Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 1, April 2018, hlm.

22-33 ISSN: 2541-2280

PENERAPAN PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS AL-QUR’AN


SEBAGAI METODE UNTUK PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA

1
Yeni Suryaningsih
1
Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Majalengka
Jln. KH. Abdul Halim No. 103, Majalengka
e-mail : yeni.alrasyid@gmail.com

ABSTRAK

Dewasa ini ada sesuatu yang memprihatinkan dengan dunia pendidikan di


Indonesia. Proses pendidikan ternyata belum berhasil membangun manusia
Indonesia yang berkarakter. Masih banyak hal-hal negatif terjadi di kalangan
remaja yang merusak moral mereka. Sehingga dimensi iman dan taqwa (imtaq)
dan berakhlak mulia merupakan bagian yang seharusnya terpadu dari tujuan
pendidikan nasional. Manusia yang terdidik seharusnya menjadi orang bijak, yaitu
yang dapat menggunakan ilmunya untuk hal-hal yang baik, dan dapat hidup
secara bijak dalam seluruh aspek kehidupan berkeluarga, bertetangga,
bermasyarakat, dan bernegara. Karenanya, sebuah sistem pendidikan yang
berhasil adalah yang dapat membentuk manusia-manusia berkarakter. Sebagai
upaya untuk menjawab permasalahan tersebut, perlu adanya paradigma baru dari
guru tentang pendidikan karakter (akhlak) di sekolah. Pembinaan karakter ini bisa
dilakukan oleh guru biologi dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam
kegiatan pembelajaran biologi dengan mengkaji Al-Qur‟an dan dipadukan dengan
teknologi sebagai penerapannya mempunyai implikasi sosial yang dan moral yang
sangat luas. Berdasarkan hal itu pendidikan karakter dapat dikembangkan di
sekolah

Kata kunci: Pembelajaran Biologi Berbasis Al-Qur‟an, Pendidikan Karakter

[22]
Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 1, April 2018, hlm. 22-33 ISSN: 2541-2280

PENDAHULUAN bahwa“dalam pelaksanaan pendidikan


Masalah pendidikan di Indonesia karakter di sekolah, semua komponen
sangatlah kompleks karena di semua harus dilibatkan termasuk komponen-
aspeknya terdapat persoalan yang perlu komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi
diselesaikan. Dekadensi moral telah kurikulum, proses pembelajaran dan
merajalela dalam dunia pendidikan sehingga penilaian, kualitas hubungan, penanganan
menjadi potret buram dalam dunia atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan
pendidikan. Hal ini bisa dilihat dari sekolah, pelaksanaan aktivitas, pemberdayaa
maraknya perkelahian antar n sarana prasarana, pembiayaan, dan etos
pelajar,banyaknya kasus narkoba yang kerja seluruh warga dan lingkungan
menjerat siswa dan banyak lagi hal lainnya sekolah”.
yang bersifat negatif. Upaya tersebut Dalam Undang-undang RI No. 20 tahun
semakin mendesak dirumuskan dalam ruang 2003, tentang UUSPN pasal 3 dijelaskan
kajian apakah sesungguhnya pendidikan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi
karakter itu? Pertanyaan tersebut penting mengembangkan kemampuan dan
untuk dijawab karena berimplikasi pada membentuk watak serta peradaban bangsa
rancangan kurikulum dan pola pembelajaran yang bermartabat dalam rangka
yang akan dirumuskan dan dikembangkan. mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
Pada sisi lain, selama ini dalam konteks real untuk berkembangnya potensi peserta didik
dan praktis di sekolah selama ini, pendidikan agar menjadi manusia yang beriman dan
karater masih sebatas pendidikan akhlak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
akhlak yang bersifat tindakan (fi‟liyyah) berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
seperti mencium tangan gurunya, memakai kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
jilbab, jika bertemu guru mengucapkan yang demokratis serta bertanggung jawab”.
salam. Semua itu dibangun bukan dari proses Pasal 1 UU tersebut juga menjelaskan bahwa
pembentukan karakter pribadi siswa tetapi pendidikan adalah “usaha sadar dan
lebih disebabkan oleh penanaman ideologi terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan teologi. Dengan demikian guru harus dan proses pembelajaran agar peserta didik
mampu memposisikan dirinya sebagai secara aktif mengembangkan potensi dirinya
pendidik karakter dalam bidang apapun untuk memiliki kekuatan spiritual
(Koesoema, 2006: 91). keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
Fenomena seperti ini menunjukan kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
pentingnya peranan pendidikan dalam yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
membangun moral dan akhlak bangsa dengan dan Negara”(Depdiknas, 2003:3).
menanamkan nilai khususnya nilai Rumusan tujuan pendidikan nasional
pendidikan imtaq di setiap pembelajarannya. menjadi dasar dalam pengembangan nilai-
Akan tetapi, faktanya dalam dunia nilai budaya karakter bangsa. Sesuai dengan
pendidikan lebih menekankan pengetahuan tujuan pendidikan nasional tersebut, dimensi
umum dibandingkan pengetahuan agama iman dan taqwa (imtaq) dan berakhlak mulia.
atau penanaman nilai-nilai imtaq yang dapat merupakan bagian yang terpadu dari tujuan
membentuk moral siswa menjadi baik. pendidikan nasional. Artinya, untuk
Bahkan dalam pendidikan nilai moral yang menjadikan manusia yang berakhlak, cinta
seharusnya dapat ditanamkan di setiap damai, jujur, bertanggung jawab, dan baik
pembelajaran yang disampaikan oleh guru akhlaknya, merupakan tugas semua pihak
cenderung terpisah, penanaman nilai moral bukan hanya tugas dari bidang kajian tertentu
atau imtaq hanya ditanamkan pada saat atau kegiatan tertentu. Dengan demikian
pembelajaran agama semata. pendidikan sebagai suatu sistem yang terpadu
Prasetyo & Rivasintha( dalam harus secara sistematis diarahkan untuk
www.kompasiana.com 2010) menuliskan membentuk manusia-manusia yang

