Anda di halaman 1dari 7

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 3 TAHUN 2016

(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 258-264)


Disubmit: Oktober 2016
Direvisi: Oktober 2016
Disetujui: November 2016

SEDUHAN JAHE (Zingiber officinale Rosce.) DALAM MENURUNKAN KADAR


GLUKOSA DARAH TIKUS MODEL DIABETES TIPE-2 (NIDDM) SEBAGAI
SUMBER BELAJAR BIOLOGI
Steeping of Ginger (Zingiber officinale Rosce) Lowers Blood Glucose in Rat Model Type-2
Diabetes (NIDDM) as a Learning Resource Biology

Andri Rudi Yanto1, Nurul Mahmudati2, Rr. Eko Susetyorini3


1,2,3
Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP UMM Malang
Jalan Raya Tlogomas No. 246, 65114, Telp. 034-646318
e-mail korespondensi: andrirudiyanto@gmail.com,

ABSTRAK
Hiperglikemik merupakan salah satu gejala DM yang ditandai dengan meningkatnya konsentrasi gula
darah dan pengeluaran glukosa yang disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, penyakit ini
masih banyak di Indonesia. Obat antidiabetes kebanyakan dapat memberikan efek samping yang tidak
diinginkan, maka banyak para ahli yang meramu pengobatan tradisional untuk DM yang memberikan
efek aman. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap potensi keanekaragaman hayati rimpang jahe
sebagai obat antidiabetes yang dalam bentuk seduhan pada tikus yang diinduksi STZ. Jenis penelitian
adalah True Experiment Design. Tikus dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok normal, kelompok
positif (STZ), kelompok STZ + seduhan jahe 1g/kgBB, dan kelompok STZ + seduhan jahe 3g/kgBB. Hasil
penelitian menunjukkan ada pengaruh seduhan jahe sebagai obat antidiabetes pada tikus induksi STZ.
Rerata kadar glukosa darah tertinggi pada kelompok positif (STZ) dan kadar glukosa darah terendah
pada kelompok STZ + seduhan jahe 1g/kgBB. Penelitian ini dimanfaatkan sebagai sumber belajar
berupa poster ilmiah sebagai bahan acuan untuk guru dalam pembelajaran biologi materi upaya
keanekaragaman hayati dan pemanfaatannya.

Kata kunci: DM, jahe, zingiber, streptozotocin, seduhan

ABSTRACT
Hyperglycemic is one of the symptoms of diabetes characterized by increased concentrations of blood
sugar and glucose expenditure accompanied by impaired metabolism of carbohydrates, this disease is
still massive in Indonesia. Most antidiabetic drugs can provide undesirable side effects, many experts are
concocting traditional treatment for diabetes are on safe securities. This study aims to reveal the
potential of biodiversity ginger as an antidiabetic drug that form steeping in rats induced by STZ. This
type of research is True Experiment Design. Rats were divided into 4 groups, normal group, positive
group (STZ) STZ + steeping ginger group of 1 g/kgBW, and a group of STZ + steeping ginger 3g /kgBW.
Results showed no effect of steeping ginger as an antidiabetic drug in mice induction of STZ. The mean
blood glucose levels highest in the positive group (STZ) and lowest blood glucose levels in STZ +
steeping ginger group of 1 g/kgBW. Reaseach that it was used as a source of a learning of scientific
poster as a reference teacher in learning biology matte efforts biodiversity and its use.

Keywords: DM, ginger, zingiber, streptozotocin, steeping

Prevalensi penyakit diabetes di dunia lebih (Kemkes, 2009) jumlah pengidap penyakit
kurang diperkirakan mencapai 382 juta. diabetes mellitus di Indonesia sekarang
Sekitar 316 juta diperkirakan dengan mencapai 14,7% pada tahun 2007 dan 21,3
gangguan glukosa toleransi yang tinggi. juta jiwa pada tahun 2030. Indonesia berada
Dikhawatirkan peningkatan jumlah jiwa diurutan keempat dengan jumlah
akibat penyakit diabetes mencapai 471 juta penyandang penyakit diabetes mellitus di
jiwa pada tahun 2035 (IDF, 2013). dunia (Sumangkut et al., 2013).
Peningkatan jumlah penderita diabetes Diabetes mellitus merupakan
tersebut diakibatkan karena kegemukan gangguan metabolik yang ditandai dengan
(overweight) atau obesitas. Menurut meningkatnya konsentrasi gula darah dan
Andri Rudi Yanto et al, Seduhan Jahe sebagai Antidiabetes 258
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 3 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 258-264)
Disubmit: Oktober 2016
Direvisi: Oktober 2016
Disetujui: November 2016

pengeluaran glukosa dalam urin (Adeyi, menurunkan kadar glukosa darah pada tikus
2012). DM ini dipengaruhi oleh dua faktor hiperglikemia secara bermakna. Pemberian
yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. ekstrak etanol umbi ketela rambat pada
Salah satunya kegemukan yang dosis 67,5 mg/kgBB dapat menurunkan
menyebabkan kondisi hiperglikemik. kadar glukosa darah pada mencit (Akrom,
Kondisi hiperglikemia akan menyebabkan 2014). Sugiyanta (2010) dalam tesisnya
stres oksidatif yang dapat memperburuk mengatakan ekstrak air kulit semangka
dan memperparah pembentukan ROS dapat menurunkan kadar glukosa serum dan
(Reactive Oxygen Species). Aktifitas fisik trigliserid tikus.
yang kurang disertai dengan mengkonsumsi Penggunaan minuman jahe sebagai
makanan yang tidak sehat seperti tinggi bahan pangan sebenarnya sudah lama
lemak/karbohidrat, kurangnya makanan dilakukan diberbagai negara berkembang.
yang mengandung serat dapat memicu Indonesia merupakan salah satu negara
kegemukan dan obesitas. Interaksi kedua yang memanfaatkan jahe sebagai bahan
faktor tersebut dapat mempercepat pangan bumbu dan minuman sudah menjadi
terjadinya diabetes tipe-2 (Kohei, 2010). kebiasaan turun temurun. Beberapa riset
Diabetes Mellitus Tipe 2 dapat mengatakan bahwa jahe merupakan sumber
diartikan sebagai gangguan metabolik yang antioksidan yang baik dan meningkatkan
ditandai dengan naiknya gula darah akibat aktivitas antioksidan (Adel et al., 2010).
penurunan sekresi insulin pada pankreas Menurut Djama’an, et al (2012) pemberian
(Fatimah, 2015). Penderita diabetes tipe 2 jahe dalam bentuk perasan dapat
ini terjadi akibat produksi insulin pada sel menurunkan kadar glukosa darah.
beta pankreas berkurang atau tidak mampu Kandungan senyawa dari jahe yang
mensekresi, akibatnya glukosa tidak bisa utama adalah minyak atsiri dan non atsiri.
masuk ke jaringan (Ndraha, 2014), oleh Senyawa yang diduga sebagai antidiabetik
karena itu terjadinya resistensi insulin pada rimpang jahe adalah gingerol, shogaol,
mengakibatkan penurunan insulin yang paradol, fenol, dan zingeron yang
dapat menyebabkan glukosa tidak tersekresi merupakan derivat dari flavonoid.
dengan baik. Akibatnya pankreas akan Kandungan Fenol total beberapa bahan
mengurangi rangsangan untuk alami dengan metode ekstraksi
mensekresikan insulin. menggunakan metanol antara lain jahe
Penggunaan obat herbal dalam 84,23 mgGAE/100g, mengkudu 43,04
mempertahankan kesehatan sudah lama mgGAE/100g, bawang merah 37,88
diketahui. Indonesia juga merupakan salah mgGAE/100g, bawang putih 31,26 mg
satu negara dengan keanekaragaman hayati GAE/100g, pisang 27,12 mgGAE/100g,
yang tinggi, lebih kurang 1000 spesies tomat 24,86 mgGAE/100g (Kusumaningati,
tanaman diperkirakan dapat dimanfaatkan 2009). Berbagai kadar kandungan fenol
sebagai bahan baku obat-obatan tradisional. tersebut kandungan fenol total jahe yang
Banyak jenis tanaman yang dipercaya dapat paling tinggi. Data pengujian fenol
mengobati antidiabetes. Beberapa riset Mahmudati (2015) menunjukkan
mengenai tanaman antidiabetes sudah kandungan fenol seduhan jahe iris 26,18
sering dilakukan, Wulandari (2010) mgGAE/25g dan geprek 12,11
menyatakan ekstrak bawang merah dapat mgGAE/25g.

