Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 2, No. 12, Desember 2018, hlm. 6146-6151 http://j-ptiik.ub.ac.id

Optimasi Penjadwalan Shift Jaga Dokter di IGD Menggunakan Algoritme


Genetika
(Studi Kasus Rumah Sakit di Malang)
Annisaa Amalia Safitri1, Imam Cholissodin2, Lailil Muflikhah3
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email: 1nhiisaamalia@gmail.com, 2imamcs@ub.ac.id, 3lailil@ub.ac.id

Abstrak
Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan unit terdepan yang bertugas menerima pasien saat
terjadi keadaan darurat. Di dalam IGD, dokter harus tersedia selama 24 jam untuk menangani pasien
yang datang kapanpun saat keadaan darurat sedang terjadi. Untuk menjaga kinerja dokter saat bekerja
24 jam di dalam IGD, maka digunakan sistem jadwal jaga berupa sistem shift. Penjadwalan dilakukan
selama 1 bulan dengan 11 orang dokter yang tiap harinya akan dibagi menjadi 3 shift kerja. Guna
mengoptimasi dan membuat kombinasi terbaik dalam jadwal jaga dokter di IGD, maka dibuat sistem
penjadwalan shift jaga dokter di IGD yang menggunakan algoritme genetika. Proses reproduksi yang
dilakukan ada 2, yaitu proses crossover dengan menggunakan extended intermediate crossover dan
proses mutasi dengan menggunakan reciprocal exchange mutation, serta digunakan proses seleksi
yaitu proses elitism. Pengujian yang digunakan untuk penjadwalan shift jaga IGD ini ada 3 jenis
pengujian. Pengujian pertama yaitu pengujian jumlah popSize dengan fitness tertinggi pada nilai 40
dengan rata-rata nilai fitness 1,766, pengujian kedua yaitu pengujian nilai generasi dengan fitness
tertinggi pada nilai generasi ke-40 dengan rata-rata nilai fitness 1,608, dan pengujian ketiga yaitu
pengujian kombinasi cr mr dengan fitness tertinggi pada kombinasi 0,7 dan 0,3 dengan rata-rata nilai
fitness 2,064. Dari hasil tersebut, dilakukan lagi pengujian untuk membandingkan nilai fitness dari
sistem dengan nilai fitness dari data real yang diberikan oleh rumah sakit. Dan hasilnya menunjukkan
bahwa nilai fitness dari sistem=11,111 lebih besar dari nilai fitness pada data real yang diberikan
rumah sakit=7,692.
Kata kunci: optimasi, penjadwalan, shift jaga dokter, algoritme genetika

Abstract
Emergency room (ER) is one of the units in a hospital who the first of receiving patients in
case of an emergency. In ER, there are doctors who should be available for 24 hours to deal with
patient who come everytime when an emergency form happen. To keep the performance of doctors
who working 24 hours in ER, then we make a schedule that use with shift system. For 1 month
scheduling, 11 doctors will split into 3 shift work in a day. In order to optimize and make the best
combination in doctor’s schedule at ER, then made the doctor’s scheduling system in a ER using
genetic algorithm. Reproductive process using 2 ways, first the process of crossover by using extended
intermediate crossover and second the mutation process by using a reciprocal exchange mutation, and
then will use the last process of algorithm and the name is elitism selection process. Testing that is
used for doctor’s scheduling system in a ER is there are 3 types of testing. The first test is testing the
number of popSize, with the highest fitness at a value of 40 with an average of 1,766, the second test is
testing the value of generation with the highest fitness at generation value 40 with an average value of
fitness 1,608, and the last test is combination of cr mr with the highest fitness value on a combination
of 0,7 and 0,3 with average fitness 2,064. From those results, do more testing to compare the fitness
value of fitness values of the system with real data provided by the hospital. And the results show that
the value of fitness of the system = 11,111 is greater than the value of the data on real fitness given
hospital = 7,692.
Keywords: optimization, scheduling, doctor’s schedule, genetic algorithm

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 6146
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6147