[23]
Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 1, April 2018, hlm. 22-33 ISSN: 2541-2280

berakhlak. Dengan demikian berdasarkan dalam metode pembelajaran yang berbasis


hal tersebut sudah seharusnya pendidikan Al-Qur‟an disekolah-sekolah. Pembinaan
karakter dapat diintegrasikan dalam pendidikan dengan menggunakan metode
pembelajaran pada setiap mata pelajaran pembelajaran berbasis Al-Qur‟an bisa
perlu dikembangkan , diekspilisitkan, dilakukan oleh guru Biologi, dengan
dikaitkan dengan konteks kehidupan segari- mengintegrasikan nilai-nilai yang terdapat
hari (Fitri, 2012:156). dalam Al-Qur‟an dalam kegiatan
Karena itu, pembelajaran nilai-nilai pembelajaran. Nilai yang dimaksud dapat
karakter tidak hanya diberikan pada ranah berupa nilai moral keagamaan. Dengan
kognitif saja, tetapi menyentuh pada pendidikan dengan menggunakan
internalisasi dan pengalaman nyata dalam pembelajaran berbasis Al-Qur‟an diharapkan
kehidupan peserta didik sehari-hari di dapat menjadi metode yang baik untuk
sekolah dan di masyarakat. Pendidikan membantu pembentukan karakter siswa yang
karakter menjadi sesuatu yang penting untuk memiliki sifat dan akhlak/moral yang baik,
membentuk generasi yang berkualitas. meningkatkan imtaq (iman dan taqwa),
Pendidikan karakter merupakan salah satu memiliki peningkatan hasil belajar yang baik,
alat untuk membimbing seseorang menjadi serta dapat dapat menggunakan ilmunya
orang baik, sehingga mampu memfilter untuk hal-hal yang baik (beramal shaleh).
pengaruh yang tidak baik. Sehingga siswa tidak hanya memahami
Keberhasilan program pendidikan bidang teknologi saja akan tetapi dengan
karakter dapat diketahui melalui pencapaian pembelajaran biologi berbasis Al-Qur‟an
indikator oleh peserta didik sebagaimana dapat menjadi metode yang baik dalam
tercantum dalam standar kompetensi lulusan membentuk karakter siswa. perlu ditumbuh
(SKL) yang salah satunya yaitu kembangkan kembali.
mengamalkan ajaran agama yang dianut Dikemukakan oleh Nor Syamimi Mohd,
sesuai dengan tahap perkembangan. Haziyah Hussin, Wan Nasyrudin Wan
Dalam Islam, pembangunan karakter Abdullah (2014) bahwa perkembangan ilmu
merupakan masalah fundamental untuk pengetahuan dalam Islam telah ada sejak
membentuk umat yang berkarakter. abad kesembilan. Seiring berjalannya waktu
Pembangunan karakter dibentuk melalui pada abad hingga abad kedua puluh dunia
pembinaan akhlakul karimah (akhlak mulia); barat mulai mencengkram dunia dengan ilmu
yakni upaya transformasi nilai-nilai qur‟ani pengetahuan yang mereka dengung-
kepada anak yang lebih menekankan aspek dengungkan. Hal ini menimbulkan
afektif atau wujud nyata dalam amaliyah ketimpangan dalam dunia ini yang
seseorang. Selain itu, Islam melihat bahwa sebenarnya berkembangnya ilmu
identitas dari manusia pada hakikatnya pengetahuan saaat ini tidak lepas dari Islam.
adalah akhlak yang merupakan potret dari Oleh karena itu kaitan Al Qur‟an dan ilmu
kondisi batin seseorang yang sebenarnya. pengetahuan perlu sejak sekarang di
Makanya dalam hal ini Allah Swt, begitu bangkitkan kembali dengan cara
tegas mengatakan bahwa manusia mulia itu mengintegrasikan nilai-nilai dalam Al-
adalah manusia yang bertakwa (tunduk atas Qur‟an dengan ilmu pengetahuan.
segala perintah-Nya). Kemuliaan manusia di
sisi-Nya bukan diukur dengan nasab, harta PEMBAHASAN
maupun fisik, melainkan kemuliaan yang 1. Pembelajaran Biologi Berbasis Al-
secara batin memiliki kualitas keimanan dan Qur’an
mampu memancarkannya dalam bentuk Sains menurut Baiquni adalah himpunan
sikap, perkataan dan perbuatan. pengetahuan manusia tentang alam yang
Sebagai upaya untuk menjawab diperoleh sebagai konsensus para pakar,
permasalahan tersebut, perlu adanya melalui penyimpulan secara rasional
paradigma baru dari guru tentang pendidikan mengenai hasil-hasil analisis yang kritis

[24]
Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 1, April 2018, hlm. 22-33 ISSN: 2541-2280

