“Isolasi dan Inokulasi Kapang Patogen Asal Buah Jeruk Limau (Citrus amblycarpa)”
1) Salsabila Qisthina Yasmine (1308617011), 2) Marlina Azzahra (1308617019),
3) Alviska Rizkikha Hafsyari (1308617020)
Program Studi Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
2020
alviskarizkikha1@gmail.com
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Dalam perkembangannya, jeruk yang dihasilkan di dalam negeri mutunya rendah dan
masih kalah bersaing dengan jeruk impor, Salah satu masalah mendasar dari rendahnya mutu
buah jeruk pasca panen yang dihasilkan di dalam negeri adalah serangan patogen. Patogen yang
banyak menyerang buah jeruk adalah jamur.
Jamur dapat menyerang buah, daun, ranting dan tunas (buah muda), secara cepat
menutupi buah, pengaruhnya bervariasi mulai dari bercak halus kecil, sampai bercak mendalam,
muncul kanker. Hal ini menyebabkan buah muda mengalami keguguran atau menjadi tampak
buruk. Setelah buah tumbuh tiga perempat bagian, buah menjadfi kebal dari serangan berikutnya.
Penyakit yang muncul pada tunas bunga memperlihatkan gejala berwarna cokelat dan gugur
sebelum membuka. Tunas muda yang terinfeksi layu dan sering mati ujung. (Barnett, 1972).
TUJUAN
METODELOGI
Mula-mula, disiapkannya alat dan bahan yang sudah disterilkan dalam autoclave dan
juga telah dibuatnya media agar dari kaldu kentang dan sudah dituang kedalam cawan
petri dan sudah membeku serta steril. Lalu, dilakukannya pemilihan terhadap tiga buah
jeruk limau untuk diisolasi. Sebelum ketahap isolasi, jeruk-jeruk yang telah dipilih
dimasukan terlebih dahulu kedalam botol berisikan air aquades. Selanjutnya, buah yang
dipilih dan telah dimasukan kedalam aquades dilakukan isolasi dengan cara mengambil
bagian jeruk yang sehat dan bagian jeruk yang sakit menggunakan scaple secara aseptis.
Pengerjaan dilakukan di dalam laminar untuk menghindari terkontaminasinya oleh
mikroorgansme lain. Bagian yang sehat dan yang sakit di letakan pada media agar dari
kaldu kentang. Selanjutnya ditutup denga shell dan ditumbuhkan selama 72 jam.
Setelah didiamkan selama kurang lebih 72 jam, maka diamati dari sepuluh buah jeruk
limau yang telah diinfeksikan dipilih tiga buah jeruk limau untuk memasuki tahap uji
postulat Koch. Lalu, dilakukannya uji postulat koch 4 dari dipilihnya tiga buah dari hasil
infeksi tersebut kemudian diisolasi kembali bagian dari buah jeruk limau dan ditumbuhkan
kembali dalam media agar. Lalu, diamati hasilnya apakah sama dengan jamur yang
ditumbuhkan atau berbeda.
Patogen yang banyak menyerang buah jeruk adalah jamur. Tumbuhnya jamur pada
suatu produk hortikultura dapat mengubah komposisi bahan. Faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhi pertumbuhan jamur diantaranya yaitu air, kelembaban udara, suhu, pH,
oksigen dan mineral (Suparjo, 2010).
Penyakit-penyakit yang sering menyerang buah jeruk antara lain busuk buah phoma
oleh Phoma sp, busuk buah nematospora oleh Nematospora coryli Peg., busuk buah oospora
oleh Oospora sp, busuk buah antraknosa oleh Colletotrichum sp, penyakit lapuk hijau dan
penyakit lapuk biru oleh Penicillium digiatum dan Penicillium italicum, busuk aspergillus
oleh Aspergillus sp, penyakit busuk kering Phytophthora sp, penyakit diplodia oleh
Botryodiplodia theobromae, dan penyakit busuk fusarium oleh Fusarium sp.
Patogen diambil dari jeruk limo yang memiliki gejala penyakit. Gejalanya seperti
memiliki bercak coklat pada kulit buah jeruk limo dan bentuknya agak mengkerut. setelah itu
jeruk limo yang sakit tadi diisolasi dan dibuat biakan murninya di medium PDA.