Andri Rudi Yanto et al, Seduhan Jahe sebagai Antidiabetes 259


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 3 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 258-264)
Disubmit: Oktober 2016
Direvisi: Oktober 2016
Disetujui: November 2016

Permasalahan ini berkaitan dengan Universitas Muhammadiyah Malang


konsep yang diajarkan pada siswa Sekolah dengan rentan waktu 2 bulan.
Menengah Atas (SMA) kelas X semester 1,
materi “Upaya keanekaragaman hayati Alat dan Bahan
Indonesia dan pemanfaatannya” pada KD Kandang, tempat minum, tempat
4.2 yaitu “Menyajikan hasil identifikasi makan, sekam/ kayu, kawat kasa, imbangan
usulan upaya pelestarian keanekaragaman analitik (ohaus ), kain saring (165 T/ Mesh),
hayati Indonesia berdasarkan hasil analisis pipet ukur (25 ml), beaker glass ( 50 ml dan
data ancaman kelestarian berbagai 250 ml), pisau, spatula (Panjang 15cm),
keanekaragaman hewan dan tumbuhan khas ketel, kompor gas, spuit (Terumo 6 ml),
Indonesia yang dikomunikasikan dalam handscoon (Remedi), masker (Sensil),
berbagai bentuk media informasi”. sonde tikus (stainless), Glukometer
Pencapaian materi tersebut dapat (Gluko Dr), Pakan standart 94, air Mineral
dikembangkan dengan berbagai cara, salah Cleo, jahe gajah (Zingiber officinale
satunya dengan melakukan inovasi Rosce), air panas, Streptozotocin (STZ
pembelajaran berupa sumber belajar dengan BioWorld), Buffer sitrat, D10 (cairan
menggunakan poster sebagai acuan dan glukosa).
referensi tambahan guru/ peneliti dalam
proses pembelajaran dan penelitian. Pengkondisian Hiperglikemik
Menurut Adisukma (2012), poster Tikus jantan wistar (150-200)
ilmiah merupakan bentuk karangan/ diadaptasikan, diberi makan dan minum
ringkasan yang berisi analisis suatu selayaknya. STZ diinduksikan pada tikus
fenomena alam yang sering digunakan setelah puasa ±8 jam secara i.p dengan
dikalangan akademisi untuk single dose 40mg/kgBB. Gula darah dicek 3
mempromosikan kegiatan ilmiah yang hari pasca injeksi menggunakan
hendak dilakukan/ hasil penelitian yang glukometer. Jika didapati kadar glukosa
sudah ada. Suatu artikel terkadang darah>200 berarti tikus sudah
menawarkan suatu alternatif bagi hiperglikemik.
pemecahan suatu masalah. Pemilihan poster
sebagai sumber belajar sangat membantu Pembuatan Seduhan Jahe (Zingiber
siswa maupun guru bahkan peneliti dalam officinale Rosce)
memahami masalah keilmuan dan dapat Jahe dosis 1g/kgBB dan 3g/kgBB
menemukan solusi bagi masalah. diseduh dalam air panas tunggu ±9 menit,
kemudian diberikan ke tikus secara oral
METODE PENELITIAN melalui mulut.

