P DENGAN
GASTROENTERITIS AKUT
Oleh kelompok 8:
2
4. Patofisiologi
Peningkatan tekanan
Mencapai usus halus Infeksi usus halus osmosis dalam lumen
usus
Menstimulasi Malabsorbsi
dinding usus halus makanan dan cairan
Hiper peristaltik
Peningkatan rongga
lumen usus Penyerapan makanan,
air, elektrolot
terganggu
Peningkatan percepatan
makanandan air dengan
mukosa usus
ketidakseimbangan
Merangsang nutrisi kurang dari
hipotalamus kebutuhan
Hipertermia
3
5. Pemeriksaan diagnostik
a. Laboratorium (pemeriksaan darah)
Anemia terjadi pada penyakit malabsorbsi
b. Radiologi
Barrium enema melewatkan lesi, spasme pada sindroma
kolon kesal
c. Kolonoskopi
d. Pemeriksaan tinja
6. Penatalaksanaan
a. Terapi cairan
1) Cairan rehidrasi oral larutan gula
2) Cairan rehidrasi parenteral ringer laktat selama
pemberian cairan ini perlu evaluasi jumlah air yang
keluar bersama tinja dan muntah, serta perubahan
tanda-tanda rehidrasi.
b. Antibiotik pemberian antibiotik ini di indikasikan untuk
pasien dengan tanda dan gejala diare infeksi seperti
demam, feses berdarah, contoh coprofloksasin 500 mg (2x
sehari, 3-5 hari), tetrasiklin 500 mg ( 4x sehari, 3 hari),
metronidazole 250-500 mg (4x sehari, 7-14 hari).
II. Konsep Asuhan Keperawatan GEA
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun
pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11
bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap
infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit
pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas
aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus
asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak
menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh
terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya .
2. Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 kali sehari
4
BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darah atau
lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu
pengeluaran 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare
berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).
5. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang
dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan
buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat
rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan
dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan,
5
libido, mulai menunjukan keakuannya, cinta diri
sendiri/ egoistic, mulai kenal dengan tubuhnya, tugas
utamanyan adalah latihan kebersihan, perkembangan
bicra dan bahasa (meniru dan mengulang kata
sederhana, hubungna interpersonal, bermain).
Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson:
6
dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum
f. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt
karena asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan)
g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah,
tensi menurun pada diare sedang.
h. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2
dt, suhu meningkat > 375 0
c, akral hangat, akral dingin
(waspada syok), capillary refill time memajang > 2 detik,
kemerahan pada daerah perianal.
i. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria
(200-400 ml/ 24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum
sakit.
j. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa
mengalami stress yang berupa perpisahan, kehilangan waktu
bermain, terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan
adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.
10. Pemeriksaan Penunjang
a Laboratorium :
1) feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida
2) Serum elektrolit : Hiponatremi, Hipernatremi,
hipokalemi
3) AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, PO2
meningkat, PCO2 meningkat, HCO3 menurun )
4) Faal ginjal : UC meningkat (GGA)
b Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni
7
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan
cairan skunder terhadap diare.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau
output berlebihan dan intake yang kurang
3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi sekunder
terhadap diare
4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi
diare.
5. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive.
6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi, kurang
pengetahuan.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1: Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
kehilangan cairan skunder terhadap diare
Kriteria hasil :
1. Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,5 0 c, RR : < 40
x/mnt )
2. Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB
tidak cekung.
3. Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari
Intervensi :
1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit
R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan
pemekatan urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera
untuk memperbaiki defisit
1
4. Setelah rehidrasi berikan diet regular pada anak sesuai toleransi
R/ Karena penelitian menunjukkan pemberian ulang diet normal secara dini
bersifat menguntungkan untuk menurunkan jumlah defekasi dan penurunan berat
badan serta pemendekan durasi penyakit
7. Kaji TTV, turgor kulit, membrane mukosa, dan status mental setiap 4 jam atau
sesuai indikasi
R/ Untuk mengkaji hidrasi
8. Hindari masukan cairan jernih seperti jus buah, minuman berkarbonat, dan
gelatin
R/ Karena cairan ini biasanya tinggi karbohidrat, rendah elektrolit, dan
mempunyai osmolaritas yang tinggi
9. Kolaborasi :
- Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)
R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal
(kompensasi).
2. Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah,
sajikan makanan dalam keadaan hangat
R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.
Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)
Intervensi :
Tujuan : setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit
tidak terganggu
2. Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan
mengganti pakaian bawah serta alasnya)
R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena
kelebaban dan keasaman feces
3. Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam
R/ Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak
terjadi iskemi dan irirtasi .
Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama di rumah sakit, klien mampu
beradaptasi
Kriteria hasil : Mau menerima tindakan perawatan, klien tampak tenang dan tidak rewel
Intervensi :
3. Berikan pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan pengobatan
R/ menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan kemampuannya
4. Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal maupun
non verbal (sentuhan, belaian dll)
R/ Kasih saying serta pengenalan diri perawat akan menunbuhkan rasa aman
pada klien.
No.Reg : 266677
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama : An. M.P
Nama Panggilan :P
B. KELUHAN UTAMA:
Ibu klien mengatakan klien diare disertai muntah >5 kali dalam sehari.
Ibu klien mengatakan klien diare cair belendir 3 kali, muntah > 5 kali sehari dan
panas sejak 4 hari yang lalu. Keluarga klien membawa klien ke IGD RSUD Balung
pada tanggal 19-09-2019 jam 11.00 WIB dengan hasil pemeriksaan
Suhu : 38℃
Respiratori Rate :28 KPM
Nadi :140 KPM
3. Riwayat Alergi
Ibu An B mengatakan bahwa klien tidak mempunyai riwayat alergi obat,
makanan ataupun minuman
4. Riwayat Imunisasi
Imunisasi lengkap:BCG 1X (usia 1 bulan ) DPT 3X (bulan ke dua,3 dan 4
keluhan dengan demam ringan ) hepatitis B 3X (bulan ke 2,3dan 8) polio 4X
(bulan ke 4,5,6,7) campak 1x bulan ke 9
E. RIWAYAT PERINATAL
1. Antenatal
Ibu klien mengatakan melakuakan pemeriksaan kehamilan di peuskesmas
secara rutin, mengkonsumsi Fe selama hamil, keluhan selama hamil mual pada
bulan ke 1-4
2. Intra Natal
- Lahir dalam usia kehamilan 9 bulan
- Melahirkan di puskesmas
- Langsung menangis
- BBL: 3400mg
- PB :53 cm
3. Post Natal (0-7 hari)
- Tali pusat lepas pada hari ke 7
- Tidak ada riwayat kuning
GENOGRAM
Keterangan :
: Laki-laki : Menikah
: Perempuan
Ibu klien mengatakan tidak ada faktor lingkungan yang menyebabkan timbulnya
penyakit pada klien.
Minum 370 cc
Injeksi 14 cc
1224 cc
IWL 281,25 cc
BAB 750 cc
BAK 600 cc
2131,25 cc
Intake : 1224 cc
Output : 2131,25 cc
-907,25 cc
3. Pola eliminasi
Urine
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Frekuensi 4-5 x/hari 5-6 x/hari
Pancaran Kuat Kuat
Jumlah -+ 300 cc sekali BAK -+ 200 cc sekali BAK
Bau Amoniak Amooniak, obat
Warna Kurang jernih Kuning jernih
Perssan stlh BAK - -
Total produksi urin -+ 1200-1500 cc/hari -+1000-1200 cc
Alvi
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Frekuensi 2 x/hari 2-3x/hari
Konsistensi Lunak Berbentuk Cair+lendir
Bau Khas busuk
Warna Coklat muda Kuning muda
J. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status kesehatan Umum
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : mmHg Suhu : 39 0C
Nadi : 100 x/mnt RR : 28 x/mnt
Tinggi badan : 92 cm
Lingkar kepala : 49 cm
Lingkar dada : 51 cm
Lingkar lengan atas : 14 cm
Berat badan sebelum sakit : 12,5 kg
Berat badan saat ini : 12,5 kg
Berat badan ideal : 13 kg
Perkembangan BB : tetap
2. Kepala
Rambut kotor, conjungtiva anemis, hidung kotor, gigi kares, lidah kotor, kulit
terasa hangat, mukosa bibir kering pecah-pecah.
3. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid. Tidak terjadi kaku kuduk
4. Thorax / dada
Inspeksi : dada simetris,tidak menggunakan otot pernapasan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan dada simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : tidak ada suara nafas tambahan
5. Abdomen :
Inspeksi : ada bekas lesi dan buncit
auskultasi : bising usus >13x/menit
palpasi : tidak ada nyeri tekan
perkusi : kembung(+)
6. Keadaan punggung
Tidak ada kelainan punggung seperti scoliosis,lordosis atau kifosis
7. Ekstremitas
Gerakan normal penuh menentang grafitasi dengan penahanan penuh. Jari
tangan dan kaki kanan dan kiri lengkap, terpasang infus di tangan kiri
9. Pemeriksaan Neurologis :
G (eyes) 4 : spontan
C (verbal) 5 : bereaksi dapat menjawab
S (motoric) 6 : Menuruti perintah
K. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
19 september 2019 : feses
Keterangan Hasil Normal
Konsistensi cair lunak
Warna kuning muda coklat muda
Leukosit 9-11 6-8
2. Radiologi
3. Lain – lain
L. TERAPI
Nama Obat Cara Pemberian Dosis
Infus Tridex 27B Parenteral 1100 cc/24 jam
Cefotaxime IV 3x400 mg
Ranitidine IV 2 x 10 mg
Ondancentron IV 3x1 mg
DO :
- letargi
- gelisah
DO:
Minum 370 cc
Injeksi 14 cc
1224 cc
IWL 281,25 cc
BAB 750 cc
BAK 600 cc
2131,25 cc
Intake : 1224 cc
Output : 2131,25 cc
3. -907,25 cc
DS : Kurangnya pengawasan
DO:
-
V. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN / MASALAH KOLABORATIF SESUAI PRIORITAS
14.10 WIB
3.
Resiko jatuh b.d kurangnya pengawasan d.d pagar pengawas
19-09-2019 tidak terpasang
14.15 WIB
VI. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
19-09-2019 Defisiensi volume cairan b.d kehilangan Tujuan: 1. Manajemen cairan 1. a. Mencukupi kebutuhan cairan
cairan aktif d.d intake dan output tidak a. Tingkatkan asupan oral 2. a.mengetahui status hidrasi
14.30 WIB seimbang Defisien volume cairan 2. Monitoring dan evaluasi b. mengetahui peningkatan
teratasi dalam 2x24 jam a. Status hidrasi status hidrasi
b. Ttv c. Memenuhi kebutuhan cairan
Kriteria Hasil: c. Makanan atau cairan yang di 3. Ibu klien cara pemberian dan
konsumsi manfaat pemberian cairan peroral
d. Monitoring cairang yang keluar 4. Profesionalisme mengatasi
3. Edukasi tentang pemberian cairan dehidrasi
peroral
4. Kolaborasi dengan tim medis
lainnya tentang pemberian cairan
parenteral
1
-Tenang antipiretik dan antibiotik permanen
4. Profesionalisme menurunkan suhu
btubuh
DX 1 19-09-2019
Dx 2 19-09-2019
1. memandikan klien(kompres blok)
13.35 respon:
DX 1 20-09-2019
VIII. EVALUASI
MASALAH
TANGGAL/PU
KEPERAWATAN/ CATATAN PERKEMBANGAN PARAF
KUL
KOLABORATIF
20-09-2019 DX1
S: ibu klien mengatakan diare 2x,
konsistensi cair
O:
- membran mukosa kering,
- turgor kulit lebih dari 3 detik
- intake dan out put belum seimbang
Intake : infus 1100 cc
Minum 370 cc
Injeksi 68 cc
1538 cc
Output :
IWL 281,25 cc
BAB 600 cc
BAK 750 cc
1631,25 cc
Intake : 1538 cc
Output : 1631,25 cc
-93,25 cc
21-09-2019 DX 1
S: ibu klien mengatakan diare 1x,
konsistensi ampas
O:
- membran mukosa lembab,
- turgor kulit kurang dari 3 detik
- intake dan out put belum seimbang
Intake : infus 1100 cc
Minum 270 cc
Injeksi 24 cc
1394 cc
Output :
IWL 281,25 cc
BAB 300 cc
BAK 750 cc
1331,25 cc
Intake : 1338 cc
Output : 1331,25 cc
62,75 cc
A: tujuan tercapai
Nanda. 2018. Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2018-2020 Edisi II Editor Heather
Herdiman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta : ECG
NIC. 2016. Nursing Intervention Classification Edisi 6 Editor Gloria M Bulecheck, Howard K.
Butcher, Joanne M. Dochterman Cheryl M Wagnes. Jakarta : MocoMedia