NIM : 061830500350
Kelas : 4AA
Mata Kuliah : Analisa Laporan Keuangan
c. Kreditor
Seperti halnya investor, kreditor memiliki kepentingan untuk bisa memastikan
kredit yang diberikan kepada perusahaan bisa dikembalikan tepat waktu. Oleh
karena itu, investor memerlukan analisis laporan keuangan untuk mengevaluasi
risiko dan prospek masa akan datang perusahaan.
d. Merger, akuisisi, dan divestasi
Analisis laporan keuangan juga dilakukan pada saat akan dilakukannya merger,
akuisisi, atau divestasi. informasi tentang target perusahaan yang potensial dan
menetapkan nilai yang pantas untuk perusahaan tersebut. Untuk menentukan nilai
yang pantas,informasi yang harus diketahui adalah nilai intrinsik perusahaan; dan
untuk menentukan nilai intrinsik perusahaan diperlukan analisis laporan
keuangan.
e. Auditor Eksternal
Output yang dihasilkan oleh auditor adalah opini mengenai kewajaran laporan
keuangan perusahaan yang diauditnya. Pada tahap penyelesaian audit, analisis
laporan keuangan bisa digunakan untuk melakukan pengecekan akhir atas
kewajaran laporan keuangan. Auditor juga memanfaatkan analisis laporan
keuangan untuk mempertimbangkan keberlangsungan hidup perusahaan.
f. Regulator
Kantor pajak bisa memanfaatkan analisis laporan keuangan sebagai alat untuk
melakukan pemeriksaan pajak dan menilai kewajaran pajak terutang dari sebuah
perusahaan. Pemerintah pun bisa menggunakan analisis laporan keuangan untuk
memutuskan peraturan dan kebijakan yang akan diambil. Misalnya, jika sebuah
industri dinyatakan memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi, maka pemerintah
bisa menetapkan untuk meningkatkan pajak yang bisa dipungut dari perusahaan
yang bergerak di bidang industri tersebut.
g. Konsumen
Analisis laporan keuangan bisa digunakan oleh konsumen (yang juga
merupakan produsen) untuk memastikan keberlangsungan hidup perusahaan yang
menjadi pemasoknya.
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Panjang Pendek
Pinjaman bank jangka Pendek 281.472 129.787 8 4
Utang Usaha 589.169 689.169 17 22
Utang pajak 166.475 148.816 5 5
Beban akrual 294.763 189.163 9 6
Total Liabilitas Jangka Pendek 1.331.879 1.156.935 39 37
Liabilitas Jangka Panjang
Liabilitas imbalan kerja 326.455 386.301 11 12
Liabilitas pajak tangguhan, bersih 122.445 136.496 4 4
Total Liabilitas Jangka
Panjang 448.900 522.797 13 17
EKUITAS
Modal saham 762.044 762.044 22 24
Agio saham 153.700 153.700 4 5
Selisih transaksi (pihak
nonpengendali) (13.109) (13.109) 0 0
Saldo laba 518.907 380.614 15 12
Ekuitas (pemilik entitas induk) 1.421.542 1.283.249 41 41
Kepentingan nonpengendali 235.373 152.222 7 5
TOTAL EKUITAS 1.656.915 1.435.471 48 46
Penjelasan :
Dalam analisis tersebut adalah teknik analisis yang dilakukan dengan cara
membuat perbandingan antara suatu elemen (laporan keuangan) tertentu sebagai
komponen dari elemen yang lain pada laporan keuangan yang sama. Informasi
hasil analisis bermanfaat untuk menilai tepat tidaknya kebijakan (operasi,
investasi, dan pendanaan) yang diambil oleh perusahaan di masa lalu, serta
kemungkinan pengaruhnya terhadap posisi dan kinerja keuangan perusahaan di
masa yang akan datang.
Dari laporan posisi keuangan diatas dapat diambil kesimpulan, sebagai
berikut : Dari sisi laporan posisi keuangan pada tahun 2014 komposisi aset lancar
sebagian besar berupa persediaan 16% dari total aset. Hal itu mengindikasikan
masih adanya kemungkinan bahwa perusahaan mengalami kesulitan dalam
melakukan penjualan barang dagangan, tetapi pada tahun 2014 ini persentase
piutang usaha terhadap total aset mengalami penurunan dari tahun sebelumnya,
ini didukung dengan akun kas dan setara kas yang meningkat dari tahun 2013.
Jika dilihat dasi segi liabilitas; hutang jangka pendek mengalami
penurunan baik utang usaha, utang pajak dan pinjaman bank jangka pendek. Hal
ini diindikasikan bahwa perusahaan telah menjalankan usahanya tanpa adanya
pinjaman dan juga kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka
pendeknya. Dalam hal hutang jangka panjang, liabilitas imbalan kerja dan
liabilitas pajak tangguhan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, yang
berarti bahwa perusahaan juga memilki kemampuan dalam membayar gaji atau
hak-hak karyawannya dan juga perusahaan telah melunasi kewajiban pajaknya
kepada pemerintah dan kemungkinan perusahaan juga tidak menunda-nunda
dalam pembayawan pajak. Dari segi ekuitas juga perusahaan mengalami
peningkatan laba dari tahun sebelumnya sebesar 15%, hal ini diindikasikan
kemapuan perusahaan dalam menjaga kestabilan produksinya berjalan dengan
baik .