Penelitian eksperimental murni True


Perlakuan
experiment dengan Posttest only control
Tahap pemberian seduhan jahe ketikus
group. Analisis menggunakan Anava satu
dengan cara sonde dengan menggunakan
arah dan uji BJND dengan SPSS.
alat sonde tikus dengan dosisi 1g/kgBB dan
Menggunakan tikus putih jantan sebagai
3g/kgBB.
objek. Penelitian ini dilakukan di
laboratorium kimia bagian hewan coba
Pengujian

Andri Rudi Yanto et al, Seduhan Jahe sebagai Antidiabetes 260


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 3 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 258-264)
Disubmit: Oktober 2016
Direvisi: Oktober 2016
Disetujui: November 2016

Tahap pengujian melalui darah yang kelompok C dan D dengan perlakuan


diambil dari ekor kemudian di tes dan diuji seduhan jahe dosis 1 g/kgBB dan 3 g/kgBB
menggunakan glucometer. dengan nilai rerata masing-masing 180,50
mg/dL dan 204,00 mg/dL.
Pembuatan Poster Ilmiah Rerata hasil berbagai perlakuan
Poster dibuat setelah hasil/ data pemberian seduhan jahe pada tikus dapat
penelitian diperoleh disajikan dalam bentuk diagram batang
pada Gambar 1.
HASIL DAN PEMBAHASAN

400 A = kontrol (-)


Kadar glukosa darah disajikan pada
Tabel 1. Hasil uji normalitas pada 300
B = kontrol (+)
kelompok I, II, III, dan IV diperoleh nilai 200
C = jahe 1
skewness dan kurtosis berada diantara ±2 100 gr/KgBB
yang berarti data tersebut berdistribusi 0 D = jahe 3
A B C D gr/KgBB
normal. Hasil uji homogenitas diperoleh
nilai p = 0,052 yang berarti memiliki nilai
Gambar 1. Diagram batang rerata kadar glukosa darah
p>0,05, maka varian data tersebut pasca pemberian seduhan jahe (Zingiber
homogen. Hasil uji parametrik One Way officinale Rosce)
Anova menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan pada kadar Berdasarkan Tabel 1. dan Gambar 1.
glukosa darah antar kelompok (p<0,05). menunjukkan bahwa pada tiap-tiap
perlakuan dosis seduhan jahe yaitu (kontrol
Tabel 1. Ringkasan Data Kadar Glukosa Darah Pasca negatif/ normal, kontrol positif/ diabetes,
Pemberian Seduhan Jahe (Zingiber officinale jahe 1 g/kgBB, dan jahe 3 g/kgBB
Rosce)
Kadar Glukosa didapatkan perbedaan jumlah kadar glukosa
Perlakuan Darah (mg/dL) darah. Perlakuan kontrol negatif atau
Rerata dan SD
A = kontrol negatif (normal) 131,50 ± 15,346 normal diperoleh rerata kadar glukosa darah
B = kontrol positif (STZ) 363,83 ± 118,571 terendah, dengan nilai kadar glukosa darah
C = seduhan jahe 1 g/kgBB 180,50 ± 111,531
D = seduhan jahe 3 g/kgBB 204,00 ± 142,110 normal yaitu 131,50 mg/dL. Sebaliknya
rerata kadar glukosa darah tertinggi adalah
Berdasarkan Tabel 1. dapat dilihat kontrol positif dengan perlakuan induksi
bahwa pemberian seduhan jahe STZ (Streptozotocin) dengan nilai kadar
berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah di atas normal yaitu 363,83
glukosa darah tikus. Kadar glukosa darah mg/dL. Beberapa perlakuan seduhan jahe 1
yang paling tinggi didapati pada kelompok g/kgBB dan 3 g/kgBB, nilai kadar glukosa
B dengan perlakuan STZ yang darah mendekati normal setelah perlakuan
menunjukkan nilai rerata 363,83 mg/dL, seduhan jahe selama 30 hari.
kelompok dengan kadar glukosa darah Hasil penelitian ini kemudian
terendah didapati pada kelompok kontrol dimanfaatkan sebagai poster ilmiah.
negatif atau normal dengan nilai rerata Penggunaan jahe (Zingiber officinale
131,50 mg/dL. Kelompok terendah dengan Rosce) sebagai antidiabetes alami pada
perlakuan seduhan jahe didapati pada tikus dalam menurunkan kadar glukosa

