Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era ini, setiap perusahaan harus dapat menyesuaikan diri dengan
teknologi yang terus berkembang, karena jika suatu bisnis dapat bersatu dengan
perkembangan teknologi akan dapat memberikan banyak manfaat bagi bisnis
tersebut. Teknologi dapat mengurangi biaya, tenaga maupun waktu dengan hasil
yang cukup maksimal. Oleh karena itu agar dapat bertahan, setiap perusahaan
dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas produksi, pemasaran serta inovasi.
Tujuannya untuk memaksimalkan keuntungan agar sesuai target yang hendak
dicapai perusahaan.

Menurut Harjito dan Martono (2011:2), tujuan perusahaan adalah mencapai


atau memperoleh laba maksimal untuk kemakmuran pemilik perusahaan maupun
kesejahteraan masyarakat sebagai tanggung jawab sosial perusahaan. Dan untuk
menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk memperoleh
laba yang maksimal, perusahaan harus melakukan kegiatannya secara efektif agar
tujuannya dapat tercapai. Selain itu manajemen juga harus mengambil keputusan
yang efisien agar dapat menekan biaya seminimal mungkin untuk mencapai
tujuan tersebut.

Laporan keuangan perusahaan bisa dijadikan sebagai alat untuk menilai


bagaimana perusahaan tersebut berkembang. Menurut Hidayat (2018:2) Laporan
keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan
suatu perusahaan, dimana informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran
kinerja keuangan suatu perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan merupakan cara
mengevaluasi pencapaian perusahaan pada periode tertentu yang mencakup
kegiatan operasional perusahaan dalam aspek keuangan, manajemen, sumber daya
manusia maupun dalam hal penghimpunan dan penyaluran dana. Hasil dari

1
2

penilaian ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengambilan


keputusan ekonomi oleh manajemen, pemegang saham (investor), investor
potensial, maupun kreditur yang berfungsi sebagai penyedia modal bagi
perusahaan.

Konsep analisis kinerja ada dua macam, yaitu konsep konvensional yang
terdiri dari Rate on Investment (ROI), Rate on Equity (ROE), Return on Assets
(ROA) dan konsep value based yakni Economic Value Added (EVA) dan Market
Value Added (MVA). ROE merupakan perbandingan antara laba setelah pajak
terhadap modal sendiri. ROA dan ROI adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba menggunakan total aktiva. ROI merupakan
perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total investasi sedangkan
ROA perbandingan laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Pengukuran
berdasarkan rasio keuangan sebagai alat ukur konvensional seringkali kurang
mencerminkan kinerja yang sebenarnya sehingga perusahaan terlihat baik dan
meningkat, berlawanan dengan yang sebenarnya, kinerja tidak mengalami
peningkatan dan bahkan menurun. Ini disebabkan rasio keuangan mengabaikan
biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah perusahaan mampu
menciptakan nilai atau tidak. Untuk mengatasi masalah tersebut dikembangkan
suatu konsep baru yaitu Economic Value Added (EVA), yang bisa dijadikan
alternatif dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan untuk menentukan
apakah suatu investasi dapat memberikan hasil yang positif terhadap kekayaan
pemegang saham, sebab nilai perusahaan merupakan acuan bagi investor sebagai
dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi.
Menurut Tunggal (2008:1) Economic Value Added (EVA) adalah suatu sistem
manajemen keuangan untuk mengatur ekonomi dalam suatu perusahaan yang
menyatakan bahwa kesejahteraan dapat tercipta jika perusahaan mampu
memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital).

