Anda di halaman 1dari 8

SUSUNAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENDIDIKAN KESEHATAN

“GIZI PADA LANSIA”

DISUSUN OLEH :

AGIS DIHFAN HAPSARI (1807001)


AHMAD YUSRIL (1807002)

PROGRAM STUDI NERS

STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG

TAHUN 2018/2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Tema : Pendidikan Kesehatan Gizi pada Lansia

Sasaran : Klien lansia

Hari/Tanggal : Selasa, 2 Juli 2019

Waktu : 09.00 – 09.30 ( 30 Menit )

Tempat : Kampus STIKES Widya Husada

A. Latar belakang
Gizi seimbang bagi lansia merupakan kebutuhan dasar yang harus terpenuhi,
mengingat lansia merupakan individu yang rentan terhadap penyakit. Pendidikan
kesehatan tentang gizi seimbang sangatlah membantu lansia untuk merencanakan
pemenuhan gizi sehari-harinya. Pemerhatian terhadap status gizi bagi lansia harus
ditekankan, yaitu untuk mencegah munculnya gangguan terhadap kesehatan.
Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik membantu
dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
dialaminya. Selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga
dapat memperpanjang usia. Dengan pemenuhan gizi seimbang, lansia dapat hidup
dengan sehat dan meminimalisir datangnya penyakit.

B. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Umum :
Setelah dilakukan penyuluhan, sasaran dapat mengerti tentang gizi seimbang yang
harus terpenuhi.

2. Tujuan Intruksional Khusus :


Setelah dilakukan penyuluhan, sasaran dapat :
a. Peserta dapat menyebutkan kebutuhan gizi pada lansia (min 3)
b. Peserta dapat menyebutkan menu sehat bagi lansia
c. Peserta dapat mengerti menu lansia dalam 1 hari
d. Peserta dapat menyebutkan tips perencanaan makanan sehari pada lansia

C. Pokok Bahasan
Gizi Pada Lansia

D. Sub Pokok Bahasan


a. Konsep gizi pada lansia
b. Proses perubahan biologis lansia
c. Kebutuhan gizi pada lansia
d. Masalah gizi pada lansia
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. Media dan alat
1. Media : laptop, lcd, lieflet, vidieo
2. Alat : Mic, sound

G. Pengorganisasian
Penyaji : Yusril
Moderator : Agis

H. Uraian Tugas
Penyaji :Menyampaikan materi dengan jelas
Berinteraksi dengan audience
Moderator :Mengawali pembukaan penyuluhan
Mengatur waktu proses penyuluhan
Menyediakan suara akan tanya jawab
Mengatur prosesi tanya jawab
Mengakhiri kegiatan penyuluhan
Observer : Mengamati kegiatan penyuluhan
Memberikan saran atas kegiatan penyuluhan
Menilai kegiatan penyuluhan
Mengamati apakah pengorganisasian berjalan dengan baik

I. Setting Tempat

MODERATOR PENYAJI
m

AUDIANCE AUDIENCE AUDIANCE

J. Proses Pelaksanaan

No Tahap Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran


1. Pembukaan 5 Menit 1. Memberi salam 1. Menjawab
pembuka. salam.
2. Memperkenalkan 2. Memperhatikan.
diri. 3. Memperhatikan.
3. Menjelaskan
pokok bahasan
dan tujuan
penyuluhan.
2. Pelaksanaan 20 menit 1. Menjelaskan pedoman 1. Memperhatikan.
umum gizi seimbang 2. Memperhatikan.
untuk lansia. 3. Memperhatikan.
2. Menjelaskan 4. Memperhatikan.
kebutuhan gizi pada
lansia.
3. Menjelaskan sajian
lengkap gizi bagi
lansia.
4. Menjelaskan tips
perencanaan makanan
sehari untuk lansia.
3. Penutup 15 menit 1. Menanyakan kepada 1. Menjawab
peserta tentang materi 2. Mendengarkan
yang telah diberikan. 3. Memperhatikan
2. Mengucapkan 4. menjawab
terimakasih atas peran
serta peserta.
3. Membagikan lieflet
4. Mengucapkan salam
penutup.

K. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir di tempat penyuluhan tepat waktu.
b. Penyelenggara penyuluhan dilaksanakan di Kampus STIKES Widya
Husada
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
(SAP, leflet, Vidieo)
2. Evaluasi Proses
a. Moderator dan penyaji menjalankan tugas dengan baik.
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum
penyuluhan diakhiri.
d. Peserta mengajukan pertanyaan dan mahasiswa menjawab pertanyaan
secara benar.
e. Peserta menikmati jalannya penyuluhan dengan seksama.
3. Evaluasi Hasil
Para peserta mengerti penjelasan yang telah diberikan.