B. Analisis Trend
Pengertian Analisis Trend
Salah satu teknik dalam menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan
adalah dengan menggunakan metode trend analisis.Dimana menurut S.
Munawir(2007:17) menjelaskan “Trend atau tendesi posisi dan kemajuan
keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase adalah suatu metode
atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi dari pada keadaan keuangannya,
apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun”.
Dengan menggunakan teknik analisis tersebut akan diketahui perubahan
mana yang cukup penting untuk dianalisa lebih lanjut. Teknik analisa tersebut
hanya akan praktis bila digunakan untuk menganalisa dua atau tiga (periode)
laporan keuangan, karena bila laporan keuangan yang diperbandingkan lebih dari
tiga tahun akan ditemui kesulitan.
Cara yang terbaik untuk menganalisa laporan keuangan yang lebih dari
tiga tahun tersebut adalah dengan menggunakan angka index, dan semua data
laporan keuangan yang dianalisa dihubungkan dengan angka index tersebut yang
dinyatakan dalam persentase. Dengan menganalisa laporan keuangan untuk
jangka waktu lebih dari tiga tahun akan diketahui kecenderungan atau arah atau
trend dari posisi keuangan ataupun hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan
yang bersangkutan, apakah menunjukkan arah yang tetap, meningkat atau bahkan
menurun.
Teknik analisis ini biasanya digunakan untuk menganalisis laporan
keuangan yang meliputi minimal 3 periode atau lebih. Analisis ini dimaksudkan
untuk mengetahui perkembangan perusahaan melalui tentang perjalanan waktu
yang sudah lalu dan memprediksi situasi masa itu ke masa yang akan datang.
Penjelasan :
Berdasarkan analisis diatas bahwa tingkat pertumbuhan PT MAHARI
FAEREL semakin lama semakin menurun.Tumbuh tidaknya suatu perusahaan
dapat dilihat dari nilai aset yang dimiliki, jika semakin lama semakin bertambah
aset yang dimiliki maka perusahaan tersebut dapat dikatakan
“tumbuh”.Sementara untuk PT MAHARI FAEREL terbukti bahwa semakin
bertambah tahun malah semakin berkurang nilai aset nya, ini mengindikasikan
bahwa perusahaan tersebut mengalami penurunan. Dapat dilihat dari persentase
total aset untuk tahun 2011 (sebagai tahun dasar) sebesar 100%, tahun 2012
sebesar 77%, tahun 2013 sebesar 64%, tahun 2014 sebesar 48%. Terbukti setiap
tahun perusahaan mengalami penurunan nilai total aset, besar kemungkinan untuk
tahun dimasa yang akan datang akan mengalami penurunan juga, ini berarti
manajemen perusahaan tidak berkinerja secara baik dalam meningkatkan nilai
aset.
B. Common Analysis
Dengan analisis ini, kita akan membagi angka komponen laporan keuangan
dengan angka yang dianggap sebagai nilai total. Misalnya, untuk neraca, angka
komponen aktiva akan dibagi dengan nilai total aktiva; dan untuk laporan laba
rugi, angka komponen laba rugi akan dibagi nilai penjualan. Kemudian
komponen angka ini akan dinyatakan dengan persentase.
Dengan cara ini kita bisa mendapatkan informasi mengenai proporsi sebuah
komponen atau subkelompok komponen laporan keuangan.Analisis ini sangat
bermanfaat dalam memahami struktur laporan keuangan. Untuk neraca, kita bisa
mendapatkan informasi mengenai struktur pendanaan yang digunakan oleh
perusahaan dan komposisi aktiva (sumber daya) yang dimiliki dan digunakan
oleh perusahaan. Untuk laporan laba rugi, kita bisa mendapatkan informasi
mengenai komposisi pendapatan dan beban.Lebih lanjut, analisis ini akan
bermanfaat untuk melakukan perbandingan antara perusahaan. Kelemahannya
adalah analisis ini tidak bisa memperlihatkan ukuran relatif dari perusahaan yang
diperbandingkan.
Contoh dari analisis common analysis :
Laporan Laba Rugi
PT ABC
Untuk periode yang berakhir 31 Des X1
(dengan pembanding periode yang berakhir 31 Des X0)
(dalam jutaan rupiah)
Common Analysis
XI X0 X1 X0
Penjualan Bersih 79,776 73,806 100.000% 100.00%
Harga Pokok Penjualan 54,492 50,590 68,31% 68,54%
Laba Kotor 25,284 23,216 31,69% 31,46%
Beban Penjualan dan Administrasi 17,766 16,380 22,27% 22,19%
Beban Depresiasi 2,158 1,880 2,71% 2,55%
Beban Bunga 928 850 1,16% 1,15%
Laba Sebelum Pajak 4,432 4,106 5,56% 5,56%
Pajak Penghasilan 1,696 1,578 2,13% 2,14%
Laba bersih 2,736 2,528 3,43% 3,43%