkan siswa agar tetap fokus
sebagian siswa yang asal-asalan dan
dengan satu per satu diberi pertanyaan
main-main dalam menjawab tetapi
dan langsung dikoreksi jika ada
secara umum siswa bersemangat
jawaban yang salah.
mengikuti pelajaran dari awal sampai
Saat melakukan pengamatan
akhir. Mungkin karena seperti yang
terhadap guru pengajar bahasa Inggris,
dikatakan Ust. Sunardi Sujani bahwa
yaitu Ust. Aziz Faizin, peneliti juga
berhasilnya pengajar di Pondok
sempat berkenalan dengan siswa kelas
Ta’mirul Islam ialah bisa membuat
II-C bernama Sannang Indra Rahmanto
siswa berteriak-teriak mengulang apa
dan Muhammad Da‟i Burhan. Saat itu
yang disampaikan oleh pengajar.
peneliti mencoba kemampuan Bahasa
Sehingga suasana “kegaduhan”
Inggris siswa kelas II-C dengan
pembelajaran bukan dianggap sebagai
bertanya dalam Bahasa Inggris, “When
masalah tapi jusru stimulus secara
will this lesson ended?” (artinya dalam
umum agar ada semangat bersama
bahasa Indonesia, “Kapan pelajaran ini
untuk mencapai fluency atau
akan berakhir?”. Sebenarnya peneliti
kelancaran dan kebiasaan berbicara
sudah tahu jawabannya tetapi
dan menulis dalam bahasa asing dalam
pertanyaan kepada Sannang Indra
hal ini adalah bahasa Inggris.
Rahmanto ini dimaksudkan untuk
menguji kemampuan mereka dengan 5 September 2015
memberi pertanyaan spontan sehingga Kelas keempat yang diamati adalah
bisa diketahui jawaban siswa ini kelas bahasa Inggris di kelas VI.
automatical atau tidak. Saat itu Pengamatan ini dikerjakan pada hari
Sannang Indra Rahmanto agak Sabtu pagi jam 07.30-08.10.
terkaget tetapi kemudian bisa menjadi Pembelajaran Bahasa Inggris pada
tenang dengan bertanya pada teman di kelas VI ini diampu oleh Ust. Tri
sampingnya yaitu Muhammad Da‟i Agus Santosa. Kelas Bahasa Inggris
54 Leksema Vol 1 No 1 Januari-Juni 2016
Model Pembelajaran Bahasa Inggris di Ponpes Ta’mirul Islam Surakarta