terhadap data pengukuran yang diperoleh meninggikan orang-orang yang beriman di


dari observasi pada gejala-gejala alam antara kamu dan orang-orang yang diberi
(Baiquni, 1995). Biologi merupakan bagian ilmu pengetahuan beberapa derajat”.
dari sains, sehingga apa yang berlaku pada Al-Qur‟an sangat menekankan
bidang sains juga berlaku pada bidang pentingnya membaca (baca: mengamati)
biologi. Biologi merupakan cabang ilmu gejala alam dan merenungkannya. Al-Qur‟an
yang berkaitan dengan ilmu alam yang mengambil contoh dari kosmologi, fisika,
mengkaji tentang organisme kehidupan biologi, ilmu kedokteran dan lainnya sebagai
beserta lingkungan sekitar. Al-Qur‟an dan tanda kekuasaan Allah untuk dipikirkan oleh
As-Sunnah telah memberikan sistem yang manusia. Sedangkan pandangan al-Qur‟an
lengkap dan sempurna yang mencakup tentang sains dan teknologi, dapat diketahui
semua aspek kehidupan manusia, termasuk dari wahyu pertama yang diterima Nabi
kegiatan-kegiatan ilmiah atau penyelidikan- Muhammad saw.: “Bacalah dengan
penyelidikan ilmiah. Jadi, kegiatan ilmiah (menyebut) nama Tuhanmu Yang
merupakan bagian yang integral dari Menciptakan. Dia menciptakan manusia dari
keseluruhan sistem Islam di mana masing- segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah
masing bagian memberikan sumbangan Yang Maha Pemurah. Yang Mengajar
terhadap yang lainnya. Al-Qur‟an, sebagai (manusia) dengan perantaraan kalam (tulis
kalam Allah, diturunkan bukan untuk tujuan- baca). Dia Mengajarkan manusia apa yang
tujuan yang bersifat praktis. Oleh sebab itu, tidak diketahuinya.” (QS al-“alaq: 1-5)
secara obyektif, al-Qur‟an bukanlah Kata iqra‟, menurut Quraish Shihab,
ensiklopedi sains dan teknologi apalagi al- diambil dari akar kata yang berarti
Qur‟an tidak menyatakan hal itu secara menghimpun. Dari menghimpun lahir aneka
gamblang. Akan tetapi, dalam kapasitasnya makna seperti menyampaikan, menelaah,
sebagai huda li al-nas, al-Qur‟an mendalami, meneliti, mengetahui ciri
memberikan informasi stimulan mengenai sesuatu, dan membaca baik yang tertulis
fenomena alam dalam porsi yang cukup maupun tidak. Sedangkan dari segi
banyak, sekitar tujuh ratus lima puluh ayat obyeknya, perintah iqra‟ itu mencakup
(Ghulsyani, 1993). Bahkan, pesan (wahyu) segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh
paling awal yang diterima Nabi SAW manusia.(Shihab, 1996). Fakta tentang
mengandung indikasi pentingnya proses biologi telah disebut dalam Al-Qur‟an yang
investigasi (penyelidikan). diturunkan lebih 1400 tahun lalu yang
Informasi Al- Qur‟an tentang fenomena dibuktikan oleh para ilmuwan saat ini. Ilmu
alam ini, menurut Ghulsyani, dimaksudkan biologi mencakup manusia, hewan, dan
untuk menarik perhatian manusia kepada tumbuhan yang dirumuskan lagi dalam
Pencipta alam Yang Maha Mulia dan Maha berbagai cabang ilmu yang lebih khusus
Bijaksana dengan mempertanyakan dan seperti embriologi, botani, zoologi dan
merenungkan wujud-wujud alam serta sebagainya. Adapun beberapa materi-materi
mendorong manusia agar berjuang mendekat pembelajan biologi berbasis Al-Qur‟an yang
kepada-Nya (Ghulsyani, 1993). Dalam visi akan saya uraikan dalam artikel ini
al-Qur‟an, fenomena alam adalahtanda-tanda diantaranya adalah sebagai berikut:
kekuasaan Allah. Oleh sebab itu, pemahaman
terhadap alam itu akan membawa manusia SEMUA MAKHLUK HIDUP TERSUSUN
lebih dekat kepada Allah SWT. Pandangan ATAS SENYAWA AIR
al-Qur‟an tentang sains dan teknologi dapat Asal terjadinya kehidupan tercatat dalam
ditelusuri dari pandangan al-Qur‟an tentang Al-Qur‟an yaitu berasal dari air. Hal ini
ilmu. Al-Qur‟an telah meletakkan posisi ilmu sebagaimana Firman Allah SWT dalam
pada tingkatan yang hampir sama dengan QS.Al-Anbiya ayat 30 yang artinya “Dan
iman seperti tercermin dalam surat al- apakah orang-orang yang kafir tidak
Mujadalah ayat 11: “… niscaya Allah akan mengetahui bahwasanya langit dan bumi

[25]
Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 1, April 2018, hlm. 22-33 ISSN: 2541-2280

adalah suatu yang padu, kemudian Kami pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar
pisahkan antara keduanya. Dan dari air zarrah (atom) di bumi ataupun di langit.
Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula)
Maka mengapakah mereka tiada juga yang lebih besar dari itu, melainkan (semua
beriman?”. tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh
Dalam sains modern juga telah Mahfuzh)”. Dan pada surat Yasin ayat 36
membuktikan bahwa bahan pembentukan sel yang artinya “ Maha Suci Tuhan yang telah
yaitu sitoplasma adalah terdiri daripada 80% menciptakan pasangan-pasangan semuanya,
air (Zakir, 2000). Setiap benda hidup pula baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi
adalah terdiri dari sel. Hal ini demikia dan dari diri mereka maupun dari apa yang
bermakna bahwa setiap benda hidup tidak mereka ketahui”.
memerlukan air untuk kehidupannya. Fakta Selain itu penjelasan tentang
ini juga dibuktikan lagi dengan penemuan mirkoorganisme juga terdapat dalam QS.An-
bahwa sebagian besar organisme terdiri dari Nahl ayat 8 dan pada surat Saba‟ ayat 3.
50% sampai 90% air (Zakir, 2000) seperti Manusia hanya mengetahui bentuk dari
yang terdapat pada surat An-Nur ayat 45 mikroorganisme ini setelah adanya
yang artinya “Dan Allah telah menciptakan mikroskop (Harun Yahya, 2001). Sementara
semua jenis hewan dari air, maka sebagian Al-Qur‟an menerangkan hal ini lebih dari
dari hewan itu ada yang berjalan di atas 1400 tahun yang lalu, dengan demikian
perutnya dan sebagian berjalan dengan dua terbukti kebenaran dan keajaiban Al-Qur‟an
kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan sebagai kalam Allah yang dapat dijadikan
dengan empat kaki. Allah menciptakan apa sebagai referensi dalam proses pembelajaran.
yang dikehendakiNya, sesungguhnya Allah
Maha Kuasa atas segala sesuatu”. PROSES MAKANAN
selanjutnya pada surat Al-Furqan ayat 54 Dalam Biologi juga dipelajari tentang
yang artinya “Dan Dia (pula) yang proses makanan. Dimana Allah SWT yang
menciptakan manusia dari air lalu Dia Maha Kuasa memudahkan manusia untuk
jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mendapatkan makanan melalui proses
mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha fotosintesis Hal ini juga sudah termaktub
Kuasa”. dalam Al-Qur‟an pada surat Al-An‟am ayat
Berdasarkan pada ayat-ayat di atas, maka 95 yang mengandung arti “Sesungguhnya
terbukti kebenaran Al-Qur‟an sebagai kalam Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan
Allah bahwa setiap makhluk hidup dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan
diciptakan Allah tersusun dari senyawa air. yang hidup dari yang mati dan yang
mengeluarkan yang mati dari yang hidup.
MIKROORGANISME (yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah
Kemudian dalam pembelajaran biologi Allah, maka mengapa kamu masih
belajar tentang mikroorganisme. berpaling?”. Apabila yang hidup mengalami
Mikroorganisme merupakan makhluk hidup mati, maka mikroorganisme segera
mikroskopik yang terdiri dari sel tunggal. menguraikannya dan mengubahnya menjadi
Mereka terdiri dari bakteri, virus, fungi, jenis molekul organik. Molekul organik ini akan
parasit dan lain-lain. Mikroorganisme ini bercampur dengan tanah dan menjadi sumber
berperan penting dalam proses keseimbangan makanan untuk tumbuhan, hewan dan
alam. Keberadaan mikroorganisme ini telah manusia. Bakteri bertanggung jawab untuk
disebutkan dalam Al-Qur‟an yaga terdapat menyediakan keperluan sumber mineral dan
dalam QS.Yunus ayat 61 yang artinya “kamu makanan untuk semua makhluk. Seperti
tidak berada dalam suatu keadaan dan kamu maksud ayat tersebut di atas bahwa hewan
tidak mengerjakan suatu pekerjaan, dan tumbuhan yang mati memiliki peranan
melainkan Kami menjadi saksi atasmu di penting untuk membentuk kehidupan yang
waktu kamu melakukannya tidak luput dari baru (Harun Yahya, 2001).

