Anda di halaman 1dari 14

Guru Mata Pelajaran

Andi Sukawati

TUGAS KIMIA
LARUTAN ELEKTOLIT DAN NON ELEKTROLIT
X IPA 2

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK I
ANDI FARHAN SAPPEWALI
ANJELIANTY LAJU BORA
FADHILSYAH RESKYAWAN SYAHRUL
MUH. ALFIAN NUR
NASTASHA PRATIWI
TRIANA WULANDARI
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami ucapkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya, makalah yang telah disusun dapat bermanfaat untuk menambah ilmu dan wawasan untuk kami dan
orang pembacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dimasa depan.

Makassar, 21 Januari 2019

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 5
1.      Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit................................................. 5
1.      Larutan Elektrolit..................................................................................... 6
a.       Larutan Elektrolit Kuat...................................................................... 8
b.      Larutan Elektrolit Lemah................................................................... 9
2.      Larutan Non-Elektrolit........................................................................... 11
2.      Sifat Daya Hantar Listrik dalam Larutan..................................................... 13
3.      Cara Larutan Elektrolit Menghantarkan Arus Listrik................................... 15
4.      Sumber Ion dalam Larutan Elektrolit........................................................... 20
a.       Senyawa Ionik........................................................................................ 20
b.      Senyawa Kovalen Polar.......................................................................... 22

BAB III PENUTUP............................................................................................... 23


1.      Simpulan....................................................................................................... 23
2.      Saran............................................................................................................. 24

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 25

BAB I
PENDAHULUAN
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Zat terlarut
adalah zat yang terdispersi ( tersebar secara merata ) dalam zat pelarut. Zat terlarut
mempunyai jumlah yang lebih sedikit dalam campuran. Ini biasa di sebut dengan
solute. Sedangkan zat pelarut adalah zat yang mendispersi atau ( fase pendispersi )
komponen – komponen zat terlarut. Zat pelarut mempunyai jumlah yang lebih banyak
dalam campuran. Zat pelarut di sebut solvent. Pelarut tidak harus cairan, tetapi dapat
berupa padatan atau gas asal dapat melarutkan zat lain. Sistem semacam ini
disebut sistem dispersi. Untuk sistem dispersi, zat yang berfungsi seperti pelarut
disebut medium pendispersi, sementara zat yang berperan seperti zat terlarut disebut
dengan zat terdispersi (dispersoid).
Jika memungkinkan semua reaksi kimia sebaiknya dilakukan dalam larutan
cair sebab reaksi kimia dalam keadaan padat atau gas memerlukan energi dan
teknologi yang relatif mahal karena terjadi pada suhu dan tekanan tinggi. Adapun
reaksi kimia dalam larutan relative murah karena dapat terjadi pada suhu dan tekanan
relatif rendah, sehingga tidak memerlukan perangkat alat yang berteknologi tinggi.
Zat-zat yang dilarutkan dapat memiliki sifat-sifat yang sama atau berbeda
dengan sifat-sifat zat sebelum dicampurkan. Contoh, NaCl adalah zat padat ionic yang
jika dilarutkan dalam pelarut air, sifat kovalennya hilang yang kemudian berubah
menjadi ionik.
Beberapa sifat yang terkait dengan pencampuran zat untuk membentuk larutan
diantaranya adalah larutan elektrolit dan non elektrolit, sifat koligatif larutan yang
bergantung pada molaritas zat bukan pada jenisnya, dan sifat yang lebih penting
adalah kesamaan atau kebebasan suatu larutan.
Ada beberapa alasan praktis untuk membuat larutan. Pertama, banyak reaksi-
reaksi kimia berlangsung dalam larutan. Reaksi-reaksi biokimia dalam organisme
hidup semuanya berlangsung dalam bentuk larutan. Reaksi-rekasi organic dan
anorganik semuanya berlangsung dalam larutan. Kedua, reaksi kimia dalam larutan
tidak memerlukan reaktor yang tahan terhahadap suhu dan tekanan tinggi sebab
reaksi dalam larutan berlangsung pada suhu relatif rendah dan tekanan atmosfer.[1]
Larutan merupakan fase yang setiap hari ada disekitar kita. Suatu  sistem 
homogen  yang  mengandung  dua  atau  lebih  zat  yang masing-masing komponennya
tidak bisa dibedakan secara fisik disebut larutan,  sedangkan  suatu  sistem  yang 
heterogen  disebut  campuran. Biasanya istilah larutan dianggap sebagai cairan yang
mengandung zat terlarut,  misalnya  padatan  atau  gas  dengan  kata  lain  larutan 
tidak hanya terbatas pada cairan saja.
Komponen dari larutan terdiri dari dua jenis, pelarut dan zat terlarut,  yang 
dapat  dipertukarkan  tergantung  jumlahnya.  Pelarut merupakan komponen yang
utama yang terdapat dalam jumlah yang banyak,  sedangkan  komponen  minornya 
merupakan  zat  terlarut. Larutan  terbentuk  melalui  pencampuran  dua  atau  lebih 
zat  murni yang  molekulnya  berinteraksi  langsung  dalam  keadaan  tercampur.
Semua gas bersifat dapat bercampur dengan sesamanya, karena itu campuran  gas 
adalah  larutan. 
Jenis-jenis larutan
1. Gas dalam gas – seluruh campuran gas
2. Gas dalam cairan – oksigen dalam air
3. Cairan dalam cairan – alkohol dalam air
4. Padatan dalam cairan – gula dalam air
5. Gas dalam padatan – hidrogen dalam paladium
6. Cairan dalam padatan – Hg dalam perak
7. Padatan dalam padatan – alloys
Pada larutan ataupun sistem dispersi, zat terlarut dapat berupa padatan, cairan
atau gas. Bahkan bila zat terlarut adalah cairan, tidak ada kesulitan dalam
membedakan peran pelarut dan zat terlarut bila kuantitas zat terlarut lebih kecil dari
pelarut. Namun, bila kuantitas zat terlarut dan pelarut, sukar untuk memutuskan
manakah pelarut mana zat terlarut. Dalam kasus yang terakhir ini, Anda dapat sebut
komponen 1, komponen 2, dst.
Tabel 1.1

