Anda di halaman 1dari 2

Tugas Pribadi

Mata Kuliah : Akuntansi Sektor Publik

Dosen Pengampu : Wihelmina Maryetha Yulia Jaeng, S.Akun., M.Si

Nama : Maria Fransiska Nona

Nim : 061180121

Prodi/Fak. : Akuntansi 4c / Ekonomi

Fenomena atau masalah terjadi pada akuntansi sektor publik:

“ Pengelolaan Keuangan Daerah dan Organisasi Sektor Publik lainnya"

Masalah pengelolaan keuangan daerah menjadi masalah aktual untuk dikemukan


pada bidang sektor publi, dimana muncul konflik Penyususnan Rancangan Pendapatan
dan Belanja Daerah (RAPBD). Konflik ini terjadi karaena disebabkan oleh
penyelewengan terhadap aturan. Pengelolaan keuangan daerah sering didefinisikan
sebagai keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Di era reformasi
pengelololaan keuangan daerah memamng telah mengalami berbagai perubahan regulasi
darai waktu ke waktu.

APBD juga menduduki posisi sentral dan vital dalam upaya pengembangan kapibilitas
dan efektivitas pemerintah daerah. APBD juga pada hakikatnya merupakan instrumen
kebijakan yang dipakai, sebagai alat untuk meningkatkan pelayana umum dan
kesejahteraan masyarakat daerah.

Salah satu aspek dari emerintah daerah yang harus diatur secara hati-hati adalah
masalah pengelolaan keuangan daerah dan anggaran daerah. APBD merupakan instrumen
kebijakan yang utama bagi pemerintah daerah,dimana anggaran daerah seharusnya
dipergunakan sbagai alat untuk menentukan besarnya pendapatan dan pengeluaran, alat
bantu pengambilan keputusan dan perencanaan pembangunan di masa yang kan datang.

Perubahan tersebut tentu saja merupakan rangkaian dari keinginan agar pemerintah
daerah dapat menciptakan good governance dan clean goverment dengan melakukan tata
kelola pemerintahan dengan baik. keberhasilan dari suatu pembangaunan di daerah tidak
terlepas dari aspek pengelolaan keuangan daerah yang harus dikelola dengan manajemen
yang baik pula.

Namun pada masa sekarang APBD yang disusun oleh pemerintah daerah telah
mengalami perubahan dari yang bersifat incramental menjadi anggaran berbasis kinerja
sesuai dengan tuntutan reformasi. Dilihat dari aspek masyarakat (customer), dengan
adanya peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik maka
dapat meningkatkan tuntutan masyarakat akan pemerintah yang baik pula. Hal ini
menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk bekerja secara lebih efisien dan
efektif terutama dalam menyediakan layanan prima bagi seluruh masyarakat. Dilihat dari
sisi pengelolaan keuangan daerah khususnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), maka
kontribusi terhadap APBD meningkat tiap tahun anggaran. Hal ini didukung pula dengan
tingkat efektivitas dari peneriman daerah secara keseluruan, sehingga ada kemauan dari
masyarakat untuk membayar kewajibannya kepada pemerintah daerah dalam bentuk
pajak dan retribusi.

Anda mungkin juga menyukai