[26]
Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 1, April 2018, hlm. 22-33 ISSN: 2541-2280

PENGATURAN GENETIK kegiatana manusia dan hewan (Carew dalam


DNA menurut USA National Human Jasmi, 2013). Hal ini telah disebut dalam Al-
Genome Research Institute (2011) yaitu “is a Qur‟an surat Al-Alaq ayat 15-16 yang artinya
molekul called deoxyribonucleic acid (DNA), “ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti
which contains the biological instructions (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-
that make each species unique. DNA, along ubunnya, (yaitu) ubun-ubun yang
with the instructions it contains, is passed mendustakan lagi durhaka”. Dan pada surat
from adult organisms to their offspring Hud ayat 56 yang artinya, “Sesungguhnya
during reproduction”. aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan
DNA merupakan molekul yang Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang
mengandung atom karbon, fosfor, nitrogen, melatapun melainkan Dialah yang
hidrogen dan oksigen. DNA ini dilindungi memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya
oleh nukleus sel dan mengandung gen untuk Tuhanku di atas jlan yang lurus”.
menjalankan semua fungsi tubuh. Oleh sebab Ungkapan “Ubun-ubun (orang ) yang
itu, DNA dianggap sebagai bank informasi mendustakan” dalam ayat ini menunjukkan
untuk tubuh manusia. Beribu-ribu proses bahwa bagian prefrontal, yang bertugas
berbeda terjadi dalam tubuh. Apabila sel telur menyusun fungsi otak yang khusus, terletak
dibuahi oleh sperma. Maka telur ini akan di bagian depan tulang tengkorak (Richard
membelah dan berkembang, kemudian dalam Jasmi, 2013). Di bagian depan tulang
jaringan dan organ akan mulai terbentuk. tengkorak inilah terdapat bagian frontal
Keadaan ini merupakan awal dari penciptaan cerebrum yaitu otak besar. Dalam buku
manusia. Keseluruhan proses yang kompleks berjudul Essentials of Anatomy and
ini terkontrol oleh informasi yang tersimpan Physiology yang mengkaji tentang fungsi
dalam DNA. Selama proses pembuahan bagian otak ini adalah adanya dorongan dan
terjadi genetik dari keduanya (ovum dan hasrat untuk menghasilkan gerakan karena
sperma) bergabung untuk menentukan ciri merupakan daerah korteks asosiasi. Buku
fisik dari calon bayi tersebut. Terdapat tersebut juga mengatakan bahwa daerah
beribu-ribu gen dan mempunyai fungsi cerebrum ini juga bertugas menghasilkan,
masing-masing. Gen-gen inilah yang akan memberi dorongan, dan memulai untuk
menentukan warna rambut dan mata, tinggi, melakukan perilaku baik dan buruk, dan
srtuktur wajah dan berbagai fungsin organ bertanggungjawab atas perkataan benar dan
dalam, otak, saraf, dan otot bayi yang akan dusta (Merieb, E.N dan Valerie et,al dalam
dilahirkan (Harun Yahya, 2001). Dan Allah jasmi, 2013). Jelas bahwa ungkapan “ubun-
menyebutkan perkara ini dalam Al-Qur‟an ubun (orang) yang berdusta dan durhaka”
surat „Abasa ayat 18-20 yang artinya “Dari benar-benar merujuk pada penjelasan
apakah Allah menciptakannya, dari setetes tersebut. Fakya yang diketahui para ilmuwan
mani, Allah menciptakannya lalu selama 60 tahun terakhir ini, telah dinyatakan
menentukannya, kemudian dia memudahkan Allah dalam al-Qur‟an sejak dulu.
jalannya”. Makan dari kalimat menciptakan
lalu menentukannya dapat diartikan sebagai EKOLOGI
dilengkapkan keadaanya yang bermakna Dalam literatur agama Islam, konsep
menyusun, menetapkan, merancang, lingkungan (ecologius) dalam kajian ilmu
mengatur, melihat masa depan, penetapan ekologi, diperkenalkan oleh al-Qur' an
takdir (oleh Allah) (Harun Yahya, 2001). dengan beragam istilah. Untuk seluruh
spesies dengan istilah al-'alamin (Dzar,
OTAK 1994: 19), lingkungan atau bi'ah (Ma'luf, t.t.:
Otak adalah pusat bagi sistem saraf untuk 27-31), dan bumi atau ardun. Dalam tulisan
semua makhluk vertebrata dan juga hampir ini hanya dikaji tentang istilah yang terakhir
semua invertebrata (Shepherd, 1994). Fungsi saja, yaitu terma ardun yang bermakna bumi.
utama otak adalah untuk mengatur segala Secara kualitas, kata bumi, atau ardun