1. PENDAHULUAN menggunakan algoritme genetika akan


memperoleh optimasi penjadwalan yaitu
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah unit
kondisi dimana terbentuk kombinasi terbaik
dalam sebuah rumah sakit yang terdepan dalam
dokter yang berjaga pada IGD, serta tidak ada
menerima pasien saat pasien mengalami sebuah
permasalahan bentrokan jadwal jaga pada 1
keadaan darurat (Jamil, 2015). Di dalam
waktu (Sufarnap & Sudarto, 2011). Penelitian
Instalasi Gawat Darurat (IGD), kondisi pasien
ini didasarkan pada studi pustaka penelitian
dalam keadaan apapun baik yang parah maupun
yang berhasil dilakukan oleh (Ilmi, 2014) yaitu
tidak harus tetap ditangani oleh dokter. Peran
dilakukannya optimasi penjadwalan perawat
dokter, perawat, serta peralatan medis yang ada
menggunakan algoritme genetika. Di dalam
diperlukan dalam waktu 24 jam dan 7 hari
penelitian yang telah dilakukan tersebut,
untuk menangani pasien yang datang ke IGD
algoritme genetika dapat membuat jadwal jaga
agar mendapatkan pertolongan yang optimal
yang dilakukan perawat menjadi lebih optimal.
(Ulya, 2017). Panjangnya jam kerja untuk
Masukkan yang diberikan dalam penelitian
tenaga medis (terutama bagi dokter), akan
tersebut berupa popsize, generasi, cr dan mr.
membutuhkan tenaga yang cukup besar. Di
Untuk mendapatkan kualitas yang baik dari
dalam kondisi ini, memungkinkan akibat pada
solusi penjadwalan yang dapat dihasilkan ,
kemudian hari akan timbul kondisi buruk pada
maka dapat diukur dari nilai fitness-nya.
dokter karena tenaganya terlalu di forsir untuk
Perhitungan fitness didapat dari jumlah penalti
bekerja dalam 24 jam selama 7 hari penuh
yang telah dikalikan dengan konstanta dan
untuk menangani pasien di IGD (Ulya, 2017).
selanjutnya dihitung menggunakan rumus
Selain itu apabila kinerja dokter terlalu diforsir,
fitness. Semakin besar nilai fitness yang dapat
maka akan menyebabkan kurang maksimalnya
dihasilkan dari proses perhitungan constraint,
pelayanan terhadap para pasien di IGD.
maka solusi yang dihasilkan akan semakin baik
Berdasarkan permasalahan yang ada maka
sedangkan apabila semakin kecil nilai fitness
diperlukan sebuah penyelesaian.
yang dapat dihasilkan dari proses perhitungan
Untuk mendapatkan solusi dari masalah-
constraint, maka semakin buruk solusi yang
masalah yang telah disebutkan sebelumnya,
akan dihasilkan. Dengan latar belakang masalah
maka diperlukan sebuah penjadwalan.
tersebut, maka kami membuat penelitian
Penjadwalan yang optimal adalah penjadwalan
dengan judul “Optimasi Penjadwalan Shift Jaga
yang menerapkan keadilan untuk setiap dokter
Dokter di IGD Menggunakan Algoritme
yang mendapatkan jadwal. Penyusunan jadwal
Genetika (Studi Kasus Rumah Sakit di
shift jaga kurang optimal apabila dikerjakan
Malang)”. Harapan kami, dengan adanya sistem
secara manual. Karena mungkin saja meskipun
penjadwalan ini maka akan meningkatkan
di dalam IGD sudah terdapat jadwal shift jaga
kinerja dokter dan memberikan hasil yang
dokter, namun kadang nama dokter tersebut
optimal terhadap pasien.
terdapat pada shift yang berurutan, ada 2 nama
yang sama pada 1 shift, atau bahkan dalam 1
2. TINJAUAN PUSTAKA
shift tidak ada dokter yang berjaga sama sekali
(Rezaeiahari, 2017). Karena terbatasnya jumlah 2.1 Penjadwalan Shift Jaga Dokter
dokter yang ada di dalam rumah sakit yang Penjadwalan dalam pekerjaan merupakan
dibandingkan dengan jumlah pasien serta pengalokasian sumber daya manusia pada suatu
jumlah shift yang ada (Ulya, 2017), dalam tempat kerja tertentu dengan waktu dan tempat
penyusunan jadwal shift jaga dokter ini, harus yang telah ditentukan dalam melaksanakan
diperhatikan agar jadwal jaga mendapatkan pekerjaan-pekerjaan yang telah direncanakan
hasil optimal, menguntungkan semua pihak, untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh
dan menghasilkan pelayanan yang terbaik untuk perusahaan (Dhuha & Suseno, 2017).
pasiennya (Atmasari, 2010). Penjadwalan yang akan dilakukan adalah
Pada penerapan optimasi penjadwalan shift jadwal shift jaga dokter di IGD. Penjadwalan
jaga dokter ini, akan digunakan algoritme ini dilakukan agar jadwal tiap dokter yang
genetika. Algoritme genetika adalah pendekatan berjaga menjadi optimal.
secara komputasional untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang dibuat dengan proses 2.2 Algoritme Genetika
biologi dari proses evolusi. Diharapkan dengan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6148

