PENDAHULUAN
Pada era ini, setiap perusahaan harus dapat menyesuaikan diri dengan
teknologi yang terus berkembang, karena jika suatu bisnis dapat bersatu dengan
perkembangan teknologi akan dapat memberikan banyak manfaat bagi bisnis
tersebut. Teknologi dapat mengurangi biaya, tenaga maupun waktu dengan hasil
yang cukup maksimal. Oleh karena itu agar dapat bertahan, setiap perusahaan
dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas produksi, pemasaran serta inovasi.
Tujuannya untuk memaksimalkan keuntungan agar sesuai target yang hendak
dicapai perusahaan.
1
2
Konsep analisis kinerja ada dua macam, yaitu konsep konvensional yang
terdiri dari Rate on Investment (ROI), Rate on Equity (ROE), Return on Assets
(ROA) dan konsep value based yakni Economic Value Added (EVA) dan Market
Value Added (MVA). ROE merupakan perbandingan antara laba setelah pajak
terhadap modal sendiri. ROA dan ROI adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba menggunakan total aktiva. ROI merupakan
perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total investasi sedangkan
ROA perbandingan laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Pengukuran
berdasarkan rasio keuangan sebagai alat ukur konvensional seringkali kurang
mencerminkan kinerja yang sebenarnya sehingga perusahaan terlihat baik dan
meningkat, berlawanan dengan yang sebenarnya, kinerja tidak mengalami
peningkatan dan bahkan menurun. Ini disebabkan rasio keuangan mengabaikan
biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah perusahaan mampu
menciptakan nilai atau tidak. Untuk mengatasi masalah tersebut dikembangkan
suatu konsep baru yaitu Economic Value Added (EVA), yang bisa dijadikan
alternatif dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan untuk menentukan
apakah suatu investasi dapat memberikan hasil yang positif terhadap kekayaan
pemegang saham, sebab nilai perusahaan merupakan acuan bagi investor sebagai
dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi.
Menurut Tunggal (2008:1) Economic Value Added (EVA) adalah suatu sistem
manajemen keuangan untuk mengatur ekonomi dalam suatu perusahaan yang
menyatakan bahwa kesejahteraan dapat tercipta jika perusahaan mampu
memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital).
Dalam penilaian diperlukan suatu alat ukur kinerja yang menunjukkan prestasi
manajemen sebenarnya yang mampu mendorong aktivitas atau strategi yang
menambah nilai ekonomis (value added activities) dan menghapuskan aktivitas
3
yang merusak nilai (non-value added activities). Selain metode EVA terdapat
konsep lain yang erat kaitannya dengan EVA yaitu konsep pengukuran Market
Value Added (MVA). MVA merupakan selisih antara nilai pasar ekuitas (market
value of equity) dipasar modal dengan nilai buku ekuitas. MVA menilai dampak
tindakan manajer atas kesejahteraan para investor. MVA yang positif menunjukan
perusahaan mampu menciptakan nilai tambah ekonomis melalui kegiatan
operasionalnya, sedangkan apabila perusahaan menghasilkan MVA negatif
menunjukan bahwa perusahaan belum mampu menciptakan nilai tambah
ekonomis. Berdasarkan MVA dapat dibuat kontrak untuk menentukan besarnya
bonus kinerja bagi pengelola perusahaan. Namun, MVA adalah ukuran kumulatif
jangka panjang. Padahal bonus kinerja biasanya perlu dibayar tiap tahun. Sebagai
pendekatan bagi penciptaan nilai setiap tahunnya, dipergunakan konsep Economic
Value Added (EVA) sebagai dasar penilaian pemberian bonus pada karyawan
dengan divisi yang memberikan EVA lebih besar
Penerapan EVA memerlukan estimasi biaya modal dan estimasi ini lebih
mudah dilakukan pada perusahaan yang sudah go public. Perusahaan yang sudah
go public, sahamnya akan beredar dan diperdagangkan di pasar modal (capital
market), di Indonesia melalui Bursa Efek Indonesia (BEI). Pasar modal dapat
dijadikan altenatif sarana pendanaan bagi perusahaan yang membutuhkan modal
atau dana, baik jangka menengah maupun jangka panjang. Dalam investasi di
pasar modal, EVA merupakan suatu ukuran yang memberikan pengaruh positif
kepada harga saham. Jika kinerja pusat investasi diukur dengan EVA maka
investasi yang menggunakan laba di atas biaya modal akan meningkatkan EVA
dan oleh karena itu, akan lebih menarik bagi para manajer. Penggunaan metode
Economic Value Added bermanfaat untuk memilih investasi keuangan yang paling
menjanjikan karena EVA dapat menjadi suatu estimator untuk penciptaan nilai
ekonomi yang sebenarnya dari suatu perusahaan yang mempunyai fokus pada
penciptaan nilai bagi pemegang saham.
19.82
13
11.11 10.88
9.08 8.94
8.03 7.8 7.92
7.17 7.17
6.27 5.95
5.58 5.39
5.34 4.97 5.46
4.25 4.39 3.87 4.17 3.94 3.83 3.54
2.25 2.79
1.84 1.21 1 1.11
0.07
tri a n ks
i n n an ns
i
an si n
um ya n
Ga
s ia
l
Ai
r
us ng t ru ni
a
ng
a
ng ra ah ika d ika in i nn haa os n
In
d ga ns rta ba ud
a
As
u in
t un
nd
i M La us
a k &
g.
S
da
a
rd
a Ko pe m rg er om Pe an sa er tri Ke ga
Pe rta e & m K a k J a P i s n
pe P an .P
e an sa M sa n
L & Pe
i& ng m id Ja & Ja aa ta
n
s a d s i d a
rta Ke
u A m
a as ga eh
s po s a f or od Pen K es
an Ja In o m
Tr Ak sa
Ja
1. Bagi Penulis
2. Bagi Akademis