[27]
Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 1, April 2018, hlm. 22-33 ISSN: 2541-2280

digunakan dalam al-Qur'an sebanyak 463 mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah,


kali, baik muncul secara sendirian atau padahal kamu mengetahui”
digabungkan dengan kata tugas (Al-Baqi, c. berkonotasi ekosistem bumi (Q.S. An-
1981: 32-36). Kata ardun memiliki dua Nahl: 15).
variasi makna; Pertama, bermakna “Dan Dia menancapkan gunung-gunung di
lingkungan planet bumi yang sudah jadi bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama
dengan konotasi tanah sebagai ruang tempat kamu,(dan Dia menciptakan) sungai-sungai
organisme atau jasad renik, wilayah tempat dan jalan-jalan agar kamu mendapat
kehidupan manusia dan fenomena geologis. petunjuk”.
Kedua, bermakna lingkungan planet bumi Berdasarkan data makna semantik kata
dalam proses menjadi, yakni proses ardun yang terungkap dalam al Qur' an di
penciptaan dan kejadian planet bumi. Untuk atas, maka terdapat indikasi kuat bahwa kata
kepentingan perumusan konsep lingkungan ardun dalam al-Qur' an dijadikan sebagai
tampaknya konotasi yang pertama, yakni salah satu terma guna memperkenalkan
lingkungan bumi yang sudah jadi, dapat istilah lingkungan dalam disiplin ilmu
membantu dan mempertegas konsep. ekologi. Dengan demikian, cukup kuat untuk
Sementara itu untuk kata ardun dalam menyatakan bahwa salah satu konsep
konotasi proses penciptaan lingkungan lebih lingkungan dalam Al-Qur'an diungkapkan
tepat jika digunakan untuk kepentingan dengan menggunakan tema ardun. Hal ini
kajian filosofis. Oleh karena itu, yang perlu pararel dengan tradisi masyarakat ekologis
dicermati lebih lanjut adalah kata ardun yang yang lazim menggunakan istilah lingkungan
berkonotasi bumi sebagai lingkungan yang untuk arti planet bumi. Dengan kata lain,
sudah jadi. masyarakat ekologi lazim memahami istilah
Adapun penyebaran ayat ekologis yang lingkungan sebagai ungkapan lain dari istilah
menggunakan kata ardun dengan berbagai planet bumi (Abdillah, 2006: 47).
konotasinya dalam al-Qur'an adalah sebagai
berikut: REPRODUKSI DAN EMBRIOLOGI
a. berkonotasi ekologi bumi (Q.S. Al- Proses pertumbuhan dan perkembangan
Baqarah: 164) janin dalam rahim dapat dilihat menurut
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan perspektif Al-Qur‟an pada QS Al-Mu‟minun
bumi, silih bergantinya malam dan siang, ayat 12-14 yang artinya “Dan sesungguhnya
bahtera yang berlayar di laut membawa apa Kami telah menciptakan manusia dari suatu
yang berguna bagi manusia, dan apa saripati (berasal) dari tanah, kemudian Kami
yangAllah turunkan dari langit berupa air, jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi dalam tempat yang kokoh (rahim), kemudian
sesudah mati (kering) nya dan Dia sebarkan air mani itu Kami jadikan segumpal darah,
di bumi itu segala jenis hewan, dan lalu segumpal darah itu Kami jadikan
pengisaran angin dan awan yang segumpal daging, dan segumpal daging itu
dikendalikan antara langit dan Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
bumi;sungguh (terdapat) tanda-tanda belulang itu Kami bungkus dengan daging.
(keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
yang memikirkan”. (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah,
b. berkonotasi lingkungan hidup (Q.S. Al- Pencipta Yang Paling Baik”.
Baqarah: 22). Dalam QS Al-Mu‟minun dan hadits
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai Rasulullah SAW tersebut menunjukkan
hamparan bagimu dan langit sebagai atap, bahwa Allah SWT menciptakan manusia
dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, melalui fase-fase berikut :
lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu a. Nuthfah
segala buah-buahan sebagai rezeki Ibnu Abbas RA (dalam Simon Siti
untukmu;karena itu janganlah kamu Munawaroh: 2014) memberikan tafsir

[28]
Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 1, April 2018, hlm. 22-33 ISSN: 2541-2280

tentang “min nuthfatin Amsyaj” dalam surat tersebut menempel di dinding rahim. Al-
Al Mu‟minun : 12 bahwa nuthfatun amsyaj Qur‟an menyatakan bahwa embrio yang
adalah sperma laki-laki dan sel telur menempel tersebut merupakan gumpalan
perempuan yang telah bertemu dan terjadi darah yang bersifat menempel atau „alaq.
pembuahan kemudian terjadi perubahan dari Kata „alaq atau „alaqah berasal dari kata
keadaan yang satu kepada yang lain dan dari „alaqa yang artinya sesuatu yang membeku,
bentuk yang satu kepada bentuk yang lain. tergantung, atau berdempet;sehingga
Menurut hardisman (2014) bahwa awal mula ditafsirkan sebagai gumpalan darah yang
proses kejadian manusia dalam Ayat-Ayat bersifat seperti lintah yang menempel di
yang lain (QS Al-Insan: 2, QS Ath- dinding rahim (Abdullah sani, 2014:47-48).
Thariqa:5-7, dan QS Al-Qiyamah:37-39) „Alaqah secara bahasa mempunyai arti
disebut dengan ma‟a, nuthfah atau maniyin sesuatu yang mengambang atau menempel,
dari laki-laki. Kemudian proses ini sedangkan pada „alaqah ini embrio
memerlukan harus adanya pencampuran berbentuk segumpal darah sebagaimana
nuthfah tersebut dengan bagian yang ditegaskan Allah SWT : “Dia telah
bersumber dari perempuan. Oleh karena itu, menciptakan manusia dari segumpal darah”
ayat-ayat ini juga mengisaratkan untuk (QS. Al „Alaq : 2).
terjadinya reproduksi, perlu bibit asal dari c. Mudhghah
keduanya, yang dalam ilmu Biologi disebut Tahap selanjutnya dari perkembangan
dengan sel spermatozoa (sel mani) dan ovum „alaq adalah menjadi mudhghah atau
(sel telur). segumpal daging, sebagaimana yang
Imam Al Qurthuby Rahimahullah berkata diterangkan dalam surat Al-Mu‟minun ayat
: “Bahwasanya sperma di dalam rahim 14.“…lalu segumpal darah itu Kami jadikan
ketika dilepaskannya dengan kekuatan daging,…”. Mudghah yang mempunyai arti
syahwat yang menjadikan mani itu tersebar segumpal daging ini merupakan fase yang
dan bertaburan, maka Allah Ta`ala mana berbentuk lengkung dengan
mengumpulkannya di dalam rahim tersebut”. penampakan gelembung-gelembung serta
Riset para ahli embriologi menyebutkan alur-alur.
bahwa selain mengandung spermatozoa Mudhghah berasal dari kata madhagha
(sperma) air mani juga tersusun dari berbagai yang berarti daging kecil yang dapat
campuran yang berlainan yang mempunyai dikunyah. Dalam ilmu pengetahuan biologi
fungsi masing-masing, misalnya diketahui bahwa pada hari kesepuluh
mengandung gula yang diperlukan untuk gumpalan darah yang berada dalam rahim
menyediakan energi bagi spermatozoa, berubah menjadi segumpal daging kecil yang
menetralkan asam di pintu masuk rahim, dan disebut yolk sac. Pada hari kesepuluh sampai
melicinkan lingkungan agar memudahkan hari keempat belas, kehamilan mulai stabil
pergerakan sperma. dan pada yolk sac mulai terbentuk sel darah,
b. ‘Alaqah kepingan embrionik, dan chorion (plasenta).
Perkembangan nuthfah berjalan secara (Ridwan Abdullah sani, 2014:49).
bertahap, mulai dari pembelahan sel menjadi
dua bagian pada hari pertama, kemudian 2. Pendidikan Karakter
menjadi empat bagian pada hari kedua, hari Kata “karakter” mempunyai banyak
ketiga menjadi 6 sampai 12 sel, dan hari sekali definisi dari para ahli. Menurut
keempat menjadi 16 sampai 32 sel blastomer. Poerwadarminta, kata karakter berarti tabiat,
Pada hari keempat, terbentuk sel berbentuk watak sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi
bola padat yang disebut morula. Pada hari pekerti yang membedakan seseorang dengan
kelima, morula berubah menjadi blastula orang lain. Lebih jauh seorang tokoh
yang memiliki rongga berisi cairan. Pada hari psikologi Amerika yang bernama Alport,
kelima ini, pembuahan disebut blastocyst. mendefinisikan karakter sebagai penentu
Pada hari keenam dan ketujuh, blastocyt bahwa seseorang sebagai pribadi (character

[29]
Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 1, April 2018, hlm. 22-33 ISSN: 2541-2280

is personality evaluated). Sedangkan Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang


menurut Ahmad Tafsir menganggap bahwa Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) telah
karakter yaitu spontanitas manusia dalam merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan
bersikap, atau perbuatan yang telah menyatu nasional. Pasal 3 UU tersebut menyatakan,
dalam diri manusia. “Pendidikan nasional berfungsi
Dalam Al-Qur‟an disebutkan mengenai mengembangkan kemampuan dan
perintah berbuat kebajikan yang mana membentuk watak serta peradaban bangsa
terdapat dalam surat An Nahl ayat 90 yang yang bermartabat dalam rangka
artinya “Sesungguhnya Allah menyuruh mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
(kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, untuk berkembangnya potensi peserta didik
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah agar menjadi manusia yang beriman dan
melarang dari perbuatan keji, kemungkaran bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak
dan permusuhan. Dia memberi pengajaran mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan
kepadamu agar kamu dapat mengambil menjadi warga negara yang demokratis serta
pelajaran”. bertanggung jawab.” Pasal tersebut
Pembentukan karakter juga tidak lepas merupakan dasar bagi pengembangan
dari peran guru, karena segala sesuatu yang pendidikan karakter untuk pembentukan
dilakukan oleh guru mampu mempengaruhi karakter manusia khususnya generasi muda.
karakter peserta didik. Karakter terbentuk Pembinaan karakter manusia selaku generasi
dari tiga macam bagian yang saling berkaitan muda dapat ditempuh dengan berbagai
yakni pengetahuan moral, perasaan moral, upaya, termasuk melalui pendidikan yang
dan perilaku moral (Lickona dalam dilakukan secara terprogram, bertahap, dan
maemonah, 2012). berkesinambungan (Hasan, 2010).
Andrianto (2011) menjelaskan “karakter Pendidikan karakter merupakan
meliputi serangkaian sikap seperti keinginan penciptaan lingkungan sekolah yang
untuk melakukan hal yang terbaik; kapasitas membantu siswa dalam perkembangan etika,
intelektual, seperti berpikir kritis dan alasan tanggung jawab melalui model, dan
moral; perilaku seperti jujur dan bertanggung pengajaran karakter yang baik melalui nilai-
jawab; mempertahankan prinsip-prinsip nilai universal (Berkowitz&Bier, 2005).
moral dalam situasi penuh ketidakadilan; Pendidikan karakter merupakan usaha-usaha
kecakapan interpersonal dan emosional yang edukatif dalam upaya pengembangan
memungkinkan seseorang berinteraksi secara kepribadian siswa agar menjadi baik.
efektif dalam berbagai keadaan; dan Pendidikan karakter tidak berwujud mandiri
komitmen untuk berkontribusi dengan dalam suatu mata pelajaran. Pendidikan
komunitas dan masyarakatnya”. Sunarti karakter lebih merupakan proses yang
(2005) juga berpendapat bahwa karakter membentuk suatu lingkungan sekolah,
merupakan istilah yang menunjuk kepada rumah, dan masyarakat dapat bersama-sama
aplikasi nilai-nilai kebaikan dalam bentuk melahirkan suasana dan kepribadian yang
tingkah laku. Walaupun istilah karakter dapat baik bagi peserta didik. Tujuan pendidikan
menunjuk kepada karakter baik atau karakter karakter yang diharapkan kementerian
buruk, namun dalam aplikasinya orang Pendidikan dan kebudayaan adalah seperti
dikatakan berkarakter jika mengaplikasikan berikut. Pertama, mengembangkan potensi
nilai-nilai kebaikan dalam perilakunya. kalbu/nurani/afektif siswa sebagai manusia
Karakter adalah bentuk watak, tabiat, dan warganegara yang memiliki nilai-nilai
akhlak yang melekat pada pribadi seseorang budaya dan karakter bangsa. Kedua,
yang terbentuk dari hasil internalisasi yang mengembangkan kebiasaan dan perilaku
digunakan sebagai landasan untuk berpikir siswa yang terpuji dan sejalan dengan nilai-
dan berperilaku sehingga menimbulkan suatu nilai universal dan tradisi budaya bangsa
ciri khas pada individu tesebut (Binti yang religius. Ketiga, menanamkan jiwa
maunah, 2015). Undang-Undang Republik kepemimpinan dan tanggung jawab siswa

[30]
Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 1, April 2018, hlm. 22-33 ISSN: 2541-2280

sebagai generasi penerus bangsa. Keempat, materimateri pembelajaran yang ada di dalam
mengembangkan kemampuan siswa menjadi kurikulum pendidikan karakter di atas juga
manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan menjadi bagian dari “ajaran” dan nilai-nilai
kebangsaan. Kelima, mengembangkan yang diusung di dalam agama. Oleh karena
lingkungan kehidupan sekolah sebagai itu, salah satu aspek yang tidak dapat
lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh dilepaskan dari muatan konsep, kurikulum,
kreativitas dan persahabatan, serta dengan dan pembelajaran pendidikan karakter adalah
rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh aspek keagamaan atau religiusitas, baik
kekuatan (dignity) (kemdiknas, 2010). dalam wujud, ajaran, prinsip moral, maupun
Aspek-aspek pendidikan karakter value yang diusung. Bahkan, agama dapat
a. Aspek Moralitas menjadi sumber yang tidak akan ada habis-
Dalam terminologi Islam, pengertian habisnya dalam membangun rumusan,
moral dapat disamakan dengan pengertian konsep, gagasan, dan bahan ajar pendidikan
“akhlak” dan dalam bahasa Indonesia moral karakter. Posisi agama dalam pendidikan
dan akhlak maksudnya sama dengan budi karakter di samping menjadi fondasi juga
pekerti atau kesusilaan (Kamus Besar bahasa menjadi kontributor bagi rumusan tolok ukur
Indonesia, 1994; 192). Kata akhlak berasal batasan-batasan good character yang
dari kata khalaqa (bahasa Arab) yang berarti dimaksudkan. Tanpa menempatkan agama
perangai, tabi‟at dan adat istiadat. al-Ghazali sebagai salah satu aspek dalam menimbang
mendefinisikan akhlak sebagai suatu rumuskan pendidikan karakter akan
perangai (watak/tabi‟at) yang menetap dalam menjadikan pendidikan karakter kering dari
jiwa seseorang dan merupakan sumber nuansa-nuansa dinamis di dalamnya.
timbulnya perbuatan-perbuatan tertentu dari Dalam perspektif agama, pendidikan
dirinya secara mudah dan ringan tanpa terkait dengan suatu nilai ketuhanan
dipikirkan atau direncanakan sebelumnya (al- (theistic). Untuk itu, pendidikan merupakan
Ghazali, 1994; 31). Pengertian akhlak seperti perpaduan antara keunggulan spiritual
ini hampir sama dengan yang dikatakan oleh dengan kultural. Dengan demikian, manusia
Ibn Miskawaih. Akhlak menurutnya adalah yang berkomitmen beragama, sebagai wujud
suatu keadaan jiwa yang menyebabkan ketaatan terhadap ajaran agama, akan
timbulnya perbuatan tanpa melalui mendorong terbentuknya kepribadian yang
pertimbangan dan dipikirkan secara memiliki good character baik dalam konteks
mendalam (Ibn Miskawaih, 1994: 56). individual maupun sosial.
Apabila dari perangai tersebut timbul c. Aspek Psikologi
perbuatan baik, maka perbuatan demikian Aspek-aspek emosional (baca:
disebut akhlak baik. psikologis) dalam proses perumusan dan
Demikian sebaliknya, jika perbuatan pengembangan pendidikan karakter adalah
yang ditimbulkannya perbuatan buruk, maka sebagai berikut; (1) consciousness atau
disebut akhlak jelek. Dengan pendekatan kesadaran, (2) self-esteem atau percaya diri,
pengembangan moral, pendidikan karakter (3) empathy (rasa peduli pada orang lain), (4)
difokuskan pada pendidikan yang loving the good, mencintai kebaikan, (5) self-
berorientasi lahirnya suatu tindakan atau control, jaga diri, dan (6) humility, terbuka.
tingkah laku yang sesuai dengan kaidah Dengan demikian proses pembelajaran
moral yang ditentukan dengan suatu pendidikan karakter betul-betul
kesadaran yang berdialektik antara moral membutuhkan ruang psikologis yang lebih
feeling, moral knowing dan moral action mapan. Karena pembelajaran karakter lebih
(Lickona dalam Maemonah, 2012). kompleks dibandingkan mengajarkan
b. Aspek Religiusitas matematika atau membaca, pembelajaran
Dalam proses pengembangan pendidikan karakter terkait dengan dimensi-dimensi
karakter tidak cukup ditangani oleh sekolah tumbuh kembang psikologis manusia
dan materi pembelajaran tertentu. Di sisi lain, (Lickona dalam Maemonah, 2012).

[31]
Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 1, April 2018, hlm. 22-33 ISSN: 2541-2280