MATERI
“GIZI PADA LANSIA”
A. Batasan
Menurut WHO lansia dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu :
1. Usia pertengahan (45-59 tahun)
2. Lanjut usia (60-74 tahun)
3. Lansia tua (75-90 tahun)
4. Usia sangat tua (>90)

Menurut Kementrian Kesehatan RI, lanjut usia dikelompokkan menjadi :

1. Pra lanjut usia (45-59 tahun)


2. Lanjut usia (60-69 tahun)
3. Lanjut usia risiko tinggi (>70 tahun atau usia >60 dengan masalah
kesehatan)

B. Proses menua
Proses pertumbuhan dan perkembangan manusia berlangsung sepanjang masa,
sejak lahir dari janin, bayi, balita, remaja, dewasa hingga masa tua. Proses
menua berlangsung secara alamiah, terus menerus dan berkesinambungan.
Pada akhirnya akan menyebabkan perubahan anatomi, fisiologi, dan biokimia
pada jaringan tubuh secara keseluruhan.
Proses menua sangat individual dan berbeda perkembangannya pada tiap
individu, karena dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal. Factor
eksternal yang mempengaruhi proses menua adalah asupan makanan,
pendidikan, social budaaya, penyakit infeksi/degeratif, hygiene sanistasi
lingkungan, ekonomi dan dukungan keluarga. Factor eksternal lain yaitu
kemunduran psikologis seperti sindroma lepas jabatan, perasaan sedih dan
sendiri, perubahan status social sangat mempengaruhi proses menua pada
seseorang.
Asupan makanan sangat mempengaruhi proses menua karena seluruh aktivitas
sel atau metabolism dalam tubuh memerlukan zat-zat gizi yang cukup.
Sementara itu perubahan biologis pada lanjut usia merupakan factor internal
yang akhirnya dapat mempengaruhi status gizi.
Proses perubahan biologis pada lanjut usia ditandai dengan :
1. Pengurangan massa otot dan bertambahnya massa lemak, depat
menurunkan jumlah cairan tubuh sehingga kulit terlihat mengerut dan
kering, wajah berkeriput dengan garis-garis yang menetap. Lanjut usia
terlihat kurus.
2. Gangguan indera perasa, penciuman, pendengaran, penglihatan dan
perabaan menurun.
3. Katarak pada lanjut usia sering dihubungkan dengan kekurangan vitamin
A, C dan asam folat.
1. Gigi-geligi yang tanggal, menyebabkan gangguan fungsi mengunyah
yang mengakibatkan kurangnya asupan makanan pada lanjut usia.
2. Cairan saluran cerna dan enzim-enzim yang membantu pencernaan
berkurang pada proses menua. Nafsu makan dan kemampuan
penyerapan zat-zat gizi juga menurun terutama lemak dan kalsium.
Menurunnya sekresi air ludah mengurangi kemampuan mengunyahdan
menelan.
3. Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran
pencernaan seperti kembung, nyeri perut dan susah buang air besar.
4. Penurunan kemampuan motorik menyebabkan lanjut usia kesulitan
untuk makan.
5. Terjadinya penurunan fungsi sel otak, menyebabkan penurunan daya
ingat jangka pendek, melambatnya proses informasi, mengatur dan
mengurutkan sesuatu yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam
melakukan aktifitas sehari-hari disebut dengan demensia/pikun.
6. Kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga
berkurang, sehingga dapat terjadi pengeceran natrium. Selain itu
pengeluaran urine diluar kesadaran (incontinensia urine) menyebabkan
lanjut usia sering mengurangi minum, sehingga dapat menyebabkan
dehidrasi.
C. Kebutuhan gizi
Kebutuhan gizi pada lanjut usia spesifik, karena terjadinya perubahan proses
fisiologis dan psikososial sebagai akibat proses menua.
Kebutuhan gizi lanjut usia sangat dipengaruhi oleh factor :
1. Umur
Pada lanjut usia kebutuhan energi lemak menurun. Setelah usia 50 tahun,
kebutuhan energy berkurang sebesar 5% untuk setiap 10 tahun.
2. Jenis kelamin
Umumnya laki-laki memerlukan zat gizi lebih banyak dibandingkan
dengan wanita,ksrens podtur, otot dan luas permukaan tubuh laki-laki
lebih luas dari pada wanita. Namun kebutuhan zat besi pada wanita
cenderung lebih tinggi, karena wanita mengalami menstruasi. Pada wanita
yang sudah menopause kebutuhan zat besi turun kembali.
3. Aktivitas fisik dan pekerjaan
Lanjut usia mengalami penurunan kemampuan fisik yang berdampak pada
berkurangnya aktivitas fisik sehingga kebutuhan energinya juga berkurang.