Algoritme genetika adalah algoritme reproduksi mutasi, proses untuk evaluasi,


pencarian berdasarkan mekanisme seleksi alami serta untuk proses seleksi.
dan pewarisan genetik (Gen & Cheng, 1997).
Algoritme genetika akan membuat kombinasi Mulai
antara suatu deretan struktur dengan melakukan
pertukaran informasi acak ke bentuk algoritme
pencarian dengan beberapa perubahan bakat
yang ada pada manusia. Dari generasi ke popsize,
generasi, himpunan yang baru dari deretan max_iterasi, cr, mr
individu dibuat atas dasar kecocokan pada
generasi sebelumnya (Mutakhiroh, dkk., 2007).
Siklus pembuatan algoritme genetika untuk
mencari solusi terbaik memiliki beberapa
proses, seperti inisialisasi; reproduksi; evaluasi Inisialisasi
dan seleksi. Di dalam evaluasi terdapat proses populasi
perhitungan fitness. Untuk melakukan evaluasi
nilai pada fitness dari kromosom, dapat
dilakukan langkah-langkah berikut (Mahmudy
crossover
& Rahman, 2011):
1) Ambil nilai asli dari tiap individu dalam
populasi.
2) Membuat evaluasi dari nilai fungsi tujuan mutasi
f(x).
3) Membuat konversi dari nilai fungsi tujuan
menjadi nilai fitness. hitung_fitnes
Semakin besar nilai dari fitness suatu
individu, maka akan semakin baik juga solusi
yang didapatkan dari individu tersebut. Nilai seleksi
pada fitness ini akan digunakan untuk memilih
n individu yang paling baik yang dapat bertahan
hidup untuk generasi selanjutnya. (Mahmudy &
Rahman, 2011). Ketika sudah diketahui nilai t
Memenuhi kondisi
fitness dari semua individu, dilakukan seleksi berhenti ?
untuk memilih individu terbaik. Seleksi
merupakan suatu proses yang akan digunakan
untuk memilih individu mana yang akan y
digunakan untuk proses pada generasi
berikutnya dengan menggunakan pertimbangan Individu terbaik
nilai fitness (Yaqin & Lisbiantoro, 2012).

3. PERANCANGAN OPTIMASI Selesai


PENJADWALAN SHIFT JAGA
DOKTER DI IGD
Gambar 1. Diagram Alir Perancangan Optimasi
Perancangan yang dilakukan untuk Penjadwalan shift jaga dokter
sistem optimasi penjadwalan shift jaga
dokter di IGD secara umum dapat dilihat Proses pertama yang dilakukan di dalam
Gambar 1 adalah inisialisasi populasi,
pada Gambar 1. Berdasarkan diagram alir
kemudian dilakukan reproduksi crossover
pada proses algoritme genetika tersebut
dengan menggunakan extended intermediate
dilakukan beberapa pengolahan terhadap crossover, dilakukan juga reproduksi mutasi
data yang diinputkan antara lain proses dengan menggunakan reciprocal exchange
untuk inisialisasi kromosom, proses untuk mutation, perhitungan fitness di dalam evaluasi,
reproduksi crossover, proses untuk dan yang terakhir adalah proses seleksi
menggunakan seleksi elitism.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6149

Representasi kromosom pada penelitian ini Gambar 2.