Andri Rudi Yanto et al, Seduhan Jahe sebagai Antidiabetes 261


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 3 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 258-264)
Disubmit: Oktober 2016
Direvisi: Oktober 2016
Disetujui: November 2016

darah pada penelitian ini dapat dijadikan g/kgBB yang masing-masing nilai kadar
sebagai poster ilmiah untuk melakukan glukosa darah setelah pemberian STZ dan
percobaan yang terkait dengan materi perlakuan seduhan jahe didapati nilai
keanekaragaman hayati indonesia. 180,50 mg/dL dan 204,00 md/dL. Hal ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh
penurunan kadar glukosa darah pda tikus
model NIDDM. Berarti seduhan jahe
(Zingiber officinale Rosce) ini mampu
menurunkan kadar glukosa darah tikus
model NIDDM.
Diabetes Mellitus juga dapat terjadi
penyakit komplikasi seperti jantung
koroner, katarak, dan polisuria mengalami
penurunan berat badan. Penelitian ini
didapati tikus yang terjadi komplikasi
penyakit sehingga tidak dapat bertahan
hidup (mati) pada pertengahan perlakuan
karena daya tahan tubuhnya lemah. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor salah
satunya tikus sudah terjadi komplikasi
penyakit, karena setelah diinduksi STZ
tikus mengalami penurunan berat badan dan
komplikasi pada mata yang tidak bisa
Gambar 2. Pemanfaatan hasil penelitian berupa poster melihat serta sangat dehidrasi sampai
ilmiah
akhirnya mati. Sesuai dengan teori yang
PEMBAHASAN diungkapkan oleh Purwanto, et al. (2014)
bahwa STZ digunakan sebagai permodelan
Berdasarkan hasil pengamatan hewan coba diabetes.
perlakuan kontrol negatif (normal) Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menunjukkan nilai kadar glukosa darah dosis rendah yaitu 1 g/kgBB sudah dapat
normal, yaitu 131,50 mg/dL, diberikannya menurunkan kadar glukosa darah tikus,
perlakuan kontrol normal ini ditujukan sedangkan pada dosis seduhan jahe 3
sebagai pembanding dari perlakuan yang g/kgBB juga dapat menurunkan kadar
lain. Perlakuan dengan pemberian glukosa darah tikus tetapi masih lebih
Streptozotocin (STZ) didapati nilai kadar tinggi dibanding dosis seduhan jahe 1
glukosa darah paling tinggi, yaitu 363,83 g/kgBB.
mg/dL dikarenakan STZ tersebut adalah Beberapa sampel yang menunjukkan
agen diabetogenik. Hal tersebut sesuai data yang tidak sesuai teori mungkin
dengan teori Qiu et al. (2007) bahwa STZ disebabkan oleh tingkat dosis optimal yang
dapat merusak sel β pankreas, menghambat tidak sesuai pada tiap tikus yang berbeda-
sintesis dan pelepasan insulin serta dapat beda dan metabolisme tubuh tiap tikus
menyebabkan diabetes melitus. Perlakuan berbeda, sehingga terdapat perbedaan
selanjutnya seduhan jahe 1 g/kgBB dan 3 respon tiap tubuh. Sebenarnya semakin

