PEMBAHASAN
A. Pendahuluan
Dalam bab yang lalu, telah dibahas bahwa kristal tersusun oleh atom-atom
yang “diam” pada posisinya di titik kisi. Sesungguhnya, atom-atom tersebut tidaklah
diam , tetapi bergetar pada posisi kesetim bangannya. Getaran atom-atom pada suhu
ruang adalah sebagai akibat dari energi termal, yaitu energi panas yang dim iliki atom-
Getaran atom dapat pula disebabkan oleh gelombang yang merambat pada
kristal. Ditinjau dari panjang gelombang yang digunakan dan dibandingkan dengan
jarak antar atom dalam kristal, dapat dibedakan pendekatan gelombang pendek dan
gelombang yang digunakan memiliki panjang gelombang yang lebih kecil dari pada
jarak antar atom. Dalam keadaan ini, gelombang akan “melihat” kristal sebagai
tersusun oleh atom-atom yang diskrit; sehingga pendekatan ini sering disebut
gelombangnya lebih besar dari jarak antar atom, kisi akan “nampak” malar (kontinyu)
sebagai suatu media perambatan gelombang. Oleh karena itu, pendekatan ini sering
B. Gelombang Elastik
Zat padat tersusun dari atom-atom yang terpisah dan pisahan ini harus di
perhitungkan dalam dinamika kisi ketika panjang gelombang zat padat dapat
diberlakukan dalam medium tak hingga. Dinamika seperti ini dinamakan gelombang
elastik.
dengan rapat massa ρ, yang dirambati gelombang mekanik ke arah memanjang batang
x. Pada setiap titik x dalam batang terjadi perubahan panjang u (x) sebagai akibat
Gambar 2.1
du
∈= (2.1)
dx
σ =E ∈(2.2)
hukum kedua Newton, tegangan yang bekerja pada elemen batang dx menghasilkan
gaya sebesar :
sebesar
∂2 u
∂ t2
Sehingga
∂2 u
ρAdx = A { σ ( x+ dx ) −σ (x ) } (2.4)
∂ t2
∂σ ∂ε
¿ dx=E dx
∂x ∂x
∂ du ∂2 u
¿E ( )
∂ x dx
dx=E 2 dx ( 2.5 )
∂x
∂2 u ∂2u
ρAdx 2 =E 2 dx . A
∂t ∂x
∂2 u ρ ∂2 u
= ( )
∂ x2 E ∂ t 2
(2.6)
gelombang umum :
∂2 u 1 ∂2 u
=
( )
∂ x 2 v 2s ∂ t 2
Jelas bahwa kecepatan gelombang mekanik dalam batang (secara umum pada
zat padat) bergantung pada “besaran elastik” bahan tersebut, yakni modulus Young.
C. Konsep Fonon
Spektrum frekuensi Debye yang dinyatakan pada persamaan (3.1) sering disebut
3 Nhf E
E=3 N Ē= (3 . 1)
( hf )
e E / k T −1
B
Gelombang elastik pada zat padat ini dapat disebabkan baik oleh gelombang
energi getaran kisi disebut fonon. Fonon dapat dipandang sebagai “kuasi partikel”
mirip “dualisme partikel-gelombang” ini, rambatan getaran kisi dalam zat padat dapat
GELOMBANG PARTIKEL
Gelombang elektromagnetik Foton
momentum fisik.
bahwa koordinat fonon melibatkan koordinat relatif dari atom. Sehingga dalam
relatif dan tidak membawa momentum linier, koordinat pusat massa ½ (r 1 + r2)
p=M ( dtd )∑ u s ( 3 . 2)
du
du
M ( )
dt
[ 1−exp ( iNKa ) ]
p=M ( dt )∑ exp ( isKa )=
s [ 1−exp ( iKa ) ]
( 3 .3 )
2 πr
K=±
Telah ditemukan bahwa nilai, Na dimana r adalah integer. Sehingga
du
p=M ( )∑ exp ( isKa )=0
dt s
( 3 . 5)
adalah ℏ K , dimana hal ini disebut momentum kristal. Dalam kristal terdapat
kuantum. Hamburan elastis dari foton sinar x oleh kristal diatur oleh aturan seleksi
vektor gelombang.
k ' =k +G ( 3 .6 )
dari foton yang diamati, dan k’ adalah vektor gelombang dari foton tersebar. Dalam
proses refleksi kristal semua akan mengalami momentum −ℏ G , tetapi ini jarang
dalam kisi periodik, dengan penambahan yang mungkin dari vektor kisi resiprokal
Jika hamburan foton bersifat inelastis, dengan membuat fonon dari vektor
k '+K =k +G
k ' =k + K +G ( 3 .7 )
dari neutron dengan emisi atau absorpsi proton. Lebar sudut dari berkas neutron
Sebuah neutron berada pada kisi kristal akibat interaksi inti atom.
