untuk
Pengadaan
2
BAB I. UMUM
A. Dokumen Pemilihan ini disusun untuk membantu peserta dalam menyiapkan Dokumen Penawaran.
B. Metode Pemilihan, Metode evaluasi penawaran, Metode penyampaian dokumen penawaran, Metode
Kualifikasi dan jenis Kontrak yang digunakan adalah Pengadaan Langsung, Sistem Harga
Terendah , Satu File , Pascakualifikasi, Kontrak Lumsum.
C. Dalam hal terdapat pertentangan ketentuan yang tertulis pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan
Instruksi Kepada Peserta (IKP), maka yang digunakan adalah ketentuan pada Lembar data
Pemilihan (LDP).
D. Dalam dokumen ini dipergunakan pengertian, istilah, dan singkatan sebagai berikut:
- Kontrak Lumsum : adalah kontrak dengan ruang lingkup pekerjaan dan jumlah harga
yang pasti dan tetap dalam batas waktu tertentu, dengan semua
risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia, berorientasi
kepada keluaran, dan pembayaran didasarkan pada tahapan
produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan Kontrak.
- Harga Evaluasi Akhir : yang selanjutnya disingkat HEA adalah merupakan penyesuaian
(HEA) atau normalisasi harga terhadap harga penawaran dalam proses
pengadaan dimana unsur preferensi harga telah diperhitungkan
berdasarkan capaian TKDN dan status perusahaan.
- Kerja Sama Operasi : yang selanjutnya disingkat KSO adalah kerja sama usaha antar
(KSO) penyedia yang masing-masing pihak mempunyai hak, kewajiban
dan tanggung jawab yang jelas berdasarkan perjanjian tertulis.
- Lembar Data : yang selanjutnya disingkat LDP adalah Lembar Data Pemilihan
Pemilihan (LDP) yang memuat ketentuan dan informasi yang spesifik sesuai
dengan jenis pekerjaan antara lain meliputi penyiapan,
penyampaian, pembukaan, kriteria dan tata cara penilaian
Dokumen Penawaran, pengumuman pemenang, sanggahan,
dan sanggahan banding.
- Lembar Data : yang selanjutnya disingkat LDK adalah Lembar Data Kualifikasi
Kualifikasi (LDK) yang memuat ketentuan dan informasi yang spesifik sesuai
dengan kualifikasi yang diperlukan.
3
- Pejabat Pengadaan : yang selanjutnya disingkat PPBJ adalah Pejabat Pengadaan
Barang/Jasa di Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah yang
ditunjuk.
- Pejabat Pembuat : yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang diberi
Komitmen (PPK) kewenangan oleh PA/ KPA untuk mengambil keputusan dan/atau
melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran
anggaran belanja negara/ anggaran belanja daerah.
- Pelaku Usaha : adalah setiap orang perorangan atau badan usaha, baik yang
berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang
didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam
wilayah hukum negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun
bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan
usaha dalam berbagai bidang ekonomi.
- Aparat Pengawasan : adalah aparat yang melakukan pengawasan melalui audit, reviu,
Intern Pemerintah pemantauan, evaluasi, dan kegiatan pengawasan lain terhadap
(APIP) penyelenggaraan tugas dan fungsi Pemerintah.
- Daftar Kuantitas dan : adalah daftar kuantitas/keluaran yang telah diisi harga satuan
Harga/Daftar kuantitas/keluaran dan jumlah biaya keseluruhannya yang
Keluaran dan Harga merupakan bagian dari penawaran.
- Mata Pembayaran : adalah mata pembayaran yang pokok dan penting yang nilai
Utama bobot kumulatifnya minimal 80% (delapan puluh per seratus) dari
seluruh nilai pekerjaan, dihitung mulai dari mata pembayaran
yang nilai bobotnya terbesar.
- Harga Satuan : yang selanjutnya disingkat HSP adalah harga satu jenis
Pekerjaan (HSP) pekerjaan tertentu per satu satuan tertentu.
- Harga Satuan Dasar : yang selanjutnya disingkat HSD adalah harga satuan komponen
(HSD) dari harga satuan pekerjaan (HSP) per satu satuan tertentu,
misalnya:
a. Upah tenaga kerja (per jam, per hari);
b. Bahan (per m, per m2, per m3, per kg, per ton);
c. Peralatan (per jam, per hari).
- Personel Manajerial : adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang ditempatkan sesuai
penugasan pada organisasi pelaksanaan pekerjaan.
- Bagian Pekerjaan : adalah bagian pekerjaan bukan pekerjaan utama atau pekerjaan
yang spesialis yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam
disubkontrakkan Dokumen Pemilihan, yang pelaksanaannya diserahkan kepada
penyedia barang/jasa dan disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen.
- Harga Terendah : adalah metode evaluasi dalam hal harga menjadi dasar
penetapan pemenang di antara penawaran yang memenuhi
persyaratan administrasi, teknis, dan kualifikasi.
- User ID : Nama atau pengenal unik sebagai identitas diri dari pengguna
yang digunakan untuk beroperasi di dalam Aplikasi SPSE.
- Formulir Isian : Formulir isian elektronik pada aplikasi SPSE yang digunakan
Elektronik Data peserta untuk menginputkan dan mengirimkan data kualifikasi.
Kualifikasi
5
BAB II. UNDANGAN PENGADAAN LANGSUNG DENGAN PASCAKUALIFIKASI
Undangan Pengadaan langsung tercantum pada aplikasi SPSE dan dapat ditambahkan di situs
web Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah, papan pengumuman resmi untuk masyarakat,
surat kabar, dan/atau media lainnya
6
BAB III. INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)
A. UMUM
1. Identitas Pejabat 1.1. Identitas Pejabat Pengadaan sebagaimana tercantum dalam LDP.
Pengadaan dan
Lingkup 1.2. Nama paket, lingkup pekerjaan, dan lokasi pekerjaan sebagaimana
Pekerjaan tercantum dalam LDP.
2. Sumber Dana Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan sebagaimana tercantum
dalam LDP.
3.2. Peserta pada paket pekerjaan konstruksi dengan nilai HPS sampai
dengan Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) disyaratkan hanya
untuk pelaksana konstruksi dengan kualifikasi Usaha Kecil..
3.3. Pengadaan Langsung gagal karena tidak ada penyedia jasa dengan
kualifikasi Usaha Kecil yang mendaftar atau memasukan
penawaran.
4. Pelanggaran 4.1. Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini berkewajiban
terhadap Aturan untuk mematuhi aturan pengadaan dengan tidak melakukan
Pengadaan tindakan sebagai berikut:
a. menyampaikan dokumen atau keterangan palsu/tidak benar
untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Dokumen
Pemilihan;
b. terindikasi melakukan persekongkolan dengan peserta lain
untuk mengatur harga penawaran;
c. terindikasi melakukan KKN dalam pemilihan Penyedia; atau
d. mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat diterima
oleh Pejabat Pengadaan Pemilihan.
4.4. Pengenaan Sanksi Daftar Hitam oleh PA/KPA atas usulan Pejabat
Pengadaan.
5. Larangan 5.1. Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan perannya,
Pertentangan menghindari dan mencegah pertentangan kepentingan para pihak
Kepentingan yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung.
7
a. Direksi, Dewan Komisaris, atau tenaga tetap suatu Badan
Usaha merangkap sebagai Direksi, Dewan Komisaris, atau
tenaga tetap pada Badan Usaha lain yang mengikuti
Pengadaan Langsung yang sama;
b. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai konsultan
perancang/pengawas bertindak sebagai pelaksana Pekerjaan
Konstruksi yang didesain/diawasinya;
c. PPK/Pejabat Pengadaan Langsung baik langsung maupun tidak
langsung mengendalikan atau menjalankan badan usaha
peserta;
d. Beberapa badan usaha yang mengikuti Pengadaan Langsung
yang sama, dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung
oleh pihak yang sama, dan/atau kepemilikan sahamnya lebih
dari 50% (lima puluh persen) dikuasai oleh pemegang saham
yang sama.
6. Peserta 6.1. Perbuatan atau tindakan peserta pemilihan yang dikenakan sanksi dalam
Pemilihan/Peme pelaksanaan pemilihan Penyedia adalah:
nang Pemilihan/ a. peserta pemilihan menyampaikan dokumen atau keterangan
Penyedia Yang palsu/tidak benar untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan
Dikenakan dalam Dokumen Pemilihan;
Sanksi. b. peserta pemilihan terindikasi melakukan persekongkolan dengan
peserta lain untuk mengatur harga penawaran.
Indikasi persekongkolan antar peserta memenuhi sekurang-
kurangnya 2 (dua) indikasi di bawah ini:
1) kesamaan dalam Dokumen Penawaran, antara lain pada: metode
kerja, bahan, alat, analisa pendekatan teknis, koefisien, harga
satuan dasar upah, bahan dan alat, harga satuan pekerjaan,
dan/atau spesifikasi teknis/barang yang ditawarkan
(merk/tipe/jenis) dan/atau dukungan teknis;
2) para peserta yang terindikasi persekongkolan memasukkan
penawaran dengan nilai penawaran mendekati HPS dan/atau
hampir sama;
3) adanya keikutsertaan beberapa Penyedia Barang/Jasa yang
berada dalam 1 (satu) kendali;
4) adanya kesamaan/kesalahan isi Dokumen Penawaran, antara
lain kesamaan/kesalahan pengetikan, susunan, dan format
penulisan; dan/atau
c. peserta pemilihan terindikasi melakukan Korupsi, Kolusi, dan/atau
Nepotisme (KKN) dalam pemilihan Penyedia;
d. peserta pemilihan yang mengundurkan diri dengan alasan yang
tidak dapat diterima Pejabat Pengadaan;
6.2. pemenang Pemilihan yang telah menerima Surat Penunjukan Penyedia
Barang Jasa (SPPBJ) mengundurkan diri sebelum penandatanganan
Kontrak dengan alasan yang tidak dapat diterima oleh PPK;
6.3. Perbuatan atau tindakan Penyedia yang dikenakan sanksi adalah:
a. Penyedia yang tidak melaksanakan kontrak, tidak menyelesaikan
pekerjaan, atau dilakukan pemutusan kontrak secara sepihak oleh
PPK yang disebabkan oleh kesalahan Penyedia Barang/Jasa; atau
b. Penyedia tidak melaksanakan kewajiban dalam masa pemeliharaan
sebagaimana mestinya.
c. menyebabkan kegagalan bangunan;
d. menyerahkan Jaminan yang tidak dapat dicairkan;
e. melakukan kesalahan dalam perhitungan volume hasil pekerjaan
berdasarkan hasil audit;
f. menyerahkan barang/jasa yang kualitasnya tidak sesuai dengan
Kontrak berdasarkan hasil audit; atau
g. terlambat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan Kontrak
8
6.4. Perbuatan atau tindakan sebagaimana dimaksud pada angka (6.1),
angka (6.2), dan angka (6.3) dikenakan:
a. sanksi digugurkan dalam pemilihan;
b. sanksi pencairan jaminan;
c. sanksi Daftar Hitarn;
d. sanksi ganti kerugian; dan/atau
e. sanksi denda.
9
c. volume produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi
kebutuhan.
9. Satu Penawaran 9.1. Setiap peserta, hanya boleh memasukkan satu penawaran untuk
Tiap Peserta satu paket pekerjaan.
B. DOKUMEN PEMILIHAN
10. Isi Dokumen 10.1. Dokumen Pemilihan terdiri atas Dokumen Pengadaan Langsung
Pemilihan dan Dokumen Kualifikasi.
10
lumsum) bukan merupakan bagian dari Dokumen
Kontrak.
f. Rancangan Kontrak (sudah dilengkapi isiannya oleh PPK):
1) Surat Perjanjian;
2) Syarat-Syarat Umum Kontrak;
3) Syarat-Syarat Khusus Kontrak.
g. Spesifikasi Teknis dan/atau Gambar;
h. Contoh Bentuk Dokumen Lain:
1) SPPBJ;
2) SPMK;
3) Jaminan Pelaksanaan;
4) Jaminan Pemeliharaan;
5) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN (apabila diberikan
preferensi harga);
i. Petunjuk evaluasi kewajaran harga
11. Bahasa Dokumen Pemilihan beserta seluruh korespondensi tertulis dalam proses
Dokumen pemilihan menggunakan Bahasa Indonesia.
Pemilihan
12. Pemberian 12.1. Pemberian penjelasan dilakukan secara online melalui aplikasi
Penjelasan SPSE sesuai jadwal dalam aplikasi SPSE.
12.8. Dalam hal waktu tahap penjelasan telah berakhir, peserta tidak
dapat mengajukan pertanyaan namun Pejabat Pengadaan masih
mempunyai tambahan waktu untuk menjawab pertanyaan yang
masuk pada akhir jadwal.
11
12.9. Kumpulan tanya jawab pada saat pemberian penjelasan dalam
aplikasi SPSE merupakan Berita Acara Pemberian Penjelasan
(BAPP).
13. Perubahan 13.1. Apabila pada saat pemberian penjelasan terdapat hal-hal/ketentuan
Dokumen baru atau perubahan penting yang perlu ditampung, maka Pejabat
Pemilihan Pengadaan menuangkan ke dalam Adendum Dokumen Pemilihan
yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Dokumen Pemilihan.
15. Biaya dalam 15.1. Peserta menanggung semua biaya dalam penyiapan dan
Penyiapan penyampaian penawaran dan kualifikasi.
Dokumen
15.2. Pejabat Pengadaan tidak bertanggung jawab atas kerugian apapun
yang ditanggung oleh peserta.
12
16. Bahasa 16.1. Semua Dokumen Penawaran dan Kualifikasi harus menggunakan
Dokumen Bahasa Indonesia.
18. Harga 18.1. Total Harga penawaran ditulis dalam angka dan huruf.
Penawaran
18.2. Peserta:
a. Untuk bagian pekerjaan harga satuan, mencantumkan harga
satuan dan harga total untuk tiap mata pembayaran/pekerjaan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
b. Untuk bagian pekerjaan lumsum, mencantumkan harga
keluaran/output dan harga total untuk setiap keluaran/output
pekerjaan dalam Daftar Keluaran dan Harga.
c. Total harga penawaran adalah penjumlahan harga dari bagian
pekerjaan harga satuan dan bagian pekerjaan lumsum.
13
sementara, transportasi, konsumsi, keamanan, kontrol kualitas dan
pengujian, serta semua pajak, bea, retribusi, tenaga kerja,
praktik/magang, dan pungutan lain yang sah serta yang harus
dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket Pekerjaan
Konstruksi ini telah diperhitungkan dalam total harga penawaran.
19. Mata Uang 19.1. Semua harga dalam penawaran harus dalam bentuk mata uang
Penawaran dan sebagaimana tercantum dalam LDP.
Cara
Pembayaran 19.2. Pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan dilakukan sesuai dengan
cara sebagaimana tercantum dalam LDP dan diuraikan dalam
Syarat-Syarat Umum Kontrak/Syarat-Syarat Khusus Kontrak.
20. Masa Berlaku 20.1. Masa berlaku penawaran sesuai dengan ketentuan sebagaimana
Penawaran dan tercantum dalam LDP.
Jangka Waktu
Pelaksanaan 20.2. Apabila evaluasi penawaran belum selesai dilaksanakan, sebelum
akhir masa berlakunya penawaran, Pejabat Pengadaan meminta
kepada seluruh peserta secara tertulis untuk memperpanjang masa
berlakunya surat penawaran dan/atau Jaminan Penawaran dalam
jangka waktu tertentu dan diperhitungkan paling kurang sampai
perkiraan tanggal penandatanganan kontrak.
21. Pengisian Data 21.1. Peserta berkewajiban untuk mengisi formulir isian elektronik data
Kualifikasi kualifikasi dalam aplikasi SPSE atau mengisi data penyedia pada
aplikasi Sistem Informasi Kinerja Penyedia (SIKaP).
14
21.2. Peserta menyampaikan Data Kualifikasi melalui aplikasi SPSE
kepada Pejabat Pengadaan sesuai jadwal yang telah ditetapkan
pada aplikasi SPSE, dengan ketentuan:
a. Dalam hal peserta tunggal/sendiri, disampaikan melalui isian
elektronik kualifikasi yang tersedia pada aplikasi SPSE;
21.3. Jika formulir isian elektronik kualifikasi yang tersedia pada aplikasi
SPSE belum mengakomodir data kualifikasi yang disyaratkan
Pejabat Pengadaan, maka data kualifikasi tersebut diunggah
(upload) pada fasilitas yang tersedia pada aplikasi SPSE
22. Pakta Integritas 22.1. Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan
kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN), serta akan mengikuti proses
pemilihan secara bersih, transparan, dan profesional.
15
23. Jaminan 23.1. Tidak dipersyaratkan
Penawaran Asli
17
26.4. Dalam hal setelah batas akhir pemasukan penawaran tidak ada
peserta yang memasukkan penawaran, Pejabat Pengadaan dapat
memperpanjang batas akhir jadwal pemasukan penawaran.
27. Dokumen Aplikasi SPSE menolak setiap Dokumen Penawaran yang dikirimkan setelah
Penawaran batas akhir waktu pemasukan penawaran.
Terlambat
28. Pembukaan 28.1. Jadwal pembukaan penawaran sebagaimana tercantum dalam LDP.
Penawaran
28.2. Pada tahap pembukaan penawaran, Pejabat Pengadaan mengunduh
(download) dan melakukan dekripsi Dokumen Penawaran dengan
menggunakan sistem pengaman dokumen sesuai waktu yang telah
ditetapkan.
29. Evaluasi 29.1. Evaluasi penawaran dilakukan dengan sistem harga terendah.
Dokumen
Penawaran 29.2. Pejabat Pengadaan melakukan evaluasi Dokumen Penawaran
berdasarkan data yang diunggah (upload) dalam aplikasi SPSE,
dikecualikan untuk evaluasi Jaminan Penawaran dilakukan
berdasarkan dokumen Jaminan Penawaran asli yang disampaikan.
18
1) Koreksi aritmatik dilakukan tanpa mengubah nilai total harga
penawaran untuk bagian pekerjaan Lumsum, dengan
menyesuaikan keluaran (output) pekerjaan yang tercantum
dalam Daftar Keluaran dan Harga dengan yang tercantum
dalam Dokumen Pemilihan;
2) Koreksi aritmatik untuk penawaran yang tidak melampirkan
Daftar Keluaran dan Harga, maka keluaran (output)
pekerjaan yang ditawarkan ditetapkan sama dengan yang
tercantum dalam Dokumen Pemilihan tanpa mengubah nilai
total penawaran untuk bagian pekerjaan Lumsum;
3) Perbedaan angka dan huruf harga penawaran:
a) apabila ada perbedaan antara penulisan nilai harga
penawaran antara angka dan huruf maka nilai yang
diakui adalah nilai dalam tulisan huruf;
b) apabila penawaran dalam angka tertulis dengan jelas
sedangkan dalam huruf tidak jelas dan/atau tidak
bermakna dan/atau salah, maka nilai yang diakui adalah
nilai dalam tulisan angka; atau
c) apabila penawaran dalam angka dan huruf tidak jelas
dan/atau tidak bermakna dan/atau salah, maka
penawaran dinyatakan gugur.
29.5. Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah nilai total harga penawaran
sehingga urutan peringkat dapat menjadi lebih tinggi atau lebih
rendah dari urutan peringkat semula.
29.6. Penawaran setelah koreksi aritmatik yang melebihi nilai total HPS
dinyatakan gugur.
29.7. Apabila semua harga penawaran setelah koreksi aritmatik di atas nilai
total HPS, Pengadaan Langsung dinyatakan gagal.
29.9. Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat kurang dari 3 (tiga) penawar
yang menawar di bawah dari nilai total HPS maka proses Pengadaan
Langsung tetap dilanjutkan dengan melakukan evaluasi penawaran.
19
b. Pejabat Pengadaan dan/atau peserta dilarang menambah,
mengurangi, mengganti, dan/atau mengubah isi Dokumen
Penawaran;
c. Penawaran yang memenuhi syarat adalah penawaran yang
sesuai dengan ketentuan, syarat-syarat, dan spesifikasi teknis
yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan ini, tanpa ada
penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran
bersyarat;
d. Penyimpangan yang bersifat penting/pokok atau penawaran
bersyarat adalah:
1) Penyimpangan Dokumen Penawaran dari Dokumen
Pemilihan yang mempengaruhi lingkup, kualitas dan
hasil/kinerja pekerjaan; dan/atau
2) Penawaran dari peserta dengan persyaratan tambahan
diluar ketentuan dan syarat-syarat yang akan
menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan/atau tidak
adil.
e. Pejabat Pengadaan dilarang menggugurkan penawaran
dengan alasan:
1) Peserta tidak aktif/tidak membuka SPSE dan/atau tidak
bertanya pada saat pemberian penjelasan; dan/atau
2) kesalahan yang tidak substansial, adalah kesalahan-
kesalahan yang tidak mempengaruhi hasil evaluasi.
f. Para pihak dilarang mempengaruhi atau melakukan intervensi
kepada Pejabat Pengadaan selama proses evaluasi;
g. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti adanya persaingan
usaha yang tidak sehat dan/atau terjadi pengaturan bersama
(indikasi kolusi/persekongkolan) antara peserta, Pejabat
Pengadaan, , PPK dan/atau pihak lain yang terlibat, dengan
tujuan untuk memenangkan salah satu peserta, maka:
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon pemenang dan
peserta lain yang terlibat dikenakan sanksi dalam Daftar
Hitam;
2) anggota Pejabat Pengadaan, PPK dan/atau pihak lain
yang terlibat persekongkolan dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
3) proses evaluasi tetap dilanjutkan dengan menetapkan
peserta lainnya yang tidak terlibat (apabila ada); dan
4) apabila tidak ada peserta lain sebagaimana dimaksud
pada angka 3), maka Pengadaan Langsung dinyatakan
gagal.
20
b) jangka waktu berlakunya Surat Penawaran tidak kurang
dari waktu sebagaimana tercantum dalam LDP, dengan
ketentuan:
i. apabila ada perbedaan penulisan antara angka dan
huruf maka jangka waktu yang diakui adalah tulisan
huruf;
ii. apabila yang tertulis dalam angka jelas sedangkan
nilai dalam huruf tidak jelas/tidak bermakna/salah,
maka jangka waktu yang diakui adalah yang tertulis
dalam angka; atau
iii. apabila yang tertulis dalam angka dan dalam huruf
tidak jelas/tidak bermakna/salah, maka penawaran
dinyatakan gugur.
c) Dalam hal terdapat kesalahan pengetikan dalam
penulisan nama Pejabat Pengadaan dan/atau nama
paket, maka tidak dapat dinyatakan gugur; dan
d) Dalam hal terdapat kesalahan tanggal, maka apabila
kesalahan tersebut tidak menyebabkan masa berlaku
surat penawaran menjadi kurang dari waktu
sebagaimana tercantum dalam LDP maka tidak dapat
dinyatakan gugur.
