Andi Sukawati
TUGAS KIMIA
LARUTAN ELEKTOLIT DAN NON ELEKTROLIT
X IPA 2
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK I
ANDI FARHAN SAPPEWALI
ANJELIANTY LAJU BORA
FADHILSYAH RESKYAWAN SYAHRUL
MUH. ALFIAN NUR
NASTASHA PRATIWI
TRIANA WULANDARI
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami ucapkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya, makalah yang telah disusun dapat bermanfaat untuk menambah ilmu dan wawasan untuk kami dan
orang pembacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 5
1. Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit................................................. 5
1. Larutan Elektrolit..................................................................................... 6
a. Larutan Elektrolit Kuat...................................................................... 8
b. Larutan Elektrolit Lemah................................................................... 9
2. Larutan Non-Elektrolit........................................................................... 11
2. Sifat Daya Hantar Listrik dalam Larutan..................................................... 13
3. Cara Larutan Elektrolit Menghantarkan Arus Listrik................................... 15
4. Sumber Ion dalam Larutan Elektrolit........................................................... 20
a. Senyawa Ionik........................................................................................ 20
b. Senyawa Kovalen Polar.......................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 25
BAB I
PENDAHULUAN
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut
adalah zat yang terdispersi ( tersebar secara merata ) dalam zat pelarut. Zat terlarut
mempunyai jumlah yang lebih sedikit dalam campuran. Ini biasa di sebut dengan
solute. Sedangkan zat pelarut adalah zat yang mendispersi atau ( fase pendispersi )
komponen – komponen zat terlarut. Zat pelarut mempunyai jumlah yang lebih banyak
dalam campuran. Zat pelarut di sebut solvent. Pelarut tidak harus cairan, tetapi dapat
berupa padatan atau gas asal dapat melarutkan zat lain. Sistem semacam ini
disebut sistem dispersi. Untuk sistem dispersi, zat yang berfungsi seperti pelarut
disebut medium pendispersi, sementara zat yang berperan seperti zat terlarut disebut
dengan zat terdispersi (dispersoid).
Jika memungkinkan semua reaksi kimia sebaiknya dilakukan dalam larutan
cair sebab reaksi kimia dalam keadaan padat atau gas memerlukan energi dan
teknologi yang relatif mahal karena terjadi pada suhu dan tekanan tinggi. Adapun
reaksi kimia dalam larutan relative murah karena dapat terjadi pada suhu dan tekanan
relatif rendah, sehingga tidak memerlukan perangkat alat yang berteknologi tinggi.
Zat-zat yang dilarutkan dapat memiliki sifat-sifat yang sama atau berbeda
dengan sifat-sifat zat sebelum dicampurkan. Contoh, NaCl adalah zat padat ionic yang
jika dilarutkan dalam pelarut air, sifat kovalennya hilang yang kemudian berubah
menjadi ionik.
Beberapa sifat yang terkait dengan pencampuran zat untuk membentuk larutan
diantaranya adalah larutan elektrolit dan non elektrolit, sifat koligatif larutan yang
bergantung pada molaritas zat bukan pada jenisnya, dan sifat yang lebih penting
adalah kesamaan atau kebebasan suatu larutan.
Ada beberapa alasan praktis untuk membuat larutan. Pertama, banyak reaksi-
reaksi kimia berlangsung dalam larutan. Reaksi-reaksi biokimia dalam organisme
hidup semuanya berlangsung dalam bentuk larutan. Reaksi-rekasi organic dan
anorganik semuanya berlangsung dalam larutan. Kedua, reaksi kimia dalam larutan
tidak memerlukan reaktor yang tahan terhahadap suhu dan tekanan tinggi sebab
reaksi dalam larutan berlangsung pada suhu relatif rendah dan tekanan atmosfer.[1]
Larutan merupakan fase yang setiap hari ada disekitar kita. Suatu sistem
homogen yang mengandung dua atau lebih zat yang masing-masing komponennya
tidak bisa dibedakan secara fisik disebut larutan, sedangkan suatu sistem yang
heterogen disebut campuran. Biasanya istilah larutan dianggap sebagai cairan yang
mengandung zat terlarut, misalnya padatan atau gas dengan kata lain larutan
tidak hanya terbatas pada cairan saja.
Komponen dari larutan terdiri dari dua jenis, pelarut dan zat terlarut, yang
dapat dipertukarkan tergantung jumlahnya. Pelarut merupakan komponen yang
utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak, sedangkan komponen minornya
merupakan zat terlarut. Larutan terbentuk melalui pencampuran dua atau lebih
zat murni yang molekulnya berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur.
Semua gas bersifat dapat bercampur dengan sesamanya, karena itu campuran gas
adalah larutan.
Jenis-jenis larutan
1. Gas dalam gas – seluruh campuran gas
2. Gas dalam cairan – oksigen dalam air
3. Cairan dalam cairan – alkohol dalam air
4. Padatan dalam cairan – gula dalam air
5. Gas dalam padatan – hidrogen dalam paladium
6. Cairan dalam padatan – Hg dalam perak
7. Padatan dalam padatan – alloys
Pada larutan ataupun sistem dispersi, zat terlarut dapat berupa padatan, cairan
atau gas. Bahkan bila zat terlarut adalah cairan, tidak ada kesulitan dalam
membedakan peran pelarut dan zat terlarut bila kuantitas zat terlarut lebih kecil dari
pelarut. Namun, bila kuantitas zat terlarut dan pelarut, sukar untuk memutuskan
manakah pelarut mana zat terlarut. Dalam kasus yang terakhir ini, Anda dapat sebut
komponen 1, komponen 2, dst.
Tabel 1.1
2. Larutan Non-Elektrolit
Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik
dengan memberikan gejala berupa tidak ada gelembung dalam larutan atau lampu
tidak menyala pada alat uji. Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada
pengujian tergolong ke dalam larutan nonelektrolit.
Setelah semua alat(kabel, larutan elektrolit,elektroda, lampu holder dan bola
lampu) disusun, dan kemudian dihubungkan ke sumber listrik, terlihat lampu tidak
menyala. Ini membuktikan bahwa pada gambar tidak mengalir melalui larutan non
elektrolit.
Larutan non elektrolit merupakan larutan yang dibentuk dari zat non elektrolit.
Sedangkan zat non elektrolit itu sendiri merupakan zat-zat yang di dalam air tidak
terurai dalam bentuk ion-ionnya, tetapi terurai dalam bentuk molekuler.
Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
1. Larutan urea
2. Larutan sukrosa
3. Larutan glukosa
4. Larutan alkohol dan lain-lain
Sebagai tambahan, larutan non elektrolit memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Tidak menghasilkan ion
2. Semua dalam bentuk molekul netral dalam larutannya
3. Tidak terionisasi
4. Jika dilakukan uji daya hantar listrik: tidak menghasilkan gelembung, dan lampu
tidak menyala
5. Derajat ionisasi = 0
Tabel pengujian daya hantar listrik beberapa larutan
Teori ionisasi
Pada Tahun 1887, seorang ilmuwan Swedia yang bernama Svante August
Arrhenius mengemukakan sebuah teori yang menjelaskan mengapa larutan elektrolit
dapat menghantarkan arus listrik. Menurutnya, larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik, karena dalam larutan elektrolit tersebut terdapat ion-ion
yang dapat bergerak bebas. Ion-ion inilah yang dapat menghantarkan arus listrik.
Untuk lebih memahami teori Arhennius ini, coba perhatikan gambar di atas!
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa arus listrik mengalir melalui larutan
elektrolit(CuCl2) yang ditandai dengan bergeraknya jarum amperemeter. Hal ini
dikarenakan larutan tersebut terion menjadi ion Ca2+ yang bergerak menuju katoda
dan ion Cl- yang bergerak menuju anoda.
Berdasarkan gambar pertama terlihat bahwa larutan elektrolit kuat (NaCl) terion sempurna
menjadi ion Na+ dan Cl- sehingga dapat menghidupkan lampu dengan terang karena jumlah
ion yang banyak. Sedangkan pada gambar ke dua terlihat larutan elektrolit lemah(CH3COOH)
terion sebagian menjadi ion CH3COO- dan ion H+ dan sebagian dalam bentuk CH3COOH
Karena jumlah ion yang sedikit maka lampu menyala dengan redup.