Andri Rudi Yanto et al, Seduhan Jahe sebagai Antidiabetes 262


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 3 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 258-264)
Disubmit: Oktober 2016
Direvisi: Oktober 2016
Disetujui: November 2016

tinggi dosis, maka penurunan kadar glukosa kreatif yang mampu memberikan manfaat
darah semakin menurun, namun hal sebagai obat tradisional antidiabetes. Salah
tersebut malah sebaliknya. Sebuah satu sumber belajar yaitu artikel ilmiah.
penelitian bahwa ekstrak air jahe dengan Menurut Adisukma (2012), poster
pemberian secara i.p dosis 2 g/kgBB sudah ilmiah merupakan bentuk karangan/
memberikan efek hipoglikemik pada tikus ringkasan yang berisi analisis suatu
induksi STZ (Kalejaiye et al., 2002). fenomena alam yang sering digunakan
Penderita DM biasanya mengalami dikalangan akademisi untuk
peningkatan ROS (Reactive Oxygen mempromosikan kegiatan ilmiah yang
Species) atau stres oksidatif yaitu suatu hendak dilakukan/ hasil penelitian yang
keadaan dimana tubuh mengalami sudah ada. Suatu artikel terkadang
peningkatan radikal bebas. Pemberian zat menawarkan suatu alternatif bagi
antioksidan akan menghambat terjadinya pemecahan suatu masalah. Pemilihan poster
proses oksidasi dalam tubuh dan mencegah sebagai sumber belajar sangat membantu
stres oksidatif, sehingga dapat menurunkan siswa maupun guru bahkan peneliti dalam
ROS (Reactive Oxygen Species) dan memahami masalah keilmuan dan dapat
meningkatkan antioksidan. Hasil penelitian menemukan solusi bagi masalah
di Turki kebanyakan dari tiga puluh
penderita Diabetes Mellitus terjadi karena PENUTUP
ketidakseimbangan oksidan dan antioksidan
Kesimpulan
dalam plasma (Widowati, 2008).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Jahe mengandung beberapa bahan aktif
jahe dalam bentuk seduhan dapat
yang berfungsi menurunkan kadar glukosa
mempengaruhi penurunan kadar glukosa
darah. Beberapa senyawa tersebut gingerol,
darah tikus induksi STZ. Hasil penelitian
shogaol, yang merupakan derivat dari
dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar
senyawa fenol dan flavonoid yang berperan
berupa artikel ilmiah.
sebagai antidiabetes. Mekanisme senyawa
jahe sebagai antidiabetes ini yaitu
Saran
keutamaannya sebagai zat antioksidan.
Penggunaan dosis jahe yang
Senyawa shogaol dan gingerol ini yang
disarankan untuk produsen dan masyarakat
merangsang pengeluaran insulin dan efek
untuk dikonsumsi yaitu menggunakan dosis
lainnya, serta memperbaiki metabolisme
jahe 1 g/kgBB sudah cukup efektif dan
karbohidrat dan lemak dalam tubuh
aman untuk dikonsumsi, karena tidak
(Djama’an, et al., 2012).
menimbulkan toksik.
Hasil penelitian yang telah dilakukan
selanjutnya akan dimanfaatkan sebagai
DAFTAR RUJUKAN
sumber belajar biologi materi upaya
keanekaragaman hayati Indonesia dan Adel, P, R, S., & Prakash, J. (2010).
pemanfaatannya dengan melihat/ merujuk Chemical composition and
pada hasil penelitian, yaitu potensi tanaman antioxidant properties of ginger root
jahe sebagai upaya pemanfaatan bahan (Zingiber officinale Rosce). Journal
hayati Indonesia dalam hal kesejahteraan of Medicinal Plants Research, 4
masyarakat Indonesia dalam era ekonomi (24), 2674-2679.
Andri Rudi Yanto et al, Seduhan Jahe sebagai Antidiabetes 263
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 3 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 258-264)
Disubmit: Oktober 2016
Direvisi: Oktober 2016
Disetujui: November 2016