memiliki panjang 8 gen di tiap kromosomnya.
Dari panjang kromosom 8 gen tersebut, terdiri Pengujian popSize
dari 4 kolom pertama untuk shift 1, 3 kolom

rata-rata nilai fitness


berikutnya untuk shift 2, dan 1 kolom terakhir 1,850
untuk shift 3. Untuk pengisian masing-masing 1,750
kolom, dilakukan pemilihan ID dokter sejumlah 1,650
11 secara acak. Pada Tabel 1 akan digambarkan 1,550
bentuk dari representasi kromosom untuk 1,450
proses penjadwalan dokter di IGD. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Tabel 1. Contoh Representasi Kromosom
Shift nilai popSize
Shift 1 Shift 2
3
PU IGD IGD BPJS PU IGD IGD IGD Gambar 2. Grafik Hasil Pengujian Nilai PopSize
5 7 8 10 1 3 11 2
Berdasarkan hasil pengujian nilai popsize dari
sistem penjadwalan shift jaga dokter di IGD,
Perhitungan fitness di dalam proses evaluasi
didapatkan bahwa semakin tinggi nilai popsize
dilakukan untuk menghitung berapa banyak gen
yang diujikan maka kecenderungan nilai fitness
yang terkena constraint dan digunakan untuk
untuk meningkat semakin tinggi juga. Ini dapat
mengetahui apakah gen tersebut layak untuk
dibuktikan dengan hasil yang diawali dengan
lolos ke tahap berikutnya. Rumus untuk
rata-rata fitness yang cukup rendah pada
mengitung fitness akan ditunjukkan pada
percobaan nilai popsize 10. Kemudian rata-rata
Persamaan (1).
100 fitness meningkat tajam pada percobaan nilai
Fitness = (1) popsize 40. Setelah itu nilai turun kembali dan
1+𝑝𝑖𝑛𝑎𝑙𝑡𝑖
pada nilai popsize 60 hingga 100, rata-rata nilai
Keterangan: fitness telah mengalami kestabilan atau
konvergensi nilai fitness. Semakin besar nilai
dimana pinalti= ∑Bp ∑Np popsize maka proses komputasi untuk
∑Bp adalah jumlah bobot pelanggaran menampilkan nilai fitness akan memakan waktu
yang lebih lama dibandikan dengan nilai
∑Np adalah jumlah nilai pelanggaran
popsize yang lebih kecil.
4. PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.2 Pengujian Nilai Generasi
Pengujian algoritme ini digunakan sebagai Pengujian nilai generasi ini bertujuan
sarana untuk mengetahui nilai rata-rata fitness untuk mencari nilai generasi yang terbaik.
terbaik dari setiap parameter yang diujikan. Pengujian nilai generasi ini dilakukan terhadap
Pengujian yang dilakukan pada optimasi 10 nilai jumlah generasi yaitu 50, 100, 150,
penjadwalan dokter di IGD menggunakan 200, 250, 300, 350, 400, 450, dan 500 sejumlah
algoritme genetika ini adalah pengujian 10 kali percobaan dengan memakai nilai hasil
konvergensi jumlah generasi, nilai popSize, dan populasi yang terbaik dari pengujian nilai
pengujian pada nilai cr dan mr. Data dari popsize sebelumnya yaitu 40 serta nilai cr dan
pengujian yang dilakukan merupakan nilai mr masing-masing 0.6 dan 0.4. Grafik hasil
random dari data real yang diperoleh dari salah percobaan dapat dilihat pada Gambar 3.
satu rumah sakit di Malang.
4.1 Pengujian Jumlah PopSize
Pengujian Generasi
rata-rata nilai fitness

Pengujian jumlah popsize ini bertujuan 1,640


untuk mencari nilai popsize terbaik dari 1,600
banyaknya percobaan yang telah dilakukan. 1,560
Pengujian ini dilakukan terhadap 10 nilai 1,520
popsize yaitu 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90, 1,480
dan 100 sebanyak masing-masing 10 kali 50 100150200250300350400450500
dengan menggunakan banyaknya generasi 50 jumlah generasi
serta nilai cr dan mr masing-masing 0.6 dan
0.4. Grafik hasil percobaan dapat dilihat pada

