Anda di halaman 1dari 3

Pada awalnya, senyawa sterol diketahui sebagai subtansi dari binatang baik

sebagai hormon sex, asam empedu atau lainnya. Baru belakangan senyawa-senyawa
ini terdeteksi pada jaringan tanaman. Tiga macam senyawa yang biasa disebut
sebagai ”fitosterol” yaitu sitosterol (lebih dikenal sebagai beta-sitosterol),
stigmasterol dan campesterol terbukti bisa ditemukan pada beberapa jenis tanaman
tinggi. Beberapa jenis senyawa sterol tertentu
seperti ergosterol, dapat ditemukan pada tanaman tingkat rendah seperti khamir dan
jamur. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa fitosterol mampu mengurangi
kadar kolesterol total dan LDL kolesterol di dalam darah (Tisnadjaja D., dkk., 2006)
Menurut Hiola F.S., Adnan dan Bahri A. (2010) Salah satu tumbuhan yang
telah dikenal mengandung steroid, yaitu tumbuhan lamun (Enhalus acoroides).
Senyawa steroid dapat diisolasi dari seluruh bagian tumbuhan, yaitu akar, rhizome,
dan daun . Lebih lanjut dikemukakan bahwa lamun mengandung beberapa senyawa
fistosterol, yaitu -sitosterol dan stigmastanol Selanjutnya, dikatakan bahwa bagian
tumbuhan lamun yang paling banyak mengandung fitosterol adalah bagian daunnya.
sitosterol, merupakan bahan baku untuk pembuatan obat-obat kontrasepsi untuk
mencegah kehamilan. Fitosterol pada daun lamun merupakan sebuah potensi yang
sangat besar yang perlu dikaji aspek-aspek biologisnya. Hal ini sangat penting dalam
upaya pemenuhan kebutuhan steroid, baik sebagai bahan kontrasepsi maupun sebagai
obat-obatan
Hal tersebut kemungkinan disebabkan karena fitosterol dapat memacu sintesis
protein pada sel-sel testikular, sel-sel epididimis dan sel-sel vesikula seminalis.
Menurut Johnson dan Everiit (1988), hormon-hormon steroid seks pada umumnya
dibentuk dari kolesterol. Adanya kolesterol yang diberikan secara eksogen akan
menyebabkan peningkatan steroidogenesis pada hewan uji, sehingga pada hewan
tersebut akan menghasilkan hormon-hormon steroid dalam jumlah yang lebih banyak
dibandingkan dengan normalnya. Peningkatan hormon-hormon steroid seks seperti
estrogen, progesteron dan estradiol akan menyebabkan sintesis protein meningkat
(Hiola F.S., Adnan dan Bahri A., 2010).
Dengan demikian pemberian fitosterol tumbuhan lamun dapat mengganggu
fertilitas dengan sasaran testis dimaksudkan untuk mengganggu spermatogenesis.
Gangguan terhadap spermatogenesis akan menyebabkan jumlah sperma yang
dihasilkan menjadi sedikit (oligozoospermia) atau tidak ada sama sekali
(azoospermia). Kedua hal tersebut akan menyebabkan kemampuan sperma untuk
melakukan pembuahan menjadi menurun ataui tidak sama sekali (Hiola, 2010).
Telah banyak dilakukan penelitian pada tanaman ini namun hanya sebatas
bagian kulit batang dan akar, namun masih sedikit yang melakukan penelitian
struktur metabolit sekunder pada bagian daun. Salah satunya penelitian yang
dilakukan Silvia (2015), mengidentifikasi bahwa pada daun soma terdapat kandungan
steroid. Berdasarkan hal tersebut menjadikan daun soma sebagai salah satu alternatif
yang dapat digunakan karena kandungan steroidnya. Sterol atau steroid yang berasal
dari tanaman sering disebut dengan fitosterol. Konsumsi fitosterol dalam jumlah
banyak dapat mengganggu penyerapan kolesterol sehingga akan meningkatkan
ekskresinya (Novrianto, 2006).
Fitosterol memiliki berbagai manfaat yaitu untuk pendeteksian materi organik
dan menurunkan kadar kolesterol Kebutuhan akan fitosterol di Indonesia semakin
meningkat. Kebutuhan ini dicukupi dengan cara mengimpor fitosterol dari negara
lain. Sementara Indonesia sangat kaya akan tanaman yang memiliki kandungan
fitosterol tinggi, contohnya dari bawang merah. Untuk itu dibutuhkan metode yang
efektif untuk bisa mengetahui kandungan fitosterol di dalam bawang merah sehingga
manfaatnya bisa dirasakan masyarakat (Aziz dkk., 2019).
Aziz A.M., Dkk., 2019, Isolasi Fitosterol Dari Bawang Merah (Allium Cepa L.)
Journal Of Research And Technology, 5(1):1-9.

Hiola F.S., Adnan dan Bahri A., 2010, Pengaruh Fitosterol Tumbuhan Lamun
( Enhalus Acoroides) Terhadap Fertilitas Mencit (Mus Musculus) ICR Jantan,
Bionature, 11(1):1-6.

Novrianto, M.A., Wibowo, M.A. dan Ardiningsih P., 2016, Karakterisasi Senyawa
Fitosterol dari Ekstrak Daun Soma (Ploiarium Alternifolium Melch) dengan
Metode 1h-Nmr, JKK, 6(4): 69-74.

Tisnadjaja D., Dkk., 2006, Pengkajian Kandungan Fitosterol Pada Tanaman


Kedawung (Parkia Roxburgii G. Don.), biodiversitas 7(1):21-24.

Anda mungkin juga menyukai