3) surat kuasa
a) Harus ditandatangani direktur utama / pimpinan
perusahaan;
b) Nama penerima kuasa tercantum dalam akte
pendirian/anggaran dasar;
21
(1) Yang dimaksud dengan peralatan utama adalah
peralatan yang mendukung langsung dan sesuai
kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaan
pekerjaan utama (major item);
(2) Jenis, kapasitas, dan jumlah yang disediakan
untuk pelaksanaan pekerjaan;
(3) Kepemilikan peralatan utama adalah milik sendiri,
sewa beli, dan/atau milik pihak lain dengan
perjanjian Sewa bersyarat (bukan surat
dukungan).
(4) Evaluasi terhadap peralatan utama yang
bersumber dari:
(a) Milik sendiri, dilakukan terhadap bukti
kepemilikan peralatan (contoh STNK, BPKB,
invoice harus sesuai dengan dokumen
identitas perusahaan seperti (informasi pada
akta pendirian/perubahan);
(b) Sewa Beli, dilakukan terhadap bukti
pembayaran Sewa Beli (contoh invoice uang
muka, angsuran);
(c) Sewa (contoh Surat Perjanjian Sewa beserta
bukti kepemilikan peralatan dari yang
menyewakan).
(5) Dalam hal jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah
peralatan minimal yang ditawarkan berbeda
dengan yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan, maka Pejabat Pengadaan akan
membandingkan produktivitas alat tersebut
berdasarkan metode pelaksanaan pekerjaan yang
ditawarkan. Apabila perbedaan peralatan
menyebabkan metode tidak dapat dilaksanakan
atau produktivitas yang diinginkan tidak tercapai
sesuai dengan target serta waktu yang
dibutuhkan, maka dinyatakan tidak memenuhi
persyaratan dan dapat digugurkan pada tahap
evaluasi teknis.
(6) Jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah yang
disediakan untuk pelaksanaan pekerjaan
menggunakan data peralatan yang tercantum
pada isian kualifikasi;
22
f. apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal yang kurang jelas
atau meragukan, Pejabat Pengadaan melakukan klarifikasi dengan
peserta. Hasil klarifikasi dapat menggugurkan penawaran;
g. peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis dilanjutkan ke tahap
evaluasi harga;
h. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah setelah koreksi aritmatik
ada yang tidak memenuhi persyaratan teknis, Pejabat Pengadaan
dapat melakukan evaluasi penawaran terhadap penawar terendah
berikutnya (apabila ada);
i. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang lulus evaluasi
teknis, maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi harga;
j. apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi teknis maka
pelelangan dinyatakan gagal.
k. Pejabat Pengadaan memasukkan hasil evaluasi teknis pada
aplikasi SPSE, termasuk alasan ketidaklulusan peserta dalam
evaluasi teknis.
23
Satuan Pekerjaan (untuk bagian pekerjaan harga
satuan)
b) Rincian Keluaran dan Harga (untuk bagian pekerjaan
lumsum) dan Analisa Harga Satuan Pekerjaan (untuk
bagian pekerjaan harga satuan) hanya digunakan
untuk evaluasi kewajaran harga penawaran dan tidak
dapat digunakan sebagai dasar pengukuran dan
pembayaran pekerjaan;
c) Meneliti dan menilai kewajaran harga satuan dasar
meliputi harga upah, bahan, dan peralatan dari harga
satuan penawaran sekurang-kurangnya pada setiap
mata pembayaran utama;
d) Meneliti dan menilai kewajaran kuantitas/koefisien dari
unsur upah, bahan, dan peralatan dalam Analisa Harga
Satuan sekurang-kurangnya pada setiap pekerjaan
utama;
e) Hasil penelitian butir c) dan butir d) digunakan untuk
menghitung kewajaran harga tanpa memperhitungkan
keuntungan yang ditawarkan;
f) Harga dalam Analisa Harga Satuan Pekerjaan dan
Rincian Keluaran dan Harga yang dinilai wajar dan
dapat dipertanggungjawabkan digunakan untuk
menghitung total harga penawaran;
g) Total harga sebagaimana dimaksud pada huruf f)
dihitung berdasarkan:
(1) volume yang ada dalam Daftar Kuantitas dan
Harga; serta
(2) keluaran (output) yang ada dalam Daftar Keluaran
dan Harga.
h) Apabila total harga lebih kecil dari hasil evaluasi
sebagaimana huruf g) tersebut, maka harga
penawaran dinyatakan tidak wajar dan gugur harga;
i) Apabila total harga penawaran lebih besar dari hasil
evaluasi sebagaimana huruf g) tersebut, maka harga
penawaran dinyatakan wajar;
j) Apabila peserta tersebut ditunjuk sebagai pemenang
Pengadaan Langsung, harus bersedia untuk
menaikkan Jaminan Pelaksanaan menjadi 5% (lima
perseratus) dari nilai total HPS; dan
k) Apabila peserta yang bersangkutan tidak bersedia
menaikkan nilai Jaminan Pelaksanaan menjadi
sebesar 5% (lima perseratus) HPS, penawarannya
digugurkan serta dikenakan sanksi Daftar Hitam.
24
Ketentuan dan tata cara penghitungan TKDN merujuk pada
ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri yang membidangi
urusan perindustrian dengan tetap berpedoman pada tata
nilai Pengadaan Barang/Jasa.
3) Rumus penghitungan sebagai berikut:
𝐻𝐸𝐴 = (1 − 𝐾𝑃)𝑥 𝐻𝑃
25
k. Apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi harga maka
Pengadaan Langsung dinyatakan gagal.
30.2. Data kualifikasi pada form elektronik isian kualifikasi dalam aplikasi
SPSE atau pada fasilitas upload data kualifikasi lainnya merupakan
bagian yang saling melengkapi.
30.3. Dalam hal dijumpai perbedaan mengenai isian data kualifikasi dengan
data yang diunggah (upload), maka data yang dianggap benar adalah
data yang terdapat dalam isian kualifikasi form elektronik SPSE.
30.7. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka
dilakukan klarifikasi secara tertulis namun tidak boleh mengubah
substansi formulir isian kualifikasi.
31. Pembuktian 31.1. Pembuktian kualifikasi dilakukan terhadap peserta yang memenuhi
Kualifikasi persyaratan kualifikasi.
26
31.5. Pembuktian kualifikasi dilakukan diluar aplikasi SPSE (offline) dengan
memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk kehadiran penyedia
dan penyiapan dokumen yang akan dibuktikan.
31.7. Dalam hal peserta tidak hadir karena tidak dapat mengakses data
kontak (misal akun email atau no telepon), tidak dapat
dibuka/dihubungi, tidak sempat mengakses atau alasan teknis
apapun dari sisi peserta, maka risiko sepenuhnya ada pada peserta.
31.8. Wakil peserta yang hadir pada saat pembuktian kualifikasi adalah:
a. Direksi yang namanya ada dalam akta pendirian/perubahan atau
pihak yang sah menurut akta pendirian/perubahan;
b. Penerima kuasa dari direksi yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian/perubahan;
c. Pihak lain yang bukan direksi dapat menghadiri pembuktian
kualifikasi selama berstatus sebagai tenaga kerja tetap (yang
dibuktikan dengan bukti setor pajak PPh Pasal 21 Form 1721 atau
Form 1721-A1) dan memperoleh kuasa dari Direksi yang
namanya ada dalam akta pendirian/perubahan atau pihak yang
sah menurut akta pendirian/perubahan;
d. Kepala Cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat
yang dibuktikan dengan dokumen otentik; atau
31.13. Dalam hal tidak ada peserta yang lulus pembuktian kualifikasi, maka
Pengadaan Langsung dinyatakan gagal.
32. Penawaran 32.1. Dalam hal hanya terdapat 2 (dua) penawar yang dinyatakan lulus
Harga Secara administrasi, teknis, dan kualifikasi, peserta dapat diberikan
Berulang (e- kesempatan untuk berkompetisi kembali dengan cara menyampaikan
reverse penawaran harga lebih dari 1 (satu) kali dan bersifat lebih rendah dari
auction) penawaran sebelumnya.
27
32.2. Pejabat Pengadaan mengundang peserta melakukan e-reverse
auction dengan mencantumkan waktu pelaksanaan untuk peserta
menyampaikan penawaran berulang dalam kurun waktu yang telah
ditetapkan.
33. Klarifikasi dan 33.1. Dalam hal hanya 1 (satu) peserta yang memenuhi persyaratan
Negosiasi administrasi, teknis, dan kualifikasi, dilakukan klarifikasi dan negosiasi
Teknis dan teknis dan harga.
Harga
33.2. Hal yang diklarifikasi adalah metode pelaksanaan pekerjaan yang
dapat mempengaruhi harga untuk dilakukan negosiasi.
33.3. Hasil klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga dituangkan dalam
berita acara klarifikasi dan negosiasi teknis dan harga.
F. PENETAPAN PEMENANG
34. Penetapan 34.1. Pejabat Pengadaan menetapkan pemenang apabila isian yang
Pemenang disampaikan peserta pada formulir isian kualifikasi benar dan masih
berlaku/valid.
28
d. Menawarkan personel yang sama pada lebih dari 1 (satu) paket
pekerjaan, maka hanya dapat ditetapkan sebagai pemenang pada
1 (satu) paket pekerjaan setelah dilakukan klarifikasi untuk
menentukan personil tersebut akan ditempatkan, sedangkan untuk
paket pekerjaan lainnya dinyatakan personel tidak ada dan
dinyatakan gugur;
e. Ketentuan pada huruf d hanya dapat ditetapkan sebagai
pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan konstruksi, kecuali:
1) Personel yang diusulkan penugasannya sebagai Kepala
Proyek/ General Superintendent (GS);
2) Jadwal penugasan personel tidak tumpang tindih (overlap)
dengan kegiatan lain berdasarkan jadwal pelaksanaan
pekerjaan atau jadwal penugasan;
3) Terdapat personel cadangan yang diusulkan dalam Dokumen
Penawaran yang memenuhi syarat.
f. Menawarkan personel yang sedang bekerja di paket lain, maka
pada saat akan ditetapkan sebagai pemenang dipastikan sudah
tidak terikat pada paket lain.
34.6. Dalam hal peserta yang lulus evaluasi penawaran dan evaluasi
kualifikasi tidak bersedia memperpanjang surat penawaran dianggap
mengundurkan diri dan tidak dikenakan sanksi.
35. Pengumuman 35.1 Pejabat Pengadaan mengumumkan pemenang, melalui aplikasi SPSE.
Pemenang
36. Pengadaan 36.1 Pejabat Pengadaan menyatakan Pengadaan Langsung gagal, apabila:
Langsung a. terdapat kesalahan yang substansial dalam proses evaluasi;
Gagal b. tidak ada peserta yang menyampaikan Dokumen Penawaran
setelah ada pemberian waktu perpanjangan;
c. tidak ada peserta yang lulus evaluasi penawaran;
d. dalam Dokumen Pemilihan ditemukan kesalahan atau Dokumen
Pemilihan tidak sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan
Perundang-undangan terkait Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
29
e. seluruh peserta terlibat Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN);
f. seluruh peserta terlibat persaingan usaha tidak sehat;
g. seluruh penawaran harga terkoreksi di atas HPS; atau
h. calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2, setelah
dilakukan evaluasi dengan sengaja tidak hadir dalam klarifikasi
dan/atau pembuktian kualifikasi.
37. Tindak Lanjut 37.1 Setelah pengumuman adanya Pengadaan Langsung gagal, Pejabat
Pengadaan Pengadaan atau Pejabat Pengadaan pengganti (apabila diganti)
Langsung meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya Pengadaan Langsung
Gagal gagal, menentukan pilihan langkah selanjutnya, yaitu antara lain
melakukan:
a. evaluasi ulang terhadap Dokumen Penawaran yang telah masuk;
b. penyampaian ulang Dokumen Penawaran hanya untuk peserta
yang memasukkan penawaran;
c. Pengadaan Langsung ulang; atau
d. penghentian proses Pengadaan Langsung.