k +G=k '± K (3 . 8 )
foton yang dilepas (+) atau diserap (-) dalam suatu proses, dan G adalah vektor kisi
2 2
ℏk
gelombang dari neutron. Energi kinetik dari interaksi neutron adalah 2 M n . Jika
k’ adalah vektor gelombang dari hasil interaksi neutron, maka energinya adalah
2 2
ℏ k'
2Mn . Persamaan konservasi energi adalah
2 2 2 2
ℏ k ℏ k'
= ±ℏ ω (3 . 9 )
2 Mn 2 Mn
dimana ℏ ω adalah energi fonon yang dilepaskan (+) atau diserap (-) selama
proses berlangsung.
Perhatikan kisi eka-atom (hanya tersusun oleh satu jenis atom) satu dimensi
seperti ditunjukkan oleh gambar 2.5. Pada keadaan seimbang atom-atom secara rata-
rata menduduk ititik kisi. Kemudian, atom-atom akan menyimpang dengan simpangan
sebagai berikut :
d 2 un
m 2 =C(un+1 +un−1−2un ) (4.1)
dt
m massa atom, C tetapan elastik ikatan antar atom (semacam tetapan pegas), dan t
berbentuk :
un =A e(iq x )
n
(4.2)
x n=na
n bilangan bulat dan a tetapan kisi. Masukkan solusi (4.2) ke dalam persamaan gerak
d 2 un
m 2 =C ¿)
dt
d 2 ( A e [ i (qan−ωt )] )
m =C ¿)
dt 2
dimana,
maka,
2
=C ¿)
(inqa)
−m ω A e
sehingga,
2C
ω 2= (1-cos qa¿
m
Turunkan ,
jadi,
2C
ω 2= ¿
m
2C 1
ω 2= (2 sin 2 qa)
m 2
4 C 2 qa
ω 2= sin
m 2
ω=2 ¿
Diperoleh solusi ω :
qa
ω=ω m sin(¿ )¿ (4.6)
2
ω m=2 ¿
Hasil (4.6) menyatakan hubungan antara ω dan q, jadi jelas bahwa persamaan
gelombang pendek, karena medium “tampak” sebagai deretan atom-atom diskrit. Dari
hasil dapat dikatakan bahwa untuk kisi diskrit atau pendekatan gelombang pendek,
Kisi dwi atom 1 dimensi merupakan kisi yang tersusun oleh dua atom dengan
massa berbeda yang diperlihatkan dalam satu dimensi. Massa M 1 bisa dianggap berada
pada titik kisi sedangkan massa 2 atau M2 berada pada titik tengah suatu sel satuan.
dalam kisi
Gambar 5.1: posisi atom pada sel primitive yang tersusun atas 2 atom, (a)
posisi atom setimbang, (b) perpindahan kontinyu
Gambar di atas menunjukkan apabila kisi dirambati gelombang maka atom-atom akan
menyimpang sejauh …U n−1 ,u n ,u n+1 dan seterusnya. Kita dapat menganggap atom-
atom yang berdekatan atau tetangga terdekat akan dipengaruhi oleh potensial
tetangganya masing- masing sehingga Energi potensial yang dialami oleh atom-atom
1 1
EP= K ∑ (u n−un )2 + K ∑ (un−u n+1 )2(5.1)
2 n 2 n
Untuk mempermudah perhitungan kita dapat menganggap atom dengan massa lebih
kecil(m) bernomor ganjil sedangkan atom bermassa lebih besar (M) bernomor genap
maka
Gambar 5.2
Dari gambar diatas terlihat bahwa atom-atom baik itu atom bermassa kecil
F=−ku (5.2)
Namun, karena massa dan pergerakan kedua atom ini berbeda sehingga kita
Persamaan perpindahan untuk atom bermassa lebih besar (M) atau atom
bernomor ganjil.
d 2 U 2 r+1
m =k ( u 2 r+2 +u2 r −2u 2 r+1 ) (5.3)
dt2
Persamaan perpindahan untuk atom bermassa lebih kecil (m) atau atom bernomor
genap
2
d U2r
m =k ( u2 r +1 +u2 r−1−2 ur ) (5.4)
d t2
Dengan adanya persamaan posisi ini maka kita harus mampumenyatakan
Persamaan ini akan bernilai tidaknoljika determinan matriks di atas sama dengan nol.