Daya hantar listrik pada larutan elektrolit kuat, lemah dan non elektrolit merupakan
kekuatan elektrolit yang dinyatakan dengan derajat ionisasi (α). Secara matematis dinyatakan
dengan persamaan berikut
α = mol zat yang terionisasi
mol zat mula-mula.
Berdasarkan persamaan diatas dan kegiatan sebelumnya :
Jika α = 1, maka zat terionisasi sempurna dan merupakan latutan elektrolit kuat.
Jika 0< α <1, maka zat terionisasi sebagian dan merupakan larutan elektrolit lemah.
Jika α = 0, maka zat tidak terionisasi dan merupakan larutan non elektrolit
Listrik dapat mengalir dari dua medium, yaitu logam dan larutan. Dalam
logam, listrik diantarkan oleh electron bermuatan negatif yang bergerak sehingga
disebut penghantar elektronik. Dalam larutan, listrik dihantrakan oleh ion yang
bergerak dan disebut penghantar elektronik.[5]
Perubahan suatu senyawa menjadi ion-ion dalam suatu larutan disebut proses
ionisasi. Proses ionisasi merupakan salah satu cara menunjukan pembentukan ion-ion,
umumnya ditulis tanpa melibatkan molekul air atau pelarut, namun terkadang molekul
air dituliskan juga. Misalnya HCl yang dilarutkan dalam air dapat ditulis dalam dua
persamaan:
Pada mulanya hantaran listrik larutan ditentukan dengan mengukur kuat arus
yang melalui larutan. Kemudian diketahui bahwa cara ini mengandung kesalahan,
karena arus listrik dalam larutan menimbulkan polariasi, yaitu penumpukan ion pada
elektroda. Ini dapat diatasi dengan arus bolak balik dan mengukur tahanan larutan.
Senyawa seperti glukosa, etanol, gula tebu dan larutan urea dalam bentuk
padatan, lelehan maupun larutan tidak dapat menghantarkan arus listrik karena tidak
mengalami ionisasi atau tetap dalam bentuk molekul.
Misalnya senyawa kovalen polar mampu membentuk ion di dalam air sehingga
dapat menghantar arus listrik.Tetapi senyawa kovalen polar tidak mampu membentuk
ion di dalam benzena sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik.HCl, NH3 dan
CH3COOH merupakan beberapa contoh senyawa kovalen polar.
BAB III
PENUTUP
11. Simpulan
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
1. Larutan yang dapat menghantarkan listrik disebut larutan elektrolit, sedangkan
larutna yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan non elektrolit.
2. Berdasarkan daya hantarnya larutan elektrolit dibedakan menjadi larutan
elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
3. Jika diuji dengan elektrolit, maka pada larutan elektrolit kuat akan terlihat
gejala yaitu lampu menyala terang dan banyak gelembung gas. Sedangkan larutan
elektrolit lemah akan memperlihatkan gejala lampu yang redup dan terdapat
gelembung gas atau hanya terdapat gelempbung gas tanpa nyala lampu. Larutan non
elektrolit mempunyai gelembung gas dan tidak membuat lampu menyala.
4. Kekuatan elektrolit dapat diukur dengan menggunakan derajat ionisasi (α). Jika
5. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena adanya ion-ion yang
bergerak bebas.
6. Zat elektrolit kuat dalam air menggion secara sempurna, sedangkan zat
elektrolit lemah hanya mengion sebagian.
7. Zat elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar yang
mengalami pengionan.
22. Saran
Untuk Kampus
Diharapkan penambahan buku lebih banyak lagi dalam pembahasan larutan elektrolit
dan non elektrolit.
Untuk Dosen
Diharapkan ibu/bapak bisa menjelaskan rinci lagi mengenai larutan elektrolit dan non-
elektrolit.
Untuk Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui dan mempelajari lebih dalam tentang larutan elektrolit
dan larutan non-elektrolit.