37.6 Dalam hal Pengadaan Langsung ulang yang disebabkan oleh KKN
yang melibatkan Pejabat Pengadaan/PPK, Pengadaan Langsung ulang
dilakukan oleh Pejabat Pengadaan/PPK yang baru.
30
a. persetujuan PA/KPA;
b. kebutuhan tidak dapat ditunda; dan
c. tidak cukup waktu untuk melaksanakan Pengadaan Langsung.
H. PENUNJUKAN PEMENANG
38. Penunjukan 38.1 Pejabat Pengadaan menyampaikan Berita Acara Hasil Pemilihan
Penyedia (BAHP) kepada Pejabat Pembuat Komitmen dengan tembusan
Barang/Jasa kepada Kepala UKPBJ sebagai dasar untuk menerbitkan Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).
38.7 SPPBJ diterbitkan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah Pejabat
Pembuat Komitmen menerima Berita Acara Hasil Pemilihan (BAHP).
38.8 Dalam hal DIPA/DPA belum terbit, SPPBJ dapat ditunda diterbitkan
sampai batas waktu penerbitan oleh otoritas yang berwenang.
31
i. menyetujui penolakan Pejabat Pembuat Komitmen, PA/KPA
memerintahkan Pejabat Pengadaan untuk melakukan
evaluasi ulang, pemasukan penawaran ulang atau Pengadaan
Langsung ulang; atau
ii. menyetujui hasil pemilihan penyedia, PA/KPA memerintahkan
Pejabat Pembuat Komitmen untuk menerbitkan SPPBJ paling
lambat 5 (lima) hari kerja.
iii. Putusan PA/KPA bersifat final.
e. Dalam hal PA/KPA yang bertindak sebagai Pejabat Pembuat
Komitmen tidak menyetujui hasil pemilihan penyedia, PA/KPA
menyampaikan penolakan tersebut kepada Pejabat Pengadaan
diserta alasan dan bukti dan memerintahkan Pejabat Pengadaan
untuk melakukan evaluasi ulang, pemasukan penawaran ulang
atau Pengadaan Langsung ulang paling lambat 6 (enam) hari kerja
setelah hasil pemilihan penyedia diterima.
39 BAHP, Berita 39.1 Pejabat Pengadaan Pemilihan menuangkan ke dalam BAHP atau
Acara Lainnya, Berita Acara tambahan lainnya segala hal terkait proses pemilihan
32
dan penyedia secara elektronik yang tidak dapat diakomodir atau
Kerahasiaan difasilitasi aplikasi SPSE.
Proses
39.2 Berita Acara Tambahan lainnya sebagaimana dimaksud pada angka
41.1 diunggah (upload) oleh Pejabat Pengadaan menggunakan menu
upload informasi lainnya pada aplikasi SPSE.
I. PENANDATANGANAN KONTRAK
33
c. Surat Penawaran;
d. Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
e. Syarat-Syarat Umum Kontrak;
f. spesifikasi teknis; dan
g. gambar-gambar.
dengan maksud apabila terjadi pertentangan ketentuan antara bagian
satu dengan bagian yang lain, maka berlaku urutan hierarki hukum.
40.10 Pihak lain yang bukan direktur utama/pimpinan perusahaan atau yang
namanya tidak disebutkan dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar,
dapat menandatangani Kontrak, sepanjang pihak tersebut adalah
pengurus/karyawan perusahaan yang berstatus sebagai tenaga kerja
tetap dan mendapat kuasa atau pendelegasian wewenang yang sah
dari direktur utama/pimpinan perusahaan/ pengurus atau pihak yang
sah berdasarkan Akta Pendirian/Anggaran Dasar untuk
menandatangani Kontrak.
34
BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)
C. SUMBER DANA Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan: Banprov Tahun Anggaran 2019.
E. PENYESUAIAN Penyesuaian harga - [Diberikan/Tidak diberikan] dalam hal tahun jamak yang
HARGA melewati pelaksanaan konstruksi lebih dari 18 (delapan belas) bulan, dan
diberlakukan mulai bulan ke-13 (tiga belas).
G. MASA Masa berlaku penawaran selama 30 (Tiga puluh) hari kalender sejak batas akhir
BERLAKUNYA pemasukan Dokumen Penawaran
PENAWARAN
L. DOKUMEN 1. Dokumen Penawaran yang diminta, sesuai dengan yang terdapat pada IKP.
PENAWARAN
2. Daftar Personil Inti dan Peralatan Utama Minimal yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan adalah daftar yang ada di dalam LDK (Lembar Data
Kualifikasi)
35
3. Pekerjaan utama yang diuraikan dalam metode pelaksanaan pekerjaan:
Metode pelaksanaan disesuaikan dengan Metode Pelaksanaan yang
ditetapkan PPK.
4. Identifikasi bahaya1
No. Jenis/Tipe Identifikasi Jenis
Pekerjaan Bahaya & Resiko K3
1. Pek. Galian • Terjadi insiden berupa pekerja terjatuh
Tanah Pondasi dalam lobang galian sehingga terjadi
Batu Belah luka ringan dan berat
• Terjadi insiden berupa pekerja terkena
peralatan kerja / alat berat sehingga
terjadi luka
• Terjadi Gangguan kesehatan akibat
kondis lingkungan tempat kerja yang
tidak memenuhi syarat
2. Pek. Urugan • Terjadi insiden berupa pekerja terkena
tanah kembali peralatan kerja / alat berat sehingga
terjadi luka
• Terjadi Gangguan kesehatan akibat
kondis lingkungan tempat kerja yang
tidak memenuhi syarat
• Terjadi insiden berupa pekerja
tertimbun material sehingga terjadi
luka ringan dan luka berat
3. Pek. Pondasi • Terjadi insiden berupa pekerja terjatuh
Batu Belah dalam lobang galian sehingga terjadi
luka ringan dan berat
• Pekerja terjepit material batu sehingga
terjadi luka ringan dan berat
• Terjadi insiden berupa kaki pekerja
terkena/kejatuhan material batu
sehingga terjadi luka ringan dan berat
• Terjadi insiden berupa pekerja terkena
peralatan kerja / alat berat sehingga
terjadi luka ringan dan berat
• Terjadi Gangguan kesehatan akibat
pekerja menghirup debu/partikel
semen dalam lubang hidung dalam
paru-paru sehingga terjadi luka ringan
dan berat
• Terjadi Gangguan kesehatan akibat
kondisi lingkungan tempat kerja yang
tidak memenuhi syarat
4. Pek. Siaran, • Terjadi insiden berupa pekerja terkena
Plesteran dan peralatan kerja / alat berat sehingga
Acian terjadi luka ringan dan berat
• Terjadi Gangguan kesehatan akibat
pekerja menghirup debu/partikel
semen dalam lubang hidung dalam
paru-paru sehingga terjadi luka ringan
dan berat
• Terjadi Gangguan kesehatan akibat
kondisi lingkungan tempat kerja yang
tidak memenuhi syarat
5. Pek. Rabat Beton • Terjadi insiden berupa pekerja terkena
1:3:5 peralatan kerja / alat berat sehingga
terjadi luka ringan dan berat
• Terkena alat pengaduk beton sehingga
terjadi luka ringan dan luka berat
• Terjadi gangguan akibat kondisi
tempat kerja tidak memenuhi syarat
• Terjadi Gangguan kesehatan akibat
pekerja menghirup debu/partikel
semen dalam lubang hidung dalam
paru-paru sehingga terjadi luka ringan
dan berat
1
Ditetapkan oleh PPK
36
BAB V. LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)
A. Persyaratan
Kualifikasi 1. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki Izin Usaha Jasa
Konstruksi (IUJK) sesuai SBU yang dipersyaratkan;
9. memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa
pengiriman dengan Surat Keterangan Domisili yang masih berlaku;
11. Memiliki paling kurang 1 (satu) tenaga tetap bersertifikat terampil (SKT)
sesuai dengan klasifikasi SBU yang disyaratkan dengan dibuktikan
dengan bukti setor pajak Pph pasal 1721/1721.A-1/Npwp
1
Personil yang dimaksud adalah personil manajerial (ahli/terampil) pada organisasi pelaksanaan pekerjaan. Untuk
usaha non kecil tidak termasuk tenaga terampil dan/atau personil pendukung, sedangkan untuk usaha kecil cukup
personil pelaksana (tenaga terampil)
37
No. Jenis Kapasitas Jumlah Kepemilikan
(Milik/Sewa
Beli/Sewa)
1. Concrete 0,3 m3 1 unit Milik/sewa
Mixer
2. Pompa 3“ 1 unit Milik/sewa
Air
Catatan :
Daftar Peralatan yang dibutuhkan dengan melampirkan data bukti
kepemilikan atas nama perusahaan atau Pemilik Perusahaan atau
bukti sewa apabila menyewa berupa Surat Perjanjian Sewa.
38
BAB VI. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN
CONTOH
Kepada Yth.:
Pejabat Pengadaan Pekerjaan Tembok Penahan Tanah Longsor Pemukiman Dusun Cempaka Rw 10
Desa Godog Kecamatan Karangpawitan (BANPROV 2019) pada Dinas Perumahan dan Permukiman
Kab. Garut
.
di
Tempat
Perihal : Penawaran Pekerjaan Tembok Penahan Tanah Longsor Pemukiman Dusun Cempaka
Rw 10 Desa Godog Kecamatan Karangpawitan (BANPROV 2019)
Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
Penawaran ini berlaku selama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak batas akhir pemasukan
penawaran.
Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan tunduk
pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan serta Pejabat Pengadaan tidak terikat
untuk menetapkan penawaran terendah sebagai pemenang. Apabila dana dalam dokumen anggaran yang
telah disahkan tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam DPA Dinas Perumahan dan Permukiman
Kab. Garut Tahun Anggaran 2019, maka Pengadaan Barang/Jasa dapat dibatalkan dan kami tidak akan
menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.
PT/CV/Fa/KSO_________________
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
…………………….
Jabatan
39
B. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS
[Cantumkan dan jelaskan sesuai dengan ketentuan dalam IKP dan LDP. Jika diperlukan, keterangan dapat
dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]
40
C. DATA PERALATAN
CONTOH
Merk dan Kepemilikan
No Jenis Lokasi Kapasitas Jumlah
Tipe /status
1 ___ ___ ___ ___ ___ ___
2 ___ ___ ___ ___ ___ ___
dst ___ ___ ___ ___ ___ ___
41
D. BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI (RK3K)
CONTOH
I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN
DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, dan Program K3.
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C. Pengendalian Operasional K3
A. KEBIJAKAN K3
................................................................................................................................................
[diisi oleh penyedia jasa berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3
berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang dilaksanakan secara konsisten]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan konstruksi yang
dilaksanakan.
A.2. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta
peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang
terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.
B. PERENCANAAN K3
Di dalam membuat rencana K3, PPK memberikan identifikasi awal dan penyedia jasa harus
menyampaikan pengendalian risiko pada saat penawaran berdasarkan identifikasi awal tersebut.
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, Dan Program K3.
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, dan Program K3
sesuai dengan format pada Tabel 1.
42
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN
PROGRAM K3
[digunakan untuk usulan penawaran]
43
B.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan sebagai acuan
dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU antara lain sebagai berikut:
a) UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
b) Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3;
c) ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya yang digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU]
C. PENGENDALIAN OPERASIONAL K3
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus mencakup seluruh
upaya pengendalian pada Tabel 1 kolom (5), diantaranya:
1. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai Tabel 1 kolom (5).
2. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi Penanggung Jawab Kegiatan
SMK3.
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Rencana prosedur/petunjuk kerja yang perlu disiapkan
5. Rencana program pelatihan/sosialisasi sesuai pengendalian risiko pada Tabel 1 kolom (5).;
6. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
..........................
Jabatan
44
II. BENTUK RK3K PELAKSANAAN PEKERJAAN
Dibuat oleh penyedia jasa pada saat pelaksanaan kontrak, dibahas dan ditetapkan oleh PPK
pada saat rapat persiapan pelaksanaan.
DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, Penanggung
Jawab
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C.3. Sasaran dan Program K3
D. Pengendalian Operasional K3
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
F. Tinjauan Ulang Kinerja K3
A. KEBIJAKAN K3
[Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan
peraturan perundang-undangan K3 yang dilaksanakan secara konsisten dan harus ditandatangani
oleh manajer proyek/kepala proyek]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan konstruksi yang
dilaksanakan.
A.2. kepala proyek/project manager harus mengesahkan Kebijakan K3
A.3. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta
peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain
yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.
B. ORGANISASI K3
Contoh:
Penanggung Jawab K3
C. PERENCANAAN K3
Penyedia jasa wajib membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian
Risiko K3, dan Penanggung Jawab untuk diserahkan, dibahas, dan disetujui PPK pada saat Rapat
Persiapan Pelaksanaan Kontrak/Pre Construction Meeting (PCM) sesuai lingkup pekerjaan yang
akan dilaksanakan.
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan
Penanggung Jawab
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan
Penanggung Jawab sesuai dengan format pada Tabel 1.
45
46
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN
RISIKO K3, DAN PENANGGUNG JAWAB
1.6 Pengunaan
APD yang
sesuai
Ds
t.
47
Ketentuan Pengisian Tabel 1:
Kolom (1) : Nomor urut uraian pekerjaan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3 yang tertuang di dalam
dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi dengan identifikasi bahaya yang akan timbul dari seluruh item pekerjaan yang
mempunyai risiko K3.
Kolom (4) : Diisi dengan nilai (angka) kekerapan terjadinya kecelakaan.
Kolom (5) : Diisi dengan nilai (angka) keparahan.
Kolom (6) : Perhitungan tingkat risiko K3 adalah nilai kekerapan x keparahan.
Kolom (7) : Penetapan skala prioritas ditetapkan berdasarkan item pekerjaan yang mempunyai
tingkat risiko K3 tinggi, sedang dan kecil, dengan penjelasan: prioritas 1 (risiko tinggi),
prioritas 2 (risiko sedang), dan prioritas 3 (risiko kecil). Apabila tingkat risiko
dinyatakan tinggi, maka item pekerjaan tersebut menjadi prioritas utama (peringkat
1) dalam upaya pengendalian.
Kolom (8) : Diisi bentuk pengendalian risiko K3. Bentuk pengendalian risiko menggunakan hirarki
pengendalian risiko (Eliminasi, Substitusi, Rekayasa, Administrasi, APD), diisi oleh
Penyedia Jasa pada saat penawaran (belum memperhitungkan penilaian risiko dan
skala prioritas.
Keterangan :
1. Eliminasi adalah mendesain ulang pekerjaan atau mengganti material/ bahan
sehingga bahaya dapat dihilangkan atau dieliminasi.
Contoh: seorang pekerja harus menghindari bekerja di ketinggian namun
pekerjaan tetap dilakukan dengan menggunakan alat bantu.
2. Substitusi adalah mengganti dengan metode yang lebih aman dan/ atau material
yang tingkat bahayanya lebih rendah.
Contoh: penggunaan tangga diganti dengan alat angkat mekanik kecil untuk
bekerja di ketinggian.
3. Rekayasa teknik adalah melakukan modifikasi teknologi atau peralatan guna
menghindari terjadinya kecelakaan.
Contoh: menggunakan perlengkapan kerja atau peralatan lainnya untuk
menghindari terjatuh pada saat bekerja di ketinggian .
4. Administrasi adalah pengendalian melalui pelaksanaan prosedur untuk bekerja
secara aman.
Contoh: pengaturan waktu kerja (rotasi tempat kerja) untuk mengurangi
terpaparnya/ tereksposnya pekerja terhadap sumber bahaya, larangan
menggunakan telepon seluler di tempat tertentu, pemasangan rambu-rambu
keselamatan .
5. APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi standard dan harus dipakai oleh
pekerja pada semua pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Contoh: Pemakaian kacamata las dan sarung tangan kulit pada pekerjaan
pengelasan.
Kolom (9) : Diisi penanggung jawab (nama petugas) pengendali risiko K3.
C.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang digunakan sebagai acuan dalam
melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU antara lain sebagai berikut :
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3;
3. ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 lainnya yang digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi Bidang PU]
C.3. Sasaran dan Program K3
C.3.1. Sasaran
1. Sasaran Umum:
Nihil Kecelakaan Kerja yang fatal (Zero Fatal Accidents) pada pekerjaan konstruksi.
2. Sasaran Khusus:
Sasaran khusus adalah sasaran rinci dari setiap pengendalian risiko yang disusun guna
tercapainya Sasaran Umum, contoh sebagaimana Tabel 2. Penyusunan Sasaran dan
Program K3.
C.3.2. Program K3
Program K3 meliputi sumber daya, jangka waktu, indikator pencapaian, monitoring, dan penanggung
jawab, contoh sebagaimana Tabel 2. Penyusunan Sasaran dan Program K3.
48
TABEL 2. TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3
Nama Perusahaan : ..................
Kegiatan : ..................
Lokasi : ..................
Tanggal dibuat : ..................
49
Ketentuan Pengisian Tabel 2.:
Kolom (1) : Nomor urut kegiatan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3 yang tertuang di dalam dokumen
pelelangan.
Kolom (3) : Diisi pengendalian risiko merujuk pada Tabel 1. kolom (8).
Kolom (4) : Diisi uraian dari sasaran khusus yang ingin dicapai terhadap pengendalian risiko pada
kolom (3).
Kolom (5) : Tolok ukur merupakan ukuran yang bersifat kualitatif ataupun kuantitatif terhadap
pencapaian sasaran pada kolom (4)
Kolom (6) : Diisi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan program kerja atas sasaran
yang hendak dicapai dari kolom (5)
Kolom (7) : Diisi jangka waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan program kerja atas sasaran
khusus yang hendak dicapai.
Kolom (8) : Indikator pencapaian adalah ukuran keberhasilan pelaksanaan program.
Kolom (9) : Diisi bentuk-bentuk monitoring yang dilaksanakan dalam rangka memastikan bahwa
pencapaian sasaran dipenuhi sepanjang waktu pelaksanaan
Kolom (10) : Penanggung jawab pelaksana program
D. Pengendalian Operasional
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus mencakup seluruh upaya
pengendalian pada Tabel 2., diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam Struktur Organisasi K3 beserta
Uraian Tugas.
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh Tabel 2.;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada contoh Tabel 2.;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang tertera pada contoh Tabel 1.
Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab.
Dibuat oleh,
( …………………………)
Penyedia Jasa
50
E. BENTUK SURAT PERJANJIAN SEWA PERALATAN
CONTOH
ANTARA
PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessor/ penyedia peralatan]
DAN
PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessee/ penerima peralatan]
Pada hari ini …… tanggal ... bulan….. tahun ….., yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ………………………
Jabatan : ………………………
Alamat : ………………………
Bertindak untuk dan atas nama PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessor/ penyedia peralatan], selanjutnya
disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
Nama : ………………………
Jabatan : ………………………
Alamat : ………………………
Bertindak untuk dan atas nama PT. ……… [diisi nama perusahaan Lessee/ penerima peralatan], selanjutnya
disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Untuk selanjutnya disebut sebagai PERALATAN. Perjanjian Sewa antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA ini dilangsungkan dan diterima berdasarkan kesepakatan yang termuat secara tertulis dalam pasal-
pasal berikut:
Pasal 1
PENERIMAAN PERALATAN
PIHAK KEDUA akan menerima hak guna dari apa yang disewanya dari PIHAK PERTAMA dalam kondisi
baik.
51
Pasal 2
NEGOSIASI HARGA SEWA PERALATAN
Harga Sewa Peralatan tersebut di atas akan diperoleh dari hasil negosiasi antara kedua belah pihak yang akan
disepakati bersama setelah PIHAK KEDUA dinyatakan sebagai Pemenang dalam Paket Pekerjaan
……………[diisi nama paket]
Pasal 3
JANGKA WAKTU SEWA PERALATAN
Jangka waktu sewa antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA adalah selama berjalannya Paket
Pekerjaan ……[diisi nama paket] terhitung setelah PIHAK KEDUA dinyatakan sebagai pemenang dan telah
keluar Surat Perintah Kerja dari Pemberi Tugas.
Pasal 4
TANDA TERIMA PEMBAYARAN
1) Setiap kali PIHAK KEDUA melakukan pembayaran biaya sewa, akan diberikan kepadanya kwitansi tanda
terima dari PIHAK PERTAMA.
2) Kwitansi tanda terima sebagai bukti pembayaran yang sah adalah kwitansi yang dikeluarkan oleh PIHAK
PERTAMA
Pasal 5
PEMBATALAN
1) Dengan tidak dilakukannya pembayaran biaya sewa oleh PIHAK KEDUA berturut- turut sesuai dengan
pasal dalam surat perjanjian ini maka tanpa memerlukan teguran terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA,
telah cukup bukti bahwa PIHAK KEDUA dalam keadaan lalai atau wanprestasi.
2) Keadaan lalai atau wanprestasi tersebut mengakibatkan perjanjian sewa ini batal dengan sendirinya tanpa
diperlukan putusan dari pengadilan negeri yang berarti kedua belah pihak telah menyetujui untuk
melepaskan segala ketentuan yang telah termuat dalam pasal 1266 Kitab Undang- Undang Hukum
Perdata.
3) Selanjutnya PIHAK KEDUA memberi kuasa penuh kepada PIHAK PERTAMA yang atas kuasanya dengan
hak substitusi untuk mengambil PERALATAN milik PIHAK PERTAMA, baik yang berada di tempat PIHAK
KEDUA atau tempat pihak lain yang mendapati hak daripadanya.
4) Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi apabila PIHAK KEDUA tidak
memenangkan Pengadaan Langsung Paket Pekerjaan ……………[diisi nama paket].
Pasal 6
TANGGUNG JAWAB PIHAK PERTAMA
1) PIHAK PERTAMA bersedia menyiapkan alat yang disewa dalam keadaan siap operasi dan akan
memobilisasi ke Lokasi Pekerjaan sesuai petunjuk dari PIHAK KEDUA.
2) PIHAK PERTAMA bersedia menyiapkan operator yang berpengalaman, helper dan mekanik sesuai
dengan kebutuhan.
3) PIHAK PERTAMA tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK KEDUA tidak dibenarkan memindahkan atau
mengoperasikan PERALATAN tersebut di tempat lain, selain dari yang tertulis dalam surat perjanjian ini
kecuali dalam keadaan kahar seperti: kebakaran, gempa bumi, dan lainnya.
Pasal 7
TANGGUNG JAWAB PIHAK KEDUA
1) PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keamanan alat yang disewanya.
2) PIHAK KEDUA tidak dibenarkan memindahkan atau mengalihkan tanggung jawab terhadap PERALATAN
kepada pihak lain dalam bentuk dan cara apapun, baik sebagian maupun seluruhnya.
52
Pasal 8
LAIN-LAIN
Hal- hal yang belum tercantum dalam perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat oleh
kedua belah pihak.