Jadi,
PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT |DINAMIKA KISI KRISTAL 12
( 2 c−M ω 2) −( 2 ccosqa ) =0(5.10)
| −2 ccosqa 2c −mω 2 |
( 2 c−M ω2 ) .(2 c−m ω2 ¿−(−2ccosqa ) .(−2 ccosqa)=0
Mm ω4 −( m+ M ) 2 c ω2 +4 c 2 ( 1−cos2 qa ) =0
1 1 1 1 2 4 sin2 qa 1/2
ω =c2
M m (
+ ±c[ +
M m
−) (
Mm )
] (5.10)
1 1 1 1 2 4 sin 2 qa 1 /2
ω =c2
M m (
+ +c [ +
M m ) (
−
Mm )
] (5.11)
Persamaan ini disebut persamaan frekuensi cabang optic karena apabila dihitung,
1 1 1 1 2 4 sin2 qa 1/ 2
ω 2=c ( M m ) (
+ −c [ +
M m
−
Mm ) ] (5.12)
Persamaan kedua ini disebut persamaan gelombang frekuensi cabang akustik karena
karakteristiknya mirip seperti gelombang bunyi yang mana apabilaω meningkat maka
Amplitudo atom bernomor ganjil maupun genap. Yang didapat dari persamaan
berikut
Gambar 5.3. Dapat dilihat pada gambar bahwa cabang akustik untuk A1 dan A2 sefase
sedangkan untuk cabang optic tidak sefase
Jika kita lihat dari gambar 5.4 bahwa daerah antara ω 1dan ω 1 disebut celah frekuensi
π π
yaitu daerah dengan interval – <q< karena pada interval ini tidak ada
2a 2a
gelombang maka kisi dwi atomik tidak merambatkan gelombang tetapi meredamnya.
seorang fisikawan Perancis. Dalam matematika dan fisika zat padat, zona Brillouin
adalah sel satuan primitif dalam kisi resiprok. Batas-batas sel ini diberikan oleh bidang
yang berhubungan dengan titik pada kisi resiprokal. Sebuah zona Brillouin
titik asal kisi ke titik-titik kisi tetangga sekarang merupakan vektor kisi resiprokal G
(Gambar 6.1). Daerah terkecil yang ditutupi oleh sel Weigner-Seitz (kuning) juga
Ada juga zona Brillouin kedua, ketiga, dll, , berhubungan dengan rangkaian
daerah yang memisah (semua dengan volume yang sama) untuk meningkatkan jarak
terdekat dari asal, tetapi ini lebih jarang digunakan. Sehingga, zona Brillouin pertama
sering disebut sebagai zona Brillouin saja (Secara umum, zona Brillouin-n terdiri dari
Bragg yang berbeda). Sebuah konsep yang terkait bahwa dari zona Brillouin dapat
Zona Brillouin juga dikatakan sebagai representasi tiga dimensi dari nilai k,
elektron dengan bidang kristal, θ. Oleh karena itu dalam kristal tiga dimensi
kkritis tergantung dari arah gerakan elektron relatif terhadap kisi kristal, dan
kemungkinan adanya susunan bidang kristal yang berbeda. Jika jarak antar ion
nπ
dalam padatan adalah a, maka dari persamaan |k|= ≡± k , kita dapatkan nilai
d sin θ
nπ
k kritis= dengan n=±1 , ± 2, ± 3 …(6.1)
a
Daerah antara –k1 dan +k1 disebut zona Brillouin pertama. Gambar 6.2
Pada kasus dua dimensi kita melihat gambaran nilai-nilai batas k pada
sumbu koordinat x-y pada Gambar 6.3. Karena baik bidang vertikal maupun
π 2
k x n1 + k y n2 = (n +n 22 ) (6.2)
a 1
Pada kasus tiga dimensi, kita melihat satu contoh Zona Brillouin untuk kisi
kristal kubus sederhana. Untuk kasus ini hubungannya (8.16) berubah menjadi
π 2
k x n1+ k y n2 +k z n3= ( n 1 +n 22 +n 32) (6.3)
a
Gambar 6.4. memperlihatkan gambaran tiga dimensi zona Brillouin pertama pada
Untuk BCC, kisi resiproknya adalah kisi FCC. Bekerja pada garis yang
sama dapat ditemukan bahwa kisi resiprokal dari kisi bcc adalah kisi yang face-
centred dan sesuai zona Brillouin pertama adalah berbentuk belah ketupat
dodecahedron.
Untuk FCC, kisi resiproknya adalah kisi BCC. Kisi resiprokal dari kisi fcc
adalah kisi yang body-centred dan sesuai zona Brillouin pertama adalah segi
delapan.