Dalam penilaian diperlukan suatu alat ukur kinerja yang menunjukkan prestasi
manajemen sebenarnya yang mampu mendorong aktivitas atau strategi yang
menambah nilai ekonomis (value added activities) dan menghapuskan aktivitas
3

yang merusak nilai (non-value added activities). Selain metode EVA terdapat
konsep lain yang erat kaitannya dengan EVA yaitu konsep pengukuran Market
Value Added (MVA). MVA merupakan selisih antara nilai pasar ekuitas (market
value of equity) dipasar modal dengan nilai buku ekuitas. MVA menilai dampak
tindakan manajer atas kesejahteraan para investor. MVA yang positif menunjukan
perusahaan mampu menciptakan nilai tambah ekonomis melalui kegiatan
operasionalnya, sedangkan apabila perusahaan menghasilkan MVA negatif
menunjukan bahwa perusahaan belum mampu menciptakan nilai tambah
ekonomis. Berdasarkan MVA dapat dibuat kontrak untuk menentukan besarnya
bonus kinerja bagi pengelola perusahaan. Namun, MVA adalah ukuran kumulatif
jangka panjang. Padahal bonus kinerja biasanya perlu dibayar tiap tahun. Sebagai
pendekatan bagi penciptaan nilai setiap tahunnya, dipergunakan konsep Economic
Value Added (EVA) sebagai dasar penilaian pemberian bonus pada karyawan
dengan divisi yang memberikan EVA lebih besar

Nilai suatu perusahaan sangat berpengaruh atas perkembangan usaha


perusahaan serta dapat menarik kepercayaan masyarakat luas. Tinggi nilai
perusahaan membuktikan bahwa kinerja keuangan perusahaan tersebut baik.
Dalam hal ini, Economic Value Added (EVA) sangat relevan karena EVA dapat
mengukur kinerja atau prestasi manajemen berdasarkan besar kecilnya nilai
tambah ekonomis yang diciptakan oleh perusahaan sebagai akibat dari aktivitas
yang dijalankan selama periode tertentu. Apabila perusahaan menghasilkan EVA
positif menunjukan perusahaan mampu menciptakan nilai tambah ekonomis
melalui kegiatan operasionalnya, sedangkan apabila perusahaan menghasilkan
EVA negatif menunjukan bahwa perusahaan belum mampu menciptakan nilai
tambah ekonomis. Penggunaan konsep nilai tambah ini akan menuntut
manajemen agar meningkatkan nilai perusahaan untuk mengetahui tentang
kepastian yang akan dilakukan terhadap perusahaan yang dinilai termasuk dalam
kategori perusahaan yang memiliki kinerja baik. Hal ini sangat penting untuk
memperhatikan konsep-konsep penilaian kinerja dan pengaruhnya terhadap
tingkat pengembalian investasi.
4

Penerapan EVA memerlukan estimasi biaya modal dan estimasi ini lebih
mudah dilakukan pada perusahaan yang sudah go public. Perusahaan yang sudah
go public, sahamnya akan beredar dan diperdagangkan di pasar modal (capital
market), di Indonesia melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Pasar modal dapat
dijadikan altenatif sarana pendanaan bagi perusahaan yang membutuhkan modal
atau dana, baik jangka menengah maupun jangka panjang. Dalam investasi di
pasar modal, EVA merupakan suatu ukuran yang memberikan pengaruh positif
kepada harga saham. Jika kinerja pusat investasi diukur dengan EVA maka
investasi yang menggunakan laba di atas biaya modal akan meningkatkan EVA
dan oleh karena itu, akan lebih menarik bagi para manajer. Penggunaan metode
Economic Value Added bermanfaat untuk memilih investasi keuangan yang paling
menjanjikan karena EVA dapat menjadi suatu estimator untuk penciptaan nilai
ekonomi yang sebenarnya dari suatu perusahaan yang mempunyai fokus pada
penciptaan nilai bagi pemegang saham.

Penelitian ini menggunakan subsektor konstruksi dan bangunan yang terdaftar


di LQ45 periode tahun 2016-2018. Indeks LQ45 merupakan 45 emiten yang telah
melalui proses seleksi dengan likuiditas tinggi (Liquid) di Bursa Efek dengan
mempertimbangkan kapitalisasi pasar. Sektor konstruksi dan bangunan adalah
salah satu sektor terkuat yang mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan perekonomian Indonesia
pada tahun 2018 sebesar 5.18% dengan Produk Domestik Bruto (PDB) lebih
tinggi dari tahun sebelumnya yaitu sebesar RP 14 837,4 triliun. Sektor konstruksi
berada di posisi ketiga sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi Indonesia,
dengan kontribusi pada struktur PDB sebesar 11,11% atau senilai Rp 1,648.4
triliun. Namun secara year on year (yoy) pertumbuhan PDB sektor konstruksi dan
bangunan tumbuh lebih rendah yaitu sebesar 5,58%.
5