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6150

Gambar 3. Grafik Hasil Pengujian Nilai Generasi Penentuan nilai cr dan mr ini sendiri
sebenarnya didapatkan agar terjadi
Berdasarkan hasil pengujian nilai generasi dari keseimbangan kemampuan eksplorasi dan
sistem penjadwalan shift jaga dokter di IGD, eksploitasi (Lozano & Herrera, 1998). Jika nilai
didapatkan bahwa semakin tinggi nilai generasi dari cr terlalu rendah dan nilai dari mr terlalu
yang diujikan maka kecenderungan nilai fitness tinggi maka Algoritme Genetika tersebut tidak
untuk meningkat semakin tinggi juga. Ini dapat bisa mengeksplorasi ruang pencarian secara
dibuktikan dengan hasil yang diawali dengan efektif. Dan sebaliknya, apabila nilai cr terlalu
rata-rata fitness yang cukup rendah pada tinggi dan nilai dari mr terlalu rendah maka
percobaan nilai generasi 50. Kemudian rata-rata Algoritme Genetika akan memiliki kesempatan
fitness meningkat terus menerus hingga eksplorasi ruang pencarian yang semakin
generasi 200. Setelah itu pada nilai generasi 200 sempit (Mahmudy, 2013).
hingga 500, rata-rata nilai fitness telah 4.4 Analisis Global
mengalami kestabilan atau konvergensi nilai Analisis global adalah pengujian akhir
fitness. Semakin besar nilai generasi maka yang dilakukan untuk menguji nilai parameter
proses komputasi untuk menampilkan nilai terbaik dari pengujian masing-masing
fitness akan memakan waktu yang lebih lama parameter yang telah dilakukan sebelumnya.
dibandikan dengan nilai generasi yang lebih Pengujian ini juga bertujuan untuk mengetahui
kecil. seberapa optimal sistem dalam menentukan
4.3 Pengujian Kombinasi cr dan mr proses penjadwalan shift jaga dokter. Pengujian
Pengujian kombinasi nilai crossover rate dilakukan dengan membandingkan hasil fitness
(cr) dan mutation rate (mr) ini memiliki tujuan dari data real yang didapatkan dari rumah sakit
untuk mencari nilai crossover rate (cr) dan dengan data yang dihasilkan oleh sistem. Di
mutation rate (mr) yang terbaik. Pengujian nilai dalam pengujian ini, data yang diambil dari
crossover rate (cr) dan mutation rate (mr) ini sistem menggunakan nilai popSize sebesar 40,
dilakukan terhadap 11 nilai jumlah cr dan mr banyaknya generasi adalah 350, dan nilai cr
sejumlah 10 kali percobaan dengan memakai serta mr adalah 0.7 dan 0.3. Tabel mengenai
nilai hasil dari popsize terbaik dari pengujian analisis global dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Analisis Global
nilai popsize sebelumnya yaitu 40 serta nilai
generasi terbaik dari pengujian nilai generasi Data Real dari Data dari
sebelumnya yaitu 350. Grafik hasil percobaan Rumah Sakit Sistem
dapat dilihat pada Gambar 4. Jumlah Constraint 1
(Terdapat 2 ID dokter
Pengujian cr mr dalam 1 shift/hard 0 0
constraint)
2,200
Jumlah Constraint 2
rata-rata nilai fitness

(Terdapat ID dokter
2,000
yang bekerja dengan 6 3
shift berurutan/soft
1,800
constraint)
Jumlah Constraint 3
1,600
(Terdapat ID dokter
yang bekerja lebih
1,400 6 5
mr 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 dari 1 shift dalam
sehari /soft
cr constraint)
1 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0
Jumlah Nilai Fitness 7,692 11,111
Gambar 4. Grafik Hasil Pengujian Kombinasi Nilai
cr dan mr
Berdasarkan hasil perbandingan pada tabel
Berdasarkan hasil dari pengujian nilai diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai fitness
Crossover Rate (cr) dan Mutation Rate (mr) pada sistem lebih tinggi 3,419 daripada nilai
dari sistem penjadwalan shift jaga dokter di pada data real yang diberikan oleh rumah sakit.
IGD, terlihat bahwa hasil rata-rata nilai fitness Dapat dilihat juga perbandingan jumlah
dari percobaan yang telah dilakukan terdapat constraint antara data real dengan sistem yang
bermacam-macam hasil. Ini terjadi karena nilai terdapat selisih 3 constraint pada constraint 2
dari cr dan mr sendiri tidak ada ketetapan pasti dan selisih 1 constraint pada constraint 3. Maka
seperti nilai popsize dan nilai generasi. dari itu, sistem optimasi penjadwalan jaga
dokter di IGD ini dapat digunakan sebagai