4. Postur tubuh
Postur tubuh yang lebih besar membutuhkan energy lebih banyak
dibandingkan postur tubuh yang lebih kecil.
5. Iklim/suhu udara
Orang yang tinggal di daerah suhu dingin(pegunungan) memerlukan zat
gizi lebih untuk mempertahankan suhu tubuhnya.
6. Kondisi kesehatan (stress fisik dan psikososial)
Kebutuhan gizi setiap individu tidak selalu tetap, tetapi bervariasi sesuai
dengan kondisi kesehatan seorang pada waktu tertentu. Stress fisik dan
stress psikososial yang kerap terjadi pada lanut usia juga mempengaruhi
kebutuhan gizi.
7. Lingkungan
Lanjut usia yang sering terpapar di lingkungan yang rawan polusi perlu
mendapat suplemen tambahan yang mengandung protein, vitamin, dan
mineral untuk melindungi sel-sel tubuh dari efek radiasi.
Pesan gizi seimbang pada lanjut usia :
1. Makanlah aneka ragam makanan
Yaitu yang terdiri dari minimal 4 sumber bahan makanan yaitu
makanan pokok, lauk-pauk, sayuran dan buah.
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energy
Karbohidrat diperlukan guna memenuhi kebutuhan energy. Bagi lanjut
usia , dianjurkan untuk memilih karbohidrat kompleks seperti beras,
beras merah, havermout, jagung, sagu, ubi jalar, ubi kayu, dan umbi-
umbian. Karbohidrat yang berasal dari biji-bijian dan kacang-kacangan
berfungsi sebagai energy dan sumber serat.
3. Batasi konsumsi lemak dan minyak
Bagi lansia, mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak tidak
dianjurkan, karena akan menambah resiko terjadinya berbagai penyakit
degeratif seperti tekanan darah tinggi, jantung, ginjal dan lain-lain.
4. Makanlah makanan sumber zat besi
Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel
darah merah. Zat besi secara alamiah diperoleh dari makanan seperti
daging, hati dan sayuran hijau.
5. Biasakan makan pagi
Makan secara teratur dalam jumlah cukup dapat memelihara ketahanan
fisik, mempertahankan daya tahan tubuh dan meningkatkan
produktifitas kerja. Lanjut usia sebaiknya membiasakan makan pagi
agar selalu sehat dan produktif.
6. Minumlah air bersih dan aman yang cukup jumlahnya.
Air minum yang bersih dan aman adalah air yang tidak berbau, tidak
berwarna, tidak berasa dan telah dididihkan serta disimpan dalam
wadah yang bersih dan tertutup.
7. Lakukan aktivitas fisik dan olahraga secara teratur
Agar dapat mempertahankan kebugaran, lanjut usia harus tetap berolah
raga. Aktivitas fisik sangat penting perannya bagi lansia yaitu untuk
meningkatkan derajat kesehatannya.
8. Pesan lainnya :
a. Tidak minum alcohol
b. Membaca label makanan
D. Masalah gizi
Masalah gizi lanjut usia merupakan rangkaian proses masalah gizi sejak usia
muda yang manifestasinya terjadi pada lanjut usia. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa masalah gizi pada lanjut usia sebagian besar merupakan
masalah gizi lebih yang merupakan factor risiko timbulnya penyakit degeratif,
antara lain :
1. Kegemukan atau obesitas
Biasanya disebabkan oleh pola konsumsi yang berlebihan, banyak
mengandung lemak dan jumlah kalori yang melibihi kebutuhan. Proses
metabolisme yang menurun pada lanjut usia, bila tidak diimbangi dengan
peningkatan aktivitas fisik atau penurunan jumlah makanan, sehingga
jumlah kalori yang berlebih akan diubah menjadi lemak yang dapat
mengakibatkan kegemukan.
2. Kurang energy kronik (KEK)
Kurang atau hilangnya nafsu makan yang berkepanjangan pada lanjut usia,
dapat menyebabkan penurunan berat badan. Beberapa penyebab KEK
pada lanjut usia :
a. Makan tidak enak karena berkurangnya fungsi alat perasa dan
penciuman
b. Gigi-geligi yang tanggal, sehingga mengganggu proses mengunyah
makanan
c. Factor stress/depresi, kesepian, penyakit kronik, efek samping obat,
merokok, dll.
3. Kurang zat gizi mikro lain
Biasanya menyertai lanjut usia dengan KEK, namun kekurangan zat gizi
mikro dapat juga terjadi pada lanjut usia dengan status gizi baik. Kurang
zat besi, Vitamin A, Vitamin B, Vitamin C, Vitamin D, Vitamin E,
Magnesium, Kalsium, seng dan kurang serat sering terjadi pada lanjut usia.
`

Anda mungkin juga menyukai