Anda di halaman 1dari 8

Tugas

Patofisiologi PTM
“Review Jurnal”

Dosen :
dr. Erlina Pudyastuti, MKM

Disusun Oleh :
1. Utari Ayu Wulandari (1805025118)
2. Muhamad Abid Rido Santriawan (1805025128)

Kelas 4D

FAKULTAS ILMU ILMU KESEHATAN


PRODI ILMU GIZI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR. HAMKA
JAKARTA
2020
1. Judul :
“Hubungan Pola Makan, Aktivitas Fisik, dan Status Gizi dengan Profil
Lipid pada Pasien Wanita Menopause yang Menderita Penyakit Jantung
Koroner di Poliklinik Jantung RSPAD Gatot Soebroto Ditkesad”
2. Tahun :
2016
3. Abstrak :
“Penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama kematian pada wanita. Salah satu
faktor risiko penyakit jantung pada wanita adalah menopause, hal ini tidak dapat diubah.
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa menopause dapat memengaruhi profil lipid.
Pola makan yang baik, aktivitas fisik yang cukup, dan status gizi yang normal dapat
menjadi pencegahan sekunder bagi penderita penyakit jantung yang memiliki profil lipid
yang tidak normal. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara pola makan, aktivitas fisik, dan status gizi dengan profil lipid pada pasien wanita
menopause yang menderita penyakit jantung koroner di RSPAD Gatot Soebroto
Ditkesad. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara pola
makan dan status gizi dengan kadar kolesterol total (p=0,024, p=0,001). Ada pula
hubungan bermakna antara pola makan dan status gizi dengan kolesterol LDL (p=0,024,
p=0,001).”
4. Ringkasan :
Menurut Sibagariang (2010), menopause adalah masa berhentinya haid secara
alamiah yang biasanya terjadi pada wanita usia 40 – 50 tahun atau masa berhentinya haid
sama sekali selama 12 bulan berturut-turut. Rata-rata usia wanita yang mengalami
menopause di usia 45 – 55 tahun pun masih dianggap normal.
Pola makan adalah gambaran macam dan frekuensi makanan yang dimakan oleh
satu orang atau kelompok masyarakat sehari-hari. Pola makan yang salah dapat
menimbulkan penyakit degeneratif.
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot-otot tubuh dan sistem
penunjangnya. Selama melakukan aktivitas fisik, otot membutuhkan energi untuk
bergerak, sedangkan jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk
mengantarkan zat-zat dan oksigen ke seluruh tubuh untuk mengeluarkan sisa-sisa tubuh.
Banyaknya energi yang dibutuhkan berapa banyak dan berapa lama otot bergerak, serta
berapa berat aktivitas yang dilakukan (Almatsier,2010). Hasil penelitian pada pasien
penyakit jantung koroner yang menyatakan bahwa sampel memiliki aktivitas fisik ringan
sebesar 87,1%. Menurut Yusnidar (2007), wanita seharusnya melakukan aktivitas fisik
intensitas sedang (misalnya berjalan cepat) minimal 30 menit perhari dan sebaiknya
dilakukan setiap hari. Banyaknya sampel yang memiliki aktivitas fisik sangat ringan
dapat disebabkan rata-rata usia sampel yang sudah memasuki usia lanjut. Selain itu, para