Adeyi, A, O., Idowu, B, A., Mafiana, C, F., Kohei, K. (2010). Pathophysiology of type
Oluwalana, S, A., Ajayi, O, L., & 2 diabetes and its treatment policy.
Akinloye, O, A. (2012). rat model of Journal of the Japan Medical
food-induced non-obese-type 2 Association, 53(1), 41-46.
diabetes mellitus: Comparative Mahmudati, N. (2015). Analisis antioksidan
pathophysiology andhistopathology. jahe (Zingiber officinale)
International Journal Physiol (percobaan). Malang: Laboratorium
Phatophysiol Pharmacol, 4(1), 51- Kimia-UMM.
58. Purwanto, B. & Liben, P. (2014). Model
Adisukma, W. (2012). Estetka poster hewan coba untuk penelitian
ilmiah. Karya Tulis Ilmiah Fakultas diabetes. Surabaya: PT Revka Petra
Ilmu Komputer UDINUS, Media.
Semarang. Qiu, Z., Kwon, A-Hon., & Kamiyama, Y.
Akrom., Harjanti, P. D., & Armansyah, T. (2007). Effect of plasma fibronectin
(2014). Efek hipoglikemik ekstrak on the healing of full-thickness skin
etanol umbi ketela rambat (Ipomoea wounds in streptozotocin-induced
Batatas P) (EEUKR) pada mencit diabetic rat. Journal of Surgical
swiss yang diinduksi alloxan. Reaserch, 138(1), 64-70.
Pharmaciana, 4(1), 65-76. Sugiyanta. (2010). Pengaruh pemberian
Djama’an, Q., Goenarwo, E., & Mashoedi, ekstrak air kulit semangka (Citrullus
I. (2012). Pengaruh air perasan jahe vulgaris Schard) terhadap kadar
terhadap kadar glukosa darah dan glukosa dan trigliserida serum tikus
gambaran histopatologi sel beta putih (Rattus norvegicus) yang
pankreas studi eksperimental pada diinduksi streptozotocin (Tesis tidak
tikus jantan. Jurnal Sains Medika, dipublikasikan). Surabaya:
4(2), 165-173. Universitas Airlangga.
Fatimah, R., N. (2015). Diabetes melitus Sumangkut, S., Supit, W. & Onibala, F.
tipe 2. Jurnal Majority, 4(5), 93- (2013). Hubungan pola makan
101. dengan kejadian penyakit diabetes
Kalejaiye, O, F., Iwalewa, E, O., melitus tipe-2 di poli interna
Omobuwajo, O., R., & Oyedapo, O., BLU.RSUP. Prof. Dr. R. Kandou
O. (2002). Hypogliycaemic effects Manado. Ejournal Keperawatan.
of nigerian zingiber officinale rosce 1(1), 1-6.
rhizome on experimental diabetic Widowati, W. (2008). Potensi antioksidan
rat. Nigerian Journal Natural sebagai antidiabetes. JKM, 7(2), 1-
Product and Medicine, 6, 33-35. 11.
Kusumaningati, R, W. (2009). Analisis Wulandari, C., E. (2010). Pengaruh
kandungan total fenol jahe pemberian ekstrak bawang merah
(Zingiber officinale Rosce) secara (Allium ascalonicum) terhadap
in vitro (Skripsi tidak penurunan kadar glukosa darah pada
dipublikasikan). Jakarta: Prodi tikus wistar dengan hiperglikemia.
Pendidikan Dokter, FK-UI. Pertanian, 11(1), 214-221.

Andri Rudi Yanto et al, Seduhan Jahe sebagai Antidiabetes 264

Anda mungkin juga menyukai