KESIMPULAN Washington DC: University of


Dalam Islam, pembangunan karakter Missouri- St Louis.
merupakan masalah fundamental untuk Depdiknas. 2003. Undang-undang Sistem
membentuk umat yang berkarakter. Pendidikan Nasional. Jakarta: Pusat
Pembangunan karakter dibentuk melalui Dokumentasi Depdiknas.
pembinaan akhlakul karimah (akhlak mulia); Departeman Agama RI, Al-Qur‟an dan
yakni upaya transformasi nilai-nilai qur‟ani terjemah, (Surakarta: Ziyad, 2009)
kepada anak yang lebih menekankan aspek Dzahabi, al-. 1961. al-Tafsir wa al-
afektif atau wujud nyata dalam amaliyah Mufassirun, Jilid II, Kairo: Daar al-
seseorang. Selain itu, Islam melihat bahwa Kutub al Haditsah.
identitas dari manusia pada hakikatnya Fitri, Agus Zaenal. 2012. Pendidikan
adalah akhlak yang merupakan potret dari Karakter Berbasis Nilai dan Etika di
kondisi batin seseorang yang sebenarnya. Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Makanya dalam hal ini Allah Swt, begitu Fikri, jamal. Sains dan Teknologi Dalam Al-
tegas mengatakan bahwa manusia mulia itu Qur‟an dan Implikasinya Dalam
adalah manusia yang bertakwa (tunduk atas Pembelajaran. Fakultas Tarbiyah IAIN
segala perintah-Nya). Kemuliaan manusia di Raden Intan Lampung.
sisi-Nya bukan diukur dengan nasab, harta Fajar el-Dusuqy. 2008. Ekologi Al-Qur‟an
maupun fisik, melainkan kemuliaan yang (Menggagas Ekoteologi-Integralistik).
secara batin memiliki kualitas keimanan dan Volume IV, Nomor 2, Oktober 2008.
mampu memancarkannya dalam bentuk Kaunia. Pascasarjana UIN Sunan
sikap, perkataan dan perbuatan. Manusia Kalijaga Yogyakarta.
disuruh untuk mempelajari ciptaan Allah Ghulsyani, Mahdi. 1993. Filsafat Sains
yang berhubungan dengan makhluk/benda Menurut al-Qur‟an, Bandung: Mizan.
hidup dengan ilmu pengetahuan, dan ilmu Hardisman. dr (2014). Reproduksi Seksologi
pengetahuan yang berhubungan dengan dan Embriologi dalam kajian Ilmu
organisme atau benda hidup adalah biologi. Kedokteran dan Al-Qur‟an.
Dan Al-Qur‟an telah mengisyaratkan Yogyakarta. Gosyen Publishing.
pentingnya ilmu pengetahuan dan Haryati, Sri. Pendidikan karakter Dalam
menjadikan proses pencariannya sebagai Kurikulum 2013, FKIP UTM.
ibadah serta Al-Qur‟an juga menegaskan Ibrahim Al Hifnawi, M. Tafsir Al-Qurthubi
bahwa satu-satunya sumber ilmu Jilid 12.
pengetahuan adalah Allah SWT. Dengan Jasmi, K. A., Ahmad A., & Jamarluddin, I.
demikian, dalam pandangan Al-Qur‟an, sains A. 2013. Al-Quran dan Biologi in
dan agama merupakan dua hal yang Penciptaan Manusia dari Perspektif al-
terintegrasi. Quran. Skudai, Johor Bahru: Universiti
Teknologi Malaysia Press, pp. 49– 73.
DAFTAR PUSTAKA ISBN:978-983-52-0915-4.
Johansyah. 2011. Pendidikan Karakter
Abdullah Sani, R. (2014). Sains berbasis Al- Dalam Islam; Kajian Dari Aspek
Qur‟an. Jakarta. Bumi Aksara. Metodologis. Volume XI, Nomor 1,
Baiquni, Achmad (a). 1995. Al-Qur‟an, Ilmu Agustus 2011. Jurnal Ilmiah Islam
Pengetahuan dan Teknologi, Futura. Program Pascasarjana IAIN Ar-
Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf. Raniry.
---------------- (b). 1997. Al-Qur‟an dan Ilmu Kementrian Agama RI. 2010. Al-Qur‟an dan
Pengetahuan Kealaman, Yogyakarta: Tafsirnya. Jilid X. Jakarta. Lentera
Dana Bhakti Primayasa. Abadi.
Berkowitz, M.W. & Bier, M.C. 2005. What Kemdiknas. 2010. Panduan Guru Mata
Works In CharacterEducation: A Pelajaran, Pendidikan Karakter
Research- Driven Guide for Educators, Terintegrasi dalam Pembelajaran di

[32]
Jurnal Bio Educatio, Volume 3, Nomor 1, April 2018, hlm. 22-33 ISSN: 2541-2280

Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Sutisna, dkk. 2014. Penerapan Pembelajaran


Kemdiknas. Biologi Berbasis Nilai Imtaq Pada
Koesoema A, Doni. 2009. Pendidikan Konsep Sistem Reproduksi Manusia
Karakter di Zaman Keblinger, Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Mengembangkan Visi Guru Sebagai Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1
Pelaku Perubahan dan Pendidik Mandirancan. Volume 3, Nomor 1,
Karakter. Grasindo, Jakarta. Juni 2014. Scientiae Educatia. IAIN
Lickona, Thomas. 2013. Pendidikan Syekh Nurjati Cirebon.
Karakter; Panduan lengkap Mendidik Sugiyatmi. 2009. Pembelajaran
Siswa Menjadi Pintar dan Baik. Nusa Kompendium Al-Qur‟an Melalui
Media, Bandung. Metode Diskusi Kelas dan Diskusi
Marieb, E.N. 2010. Essentials Of Human Kelompok Ditinjau Dari Minat Belajar
Anatomy & Physiology. Eighth Edition. dan Kepribadian Siswa (Studi Kasus
New York: Pearson. Pembelajaran Biologi Materi
Maskawih. 1994. Menuju Kesempurnaan Ekosistem). Usulan Penelitian Tesis.
Akhlak. Mizan, Bandung. Program Pascasarjana Universitas
Milyasari. 2013. Pendidikan Biologi Sebelas Maret Surakarta.
Berbasis Imtaq sebagai Usaha Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Pembentukan Karakter Bangsa. Dosen 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Pendidikan Nasional.
Padang. Ta‟dib, Volume 16, No.1. Juni Valerie Scanlon, Valerie C. Scanlon, Ph.D.,
2013. Tina Sanders. 2010. Essentials of
Maemonah. 2012. Aspek-aspek Dalam Anatomy and Physiology. New York:
Pendidikan Karakter. Forum Tarbiyah F.A. Davis Company.
(STAIN) Pekalongan. Yahya, Harun. 2001. Miracles of the Qur'an.
Maunah, Binti. 2015. Implementasi Canada: al-Attique Publishers.
Pendidikan Karakter Dalam ------------------- 2002. Bacalah dengan Nama
Pembentukan Kepribadian Holistik Tuhanmu Yang Menciptakan.
Siswa. tahun V, Nomor 1. Jurnal Pengantar Film Pengetahuan Populer
Pendidikan Karakter. Harun Yahya Series. Jakarta: Nada
M. Ramli. 2015. Media Pembelajaran Dalam Cipta Raya.
Perspektif Al-Qur‟an dan Al-Hadits.
Volume 13, Nomor 23, april 2015.
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI
kalimantan.
Rahma, D. Fatikah, dkk. 2015. Penerapan
Pembelajaran Biologi Berbasis Imtaq
Pada Jamblang. Volume 5, Nomor 2
tahun 2015. Scientiae educatia. IAIN
Syekh Nurjati Cirebon.
Rohimin. 2008. Tafsir Tarbawi, Kajian
Analisis dan Penerapan Ayat-ayat
Pendidikan. Nusa Media, Yogyakarta.
Shihab, Quraish. 1996. Wawasan al-Qur‟an,
Mizan, Bandung.
Suyitno, Imam. 2012. Pengembangan
Pendidikan Karakter Dan Budaya
Bangsa Berwawasan Kearifan Lokal.
Tahun II, Nomor 1. Jurnal Pendidikan
Karakter.

[33]

Anda mungkin juga menyukai