Surat perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua) dengan dibubuhi materi secukupnya yang berkekuatan hukum yang
sama dan mulai berlaku sejak ditandatangani oleh kedua pihak
53
F. BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM
NEGERI (TKDN) [apabila diberikan preferensi harga]
Kolom (2)
Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya material langsung (bahan baku), peralatan (barang
jadi), tenaga kerja dan konsultan, alat kerja/fasilitas kerja, dan jasa umum yang berasal dari dalam negeri.
Kolom (3)
Biaya Komponen Luar Negeri (KLN) adalah biaya Material Langsung (Bahan Baku), Peralatan (Barang
Jadi), tenaga kerja dan konsultan, Alat/Fasilitas Kerja, dan jasa umum yang berasal dari luar negeri.
Kolom (4)
54
Total biaya KDN dan KLN
Kolom (5)
Total Biaya KDN (9A)
% TKDN Gabungan
= X 100%
Barang & Jasa
(9D) Total Biaya Gabungan Barang & Jasa (9C)
55
G. BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR
NAMA NEGARA
NO SPESIFIKASI SATUAN JUMLAH HARGA
BARANG/URAIAN ASAL
TOTAL HARGA
1
Diisi dan dilampirkan dalam penawaran apabila ada barang yang diimpor
56
H. BENTUK PAKTA INTEGRITAS
Dengan mendaftar sebagai peserta pemilihan pada aplikasi SPSE maka peserta telah
menyetujui dan menandatangani pakta integritas
57
I. ISIAN DATA KUALIFIKASI
Isian Data Kualifikasi bagi Peserta Tunggal berbentuk Isian Elektronik Data Kualifikasi
yang tersedia pada aplikasi SPSE
58
BAB VII. PETUNJUK PENGISIAN DATA KUALIFIKASI
I. Petunjuk Pengisian Untuk Peserta Bukan KSO mengikuti petunjuk dan penggunaan aplikasi SPSE
(User Guide)
59
BAB VIII. TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI
A. Dokumen Kualifikasi yang akan dievaluasi harus memenuhi persyaratan sesuai yang tercantum dalam
Lembar Data Kualifikasi.
60
tersebut menyebabkan SKP peserta tidak memenuhi, maka dinyatakan gugur, dikenakan
sanksi daftar hitam, dan pencairan jaminan penawaran (apabila ada).
6. Persyaratan Tenaga Tetap, dengan ketentuan pembuktian Tenaga Tetap dilakukan pada tahap
pembuktian kualifikasi dengan meminta peserta membawa:
a. Bukti setor pajak PPh Pasal 21 Form 1721 atau Form 1721-A1, atau
b. Bukti kepersertaan BPJS Ketenagakerjaan yang mencantumkan nama jelas serta nama
perusahaan yang sama dengan nama perusahaan peserta Pengadaan Langsung.
c. SK, Susunan Organisasi, atau Daftar Gaji tidak dapat menjadi bukti tenaga kerja tetap.
61
BAB IX. BENTUK SURAT PERINTAH KERJA (SPK)
SATUAN KERJA :
............................................................
SURAT PERINTAH KERJA (SPK) NOMOR DAN TANGGAL SPK:
Nomor : ............................................................
Tanggal : ............................................................
Nama PPK ............................................................
SUMBER DANA: ........................... [sebagai contoh, cantumkan ”dibebankan atas DIPA ............ Tahun Anggaran
....... untuk mata anggaran kegiatan ............................]
Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah sebesar Rp........................
(.................................... rupiah) dengan rincian sebagai berikut:
Harga Satuan
No. Uraian Pekerjaan Satuan Volume (Rp) Pajak (%) Jumlah Harga (Rp)
1.
2.
3.
Jumlah Total
Dibulatkan
Terbilang : .............................................................................................................................................................
Untuk dan atas nama ................... Untuk dan atas nama Penyedia
Pejabat Pembuat Komitmen ...........................
[nama lengkap]
[nama lengkap] [jabatan]
[jabatan]
62
SYARAT UMUM
SURAT PERINTAH KERJA (SPK)
1. LINGKUP PEKERJAAN
Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang
ditentukan sesuai dengan volume, spesifikasi teknis dan harga yang tercantum dalam SPK.
3. HARGA SPK
a. Harga SPK telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak dan biaya overhead serta biaya asuransi
(apabila dipersyaratkan).
b. Rincian harga SPK sesuai dengan rincian yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.
4. UANG MUKA
Pekerjaan Konstruksi ini dapat diberikan uang muka (YA/TIDAK).
[jika ”YA”]
Uang muka diberikan sebesar __% (________ perseratus) dari Nilai Kontrak
5. HAK KEPEMILIKAN
a. PPK berhak atas kepemilikan semua Konstruksi/bahan yang terkait langsung atau disediakan sehubungan
dengan jasa yang diberikan oleh penyedia kepada PPK. Jika diminta oleh PPK maka penyedia
berkewajiban untuk membantu secara optimal pengalihan hak kepemilikan tersebut kepada PPK sesuai
dengan hukum yang berlaku.
b. Hak kepemilikan atas peralatan dan Konstruksi/bahan yang disediakan oleh PPK tetap pada PPK, dan
semua peralatan tersebut harus dikembalikan kepada PPK pada saat SPK berakhir atau jika tidak
diperlukan lagi oleh penyedia. Semua peralatan tersebut harus dikembalikan dalam kondisi yang sama
pada saat diberikan kepada penyedia dengan pengecualian keausan akibat pemakaian yang wajar.
6. CACAT MUTU
PPK akan memeriksa setiap hasil pekerjaan penyedia dan memberitahukan secara tertulis penyedia atas
setiap cacat mutu yang ditemukan. PPK dapat memerintahkan penyedia untuk menemukan dan
mengungkapkan cacat mutu, serta menguji pekerjaan yang dianggap oleh PPK mengandung cacat mutu.
Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama 6 (enam) bulan setelah serah terima hasil pekerjaan.
7. PERPAJAKAN
Penyedia berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang sah yang
dibebankan oleh hukum yang berlaku atas pelaksanaan SPK. Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap
telah termasuk dalam harga SPK.
9. JADWAL
a. SPK ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan oleh para pihak atau pada tanggal yang
ditetapkan dalam Surat Perintah Mulai Kerja.
b. Waktu pelaksanaan SPK adalah sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam Surat Perintah Mulai
Kerja.
c. Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang ditentukan.
63
d. Apabila penyedia tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal karena keadaan diluar
pengendaliannya dan penyedia telah melaporkan kejadian tersebut kepada PPK, maka PPK dapat
melakukan penjadwalan kembali pelaksanaan tugas penyedia dengan adendum SPK.
10. ASURANSI
a. Apabila dipersyaratkan, penyedia wajib menyediakan asuransi sejak Surat Perintah Mulai Kerja sampai
dengan tanggal selesainya pemeliharaan untuk:
1) semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi terjadinya kecelakaan, pelaksanaan
pekerjaan, serta pekerja untuk pelaksanaan pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan,
kerusakan, kehilangan, serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
2) pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan
b. Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk dalam harga SPK.
13. PENGUJIAN
Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk melakukan pengujian Cacat Mutu yang
tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar, dan hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat Mutu
maka penyedia berkewajiban untuk menanggung biaya pengujian tersebut. Jika tidak ditemukan adanya
Cacat Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa Kompensasi.
64
f. Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam
periode satu bulan, serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan.
g. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, PPK dapat menugaskan Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
membuat foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan.
65
f. Terlepas dari kewajiban penggantian biaya, PPK dapat memasukkan Penyedia yang lalai memperbaiki
cacat mutu ke dalam daftar hitam.
66
5) Penyedia gagal memperbaiki kinerja setelah mendapat Surat Peringatan Kontrak Kritis berturut-turut
sebanyak 3 (tiga) kali;
6) Penyedia tidak mempertahankan berlakunya Jaminan Pelaksanaan;
7) Penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan tidak memperbaiki kelalaiannya
dalam jangka waktu yang telah ditetapkan;
8) berdasarkan penelitian PPK, Penyedia tidak akan mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan
walaupun diberikan kesempatan sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa
berakhirnya pelaksanaan pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan;
9) setelah diberikan kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50 (lima puluh) hari
kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan, Penyedia tidak dapat menyelesaikan
pekerjaan;
10) Penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 (dua puluh delapan) hari kalender dan penghentian
ini tidak tercantum dalam jadwal pelaksanaan pekerjaan serta tanpa persetujuan pengawas
pekerjaan; atau
11) Penyedia mengalihkan seluruh kontrak bukan dikarenakan pergantian nama Penyedia.
b. Dalam hal pemutusan SPK dilakukan karena kesalahan penyedia:
1) Sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia atau Jaminan Uang Muka dicairkan (apabila diberikan);
2) penyedia membayar denda keterlambatan (apabila ada); dan
3) penyedia dikenakan Sanksi Daftar Hitam.
c. Dalam hal pemutusan SPK dilakukan karena PPK terlibat penyimpangan prosedur, melakukan KKN
dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan, maka PPK dikenakan sanksi
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
d. Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan pada Masa Pemeliharaan karena kesalahan Penyedia, maka:
1) PPK berhak untuk tidak membayar retensi atau Jaminan Pemeliharaan dicairkan untuk membiayai
perbaikan/pemeliharaan; dan
2) Penyedia dikenakan sanksi Daftar Hitam.
e. Dalam hal terdapat nilai sisa penggunaan uang retensi atau uang pencairan Jaminan Pemeliharaan
untuk membiayai pembiayaan/pemeliharaan maka PPK wajib menyetorkan ke kas
Negara/Daerah.
e. Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan pada Masa Pemeliharaan karena kesalahan Penyedia, maka:
1) PPK berhak untuk tidak membayar retensi atau Jaminan Pemeliharaan dicairkan untuk membiayai
perbaikan/pemeliharaan; dan
2) Penyedia dikenakan sanksi Daftar Hitam.
f. Dalam hal terdapat nilai sisa penggunaan uang retensi atau uang pencairan Jaminan Pemeliharaan untuk
membiayai pembiayaan/pemeliharaan maka PPK wajib menyetorkan ke kas Negara/Daerah.
67
d) apabila Penyedia gagal pada uji coba tahap kedua, maka diselenggarakan SCM Tahap III yang
membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh Penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba ketiga) yang dituangkan dalam Berita Acara SCM Tahap III.
e) pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus menerbitkan surat perigatan kepada Penyedia atas
keterlambatan realisasi fisik pelaksanaan pekerjaan.
2. dalam hal keterlambatan pada angka 23. B. 3. PPK setelah dilakukan rapat bersama atasan PPK
sebelum tahun anggaran berakhir dapat langsung memutuskan Kontrak secara sepihak dengan
mengesampingkan pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.]
24. PEMBAYARAN
a. pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh PPK, dengan ketentuan:
1) penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan;
2) pembayaran dilakukan dengan ................................... [pilih salah satu: sistem bulanan/sistem
termin/pembayaran secara sekaligus], dengan ketentuan:
(a) .................................
(b) .................................
(c) dst
3) pembayaran harus dipotong denda (apabila ada), dan pajak ;
b. pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dan Berita Acara
Serah Terima ditandatangani.
c. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah pengajuan permintaan pembayaran dari penyedia
harus sudah mengajukan surat permintaan pembayaran kepada Pejabat Penandatangan Surat Perintah
Membayar (PPSPM).
d. bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan menjadi alasan untuk menunda
pembayaran. PPK dapat meminta penyedia untuk menyampaikan perhitungan prestasi sementara dengan
mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi perselisihan.
25. DENDA
a. Jika pekerjaan tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu pelaksanaan pekerjaan karena kesalahan
atau kelalaian Penyedia maka Penyedia berkewajiban untuk membayar denda kepada PPK sebesar
1/1000 (satu permil) dari ........................... [nilai SPK atau dari nilai bagian SPK] (tidak termasuk PPN)
untuk setiap hari keterlambatan.
b. PPK mengenakan Denda dengan memotong pembayaran prestasi pekerjaan penyedia. Pembayaran
Denda tidak mengurangi tanggung jawab kontraktual penyedia.
68
LAMPIRAN A SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK
69
LAMPIRAN B SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)
CONTOH
BENTUK RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
DAFTAR ISI
70
Penjelasan mengenai isi Komitmen Keselamatan Konstruksi poin (A.2) sesuai dengan format di bawah ini:
dalam rangka pengadaan …………… [isi nama paket] pada …………… [isi sesuai dengan
nama Pejabat Pengadaan] berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi
terciptanya Zero Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi:
[Nama Penyedia]
[tanda tangan],
[nama lengkap]
71
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.
PENILAIAN RISIKO
JENIS/TIPE IDENTIFIKAS SKALA PENETAPAN PENGENDALIAN
DAMPAK KEKERAPA KEPARAHA TINGKAT
NO PEKERJAA I BAHAYA PRIORITAS RISIKO K3
N N N RISIKO
Keterangan:
Kolom (4), (5), (6), (7), (8), (9) diisi oleh penyedia
Dibuat oleh,
72
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Dibuat oleh,
73
BAB X. SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
Keterangan
Pejabat Pengadaan menguraikan Spesifikasi Teknis dan Gambar yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
74
c. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau pekerjaan yang berisiko tinggi
pada keadaan yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis keselamatan pekerjaan (Job
Safety Analysis) dan tindakan pengendaliannya;
d. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja lebih dulu dari
penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi;
e. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja dan/atau
operator yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk melaksanakan jenis
pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja yang sesuai pada jenis pekerjaan/tugasnya tersebut.
75
c. Setiap kegiatan/pekerjaan pelaksanaan, pemasangan, pembongkaran, pemindahan,
pengangkutan, pengangkatan, penyimpanan, perletakan, pengambilan, pembuangan,
pembongkaran dsb, harus dilakukan oleh tenaga ahli dan tenaga terampil yang berkompeten
berdasarkan gambar gambar, spesifikasi teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan
yang benar dan sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait;
d. Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil dibidang K3 Konstruksi di atas harus melakukan analisis
keselamatan pekerjaan (job safety analysis) setiap sebelum memulai pekerjaannya, untuk
memastikan bahwa potensi bahaya dan risiko telah diidentifikasi dan diberikan tindakan
pencegahan terhadap kecelakaan kerja dan/atau penyakit di tempat kerja;
B. Keterangan Gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
secara terinci, lengkap dan jelas, antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
5. Detail-detail konstruksi
76
BAB XI. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA/DAFTAR KELUARAN DAN HARGA
Keterangan
1. Daftar Kuantitas dan Harga/Daftar Keluaran dan Harga harus sesuai dengan Instruksi Kepada
Peserta (IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak (SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK),
Spesifikasi Teknis dan Gambar.
3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga/Daftar Keluaran dan Harga telah mencakup semua biaya
pekerjaan, personel, pengawasan, bahan-bahan, perawatan, asuransi tenaga kerja/BPJS, laba,
pajak, bea, keuntungan, overhead dan semua risiko, tanggung jawab, dan kewajiban yang diatur
dalam Kontrak.
4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran, terlepas dari apakah kuantitas/keluaran
dicantumkan atau tidak. Jika Penyedia lalai untuk mencantumkan harga untuk suatu pekerjaan maka
pekerjaan tersebut dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran lain dalam Daftar
Kuantitas dan Harga/Daftar Keluaran dan Harga.
5. Semua biaya yang dikenakan/dibebankan untuk memenuhi ketentuan Kontrak harus dianggap telah
termasuk dalam setiap mata pembayaran, dan jika mata pembayaran terkait tidak ada maka biaya
dimaksud harus dianggap telah termasuk dalam harga mata pembayaran yang terkait.
6. Dalam Pengadaan Langsung dilakukan koreksi aritmatik (untuk bagian pekerjaan harga satuan) atas
kesalahan penghitungan dengan ketentuan sebagai berikut:
(a) jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf pada Surat Penawaran
maka yang dicatat nilai dalam huruf; dan
(b) jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara volume dengan harga satuan pekerjaan maka
dilakukan pembetulan, dengan ketentuan volume pekerjaan sesuai dengan yang tercantum
dalam Dokumen Pemilihan dan harga satuan tidak boleh diubah.
7. Pejabat Pengadaan akan melakukan koreksi aritmatik (untuk bagian pekerjaan lumsum) atas
kesalahan penghitungan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Koreksi aritmatik dilakukan tanpa mengubah nilai total harga penawaran dengan menyesuaikan
keluaran (output) pekerjaan yang tercantum dalam Daftar Keluaran dan Harga dengan yang
tercantum dalam Dokumen Pemilihan;
b. Koreksi aritmatik untuk penawaran yang tidak melampirkan Daftar Keluaran dan Harga, maka
keluaran (output) pekerjaan yang ditawarkan ditetapkan sama dengan yang tercantum dalam
Dokumen Pemilihan tanpa mengubah nilai total penawaran untuk bagian kontrak Lumsum;
77
BAB XII. BENTUK SURAT PERINTAH KERJA (SPK)
SATUAN KERJA :
............................................................
SURAT PERINTAH KERJA (SPK) NOMOR DAN TANGGAL SPK:
Nomor : ............................................................
Tanggal : ............................................................
Nama PPK ............................................................
SUMBER DANA: ........................... [sebagai contoh, cantumkan ”dibebankan atas DIPA ............ Tahun
Anggaran ....... untuk mata anggaran kegiatan ............................]
WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN: ........ (.....................) hari kalender
Untuk dan atas nama ................... Untuk dan atas nama Penyedia
Pejabat Pembuat Komitmen ...........................
[nama lengkap]
[nama lengkap] [jabatan]
[jabatan]
78
SYARAT UMUM
SURAT PERINTAH KERJA (SPK)
1. LINGKUP PEKERJAAN
Penyedia yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu yang
ditentukan sesuai dengan volume, spesifikasi teknis dan harga yang tercantum dalam SPK.
3. HARGA SPK
c. Harga SPK telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak dan biaya overhead serta biaya
asuransi (apabila dipersyaratkan).
d. Rincian harga SPK sesuai dengan rincian yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.
4. UANG MUKA
Pekerjaan Konstruksi ini dapat diberikan uang muka (YA/TIDAK).
[jika ”YA”]
Uang muka diberikan sebesar __% (________ perseratus) dari Nilai Kontrak
5. HAK KEPEMILIKAN
a. PPK berhak atas kepemilikan semua Konstruksi/bahan yang terkait langsung atau disediakan
sehubungan dengan jasa yang diberikan oleh penyedia kepada PPK. Jika diminta oleh PPK maka
penyedia berkewajiban untuk membantu secara optimal pengalihan hak kepemilikan tersebut
kepada PPK sesuai dengan hukum yang berlaku.
b. Hak kepemilikan atas peralatan dan Konstruksi/bahan yang disediakan oleh PPK tetap pada PPK,
dan semua peralatan tersebut harus dikembalikan kepada PPK pada saat SPK berakhir atau jika
tidak diperlukan lagi oleh penyedia. Semua peralatan tersebut harus dikembalikan dalam kondisi
yang sama pada saat diberikan kepada penyedia dengan pengecualian keausan akibat pemakaian
yang wajar.
6. CACAT MUTU
PPK akan memeriksa setiap hasil pekerjaan penyedia dan memberitahukan secara tertulis penyedia
atas setiap cacat mutu yang ditemukan. PPK dapat memerintahkan penyedia untuk menemukan dan
mengungkapkan cacat mutu, serta menguji pekerjaan yang dianggap oleh PPK mengandung cacat
mutu. Penyedia bertanggung jawab atas cacat mutu selama 6 (enam) bulan setelah serah terima hasil
pekerjaan.
7. PERPAJAKAN
Penyedia berkewajiban untuk membayar semua pajak, bea, retribusi, dan pungutan lain yang sah yang
dibebankan oleh hukum yang berlaku atas pelaksanaan SPK. Semua pengeluaran perpajakan ini
dianggap telah termasuk dalam harga SPK.
9. JADWAL
a. SPK ini berlaku efektif pada tanggal penandatanganan oleh para pihak atau pada tanggal yang
ditetapkan dalam Surat Perintah Mulai Kerja.
b. Waktu pelaksanaan SPK adalah sejak tanggal mulai kerja yang tercantum dalam Surat Perintah
Mulai Kerja.
79
c. Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal yang ditentukan.
d. Apabila penyedia tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal karena keadaan diluar
pengendaliannya dan penyedia telah melaporkan kejadian tersebut kepada PPK, maka PPK dapat
melakukan penjadwalan kembali pelaksanaan tugas penyedia dengan adendum SPK.
10. ASURANSI
c. Apabila dipersyaratkan, penyedia wajib menyediakan asuransi sejak Surat Perintah Mulai Kerja
sampai dengan tanggal selesainya pemeliharaan untuk:
1) semua barang dan peralatan yang mempunyai risiko tinggi terjadinya kecelakaan, pelaksanaan
pekerjaan, serta pekerja untuk pelaksanaan pekerjaan, atas segala risiko terhadap kecelakaan,
kerusakan, kehilangan, serta risiko lain yang tidak dapat diduga;
2) pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerjanya; dan
d. Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam penawaran dan termasuk dalam harga SPK.
13. PENGUJIAN
Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan memerintahkan penyedia untuk melakukan pengujian Cacat Mutu
yang tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar, dan hasil uji coba menunjukkan adanya
Cacat Mutu maka penyedia berkewajiban untuk menanggung biaya pengujian tersebut. Jika tidak
ditemukan adanya Cacat Mutu maka uji coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa Kompensasi.
80
k. Laporan harian dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa oleh konsultan dan disetujui oleh
wakil PPK.
l. Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan
dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan.
m. Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan
dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang perlu ditonjolkan.
n. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, PPK dapat menugaskan Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan membuat foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan.
81
i. PPK akan menyampaikan pemberitahuan cacat mutu kepada Penyedia segera setelah ditemukan
cacat mutu tersebut selama Masa Layanan Purnajual.
j. Terhadap pemberitahuan cacat mutu oleh PPK, Penyedia berkewajiban untuk memperbaiki atau
mengganti Konstruksi dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam pemberitahuan tersebut.
k. Jika Penyedia tidak memperbaiki atau mengganti Konstruksi akibat cacat mutu dalam jangka waktu
yang ditentukan maka PPK akan menghitung biaya perbaikan yang diperlukan, dan PPK secara
langsung atau melalui pihak ketiga yang ditunjuk oleh PPK akan melakukan perbaikan tersebut.
Penyedia berkewajiban untuk membayar biaya perbaikan atau penggantian tersebut sesuai dengan
klaim yang diajukan secara tertulis oleh PPK. Biaya tersebut dapat dipotong oleh PPK dari nilai
tagihan Penyedia.
l. Terlepas dari kewajiban penggantian biaya, PPK dapat memasukkan Penyedia yang lalai
memperbaiki cacat mutu ke dalam daftar hitam.
82
i. Pemutusan kontrak dilakukan sekurang- kurangnya 14 (empat belas) hari kalender setelah
PPK/Penyedia menyampaikan pemberitahuan rencana Pemutusan Kontrak secara tertulis kepada
Penyedia/PPK.
j. Dalam hal dilakukan pemutusan Kontrak oleh salah satu pihak maka PPK membayar kepada
Penyedia sesuai dengan pencapaian prestasi pekerjaan yang telah diterima oleh PPK dikurangi
denda yang harus dibayar Penyedia (apabila ada), serta Penyedia menyerahkan semua hasil
pelaksanaan kepada PPK dan selanjutnya menjadi hak milik PPK.
f. Menyimpang dari Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, pemutusan SPK
melalui pemberitahuan tertulis dapat dilakukan apabila:
1) Penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau pemalsuan dalam proses pengadaan
yang diputuskan oleh Instansi yang berwenang;
2) pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau pelanggaran persaingan
sehat dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dinyatakan benar oleh Instansi yang
berwenang;
3) Penyedia berada dalam keadaan pailit;
4) Penyedia terbukti dikenakan Sanksi Daftar Hitam sebelum penandatanganan Kontrak;
5) Penyedia gagal memperbaiki kinerja setelah mendapat Surat Peringatan Kontrak Kritis
berturut-turut sebanyak 3 (tiga) kali;
6) Penyedia tidak mempertahankan berlakunya Jaminan Pelaksanaan;
7) Penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya dan tidak memperbaiki
kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah ditetapkan;
8) berdasarkan penelitian PPK, Penyedia tidak akan mampu menyelesaikan keseluruhan
pekerjaan walaupun diberikan kesempatan sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak
masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan;
9) setelah diberikan kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50 (lima puluh) hari
kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan, Penyedia tidak dapat menyelesaikan
pekerjaan;
10) Penyedia menghentikan pekerjaan selama 28 (dua puluh delapan) hari kalender dan
penghentian ini tidak tercantum dalam jadwal pelaksanaan pekerjaan serta tanpa persetujuan
pengawas pekerjaan; atau
11) Penyedia mengalihkan seluruh kontrak bukan dikarenakan pergantian nama Penyedia.
g. Dalam hal pemutusan SPK dilakukan karena kesalahan penyedia:
1) Sisa uang muka harus dilunasi oleh Penyedia atau Jaminan Uang Muka dicairkan (apabila
diberikan);
2) penyedia membayar denda keterlambatan (apabila ada); dan
3) penyedia dikenakan Sanksi Daftar Hitam.
h. Dalam hal pemutusan SPK dilakukan karena PPK terlibat penyimpangan prosedur, melakukan KKN
dan/atau pelanggaran persaingan sehat dalam pelaksanaan pengadaan, maka PPK dikenakan
sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan.
i. Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan pada Masa Pemeliharaan karena kesalahan Penyedia,
maka:
1) PPK berhak untuk tidak membayar retensi atau Jaminan Pemeliharaan dicairkan untuk
membiayai perbaikan/pemeliharaan; dan
2) Penyedia dikenakan sanksi Daftar Hitam.
j. Dalam hal terdapat nilai sisa penggunaan uang retensi atau uang pencairan Jaminan Pemeliharaan
untuk membiayai pembiayaan/pemeliharaan maka PPK wajib menyetorkan ke kas
Negara/Daerah.
k. Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan pada Masa Pemeliharaan karena kesalahan Penyedia,
maka:
1) PPK berhak untuk tidak membayar retensi atau Jaminan Pemeliharaan dicairkan untuk membiayai
perbaikan/pemeliharaan; dan
2) Penyedia dikenakan sanksi Daftar Hitam.
l. Dalam hal terdapat nilai sisa penggunaan uang retensi atau uang pencairan Jaminan Pemeliharaan
untuk membiayai pembiayaan/pemeliharaan maka PPK wajib menyetorkan ke kas Negara/Daerah.
83
2) dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari Kontrak), realisasi fisik pelaksanaan
terlambat lebih besar 5% dari rencana.
3) rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari Kontrak, realisasi fisik pelaksanaan terlambat kurang
dari 5% dari rencana dan akan melampaui tahun anggaran berjalan.
f. Penanganan kontrak kritis
3. dalam hal keterlambatan pada angka 23.a dan penanganan Kontrak pada pasal kritis 23.b
penanganan Kontrak Kritis dilakukan dengan Rapat Pembuktikan (show cause meeting/SCM)
a. pada saat Kontrak dinyatakan krisis, direksi pekerjaan menerbitkan surat peringatan kepada
Penyedia dan selanjutnya menyelenggarakan SCM.
b. dalam SCM direksi pekerjaan, direksi teknis dan penyedia membahas dan menyepakati
besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh Penyedia dalam periode waktu tertentu (uji
coba pertama) yang dituangkan dalam Berita Acara SCM Tahap I
c. apabila Penyedia gagal pada uji coba pertama, maka dilaksanakan SCM Tahap II yang
membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh Penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba kedua) yang dituangkan dalam Berita Acara SCM Tahap II.
d. apabila Penyedia gagal pada uji coba tahap kedua, maka diselenggarakan SCM Tahap III
yang membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh Penyedia
dalam periode waktu tertentu (uji coba ketiga) yang dituangkan dalam Berita Acara SCM
Tahap III.
e. pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus menerbitkan surat perigatan kepada Penyedia
atas keterlambatan realisasi fisik pelaksanaan pekerjaan.
4. dalam hal keterlambatan pada angka 23. B. 3. PPK setelah dilakukan rapat bersama atasan PPK
sebelum tahun anggaran berakhir dapat langsung memutuskan Kontrak secara sepihak dengan
mengesampingkan pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.]
24. PEMBAYARAN
e. pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh PPK, dengan ketentuan:
4) penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan;
5) pembayaran dilakukan dengan ................................... [pilih salah satu: sistem bulanan/sistem
termin/pembayaran secara sekaligus], dengan ketentuan:
(d) .................................
(e) .................................
(f) dst
6) pembayaran harus dipotong denda (apabila ada), dan pajak ;
f. pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dan Berita
Acara Serah Terima ditandatangani.
g. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah pengajuan permintaan pembayaran dari penyedia
harus sudah mengajukan surat permintaan pembayaran kepada Pejabat Penandatangan Surat
Perintah Membayar (PPSPM).
h. bila terdapat ketidaksesuaian dalam perhitungan angsuran, tidak akan menjadi alasan untuk
menunda pembayaran. PPK dapat meminta penyedia untuk menyampaikan perhitungan prestasi
sementara dengan mengesampingkan hal-hal yang sedang menjadi perselisihan.
25. DENDA
c. Jika pekerjaan tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu pelaksanaan pekerjaan karena
kesalahan atau kelalaian Penyedia maka Penyedia berkewajiban untuk membayar denda kepada
PPK sebesar 1/1000 (satu permil) dari ........................... [nilai SPK atau dari nilai bagian SPK] (tidak
termasuk PPN) untuk setiap hari keterlambatan.
d. PPK mengenakan Denda dengan memotong pembayaran prestasi pekerjaan penyedia.
Pembayaran Denda tidak mengurangi tanggung jawab kontraktual penyedia.
84
[dapat dipilih 1 (satu) atau lebih pilihan penyelesaian sengketa berdasarkan hasil kesepakatan saat Rapat
Persiapan Penandatanganan Kontrak]
85
BAB XII. BENTUK DOKUMEN LAIN
Kepada Yth.
__________
di __________
Perihal : Penunjukan Penyedia Pekerjaan Konstruksi untuk Pelaksanaan Paket Pengadaan __________
Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor __________ tanggal __________ perihal
__________ dengan [nilai penawaran/penawaran terkoreksi] sebesar Rp_____________
(____________________) kami nyatakan diterima/disetujui.
Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ini Saudara diharuskan
menandatangani SPK paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterbitkannya SPPBJ. Kegagalan
Saudara untuk menerima penunjukan ini yang disusun berdasarkan evaluasi terhadap penawaran Saudara,
akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan Perundangan terkait tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah beserta petunjuk teknisnya.
[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. __________
Tembusan Yth. :
1. ____________ [PA/KPA K/L/D/I]
2. ____________ [APIP K/L/D/I]
3. ____________ [Pejabat Pengadaan]
......... dst
86
B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
Nomor: __________
Paket Pekerjaan: __________
berdasarkan Surat Perjanjian __________ nomor __________ tanggal __________, bersama ini
memerintahkan:
4. Waktu penyelesaian: selama ___ (__________)[hari kalender/bulan/tahun] dan pekerjaan harus sudah
selesai pada tanggal __________
[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: __________
[tanda tangan]
87
[nama lengkap wakil sah badan usaha]
[jabatan]
88
BAB XIII. PETUNJUK EVALUASI KEWAJARAN HARGA
1. Pejabat Pengadaan meminta kepada penyedia jasa untuk membuat analisa harga satuan semua Mata
Pembayaran Utama (jika dalam dokumen pengadaan tidak tercantum ketentuan untuk menyampaikan
analisa harga satuan) dengan format sebagai berikut:
VOLUME : ....................
No. Uraian Satuan Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp) Ket
I. UPAH
II. BAHAN
III. PERALATAN
89
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
JENIS PEKERJAAN : ....................
SATUAN MATA PEMBAYARAN : ....................
VOLUME : ....................
I. UPAH
1 ............... ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........
2 ............... ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........
II. BAHAN
1 ............... ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........
2 ............... ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........
III. PERALATAN
1 ............... ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........
2 ............... ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........ ........
Ket:
a: Penawaran
b: Hasil Klarifikasi
*) hasil klarifikasi dan pembuktian
**) biaya keuntungan tidak diperhitungkan
3. Penyedia jasa diminta menjelaskan terhadap kuantitas/koefisien yang dimasukkan dalam analisa
harga satuan.
4. Apabila pada penjelasannya sudah diyakini dapat memenuhi persyaratan dan dapat memenuhi
spesifikasi teknis, maka kuantitas/koefisien tersebut dapat digunakan.
Jika tidak dapat diterima, maka Pejabat Pengadaan dan penyedia jasa menelaah kuantitas/
koefisien agar dapat diyakini bersama dapat memenuhi persyaratan dan dapat memenuhi
spesifikasi teknis. Kuantitas/koefisien yang diperoleh menjadi kuantitas/koefisien hasil klarifikasi.
5. Penyedia jasa harus dapat membuktikan harga satuan dasar upah, bahan dan peralatan yang
ditawarkan, dengan melampirkan data-data sebagai pembuktian. Hal ini dilakukan agar dapat
meyakini bahwa harga satuan dasar tersebut dapat direalisasikan.
Jika penyedia jasa tidak dapat membuktikan, maka dicari harga satuan dasar yang ada di pasaran.
6. Dari angka 3 dan 4 diatas diperoleh kuantitas/koefisien dan harga satuan dasar hasil klarifikasi
selanjutnya dapat dihitung harga satuan hasil klarifikasi untuk setiap mata pembayaran utama tidak
perlu dihitung dengan keuntungannya.
7. Kemudian dihitung untuk setiap harga satuan penawaran yang bukan Mata Pembayaran Utama
dengan mengurangi biaya keuntungan, sehingga diperoleh harga satuan penawaran yang bukan
Mata Pembayaran Utama tanpa keuntungan.
8. Harga yang diperoleh pada angka 5 dan 6, dimasukkan dalam tabel Daftar Kuantitas dan Harga
hasil klarifikasi sehingga didapat total harga sebenarnya tanpa keuntungan yang wajar/rill dapat
dilaksanakan.
9. Bandingkanlah total harga pada daftar kuantitas dan harga hasil klarifikasi dengan total harga
penawaran tanpa PPn.
10. Jika total harga hasil klarifikasi kurang atau sama dengan dari total harga penawaran, maka harga
dinyatakan wajar dan jaminan pelaksanaan dinaikkan sebesar 5% dari nilai total HPS. Namun jika
total harga hasil klarifikasi lebih dari total harga penawaran, maka harga dinyatakan tidak wajar dan
penawaran dinyatakan gugur.
90