Berdasarkan postulat yang ke-2 bahwa pathogen dari organisme yang sakit harus bisa
diisolasi dan dibuat biakan murninya. Setelah dilakukan isolasi dan dibuat biakan murninya
dihasilkan pathogen jenis kapang yang memiliki spora berwarna hitam, dengan diameter
pertumbuhan kapang berkisar 1 – 3cm.
a b
Gambar 1. a) isolasi kulit buah limo bagian yang sehat dan sakit. b) Jamur hasil Purifikasi Limo.
Jeruk limo dilukai dengan cara dilukai menggunakan corkborer dan isolat tadi
diinokulasikan ke buah jeruk limo yang sehat kemudian ditutup dengan tisu kering yang
dibasahi oleh air. Hasilnya pada tisu basah tadi terdapat spora hitam yang sama seperti
hasil purifikasi sebelumnya. Mula-mulanya kulit buah limo terdapat bercak kecoklatan,
kemudian menghitam dibagian kulitnya, dan tekstur kulitnya menjadi lembek, ukuran
buah mengkerut.
Berdasarkan literature Lologau (2006), tabel skoring untuk buah jeruk adalah sebagai berikut
KP=
Keterangan:
KP=
KP=
KP= 90%
KeP=
Keterangan:
KeP=
KeP=
KeP= %
KeP= 53,3 %
Untuk membuktikan apakah mikroorganisme pathogen yang ada pada 10 buah jeruk limo
tadi sama dengan pathogen pada jeruk limo sakit yang digunakan pada pertama kali dilakukan
sebuah tahap yaitu reinokulasi.
Kulit jeruk limo yang telah diinokulasikan penyakit kemudian diinokulasi kembali,
diambil 3 potongan kulit jeruk dari 3 buah jeruk dan ditumbuhkan pada medium PDA. Hasil dari
reinokulasi ini menunjukkan pertumbuhan kapang bermiselium putih dan terdapatnya spora
hitam dibagian tengah seperti pada hasil purifikasi tahap sebelumnya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari isolasi pada jeruk limo yang sakit atau terkena patogen yaitu
kapang dengan spora yang berwarna hitam. Buah jeruk limo sehat yang telah diinokulasikan
penyakit menimbulkan gejala yang sama seperti jeruk limo yang sakit yaitu kecoklatan dan
menghitam dibagian kulitnya, dan tekstur kulitnya menjadi lembek, ukuran buah mengkerut.
Tingkat keterjadian penyakit (KP) dihasilkan sebesar 90% berarti hampir semua sampel
menimbulkan gejala penyakit dengan tingkat keparahan sebesar 53,3%
DAFTAR PUSTAKA
Barnett, H.L., Hunter, Barry B. 1972. Ilustrated genera Of Imperfect Fungi Fourth edition. U.S.A
: The american phytopathological society
Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia II. Niaga Swadaya. Jakarta. Hal: 93-94.
Lologau, Baso Aliem. 2006. Tingkat serangan lalat pengorok daun, liriomyza huidobrensis
(blanchard) dan kehilangan hasil pada tanaman kentang. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Sulawesi Selatan.
Munawaroh, S. , Handayani, Astuti P. 2010. Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix
D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana . Jurnal Kompetensi Teknik . 2(1): 73-78
Sardjono. 2011. Jamur Benang dan Pengembangannya pada Industri Pengolahan Hasil
Pertanian.Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Pengolahan Hasil Pertanian.
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada
Semangun, H. 2004. Penyakit tanaman hortikultura di Indonesia. Gadjah Mada University Press
Yogyakarta.
Suparjo, 2010. Teknik Penyimpanan Pakan: Kerusakan Bahan Pakan Selama Penyimpanan.
Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi.
Turang D.A.S. and M.J. Tuju. 2004. Postharvest Disease of Papaya Fruit Caused by Fungi
During Storage and Marketing and its Control. Eugenia 10 (2) : 168-175
Yuzami, dkk (2005). ensiklopedia flora. Bogor: PT Kharisma Ilmu. hlm. 104.