penderita jatung koroner memang tidak diperbolehkan untuk beraktivitas terlalu berat
karena dapat memberika beban yang lebih besar terhadap jantung.
Status gizi adalah cerminan ukuran terpenuhinya kebutuhan gizi yang dapat
diukur dengan antropometri (sandjaja,2010). Prevalensi obesitas pada wanita mencapai
65% antara usia 40 dan 59 tahun dan 73,8% pada wanita diatas usia 60 tahun. Kurangnya
hormon estrogen pada wanita menopause dapat menjadi pemicu terjadinya obesitas.
Maka dari itu, wanita menopause memiliki kecenderungan memiliki berat badan lebih
atau obesitas.
Profil lipid terdiri atas kadar kolesterol total, kadar trigliserida, kadar kolesterol
HDL, dan kadar kolesterol LDL. Setelah menopause, produksi estrogen berkurang, hal
ini memengaruhi metabolisme tubuh salah satunya profil lipid. Estrogen menstabilkan sel
endotel, yang memberikan efek meningkatakan antioksidan dan mengubah protein
fibrinolitik, berkurangnya estrogen wanita menopause dapat menyebabkan peningkatan
kadar kolesterol total dan kolesterol LDL dalam darah (Kilim dan Chandala,2013).
Tidak adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar kolesterol total pada
hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sulviana (2008) dengan
sampel pasien penyakit jantung koroner. Dampak aktivitas fisik sangat besar pada
penurunan kadar kolesterol. Aktivitas fisik yang rendah akan mendorong keseimbangan
energi ke arah positif sehingga mengarah pada penyimpanan energi dan penambagan
berat badan, akibatnya akan berpengaruh terhadap peningkatan kadar kolesterol darah,
begitu pula sebaliknya (Sihadi,2006 dalam Waloya dkk., 2013).
Hasil dari penelitian menunjukkan pada tabel 1 usia pasien wanita menopause
yang menderita penyakit jantung koroner di Poliklinik Jantung RSPAD Gatot Soebroto
berkisar 49 – 69 tahun, pada tabel 2 pola makan baik sebesar 55,3%, aktivitas ringan 83%
, dan sebesar 53,2% memiliki status gizi tidak normal. Pada tabel 3 53,2% mempunyai
kolesterol total tidak normal, pada tabel 4 sebesar 76,6% mempunyai trigliserida normal,
sebesar 85,1% mempunyai kolesterol HDL normal, dan sebesar 53,2% mempunyai
kolesterol LDL tidak normal. Pada tabel 4 pola makan (OR = 4,00) dan status gizi (OR =
8,44) dengan kadar kolesterol total (p value < 0,05). Tabel 5 menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan antara pola makan, aktivitas fisik, dan status gizi dengan kadar trigliserida
(p value > 0,05). Tabel 6 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pola makan,
aktivitas fisik, dan status gizi dengan kadar kolesterol HDL (p value > 0,05). Pada tabel 7
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan (OR = 4,00)
dan status gizi (OR = 8,44) dengan kadar kolesterol LDL (p value < 0,05).
Kesimpulannya adalah ada hubungan bermakna antara pola makan dan status gizi dengan
kadar kolesterol total, ada pula hubungan bermakna antara pola makan dan status gizi
dengan kolesterol LDL.