Zat terlarut Pelarut Contoh


Gas Gas Udara, semua campuran gas            
Gas Cair Karbon dioksida dalam air Suatu zat dikatakan
Gas Padat Hidrogen dalam platina larutan jika campuran antara zat
Cair Cair Alkohol dalam air terlarut dan pelarutnya bersifat
Cair Padat Raksa dalam tembaga homogen. Artinya tidak terdapat
Padat Padat Perak dalam platina batas antar komponennya,
Padat Cair Garam dalam air sehingga tidak dapat dibedakan
lagi antara zat pelarut (air) dan terlarutnya. Beda halnya dengan air kopi, masih
terdapat perbedaan antara keduanya, walaupun secara kasat mata, airnya sudah
berubah warna menjadi hitam. Hal ini juga berlaku untuk campuran antara pasir dan
air. Anda bisa menambahkan sendiri contoh-contonya. Untuk air kopi kita
menyebutnya sebagai larutan heterogen/campuran .
BAB II
PEMBAHASAN
1.      Larutan Elektrolit dan Larutan Non-Elektrolit
Dalam pelarut air, zat padat dapat berada dalam keadaan ion-ion maupun molekul-
molekulnya. Jika NaCl terlarut dalam air, masing-masing ion Na+ dan ion Cl- terhidrasi
oleh molekul-molekul air dan bergerak secara bebas keseluruh medium larutan. Jika
glukosa atau etanol larut dalam air, zat-zat tersebut tidak terdapat dalam bentuk ion,
melainkan sebagai molekul. Zat-zat yang didalam air membentuk ion-ion dinakan zat
elektrolit, dan larutannya dinamakan larutan elektrolit, sebaliknya, zat-zat yang
didalam pelarut air berupa molekul disebut zat nonelektrolit dan larutan yang
terbentuk dinamakan larutan nonelektrolit.[2]
Alat untuk menguji apakah larutan itu bersifat elektrolit atau tidak disebutelektrolit
tester.
Masukan dua batang logam, (misalkan tembaga) kedalam larutan. Keduanya tidak
bersentuhan dan masing-masing dihubungkan dengan katub arus listrik searah.[3]
Secara eksperimen berdasarkan daya hantar listriknya, Larutan dapat dibedakan
menjadi Larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan
yang dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan larutan non elektrolit adalah
larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
1.      Larutan Elektrolit
Larutan  elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan
memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya gelmbung
gas dalam larutan .Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada pengujian
tergolong ke dalam larutan elektrolit.
Setelah semua alat(kabel, larutan elektrolit,elektroda, lampu holder dan bola
lampu) disusun, dan kemudian dihubungkan ke sumber listrik, terlihat lampu menyala.
Ini membuktikan bahwa pada gambar listrik mengalir melalui larutan elektrolit.
Beberapa macam larutan elektrolit yaitu berupa asam, basa kuat dan garam.
Dalam keadaan murni, asam merupakan senyawa kovalen tetapi jika dilarutkan
didalam air akan terurai menjadi ion-ion.
HCl(aq) + H2O(l) → H3O+(aq) + Cl-(aq)
Umumnya, basa merupakan senyawa ionic, kecuali NH 3 adalah basa yang dalam
keadaan murni berupa senyawa kovalen dan didalam air terurai menjadi ion-ionnya.
NH3(g) + H2O(l) → NH4+(aq) + OH-(aq)
Semua garam merupakan merupakan senyawa ionic. Jika garam dilarutkan
didalam air, ion-ion garam akan melepaskan diri dari kisi-kisi Kristal yang selanjutnya
terhidrasi di dalam pelarut air.
NaCl-(s) + H2O(l) → Na+(aq) + Cl-(aq) [4]
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan elektrolit dapat dibedakan menjadi
larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. Elektrolit kuat dengan daya hantar
yang besar. Contohnya larutan asam kuat, basa kuat dan garam. Dan elektrolit lemah,
yaitu larutan dengan daya hantar yang lemah.
Tabel contoh larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non-elektrolit.

