Anda di halaman 1dari 4

Nama : Riska Zunia Permadani

NIM : 170221100013

Kelas : AKSP C

SISTEM PENGENDALIAN SEKTOR PUBLIK

1.1. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah sebuah konsep etika yang dekat dengan administrasi publik
pemerintahan (lembaga eksekutif pemerintah, lembaga legislatif parlemen dan lembaga
yudikatif Kehakiman). akuntabilitas merupakan istilah yang terkait dengan tata kelola
pemerintahan sebenarnya agak terlalu luas untuk dapat didefi nisikan (Mulgan, 2000) dan
(Sinclair, 1995), akan tetapi hal ini sering dapat digambarkan sebagai hubungan antara
yang menyangkut saat sekarang ataupun masa depan, antar individu, kelompok sebagai
sebuah pertanggungjawaban kepentingan merupakan sebuah kewajiban untuk
memberitahukan, menjelaskan terhadap tiap-tiap tindakan dan keputusannya agar dapat
disetujui maupun ditolak atau dapat diberikan hukuman bilamana diketemukan adanya
penyalahgunaan kewenangan (Schedler, 1999).

1.2. Akuntabilitas dalam Sektor Publik

Sektor Publik yang lekat dengan sebutan untuk Instansi Pemerintah adalah
perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penyelengaran pemerintah saat ini telah
menjadi sebuah sinergi antara pemerintah dan masyarakat. Seiring dengan meningkatnya
peran swasta dan masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan, manajemen sektor
publik telah mengalami perubahan yang cukup signifikan. Hal ini antara lain dipicu oleh
pemikiran Osborne dan Gaebler dalam bukunya Reinventing Government (1992) atau
pemerintahan wirausaha. Perubahan tersebut pada dasarnya diarahkan pada penciptaan
manajemen publik yang handal dan mempertajam serta meningkatkan kualitas
penyelenggaraan administrasi publik.
1.3. Tata Pemerintahan yang Baik (good governance)

LAN & BPKP (2000) mengemukakan bahwa, arti Good Governance mengandung
dua pengertian :

- Pertama, nilai-nilai yang menjujung tinggi keinginan/kehendak rakyat, dan nilai-nilai


yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat yang dalam pencapaian tujuan (nasional)
kemandirian, pemabangunan berkelanjutan dan keadilan sosial.
-Kedua, aspek-aspek fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efi sien dalam
pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuantujuan tersebut.

Salah satu yang menjadi tonggak penting adalah karakteristik Good Governance
yang dirumuskan pada deklarasi Manila, yaitu :

1) Transparan
2) Akuntabel
3) Adil
4) Wajar
5) Demokratis
6) Partisipatif
7) Tanggap/peka/responsive

Konsep good governance jika dikembangkan akan menciptakan modern governance


(baik good ‘national’ governance maupun good local governance) yang handal yang tidak
hanya menekankan aktivitasnya dalam kerangka efi siensi tetapi juga akuntabilitasnya di
mata publik. Hal yang tidak kalah pentingnya, penerapan good governance sangat berperan
dalam pencegahan dan pemberantasan praktik-praktik KKN. Hal ini berarti bahwa dengan
adanya good governance maka penyalahgunaan fasilitas publik untuk kepentingan pribadi
dapat dihindarkan semaksimal mungkin.

1.4. Sistem Pengendalian Intern sektor Publik

Sistem Pengendalian Intern (SPI) adalah proses yang integral pada tindakan dan
kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk
memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang
efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dijelaskan bahwa SPIP adalah
Sistem Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Unsur SPIP di Indonesia mengacu pada unsur
Sistem Pengendalian Intern yang telah dipraktikkan di lingkungan pemerintahan di berbagai
negara, yaitu meliputi:

1) Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian adalah kondisi dalam Instansi Pemerintah yang
memengaruhi efektivitas pengendalian intern.
2) Penilaian risiko
Penilaian risiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian
yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran Instansi Pemerintah.
3) Kegiatan pengendalian
Kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi
risiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk
memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko telah dilaksanakan secara efektif.
4) Informasi dan komunikasi

Informasi adalah data yang telah diolah yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi
Instansi Pemerintah. Sedangkan komunikasi adalah proses penyampaian pesan
atau informasi dengan menggunakan simbol atau lambang tertentu baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan umpan balik.

5) Pemantauan
Pemantauan pengendalian intern pada dasarnya adalah untuk
memastikan apakah sistem pengendalian intern pada suatu instansi pemerintah
telah berjalan sebagaimana yang diharapkan dan apakah perbaikan-perbaikan
yang perlu dilakukan telah dilaksanakan sesuai dengan perkembangan.

1.5. Pengendalian dalam Pencegahan KKN


Pengendalian-pengendalian tersebut seperti dikutif dari Murwanto (2007:211)
adalah :
a) Pengendalian-pengendalian yang melibatkan lebih dari satu pejabat
 Pemisahan tugas sehingga tidak ada satu pegawai pun yang
mengendalikan seluruh proses dalam suatu transaksi atau
kegiatan.
 Supervisi langsung untuk mengurangi kemungkinan dan godaan
untuk melakukan KKN.
b) Pengendalian-pengendalian yang menggunakan rekonsiliasi independen.
 Rekonsiliasi bank adalah contoh nyata pengendalian jenis ini.
Rekonsiliasi independen atas dua perangkat catatan seringkali
dapat mencegah atau menemukan kecurangan karena tidak
semua pihak memiliki akses atas semua catatan.
c) Pengendalian-pengendalian yang melibatkan penggunaan tanda tangan.
 Pembayaran yang disertai tanda tangan antara pejabat yang
menerima dan yang memberi merupakan contoh umum jenis
pengendalian ini.
d) Pengendalian fisik
 Kunci pada pintu, lemari brankas, halaman yang berpagar
terkunci merupakan contoh pengendalian yang membantu
mencegah pencurian.
e) Daftar kekayaan yang dimiliki pejabat.
 Daftar ini harus tersedia bagi politisi maupun pejabat yang
memiliki kepentingan terhadap pekerjaan organisasi.

Anda mungkin juga menyukai