ISI
Jalan tol ini dikerjakan dengan rencana masa konstruksinya selesai pada bulan
Oktober 2019, rencana uji kelayakan November 2019 dan Jalan tol ini diresmikan
penggunaannya oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 12 Desember 2019.
Keunikan dari tol layang ini adalah kondisi jalan yang bergelombang. Berikut alasan
mengapa jalan yang dibuat bergelombang berdasarkan beberapa sumber:
1. Pembangunan Jalan Tol Jakarta-Elevated diakui rumit karena harus dibangun di atas
konstruksi lain, seperti simpang susun, jembatan penyeberangan orang (JPO), dan
jalan tol eksisting. Jalan tersebut juga dibangun di bawah SUTET yang mengalirkan
pasokan listrik untuk wilayah Jawa dan Bali. Karena itu, konstruksi jalan mengikuti
topografi bangunan di bawahnya.
2. Tantangan pembangunan jalan layang ini ialah dikerjakan di lahan dengan konstruksi
bertumpuk-tumpuk. Dengan topografi adanya simpang susun hingga JPO, semestinya
jembatan ini bisa dibangun di sisi samping. Namun, nyatanya, kontraktor tak dapat
menggunakan lahan samping halan tol karena terdapat konstruksi kereta layang atau
LRT dan kereta cepat Jakarta-Bandung.
3. Kontraktor membangun jembatan layang dengan ketinggian batas aman. Desain jalan
tol dibuat seefisien mungkin untuk mempertimbangkan keselamatan pengguna.
Pembangunan jembatan ini memerlukan clearance area setinggi 5,1 meter dari
konstruksi di bawahnya.
2.2 Kelebihan dan Kelengkapan Japek Elevated
1. Dengan adanya Jalan tol ini perjalanan dari Jakarta menuju Bandung bisa memangkas
30 menit waktu perjalanan, sebab kendaraan pribadi yang sebelumnya menggunakan
akses jalan tol lama, kini berpindah ke jalan tol layang.
2. Rambu dan marka jalan yang terdapat dalam Tol layang ini sudah lengkap dan dalam
keadaan baik,
3. Terdapat lampu penerangan jalan yang memadai,
4. Terdapat bahu jalan yang dapat digunakan pengemudi untuk menepi/berhenti darurat,
5. Japek elevated ini mempunyai desain jalan dan expansion joint yang dapat menahan
gempa hingga di atas magnitudo 8,
6. Dari segi keamanan, petugas siaga 24 jam (armada pelayanan lalu lintas seperti
ambulance, kendaraan patroli, rescue, dan Patroli Jalan Raya (PJR)) dan dilengkapi
113 cctv dengan sistem tilang elektornik,
7. Terdapat Median Concrete Barrier dengan tipe high sebagai pengaman,
8. Terdapat 8 buah U-Turn (km 13, km 17, km 21, km 24, km 28, km 31, km 36, km
38) yang berfungsi untuk alternatif kendaraan berbalik arah dalam kedaan darurat,
namun bisa untuk aktivitas contra flow bila nanti dibutuhkan dalam kondisi tertentu
atau volume kendaraan sangat padat,
9. Terdapat tangga darurat bagi akses orang yang lokasinya persis di setiap lokasi U-
turn. Tangga darurat ada di dua sisi masing-masing lajur tol layang.
10. Penumpang disuguhi pemandangan yang tidak biasa dari atas tol layang,
2.5 Dokumentasi