Elektolit Kuat Elektrolit lemah


HCl CH2COOH
H2SO4 HF
HNO3 HNO2
HClO4 NH3

a.       Larutan Elektrolit Kuat


Pada larutan elektrolit kuat, seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion
(terionisasi sempurna). Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik,
maka daya hantarnya kuat. pada persamaan reaksi, ionisasi elektrolit kuat ditandai
dengan anak panah satu arah ke kanan, dengan harga derajat ionisasi adalah satu  (α 
=  1).
Yang tergolong elektrolit kuat adalah :
1)       Asam kuat, antara lain: HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
2)      Basa  kuat,  yaitu  basa-basa  golongan  alkali  dan  alkali  tanah, antara lain : NaOH,
KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
3)      Garam-garam  yang  mempunyai  kelarutan  tinggi,  antara  lain : NaCl, KCl, KI,
Al2(SO4)3 dan lain-lain.
Ciri – ciri larutan elektrolit kuat :
1.      Nyala lampu terang
2.      Menghasilkan banyak ion
3.      Molekul netral pada larutan hanya sedikit/tidak ada sama sekali
4.      Penghantar listrik yang baik
5.      Gelembung gas banyak
6.      α = 1 atau terionisasi dengan sempurna
                     Contoh : NaCl → Na+ + Cl-

b.      larutan Elektrolit Lemah


Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat memberikan nyala redup
ataupun tidak menyala, tetapi masih terdapat gelembung gas pada elektrodanya. Hal
ini disebabkan tidak semua terurai menjadi ion-ion (ionisasi tidak sempurna) sehingga
dalam larutan hanya ada sedikit ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Dalam
persamaan reaksi, ionisasi elektrolit lemah ditandai dengan panah dua arah (bolak-
balik), dengan  harga derajat ionisasi lebih dari nol tetapi kurang dari satu (0 < α < 1).
Yang tergolong elektrolit lemah adalah:
1)      Asam  lemah,  antara  lain:  CH3COOH,  HCN,  H2CO3,  H2S 
2)      Basa lemah, antara lain: NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain.
3)      Garam-garam yang sukar larut, antara lain: AgCl, CaCrO4, PbI2 
Ciri – ciri larutan elektrolit kuat :
1.      Nyala lampu redup
2.      Menghasilkan sedikit ion
3.      Molekul netral dalam larutan banyak
4.      Terionisasi hanya sebagian kecil
5.      Penghantar listrik yang buruk
6.      Gelembung gas sedikit
7.      0 < α < 1 atau terionisasi sebagian
Contoh : CH3COOH       CH3COO-  + H+

2.      Larutan Non-Elektrolit
Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik
dengan memberikan gejala berupa tidak ada gelembung dalam larutan atau lampu
tidak menyala pada alat uji. Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada
pengujian tergolong ke dalam larutan nonelektrolit.
Setelah semua alat(kabel, larutan elektrolit,elektroda, lampu holder dan bola
lampu) disusun, dan kemudian dihubungkan ke sumber listrik, terlihat lampu tidak
menyala. Ini membuktikan bahwa pada gambar tidak mengalir melalui larutan non
elektrolit.
Larutan non elektrolit merupakan larutan yang dibentuk dari zat non elektrolit.
Sedangkan zat non elektrolit itu sendiri merupakan zat-zat yang di dalam air tidak
terurai dalam bentuk ion-ionnya, tetapi terurai dalam bentuk molekuler.
Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
1.      Larutan urea
2.      Larutan sukrosa
3.      Larutan glukosa
4.      Larutan alkohol dan lain-lain
Sebagai tambahan, larutan non elektrolit memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.      Tidak menghasilkan ion
2.      Semua dalam bentuk molekul netral dalam larutannya
3.      Tidak terionisasi
4.      Jika dilakukan uji daya hantar listrik: tidak menghasilkan gelembung, dan lampu
tidak menyala
5.      Derajat ionisasi = 0
Tabel pengujian daya hantar listrik beberapa larutan

Nyala Lampu Gelembung Gas


Larutan
Ada Tidak ada Ada Tidak Ada
Larutan Ureautan – √ – √
Larutan Anomia – √ √ –
Laruran HCL √ – √ –
Larutan Cuka – √ √ –
Air aki √ – √ –
Larutan alcohol – √ – √
Air laut √ – √ –
Larutan H2S – √ √ –
Air Kapur √ – √ –
Larutan Glukosa – √ – √

2.     Sifat Daya Hantar Listrik dalam Larutan


Larutan tergolong ke dalam campuran homogen yang terdiri dari pelarut dan zat
terlarut. Pelarut -pelarut yang biasa digunakan adalah air. Sedangkan zat terlarut terdiri dari
berbagai senyawa ion maupun kovalen. sifat daya hantar listrik zat yang terlarut dalam air
dapat diketahui dengan uji nyala

Gambaran Bentuk Molekul Elektrolit Kuat, Elektrolit Lemah, dan Nonelektrolit .

Jenis Sifat dan Pengamatan


Contoh Senyawa Reaksi Ionisasi
Larutan Lain
-   Terionisasi sempurna
NaCl —> Na+ + Cl-
-   Menghantarkan arus
NaOH —> Na+ + OH-
Elektrolit listrik NaCl, NaOH, H2SO4,
H2SO4 —> H+ + SO42-
Kuat -   Lampu menyala terang HCl, dan KCl
HCl —> H+ + Cl-
-   Terdapat gelembung
KCl —> K+ + Cl-
gas
-   Terionisasi sebagian
CH3COOH –> H+ +
-   Menghantarkan arus
CH3COOH-
Elektolit listrik CH3COOH, N4OH,
HCN –> H+ + CN-
Lemah -   Lampu menyala redup HCN, dan Al(OH)3
Al(OH)3 –> Al3+ +
-   Terdapat gelembung
OH-
gas
-   Tidak terionisasi
-   Tidak menghantarkan C6H12O6 C6H12O6
Non arus listrik C12H22O11 C12H22O11
Elektrolit -   Lampu tidak menyala CO(NH2)2 CO(NH2)2
-   Tidak terdapat C2H5OH C2H5OH
gelembung gas