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 6151

acuan untuk pembuatan jadwal jaga dokter IGD Indonesia, K. K., 2006. Standar Pendidikan
di rumah sakit. Profesi Dokter. Jakarta: Konsil
Kedokteran Indonesia.
5. KESIMPULAN Ilmi, R. R., 2014. Optimasi Penjadwalan
Berdasarkan hasil implementasi dan Perawat Menggunakan Algoritma
pengujian dari sistem optimasi penjadwalan Genetika. DORO: Repository Jurnal
Mahasiswa PTIIK Universitas Brawijaya,
shift jaga dokter di IGD menggunakan
Volume 5.
algoritme genetika, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan yakni sebagai berikut. Jamil, M., 2015. Studi Fenomenologi:
Pengalaman Keluarga Pasien Dalam
1. Sistem optimasi penjadwalan shift jaga Berkomunikasi Dengan Perawat Di
dokter di IGD dapat diimplementasi Prioritas 2 (P2) Instalasi Gawat Darurat.
dengan menggunakan algoritme genetika . Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti,
Di dalam algortime genetika ini digunakan Volume 3.
metode reproduksi crossover yaitu Lozano & Herrera, 1998. Tackling real-
extended intermediate crossover, metode coded genetic algorithms: operators and
reproduksi mutasi menggunakan tools for behavioural analysis. Artificial
reciprocal exchange mutation, dan metode Intelligence Review, Volume 12, pp. 265-
untuk proses seleksi menggunakan elitism 319.
selection. Untuk mendapatkan parameter
Mahmudy, W. F., 2013. Algoritma Evolusi.
yang optimal yaitu dengan melakukan 3 Malang: Program Teknologi Informasi
pengujian yaitu pengujian untuk ukuran dan Ilmu Komputer (PTIIK).
popsize, pengujian untuk banyaknya
generasi, serta pengujian untuk kombinasi Mahmudy, W. F. & Rahman, M. A., 2011.
crossover rate (cr) dan mutation rate (mr). Optimasi Fungsi Multi-Obyektif
Berkendala Menggunakan Algoritma
2. Dari hasil pengujian dan analisis global Genetika Adaptif Dengan Pengkodean
yang telah dilakukan didapatkan rata-rata Real. Jurnal Ilmiah KURSOR, pp. 19-26.
nilai fitness dari sistem=11,111 lebih besar Mutakhiroh, I., Saptono, F., Hasanah, N. &
dari nilai fitness pada data real yang Romi, 2007. Pemanfaatan Metode
diberikan rumah sakit=7,692. Hasil Heuristik Dalam Pencarian Jalur
tersebut menunjukkan bahwa parameter Terpendek Dengan Algoritma Semut Dan
algoritme genetika sangat berpengaruh Algoritma Genetika. Yogyakarta, s.n., pp.
terhadap solusi yang didapat yaitu dengan B-33 - B-39.
memilih individu terbaik yang memiliki Sufarnap, E. & Sudarto, 2011. Analisis
nilai fitness tertinggi untuk dijadikan Optimasi Penjadwalan Jaga Dokter
sebuah solusi dalam permasalahan Residen Penyakit Dalam Pada Rumah
penjadwalan shift jaga dokter di IGD. Sakit Pendidikan. Jurnal SIFO Mikroskil,
Maka dari itu, sistem optimasi Oktober, Volume 12, pp. 97-104.
penjadwalan jaga dokter di IGD ini dapat Ulya, A., 2017. Penggunaan Algoritma
digunakan sebagai acuan untuk pembuatan Genetik Dengan Pemodelan Dua Tingkat
jadwal jaga dokter IGD di rumah sakit. Dalam Permasalahan Penjadwalan
Perawat Pada Unit Gawat Darurat Rumah
6. DAFTAR PUSTAKA Sakit Umum XYZ Surabaya. SISFO-
Jurnal Sistem Informasi.
Atmasari, 2010. Penjadwalan Perawat Unit
Gawat Darurat Dengan Menggunakan Yaqin, M. A. & Lisbiantoro, T., 2012.
Goal Programming. Optimasi Penjadwalan Perkuliahan
Jurusan Teknik Informatika Universitas
Dhuha & Suseno, 2017. Penjadwalan Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Tenaga Kerja Untuk Tiga Shift Kerja Malang Menggunakan Algoritma
Dengan Pengembangan Metode Genetika dengan Metode Seleksi Rank.
Algoritma Tibrewala, Philippe Dan MATICS, pp. 191-197.
Browne. Lhokseumawe-Aceh, s.n., pp.
298-300.
Gen, M. & Cheng, R., 1997. Genetic
Algorithm and Engineering Design.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai