Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PATOGEN TUMBUHAN

“Isolasi dan Inokulasi Kapang Patogen Asal Buah Jeruk Limau (Citrus amblycarpa)”
1) Salsabila Qisthina Yasmine (1308617011), 2) Marlina Azzahra (1308617019),
3) Alviska Rizkikha Hafsyari (1308617020)
Program Studi Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
2020
alviskarizkikha1@gmail.com

ABSTRAK

Jeruk sambal disebut juga jeruk limau (lat. Citrus amblycarpa) adalah jeruk  yang


termasuk bahan bumbu masakan, memiliki buah berbentuk bulat telur, keras, kulitnya tebal dan
berkerut, warna kulit hijau, berbenjol-benjol, rasanya sangat masam dan agak pahit. Dalam
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pathogen yang menyerang buah jeruk limau serta
gejala yang ditimbulkan sekaligus mengahui tingkat keterjadian penyakit yang terjadi pada
buah jeruk limau. Penelitian dilakukan di bulan November-Desember 2019, bertempat di
Laboraturium Kultur Jaringan, UNJ. Dengan cara mengambil bagian jeruk yang sehat dan
yang sakit, kemudian menumbuhkan mikroorganisme dalam media agar kaldu kentang, dan
terakhir diinfeksikannya mikroorganisme tersebut pada jeruk limau yang sehat. Hasil dari
penelitian ini ialah, timbulnya gejala pada buah jeruk limau yang sehat setelah diinfeksikannya
dengan adanya perubahan warna dan bentuk. Sehingga, tingkat keterjadian penyakit (KP)
dihasilkan sebesar 90% berarti hampir semua sampel menimbulkan gejala penyakit dengan
tingkat keparahan sebesar 53,3%

Kata Kunci: Jamur, Jeruk Limau, Patogen

PENDAHULUAN

Jeruk sambal disebut juga jeruk limau (lat. Citrus amblycarpa) adalah jeruk yang


termasuk bahan bumbu masakan. Jeruk sambal merupakan anggota marga citrus atau marga
jeruk. Banyak orang yang salah mengenai jeruk ini yang menganggap jeruk limau atau jeruk
sambal sama dengan jeruk nipis. (Yuzami, 2005) Jeruk (atau limau/limo) merupakan tumbuhan
perdu yang dimanfaatkan terutama buah dan daunnya sebagai bumbu penyedap masakan. Dalam
perdagangan internasional dikenal sebagai kaffir lime (Munawaroh dan Handayani, 2010).
Jeruk ini memiliki buah berbentuk bulat telur, keras, kulitnya tebal dan berkerut, warna
kulit hijau, berbenjol-benjol, rasanya sangat masam dan agak pahit. Buah matang berwarna
sedikit kuning (Dalimartha, 2006). Buah Jeruk yang masih muda berwarna hijau semakin tua
buah akan berubah warna menjadi kuning. Buah jeruk ini berkulit tebal, berkerut-kerut dan
beraroma wangi. Daging buah jeruk sambal ini bewarna putih serta memiliki rasa asam.
(Yuzami, 2005)

Dalam perkembangannya, jeruk yang dihasilkan di dalam negeri mutunya rendah dan
masih kalah bersaing dengan jeruk impor, Salah satu masalah mendasar dari rendahnya mutu
buah jeruk pasca panen yang dihasilkan di dalam negeri adalah serangan patogen. Patogen yang
banyak menyerang buah jeruk adalah jamur.

Aktivitas jamur selama pertumbuhannya pada komoditi pangan dapat menyebabkan


kerugian dan penurunan kualitas pangan. Hal ini disebabkan karena aktivitas metabolisme jamur
tersebut dapat menghasilkan racun yang berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga produk
pangan tersebut tidak layak untuk dikonsumsi dan diperdagangkan (Sardjono, 2011). Banyak
mikroorganisme terutama jamur yang menyerang buah jeruk, antara lain Colletotrichum sp.,
Penicillium sp., dan beberapa jamur lainnya. (Turang dan Tuju, 2004)

Jamur dapat menyerang buah, daun, ranting dan tunas (buah muda), secara cepat
menutupi buah, pengaruhnya bervariasi mulai dari bercak halus kecil, sampai bercak mendalam,
muncul kanker. Hal ini menyebabkan buah muda mengalami keguguran atau menjadi tampak
buruk. Setelah buah tumbuh tiga perempat bagian, buah menjadfi kebal dari serangan berikutnya.
Penyakit yang muncul pada tunas bunga memperlihatkan gejala berwarna cokelat dan gugur
sebelum membuka. Tunas muda yang terinfeksi layu dan sering mati ujung. (Barnett, 1972).

Menurut Semangun (2004), buah yang terserang terdapat bercak-bercak merah


kecoklatan di dekat ujung tangkai atau pada sisi buah. Bercak mempunyai titik-titik hitam dan
hanya terbatas pada kulit

TUJUAN

1. Mengetahui hasil jeruk limau yang terkena pathogen


2. Mengetahui gejala yang timbul pada buah jeruk limau yang sakit
3. Mengetahui tingkat keterjadian penyakit (KP) dan Keparahan penyakit (KeP) pada
buah jeruk limau

METODELOGI

a. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian dilakukan di Laboraturium Kultur Jaringan, Kampus B, Universitas


Negeri Jakarta. Dilaksanakan pada bulan November-Desember 2019, pukul 12.00-14.00

b. Alat dan Bahan


 Tiga buah jeruk limau sakit dan sepuluh buah jeruk limau sehat
 Media Agar dari kaldu kentang (steril)
 Cawan Petri (steril)
 Botol (steril)
 Scaple, pinset, dan tissue (steril)
 Shell
 Lampu Spirtus
 Alkohol 96%
 Laminar
c. Prosedur Kerja

Mula-mula, disiapkannya alat dan bahan yang sudah disterilkan dalam autoclave dan
juga telah dibuatnya media agar dari kaldu kentang dan sudah dituang kedalam cawan
petri dan sudah membeku serta steril. Lalu, dilakukannya pemilihan terhadap tiga buah
jeruk limau untuk diisolasi. Sebelum ketahap isolasi, jeruk-jeruk yang telah dipilih
dimasukan terlebih dahulu kedalam botol berisikan air aquades. Selanjutnya, buah yang
dipilih dan telah dimasukan kedalam aquades dilakukan isolasi dengan cara mengambil
bagian jeruk yang sehat dan bagian jeruk yang sakit menggunakan scaple secara aseptis.
Pengerjaan dilakukan di dalam laminar untuk menghindari terkontaminasinya oleh
mikroorgansme lain. Bagian yang sehat dan yang sakit di letakan pada media agar dari
kaldu kentang. Selanjutnya ditutup denga shell dan ditumbuhkan selama 72 jam.

Tahap selanjutnya diamati mikroorganisme yang ditumbuh didalam media agar


tersebut, lalu hasil yang tumbuh tersebut di purifikasi menggunakan jarum ose pada media
agar untuk diisolasi. Kemudian, diambilnya serta dipilihnya sepuluh buah jeruk limau yang
sehat untuk ketahap selanjtnya. Lalu, hasil purifikasi di infeksikan selama 72 jam pada
sepuluh buah sehat dengan alat coch bore dan bagian yang telah diinfeksikan yang berbentuk
lingkaran ditutup dengan tissue kering dan ditutup dengan shell hanya pada bagianyang
diberi perlukaan.

Setelah didiamkan selama kurang lebih 72 jam, maka diamati dari sepuluh buah jeruk
limau yang telah diinfeksikan dipilih tiga buah jeruk limau untuk memasuki tahap uji
postulat Koch. Lalu, dilakukannya uji postulat koch 4 dari dipilihnya tiga buah dari hasil
infeksi tersebut kemudian diisolasi kembali bagian dari buah jeruk limau dan ditumbuhkan
kembali dalam media agar. Lalu, diamati hasilnya apakah sama dengan jamur yang
ditumbuhkan atau berbeda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Patogen yang banyak menyerang buah jeruk adalah jamur. Tumbuhnya jamur pada
suatu produk hortikultura dapat mengubah komposisi bahan. Faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhi pertumbuhan jamur diantaranya yaitu air, kelembaban udara, suhu, pH,
oksigen dan mineral (Suparjo, 2010).

Penyakit-penyakit yang sering menyerang buah jeruk antara lain busuk buah phoma
oleh Phoma sp, busuk buah nematospora oleh Nematospora coryli Peg., busuk buah oospora
oleh Oospora sp, busuk buah antraknosa oleh Colletotrichum sp, penyakit lapuk hijau dan
penyakit lapuk biru oleh Penicillium digiatum dan Penicillium italicum, busuk aspergillus
oleh Aspergillus sp, penyakit busuk kering Phytophthora sp, penyakit diplodia oleh
Botryodiplodia theobromae, dan penyakit busuk fusarium oleh Fusarium sp.

Patogen diambil dari jeruk limo yang memiliki gejala penyakit. Gejalanya seperti
memiliki bercak coklat pada kulit buah jeruk limo dan bentuknya agak mengkerut. setelah itu
jeruk limo yang sakit tadi diisolasi dan dibuat biakan murninya di medium PDA.

Berdasarkan postulat yang ke-2 bahwa pathogen dari organisme yang sakit harus bisa
diisolasi dan dibuat biakan murninya. Setelah dilakukan isolasi dan dibuat biakan murninya
dihasilkan pathogen jenis kapang yang memiliki spora berwarna hitam, dengan diameter
pertumbuhan kapang berkisar 1 – 3cm.

a b

Gambar 1. a) isolasi kulit buah limo bagian yang sehat dan sakit. b) Jamur hasil Purifikasi Limo.

Setelah mendapatkan biakan murninya, hasil purifikasi pathogen tersebut


diinokulasikan pada buah jeruk limo yang sehat sebanyak 10 buah. Jeruk dipilih dengan
ukuran dan bentuk yang hampir sama. Hasil purifikasi pathogen diinokulasikan kepada
buah jeruk limo yang sehat 10 buah limo sehat.