3.     Cara Larutan Elektrolit Menghantarkan Arus listrik

Teori ionisasi
Pada Tahun 1887, seorang ilmuwan Swedia yang bernama Svante August
Arrhenius mengemukakan sebuah teori yang menjelaskan mengapa larutan elektrolit
dapat menghantarkan arus listrik. Menurutnya, larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik, karena dalam larutan elektrolit tersebut terdapat ion-ion
yang dapat bergerak bebas. Ion-ion inilah yang dapat menghantarkan arus listrik.
Untuk lebih memahami teori Arhennius ini, coba perhatikan gambar di atas!
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa arus listrik mengalir melalui larutan
elektrolit(CuCl2) yang ditandai dengan bergeraknya jarum amperemeter. Hal ini
dikarenakan larutan tersebut terion menjadi ion Ca2+ yang bergerak menuju katoda
dan ion Cl- yang bergerak menuju anoda.
Berdasarkan gambar pertama terlihat bahwa larutan elektrolit kuat (NaCl) terion sempurna
menjadi ion Na+ dan Cl- sehingga dapat menghidupkan lampu dengan terang karena jumlah
ion yang banyak. Sedangkan pada gambar ke dua terlihat larutan elektrolit lemah(CH3COOH)
terion sebagian menjadi ion CH3COO- dan ion H+ dan sebagian dalam bentuk CH3COOH
Karena jumlah ion yang sedikit maka lampu menyala dengan redup.
Daya hantar listrik pada larutan elektrolit kuat, lemah dan non elektrolit merupakan
kekuatan elektrolit yang dinyatakan dengan derajat ionisasi (α). Secara matematis dinyatakan
dengan persamaan berikut
α = mol zat yang terionisasi
mol zat mula-mula.
Berdasarkan persamaan diatas dan kegiatan sebelumnya :
Jika α = 1, maka zat terionisasi sempurna dan merupakan latutan elektrolit kuat.
Jika 0< α <1, maka zat terionisasi sebagian dan merupakan larutan elektrolit lemah.
Jika α = 0, maka zat tidak terionisasi dan merupakan larutan non elektrolit

Larutan elektrolit dapat menghantarkanarus listrik sedangkan larutan


nonelektrolit tidak menghantarkan arus listrik. Hantaran listrik larutan disebabkan
oleh partikel bermuatan yang disebut ion. Ion positif tertarik ke katoda (-) dan ion
negative ke anoda (+). Totalnya merupakan perpindahan muatan dari suatu kutub ke
kutub lain. Karena adanya perbedaan muatan. Aliran ion inilah yang menyebabkan
larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik.

Listrik dapat mengalir dari dua medium, yaitu logam dan larutan. Dalam
logam, listrik diantarkan oleh electron bermuatan negatif yang bergerak sehingga
disebut penghantar elektronik. Dalam larutan, listrik dihantrakan oleh ion yang
bergerak dan disebut penghantar elektronik.[5]

Perubahan suatu senyawa menjadi ion-ion dalam suatu larutan disebut proses
ionisasi. Proses ionisasi merupakan salah satu cara menunjukan pembentukan ion-ion,
umumnya ditulis tanpa melibatkan molekul air atau pelarut, namun terkadang molekul
air dituliskan juga. Misalnya HCl yang dilarutkan dalam air dapat ditulis dalam dua
persamaan:

HCl →H+ + Cl–

HCl + H2O →H3O+ + Cl–

CH3COOH →H+ + CH3COO–

CH3COOH + H2O →H3O+ + CH3COO–

Pada mulanya hantaran listrik larutan ditentukan dengan mengukur kuat arus
yang melalui larutan. Kemudian diketahui bahwa cara ini mengandung kesalahan,
karena arus listrik dalam larutan menimbulkan polariasi, yaitu penumpukan ion pada
elektroda. Ini dapat diatasi dengan arus bolak balik dan mengukur tahanan larutan.

Senyawa seperti glukosa, etanol, gula tebu dan larutan urea dalam bentuk
padatan, lelehan maupun larutan tidak dapat menghantarkan arus listrik karena tidak
mengalami ionisasi atau tetap dalam bentuk molekul.