BAB II
Penyelesaian
Pendekatan kisi diskrit adalah kata lain dari pendekatan gelombang pendek yakni
yang lebih kecil dari pada jarak antar atom. Ketika suatu keadaan saat gelombang
melihat kristal sebagai sesuatu yang tersusun oleh atom-atom yang diskrit; sehingga
Penyelesaian
Gelombang elastik adalah dinamika kisi ketika panjang gelombang zat padat dapat
diberlakukan dalam medium tak hingga karena zat padat tersusun dari atom-atom
yang terpisah dan pisahan ini harus di perhitungkan. Gelombang elastik pada zat
Penyelesaian
Fonon :
Foton
gelombang-partikel").
berbasis satu atom (monoatomik) menurut hukum kedua Newton, dimana persamaan
Penyelesaian,
Menurut hukum kedua Newton, persamaan gerak atom ke-n dapat diungkapkan
sebagai berikut :
d 2 un
m 2 =C(un+1 +un−1−2un ) (4.1)
dt
m massa atom, C tetapan elastik ikatan antar atom (semacam tetapan pegas), dan t
berbentuk :
un =A e(iq x )
n
(4.2)
x n=na
n bilangan bulat dan a tetapan kisi. Masukkan solusi (4.2) ke dalam persamaan gerak
d 2 un
m =C ¿)
dt 2
d 2 ( A e [ i (qan−ωt )] )
m =C ¿)
dt 2
−m ω2 un=C ¿) (4.3)
dimana,
PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT |DINAMIKA KISI KRISTAL 21
un ±1 =Ae inqa e± iqa (4.4)
maka,
−m ω2 A e(inqa)=C ¿)
sehingga,
2C
ω 2= (1-cos qa¿
m
Turunkan ,
jadi,
2C
ω 2= ¿
m
2C 1
ω 2= (2 sin 2 qa)
m 2
4 C 2 qa
ω 2= sin
m 2
ω=2 ¿
Diperoleh solusi ω :
qa
ω=ω m sin(¿ )¿ (4.6)
2
ω m=2 ¿
Sehingga hubungan dispersi antara ω dan q pada kristal berbasis satu atom
5. Turunkan persamaan disperse hubungan antara ω dan q pada kisi dwi atom.
Jawaan:
d 2 U 2 r+1
M =k ( u 2 r+2 +u2 r −2u 2r +1 )
dt2
d2 U 2r
m =k ( u2 r +1 +u2 r−1−2 ur )
d t2
Dengan
u2 r +1= A1 exp [iqa ( 2 r +1 )−ωt ]
u2 r =A 2 exp [iqa ( 2 r )−ωt ]
Sehingga
( 2 c−M ω2 ) A1−( 2 ccosqa ) A 2=0
(−2 ccosqa ) A1 + ( 2 c−mω 2) A2 =0
Atau dalam bentuk matriks
( 2 c−M ω2 ) − (2 ccosqa ) A1 =0
[ −2 ccosqa 2 c−m ω2 ][ ]
A2
Akan memiliki penyelesaian jika determinan matriks sama dengan 0
( 2 c−M ω 2) −( 2 ccosqa ) =0
| −2 ccosqa 2c −mω 2 |
PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT |DINAMIKA KISI KRISTAL 23
( 2 c−M ω2 ) .(2 c−m ω2 ¿−(−2ccosqa ) .(−2 ccosqa)=0
Mm ω4 −( m+ M ) 2 c ω2 +4 c 2 ( 1−cos2 qa ) =0
Dapat diselesaikan dengan
−b ± √ b2−4 ac
2
ω = 12
2a
Dengan a=Mm b=−2 c ( m+ M ) c=4 c 2 ( 1−cos 2 qa )
2
2 c ( m+ M ) ± √ 4 c 2( ( m+ M ) ) −4 Mm 4 c 2 sin 2 qa
ω 122=
2 Mm
4 c 2 [( m+ M ) ¿¿ 2−4 Mmsin 2 qa ]
ω 122=2 c ( m+ M ) ± √ ¿
2 Mm
2 √ [ ( m+ M ) ¿¿ 2−4 Mm sin 2 qa ]
ω 12 =2 c ( m+ M ) ± 2c ¿
2 Mm
2 c ( m+ M ) [ ( m+ M )¿ ¿ 2−4 Mm sin2 qa]
ω 122= ±2c ¿
2 Mm 2 Mm
1 1 1 1 2 4 sin 2 qa 1 /2
ω 122=c ( + ±c[
M m ) (
+
M m
−
Mm ) ]
DAFTAR PUSTAKA
Kittel, C. 1996. Introduction to Solid State Physics Seventh Editio. United States Of
Parno. 1999. Pendahuluan Fisika Zat Padat: Dinamika Kisi. Diakses melalui
Sudaryatno, S dan Ning Utari S. 2012. Mengenal Sifat Material. Bandung: Darpublic.
PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT |DINAMIKA KISI KRISTAL 24
Huang, Yuan Ming. - . Solid State Physics. Diakses melalui http://www.lcst-cn.org/Solid