Jeruk limo dilukai dengan cara dilukai menggunakan corkborer dan isolat tadi
diinokulasikan ke buah jeruk limo yang sehat kemudian ditutup dengan tisu kering yang
dibasahi oleh air. Hasilnya pada tisu basah tadi terdapat spora hitam yang sama seperti
hasil purifikasi sebelumnya. Mula-mulanya kulit buah limo terdapat bercak kecoklatan,
kemudian menghitam dibagian kulitnya, dan tekstur kulitnya menjadi lembek, ukuran
buah mengkerut.

Gambar 2. Hasil Infeksi kapang pada 10 buah limo yang sehat.

Berdasarkan literature Lologau (2006), tabel skoring untuk buah jeruk adalah sebagai berikut

Tabel 1. Sistem Skoring Keterjadian Penyakit

Skor (nilai) Kriteria


1 Tidak ada gejala
2 Gejala ringan 20 %
3 Gejala sedang 40 %
4 Gejala meluas 80 %
5 Tanaman mati
Sumber : Lologau, 2006

Keterjadian penyakit dapat dihitung dengan rumus:

KP=

Keterangan:

KP= Keterjadian Penyakit

A= Jumlah tumbuhan atau bagian tumbuhan yang sakit

B= jumlah tumbuhan atau bagian tumbuhan yang sehat

KP=

KP=

KP= 90%

Tabel 2. Sistem Skoring Tingkat Keparahan Penyakit

Nilai Skala Tingkat Kerusakan Tanaman (%)


0 Tidak ada serangan gejala
1 > 0 - 20
2 > 20 - 40
3 > 40 – 60
4 > 60 – 80
5 > 80 - 100
Sumber : Lologau, 2006

Tingkat keparahan penyakit dapat dihitung dengan rumus:

KeP=

Keterangan:

KeP= Keparahan penyakit

n= jumlah jaringan terserang pada setiap skor


v= skor serangan

Z= nilai kategori serangan tertinggi

N= jumlah seluruh tanaman

KeP=

KeP=

KeP= %

KeP= 53,3 %

Untuk membuktikan apakah mikroorganisme pathogen yang ada pada 10 buah jeruk limo
tadi sama dengan pathogen pada jeruk limo sakit yang digunakan pada pertama kali dilakukan
sebuah tahap yaitu reinokulasi.

Kulit jeruk limo yang telah diinokulasikan penyakit kemudian diinokulasi kembali,
diambil 3 potongan kulit jeruk dari 3 buah jeruk dan ditumbuhkan pada medium PDA. Hasil dari
reinokulasi ini menunjukkan pertumbuhan kapang bermiselium putih dan terdapatnya spora
hitam dibagian tengah seperti pada hasil purifikasi tahap sebelumnya.

Gambar 3. Hasil re-inokulasi kulit jeruk limo

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari isolasi pada jeruk limo yang sakit atau terkena patogen yaitu
kapang dengan spora yang berwarna hitam. Buah jeruk limo sehat yang telah diinokulasikan
penyakit menimbulkan gejala yang sama seperti jeruk limo yang sakit yaitu kecoklatan dan
menghitam dibagian kulitnya, dan tekstur kulitnya menjadi lembek, ukuran buah mengkerut.
Tingkat keterjadian penyakit (KP) dihasilkan sebesar 90% berarti hampir semua sampel
menimbulkan gejala penyakit dengan tingkat keparahan sebesar 53,3%

DAFTAR PUSTAKA

Barnett, H.L., Hunter, Barry B. 1972. Ilustrated genera Of Imperfect Fungi Fourth edition. U.S.A
: The american phytopathological society
Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia II. Niaga Swadaya. Jakarta. Hal: 93-94.
Lologau, Baso Aliem. 2006. Tingkat serangan lalat pengorok daun, liriomyza huidobrensis
(blanchard) dan kehilangan hasil pada tanaman kentang. Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Sulawesi Selatan.
Munawaroh, S. , Handayani, Astuti P. 2010. Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut (Citrus hystrix
D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana . Jurnal Kompetensi Teknik . 2(1): 73-78
Sardjono. 2011. Jamur Benang dan Pengembangannya pada Industri Pengolahan Hasil
Pertanian.Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Pengolahan Hasil Pertanian.
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada
Semangun, H. 2004. Penyakit tanaman hortikultura di Indonesia. Gadjah Mada University Press

Yogyakarta.
Suparjo, 2010. Teknik Penyimpanan Pakan: Kerusakan Bahan Pakan Selama Penyimpanan.
Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi.
Turang D.A.S. and M.J. Tuju. 2004. Postharvest Disease of Papaya Fruit Caused by Fungi
During Storage and Marketing and its Control. Eugenia 10 (2) : 168-175
Yuzami, dkk (2005). ensiklopedia flora. Bogor: PT Kharisma Ilmu. hlm. 104.

Anda mungkin juga menyukai