DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS MULIA BARU
Jl. P.BandalaGg.MandiriNo.18 Telp.0534-32628
Mulia Baru – Ketapang
email :puskesmas_muliabaru@yahoo.com
A. PENDAHULUAN
B. LATAR BELAKANG
Adanya gangguan dan kelainan yang terjadi pada usia dewasa dapat dideteksi sejak balita.
Dalam hal ini peran orang tua dan dokter anak cukup besar. Setiap orang tua pasti ingin
tumbuh kembang buah hatinya berjalan dengan sempurna, namun bagaimana jika ada
gangguan dalam tahap proses tumbuh kembang sikecil.
Anda bisa mengetahuinya melalui program kementrian kesehatan yang dilakukan dalam
rangka peringatan hari anak nasional yakni dengan kegiatan Stimulasi Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak .SDIDTK merupakan rangkain kegiatan atau pemeriksaan untuk
menemukan penyimpangan tumbuh kembang secara dini agar lebih mudah di intervensi serta
memberikan konseling kepada keluarga bagaimana cara menstimulasi tumbuh kembang anak .
a. perhatikan pertumbuhan, lihat status gizi anak apakah normal, kurang, buruk,
makrosepale, mikrosepale.
b. Perhatikan perkembangannya apakah mengalami kelemahan perkembangan, gangguan
daya lihat dan gangguan daya dengar.
c. Perhatikan gangguan mental emosionalnya
d. Autisme
e. Perhatikan hiperaktivitas dan gangguan pemusatan perhatian .
Periode 5 tahun pertama dalam kehidupan anak sering di sebut juga sebagai masa
keemasan(golden periode) atau jendela kesempatan(window opportunity) masa kritis
(critical period) karena periode ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
yang lebih pesat pada otak manusia ,masa yang sangat peka bagi otak anak dalam
menerima berbagai masukan dari lingkungan sekitarnya.
Kebutuhan tumbuh kembang merupakan salah salah satu hak dasar anak sesuai undang-
undang no 23 tahun 2003 tentang perlindungan anak dan konversi hak –hak anak tahun
1989/1990.Oleh karena itu orang tua perlu mengupayakan agar anaknya tumbuh dan
berkembang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya.upaya yang dapat dilakukan
adalah memenuhi kebutuhan dasar anak agar tumbuh dan berkembangoptimal termasuk
melakukan kegitan SDIDTK.
Kegitan SDIDTK meliputi :
a. Stimulasi dini yaitu merangsang otak balita agar perkembangan kemampuan
motorik(gerak kasar dan gerak halus) berbicara,berbahasa,bersosialisasi dan kemandirian
anak meningkatkan secara optimal sesuai usia anak.
b.Deteksi dini, yaitu melakukan pemeriksaan /skrining atau mendeteksi sejsk dini
terhadap kemungkinan adanya penyimpangan tumbuh kembang anak.
c. Intervensi dini, yaitu melakukan koreksi sejak dini dengan memanpaatkan plassititas otak
anak untuk memperbaiki bila ada penyimpangan tumbuh kembang.serta mencegah
supaya penyimpangannya tidak lebih berat.
d.Rujukan dini, yaitu merujuk /membawa anak ke fasilitas ke3sehatan bila masalah
penyimpangan tumbuh kembang tidak dapat di atasi ditingkat rumah tanggameskipun
telah dilakukan intervensi dini.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Agar semua balita dari usia 0 – 5 tahun dan anak pra sekolah yaitu usia 5 – 6 tahun
Tumbuh Kembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya sehingga berguna bagi
nusa dan bangsa serta mampu bersaing di era global melalui kegiatan stimulasi, deteksi,
dan intervensi dini.
2. Tujuan Khusus
a. Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua balita dan anak pra
sekolahndiwilayah kerja puskesmas mulia baru.
b. Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpanagan tumbuh kembang pada semua
balita dan anak pra sekolah diwilayah kerja puskesmas mulia baru.
c. Terselenggaranya interaksi dini pada semua balita dan anak pra sekolah dengan
penyimpangan tumbuh kembang.
d. Terselenggaranya rujukan terhadap kasus – kasus yang tidak bisa ditangani di tingkat
puskesmas.
KEGIATAN SASARAN
SDIDTK ANAK PRASEKOLAH
SDIDTK ANAK BALITA DI POSYANDU
SDIDTK ANAK BALITA MENYIMPANG
G. JADWAL KEGIATAN
SDIDTK anak prasekolah dilaksanakan pada bulan pebuari dan agustus 2018
SDIDTK anak balita di posyandu dilaksanakan setiap bulan sesuai dengan kelompok umur.
SDIDTK anakbalita yang menyimpang dilaksanakan apabila ada kasus yang di temukan saat
pelaksanaan SDIDTK baik di sekolahmaupun di posyandu yang diidentifikasi lewat form KPSP
(Kuisioner Pra Skrining Perkembangan) yang belum mendapatkan penanganan terapis.