Struktur dan Pertumbuhan PDB

19.82

13
11.11 10.88
9.08 8.94
8.03 7.8 7.92
7.17 7.17
6.27 5.95
5.58 5.39
5.34 4.97 5.46
4.25 4.39 3.87 4.17 3.94 3.83 3.54
2.25 2.79
1.84 1.21 1 1.11
0.07

tri a n ks
i n n an ns
i
an si n
um ya n
Ga
s ia
l
Ai
r
us ng t ru ni
a
ng
a
ng ra ah ika d ika in i nn haa os n
In
d ga ns rta ba ud
a
As
u in
t un
nd
i M La us
a k &
g.
S
da
a
rd
a Ko pe m rg er om Pe an sa er tri Ke ga
Pe rta e & m K a k J a P i s n
pe P an .P
e an sa M sa n
L & Pe
i& ng m id Ja & Ja aa ta
n
s a d s i d a
rta Ke
u A m
a as ga eh
s po s a f or od Pen K es
an Ja In o m
Tr Ak sa
Ja

Struktur PDB % Column1

Sumber : www.bps.go.id, 2018

Gambar 1.1 Struktur dan Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha


6

Peningkatan maupun penurunan yang terjadi pada subsektor konstruksi dan


bangunan dalam negri tidak lepas dari adanya pendanaan yang diberikan oleh
investor, sehingga perusahaan dapat menjalankan usahanya. Investasi yang
diberikan umumnya berbentuk saham yang nantinya investor akan mendapatkan
deviden ataupun capital gain atas investasi yang telah ditanamkan pada
perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan uraian diatas tentu investor ingin
mengetahui, rendahnya pertumbuhan PDB sektor konstruksi mempengaruhi besar
deviden atau proses penciptaan nilai tambah ekonomis bagi perusahaan konstruksi
dan bangunan yang terdaftar pada LQ45 atau tidak. Sebab LQ45 berisi perusahaan
yang memiliki kondisi keuangan, perospek pertumbuhan, serta nilai transaksi
yang tinggi. Berdasarkan latar belakang tersebut, sehingga peneliti tertarik untuk
melakukan penulisan tentang kinerja keuangan dengan judul penelitian
“PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN
METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA SEKTOR
KONSTRUKSI DAN BANGUNAN YANG TERDAFTAR DI LQ45
PERIODE 2015-2018”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka yang menjadi rumusan


masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanakah kinerja keuangan perusahaan
sektor Konstruksi dan Bangunan yang terdaftar di LQ45 pada periode 2015-2018
dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA) ?

1.3 Batasan Masalah

Karena luasnya topik penulisan, maka penulis membatasi hanya


menganalisis laporan keuangan yang meliputi laporan keuangan kuartal berupa
Neraca, Laporan Laba/Rugi, dan Laporan Arus Kas perusahaan sektor Kostruksi
7

dan Bangunan yang terdaftar di LQ45 pada periode 2015-2018 menggunakan


metode penilaian Economic Value Added (EVA).

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis kinerja keuangan


perusahaan sektor Kostruksi dan Bangunan yang terdaftar di LQ45 pada periode
2015-2018 dengan menggunakan metode Economic Value Added (EVA).

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat


sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Diharapkan seluruh tahapan serta hasil penelitian yang diperoleh dapat


memperluas wawasan dan sekaligus memperoleh pengetahuan mengenai
pengajaran yang diperoleh selama perkuliahan.

2. Bagi Akademis

Diharapakan penelitian ini dapat menambah pengembangan wawasan,


pandangan, pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen
keuangan, khususnya mengenai cara menilai kinerja perusahaan menggunakan
metode Economic Value Added (EVA). Penelitian ini juga dapat digunakan
sebagai salah satu referensi bagi peneliti maupun peneliti selanjutnya yang
mengadakan penelitian sejenis.

Anda mungkin juga menyukai