5. Skema :

Pasien Masuk Dilakukan Skrining Data Skrining Dilaporkan

Penentuan Resiko

Malnutrition

Beresiko Tidak Beresiko

Dilakukan Penatalaksanaan
Tidak Perlu PAGT
Asuhan Gizi

Diet Sesuai Kebutuhan dan Edukasi Gizi


Penyakit
DIET PENYAKIT JANTUNG

Tujuan Diet :
1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung
2. Menurunkan berat badan bila terlalu gemuk
3. Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air

Syarat Diet :
1. Energi cukup, umtuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal
2. Protein cukup, yaitu 0.8 g/kg BB
3. Lemak sedang, yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total
4. Kolesterol rendah, terutama jika disertai dengan dislipidemia.
5. Vitamin dan mineral cukup
6. Garam rendah, 2-3 gr/hari, jika disertai hipertensi atau edema
7. Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas
8. Serat cukup untuk menghindari konstipasi
9. Cairan cukup, ±2 liter/hari sesuai dengan kebutuhan
10. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan dalam porsi kecil
11. Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat diberikan tambahan
berupa makanan enteral, parenteral, atau suplemen gizi.

Jenis DIET JANTUNG

Diet Jantung 1 Diet Jantung 2 Diet Jantung 3 Diet Jantung 4

Diberikan untuk Jantung Diet jantung II diberikan Diet jantung III diberikan Diet jantung IV diberikan
yang sudah akut. Seperti : dalam bentuk makanan dalam bentuk makanan dalam bentuk makanan
yocard Infarct (MCI) atau saring atau lunak. Diet lunak atau biasa. Diet biasa. Diet diberikan
Dekompensasio Kordis diberikan sebagai diberikan sebagai sebagai perpindaan dari
berat. Diberikan dalam perpindahan dari diet perpindahan dari diet diet jantung III atau kepada
bentuk cair 1-1,5 Liter jantung I, atau setelah fase jantung II atau kepada pasien jantung dengan
cairan/ hari selama 1-2 hari akut dapat diatasi. Jika pasien jantung dengan keadaan ringan. Jika
pertama bila pasien disertain hipertensi kondisi yang tidak terlalu disertai hipertensi
menerima. Diet ini sangat dan/atau edema, diberikan berat. Jika disertai dan/atau edema, diberikan
rendah energi dan semua sebagai diet jantung II hipertensi dan/atau sebagai diet jantung IV
zat gizi, sehingga sebaiknya garam rendah. Diet ini edema, diberikan sebagai garam rendah. Diet ini
hanya diberikan selama 1-3 rendah energi, protein, diet jantung III garam cukup energi dan zat gizi
hari. kalsium dan tiamin. rendah. Diet ini rendah lain, kecuali kasium.
energi dan kalsium, tetapi
cukup zat gizi lain.
Bahan Makanan Sehari
Diet Jantung I Energi : 905 kkal
Buah 4 P Protein : 40 gr
Susu skim 5 P Lemak : 10 gr
Minyak 2 p KH : 172 gr
Gula pasir 8 p Natrium : -

Diet Jantung II Energi : 1223 kkal


Makanan pokok 1 p Protein : 44 gr
Lauk hewani (lemak sedang) 2 p Lemak : 37 gr
Sayuran 3 p KH : 186 gr
Buah 4 p Natrium : 188 mg
Minyak 3 p
Gula pasir 2 p
Susu skim 1 p

Diet Jantung III Energi : 1662 kkal


Makanan pokok 2 p Protein : 60 gr
Lauk hewani (lemak sedang) 3 p Lemak : 40 gr
Lauk nabati 3 p KH : 271 gr
Sayuran 3 p Natrium : 198 mg
Buah 4 p
Minyak 3 p
Gula pasir 3 p

Diet Jantung IV
Makanan pokok 2,5 p Energi : 2004 kkal
Lauk hewani (lemak sedang) 3 p Protein : 72 gr
Lauk nabati 3 p Lemak : 53 gr
Sayuran 3 p KH : 317 gr
Buah 4 p Natrium : 359 mg
Minyak 5 p
Gula pasir 3 p

Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

Bahan makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan


Sumber karbohidrat Beras ditim atau disaring, roti, Makanan yang mengandung
mi, kentang, makaroni, biskuit, gas atau alkohol, seperti obi,
tepung beras/terigu/sagu singkong, tape singkong, dan
aren/sagu ambon, gula pasir, tape ketan.
gula merah, madu dan sirup

Sumber protein hewani Daging sapi, ayam dengan Daging sapi dan ayam yang
lemak rendah, ikan, telur, susu berlemak : gajih, sosis, ham,
rendah lemak dalam jumlah hati, limpa, babat, otak,
yang telah ditentukan. kepiting dan kerang-kerangan,
keju dan susu fullcream
Sumber protein nabati Kacang-kacangan kering, Kacang-kacangan kering yang
seperti : kacang kedelai dan mengandung lemak cukup
hasil olahannya seperti tahu tinggi seperti kacang tanah,
dan tempe kacang mete, dan kacang
bogor.

Sayuran Sayuran yang tidak Semua sayuran yang


mengandung gas, seperti: mengandung gas, seperti : kol,
bayam, kangkung, kacang kembang kol, lobak, sawi dan
buncis, kacang panjang, nangka muda.
wortel, tomat, labu siam, dan
tauge
Buah-buahan Semua buah-buahan segar, Buah-buahan segar yang
seperti: pisang, pepaya, jeruk, mengandung alkohol atau gas,
apel, melon, semangka, dan seperti: durian dan nangka
sawo. matang.

Lemak Minyak jagung, minyak Minyak kelapa dan minyak


kedelai, margarin, mentega kelapa sawit, santan kental.
dalam jumlah terbatas dan
tidak untuk menggoreng
tetapi untuk menumis, kelapa
atau santan encer dalam
jumlah terbatas.
Minuman Teh encer, coklat, sirup Teh/kopi kental, minuman yang
mengandung soda dan alkohol.

Bumbu Semua bumbu selain bumbu Cabe, cabe hijau dan bumbu-
tajam dalam jumlah terbatas. bumbu lain yang tajam.

Anda mungkin juga menyukai