4.     Sumber Ion Dalam Larutan Elektrolit


Ion-ion yang timbul dalam larutan elektrolit terdiri dari dua sumber yaitu
senyawa ionik dan senyawa kovalen polar.
a.       Senyawa ionik
Senyawa ionik tersusun atas ion-ion sekalipun dalam dalam bentuk padat atau
kering.Misalnya NaCl dan NaOH. NaCl tersusun dari ion Na + dan ion Cl¯ sedangkan
NaOH tersusun dari ion Na+dan ion OH–.
Senyawa-senyawa ionik dalam keadaan padat tidak dapat menghantarkan arus
listrik karena ion-ion yang terikata dengan kuat, sehingga tidak ion-ion tersebut tidak
mengalami mobilisasi ketika diberi beda potensial. Namun apabila senyawa ionik
dilarutkan dalam pelarut polar misalnya air, maka senyawa ionik adalah suatu
elektrolit. Hal ini disebabkan ion-ion yang awalnya terikat kuat pada kisi terlepas
kemudian segera masuk dan menyebar dengan air sebagai medium untuk bergerak.
Perlu diketahui bahwa semua senyawa ionik yang yang dapat larut dalam
pelarut polar seperti air dan lelehan senyawa ionik merupakan suatu elektrolit.Tetapi
lelehan senyawa ionik memiliki daya hantar listrik yang lebih baik dibanding
larutannya.
Hal ini disebabkan susunan ion-ion dalam lelehan senyawa ionik lebih rapat
dibanding dalam bentuk larutan, sehingga ion-ion yang ada lebih mudah atau lebih
cepat bergerak menuju anoda dan katoda ketika diberi beda potensial.
Ion dalam air dapat dibentuk dengan tiga cara, yaitu :
1.      Zat terlarut adalah senyawa ion, seperti NaCl dan K2SO4
2.      Zat terlarut senyawa kovalen, tetapi dalam air terurai menjadi ion, seperti HCl dan
H2SO4
3.      Zat terlarut senyawa kovalen, tetapi bereaksi dengan air sehingga membentuk ion
positif dan negatif, seperti NH3 dan CO2.

b.      Senyawa Kovalen Polar

Senyawa-senyawa kovalen baik kovalen polar maupun nonpolar dalam keadaan


murni tidak dapat menghantarkan arus listrik.Tetapi senyawa kovalen polar dapat
menghantarkan arus listrik jika dilarutkan dalam pelarut yang sesuai.Hal ini
disebabkan senyawa kovalen polar dalam pelarut yang sesuai mampu membentuk ion-
ion.

Misalnya senyawa kovalen polar mampu membentuk ion di dalam air sehingga
dapat menghantar arus listrik.Tetapi senyawa kovalen polar tidak mampu membentuk
ion di dalam benzena sehingga tidak dapat menghantarkan arus listrik.HCl, NH3 dan
CH3COOH merupakan beberapa contoh senyawa kovalen polar.

BAB III
PENUTUP
11. Simpulan
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT
1. Larutan yang dapat menghantarkan listrik disebut larutan elektrolit, sedangkan
larutna yang tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan non elektrolit.
2. Berdasarkan daya hantarnya larutan elektrolit dibedakan menjadi larutan
elektrolit kuat dan elektrolit lemah.
3. Jika diuji dengan elektrolit, maka pada larutan elektrolit kuat akan terlihat
gejala yaitu lampu menyala terang dan banyak gelembung gas. Sedangkan larutan
elektrolit lemah akan memperlihatkan gejala lampu yang redup dan terdapat
gelembung gas atau hanya terdapat gelempbung gas tanpa nyala lampu. Larutan non
elektrolit mempunyai gelembung gas dan tidak membuat lampu menyala.
4. Kekuatan elektrolit dapat diukur dengan menggunakan derajat ionisasi (α). Jika
5. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena adanya ion-ion yang
bergerak bebas.
6. Zat elektrolit kuat dalam air menggion secara sempurna, sedangkan zat
elektrolit lemah hanya mengion sebagian.
7. Zat elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar yang
mengalami pengionan.
22. Saran
         Untuk Kampus

Diharapkan penambahan buku lebih banyak lagi dalam pembahasan larutan elektrolit
dan non elektrolit.

         Untuk Dosen

Diharapkan ibu/bapak bisa menjelaskan rinci lagi mengenai larutan elektrolit dan non-
elektrolit.

         Untuk Mahasiswa

Mahasiswa dapat mengetahui dan mempelajari lebih dalam tentang larutan elektrolit
dan larutan non-elektrolit.

Anda mungkin juga menyukai