Anda di halaman 1dari 2

Sun dan San

Munculah kau wahai sinar yang begitu hangat di pagi hari, iringi langkah hariku dengan sinarmu dan
tutuplah hariku dengan keindahanmu yang tak pernah bisa dibayar dengan apapun.

Terbangun di pagi yang masih diselimuti langit biru gelap, ku berharap engkau muncul dengan segala
kelebihan dan kekuranganmu, aku menantikan saat saat itu, menikmati belaianmu yang begitu hangat
kurasakan dan ku bertanya padamu “matahari kenapa engkau tak pernah bosan untuk berdiri, tanpa aku
suruh pun engkau tetap menjadi penghangatku?”, Dia selalu menjawab dengan jawaban yang sama “aku
akan tetap menjadi penerangmu sampai habis usiaku, karena aku tau kau sangat membutuhkannya”, dia
begitu tak ingin kehilangan momentum awal hari begitupun aku yang sangat menantikannya.

Aku menikmati setiap detik saat dia berdiri tapi “hey awan kenapa kau selalu menggangguku merasakan
belaian hangat matahari?”, awan itu menjawab dengan nada agak tinggi “aku bukan mengganggumu, nak
aku akan menjadi peneduhmu ketika matahari terlalu bertingkah berlebihan dan ketika matahari terlalu
berlebihan engkau selalu mengeluhkan apa yang matahari lakukan karena itu aku ada, untuk meredam hal
yang tidak diinginkan yaitu menutupi sesekali matahari” aku hanya termengu dan tak begitu paham
dengan awan, dia memang benar bahwa aku selalu mengeluhkan ketika matahari berada di atasku, tepat
di atasku.

Waktu terus berjalan aku tetap dengan apa yang biasanya aku lakukan, matahari tetap mengiringi
langkahku dan awan tetap siaga lalu lalang kesana kemari. Matahari berkata “hey nak, apa kau tidak
kepanasan? Lihatlah aku! Aku ada tepat di atasmu” aku menjawab “yaa kau terlalu panas sampai sampai
aku tak bisa melihatmu, tidak bisa melihat bentukmu” awan pun menghampiri matahari dan berbicara
kepada matahari “kau jangan terlalu angkuh akan apa yang kau punya matahari!”, awan itu
meneduhkanku dan mereka berbincang tapi aku tidak pernah mendengar apapun ketika mereka
berbincang pelan.

Aku terus menjalani hari seperti biasanya kulakukan dan sampai hari tak terasa sudah memasuki sore aku
selalu ke tempat yang kusukai dan memandangi langit dengan ditemani matahari yang berada di samping
atasku, aku tidur di padang rumput dengan sedikit menumpangkan kaki kiriku ke kaki kanan melipat
tanganku dan kusimpan di bawah kepalaku… Aku suka saat ini karena aku bisa merasakan alam begitu
bersahabat bagiku.

Matahari bertanya kepadaku “bagaimana harimu nak?”, aku selalu menjawab dengan ekspresi yang biasa
“yaa seperti biasanya” “kau pasti lelah nak” aku tau matahari akan berkata begitu dan aku tau juga
matahari akan pergi meninggalkan pesan yang sangat kusukai, awan tidak waspada lagi di hari itu dan
aku tak peduli tentang itu tapi awan pun selalu menjadi hal yang sangat kukagumi pula bahwasanya dia
adalah penyejuk saat aku lelah letih.

“Matahari apakah kau akan kembali lagi hari esok dengan hangat belaianmu?” “ya aku akan berusaha
sebisa mungkin untuk tetap ada untukmu” dia perlahan berubah menjadi kuning kemerah merahan, sangat
indah terlihat dan sangat nyaman terasa dia berkata “nak janganlah menjadi orang munafik kepada alam
semesta karena tanpa alam semesta kalian tidak bisa hidup dan bersyukurlah kepada sang pencipta kita
semua tuhanlah yang membuat kita berdiri disini, jangan pernah berhenti berusaha untuk kebaikan, ini
hanya tentang menjaga dan menghargai, jangan sampai engkau egois seperti yang lainnya mereka yang
begitu selalu mempunyai sifat yang entah apa aku harus panggil sifat itu.

"Nak ini aku berikan sedikit kehangatan untuk menutup hari ini dan pandangilah aku, nikmatilah aku
sebisa mungkin karena hari esok tidak bisa ditebak apakah aku masih bisa seperti ini untukmu, jangan
khawatir ketika aku menghilang hari ini, masih banyak bintang sepertiku yang akan menjaga malammu
nanti yang akan memberikan keindahan malam hari” ketika matahari berkata seperti itu aku hanya bisa
diam dan tersenyum lirih kepada kenyataan sekarang, bahwa hidup bukan untuk dikeluhkan, bahwa hidup
pasti ada akhirnya, bahwa hidup tidak bisa ditebak kebenarannya semua hanya perlu perjuangan dan kerja
nyata, matahari itu terus tenggelam dan aku terus menikmati setiap detiknya.

Aku sangat mengagumimu matahari, tanpamu tidak ada kehidupan dan bukan hanya kau tapi bintang
bintang malam nanti, semoga ini kurasakan tanpa ada kesombongan diri, malam akan segera tiba dan ku
kembali ke rumah berharap esok kan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai