Anda di halaman 1dari 9

PEMERIKSAAN DARAH RUTIN

Pemeriksaan darah rutin meliputi 6 jenis pemeriksaan

1. Hemoglobin / Haemoglobin (Hb)


2. Hematokrit (Ht)
3. Leukosit: hitung leukosit (leukocyte count) dan hitung jenis (differential count)
4. Hitung trombosit / platelet count
5. Laju endap darah (LED) / erythrocyte sedimentation rate (ESR)
6. Hitung eritrosit (di beberapa instansi) 

 
Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin atau yang sering disingkat dengan Hb merupakan salah satu dari
sekian banyak tolak ukur apakah anda terkena anemia atau tidak. Hemoglobin
adalah suatu protein yang berada di dalam darah yang berfungsi sebagai
pengangkut oksigen. Jadi, oksigen yang telah dihirup dan masuk ke paru-paru
nantinya akan diangkut lagi oleh hemoglobin di dalam darah untuk didistribusikan ke
otak, jantung, ginjal, otot, tulang dan seluruh organ tubuh.
Orang-orang yang tidak pernah atau jarang mengkonsumsi vitamin dan mineral, ibu
hamil, orang yang mengalami perdarahan akibat terluka, terkena infeksi kronis atau
penyakit kronis seperti TBC, tumor, gangguan hati, dan gangguan kesehatan
lainnya, bisa saja terjadi penurunan kadar Hb. Raut wajah akan terlihat pucat dan
kuyu. Tubuh pun menjadi lemas, tidak bertenaga dan mudah lelah.
Nilai normal
* dewasa pria 13.5-18.0 gram/dL, * wanita hamil 10-15 gram/dL
* wanita 12-16 gram/dL * anak 11-16 gram/dL,
* baLita 9-15 gram/dL,bayi 10-17 gram/dL * neonatus 14-27 gram/dL

 Hb rendah (<10 gram/dL) biasanya dikaitkan dengan anemia defisiensi besi.


Sebab lainnya dari rendahnya Hb antara lain pendarahan berat, hemolisis,
leukemia leukemik, lupus eritematosus sistemik, dan diet vegetarian ketat
(vegan). Dari obat-obatan: obat antikanker, asam asetilsalisilat, rifampisin,
primakuin, dan sulfonamid. Ambang bahaya adalah Hb < 5 gram/dL.
 Hb tinggi (>18 gram/dL) berkaitan dengan luka bakar, gagal jantung, COPD
(bronkitis kronik dengan cor pulmonale), dehidrasi / diare, eritrositosis,
polisitemia vera, dan pada penduduk pegunungan tinggi yang normal. Dari
obat-obatan: metildopa dan gentamisin.

Hematokrit (Ht)
Hematokrit atau biasa disingkat Ht merupakan perbandingan antara proporsi
volume sampel darah Anda dengan sel darah merah (eritrosit) yang diukur dalam
satuan millimeter per desiliter dari darah keseluruhan, bias juga dinyatakan dalam
persen. Jadi pengukuran ini bisa dihubungkan dengan tingkat kekentalan darah.
Semakin tinggi presentasenya berarti semakin tinggi kekentalan darahnya, atau
sebaliknya. Bersama kadar hemoglobin, kadar hematokrit biasanya dikaitkan
dengan derajat anemia yang diderita.
Nilai normal
* dewasa pria 40-54% * wanita 37-47%

* wanita hamil 30-46% * anak 31-45%, balita 35-44%

* bayi 29-54% * neonatus 40-68%

Hematokrit merupakan persentase konsentrasi eritrosit dalam plasma darah. Secara


kasar, hematokrit biasanya sama dengan tiga kali hemoglobin.

         Ht tinggi(meningkat) hemokonsentrasi (> 55 %) dapat ditemukan pada berbagai


kasus yang menyebabkan kenaikan Hb; antara lain penyakit Addison, luka bakar,
dehidrasi / diare, diabetes melitus, dan polisitemia. Ambang bahaya adalah Ht
>60%.
 Ht rendah hemodilusi (< 30 %) dapat ditemukan pada anemia, sirosis hati,
gagal jantung, perlemakan hati, hemolisis, leukemia, kehamilan,malnutrisi,
pneumonia, dan overhidrasi. Ambang bahaya adalah Ht <15%.
 Kadar ht normal 3x nilai hb
  Leukosit (Hitung total)

Leukosit juga disebut sel darah putih walaupun sebenarnya tidak berwarna alias
bening. Di dalam sel darah putih terkandung unsur-unsur darah seperti basofil,
eosinofil, neutrofil, limfosit, dan monosit.
Keadaan dimana leukosit meninggi disebut leukositosis, biasa muncul pada
darah setelah menjalani latihan olah raga yang berat, terkena infeksi kronis (tifus,
cacingan, TBC, dan lain-lain), atau setelah terkena luka bakar yang luas.
Pada saat leukemia kadar leukosit sangat tinggi, bisa mencapai 10 kali lipat
dibandingkan kadar normalnya. Jika kadar leukosit terlalu tinggi, leukosit tersebut
justru akan merusak leukosit lainnya, dan ini juga akan mempengaruhi sistem
kekebalan tubuh.
Kadar leukosit akan turun seiring dengan sembuhnya satu sumber penyakit. Jika
memang yang bermasalah adalah leukosit itu sendiri misalnya leukemia, dokter
akan memberikan pengobatan khusus untuk menurunkan kadar leukosit.
Ada juga yang disebut leukopenia. Kondisi ini terjadi karena kadar leukosit
anda kurang dari normal. Leukopeni biasanya timbul akibat mengkonsumsi obat-
obatan tertentu seperti obat-obatan kanker, keracunan benzene, urethane, dan
logam-logam tertentu, infeksi kronis, anemia, dan juga faktor keturunan. Jika
kadarnya terlalu rendah, tentu akan berpengaruh pada system kekebalan tubuh.
Tubuh akan lebih mudah terkena berbagai penyakit infeksi, agranulositosis, anemia
aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue), keracunan
kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain antiepilepsi,
sulfonamid, kina, kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi leishmaniasis), dan
beberapa antibiotik lainnya.
Nilai normal 4500-10000 sel/mm3
* Neonatus 9000-30000 sel/mm3 * Bayi sampai balita rata-rata 5700-18000 sel/mm3

* Anak 10 tahun 4500-13500/mm3 * ibu hamil rata-rata 6000-17000 sel/mm 3,


* postpartum 9700-25700 sel/mm3
Segala macam infeksi menyebabkan leukosit naik; baik infeksi bakteri, virus,
parasit, dan sebagainya. Kondisi lain yang dapat menyebabkan leukositosis yaitu:

 Anemia hemolitik
 Sirosis hati dengan nekrosis
 Stres emosional dan fisik (termasuk trauma dan habis berolahraga)
 Keracunan berbagai macam zat
 Obat: allopurinol, atropin sulfat, barbiturat, eritromisin, streptomisin, dan
sulfonamid.

Leukosit rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh


agranulositosis, anemia aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus
(misalnya dengue), keracunan kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab dari segi
obat antara lain antiepilepsi, sulfonamid, kina, kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi
leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya.

Leukosit (hitung jenis)


Darah terdiri atas komponen-komponen seperti eritrosit, trombosit, hemoglobin,
dan leukosit. Leukosit sendiri terdiri atas sel leukosit basofil, eusinofil, neutrofil
(terdiri atas neutrofil batang dan neutrofil segmen), monosit dan limfosit. Besarnya
kadar-kadar zat penyusun leukosit tersebut dinyatakan dalam persen. Biasanya,
persentase tertinggi ada pada neutrofil segmen dan limfosit, sementara
persentase terendah ada pada eosinofil, basofil, dan monosit. Kadangkala
persentase eosinofil lebih tinggi, misalnya pada keadaan infeksi kronis seperti
cacingan, keracunan, dan perdarahan. Bisa juga terjadi persentase limfosit dan
monosit lebih tinggi yaitu pada penyakit hati dan anemia kronis.
Nilai normal hitung jenis

 Basofil 0-1% (absolut 20-100 sel/mm3)


 Eosinofil 1-3% (absolut 50-300 sel/mm3)
 Netrofil batang 3-5% (absolut 150-500 sel/mm 3)
 Netrofil segmen 50-70% (absolut 2500-7000 sel/mm 3)
 Limfosit 25-35% (absolut 1750-3500 sel/mm 3)
 Monosit 4-6% (absolut 200-600 sel/mm3)

Penilaian hitung jenis tunggal jarang memberi nilai diagnostik, kecuali untuk
penyakit alergi di mana eosinofil sering ditemukan meningkat.

 Peningkatan jumlah netrofil (baik batang maupun segmen) relatif


dibanding limfosit dan monosit dikenal juga dengan sebutan shift to the left.
Infeksi yang disertai shift to the left biasanya merupakan infeksi bakteri dan
malaria. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the left antara
lain asma dan penyakit-penyakit alergi lainnya, luka bakar, anemia perniciosa,
keracunan merkuri (raksa), dan polisitemia vera.
 Sedangkan peningkatan jumlah limfosit dan monosit relatif dibanding
netrofil disebut shift to the right. Infeksi yang disertai shift to the rightbiasanya
merupakan infeksi virus. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to
the right antara lain keracunan timbal, fenitoin, dan aspirin.

Trombosit
Trombosit sering dikaitkan dengan penyakit demam berdarah atau DBD. Pada
penderita DBD, terjadi penurunan kadar trombosit dalam darah secara signifikan.
Trombosit yang menurun menyebabkan terjadinya pendarahan pada kulit karena
trombosit berfungsi sebagai salah satu pembeku darah.
Tidak semua trombosit yang rendah lantas dikaitkan dengan DBD. Rendahnya
trombosit juga bias merupakan kelainan bawaan. Hal ini terjadi karena produksi
trombosit seseorang memang sangat rendah.
Trombosit yang rendah menimbulkan gangguan pada system pembekuan
darah. Oleh karena itu, pada penderita DBD dengan kadar trombosit rendah
akan mempermudah munculnya titik-titik pendarahan pada kulit, hidung
bahkan otak.

Nilai normal
*dewasa 150.000-400.000 sel/mm3 * anak 150.000-450.000 sel/mm3.

 Penurunan trombosit (trombositopenia) dapat ditemukan pada demam


berdarah dengue (DBD), anemia, luka bakar, malaria, dan sepsis. Nilai
ambang bahaya pada <30.000 sel/mm3.
         Peningkatan trombosit (trombositosis) dapat ditemukan pada penyakit keganasan,
sirosis, polisitemia, ibu hamil, habis berolahraga, penyakit imunologis, pemakaian
kontrasepsi oral, dan penyakit jantung. Biasanya trombositosis tidak berbahaya,
kecuali jika >1.000.000 sel/mm3. leukemia (kanker sel darah putih), polisitemia vera
(kadar sel darah merah yang sangat meninggi), penyebaran tumor ganas, penyakit-
penyakit vaskuler seperti lupus (gangguan system imun atau kekebalan tubuh),
setelah operasi pembedahan, perdarahan, dan pada orang yang baru berhenti
mengkonsumsi alcohol.

Laju endap darah(LED)


Pemeriksaan ini ditujukan untuk melihat kecepatan darah dalam membentuk
endapan. Sekian cc darah akan dimasukkan ke dalam satu tabung pengukuran dan
dinilai pada berapa millimeter pengendapan itu muncul. Laju endap darah dilakukan
untuk menilai berapa kecepatan eritrosit atau sel darah merah bisa mengendap
dalam tabung pengukuran yang diukur selama satu jam.
Laju endap darah bisa menurun akibat kelainan-kelainan sel darah merah seperti
polisitemia vera yaitu suatu penyakit dimana sel darah merah sangat banyak
sehingga darah menjadi sangat kental. Jika dilakukan pemeriksaan laju endap darah
maka kecepatan timbulnya pengendapan menjadi sangat lambat karena volume sel
darah merah hamper sama dengan darah keseluruhan.
Pemeriksaan laju endap darah sangat berguna untuk mendeteksi adanya suatu
peradangan dan bahkan perjalanan atau aktivitas suatu penyakit.
Nilai normal

*dewasa pria <15 mm/jam pertama * wanita <20 mm/jam pertama

*ansia pria <20 mm/jam pertama * wanita <30-40 mm/jam pertama

*Wanita hamil 18-70 mm/jam pertama * anak <10 mm/jam pertama

         LED yang meninggi


dalam satu jam apabila mengalami cedera, peradangan, atau kehamilan
meningkat : menandakan adanya infeksi atau inflamasi, penyakit imunologis,
gangguan nyeri, anemia hemolitik, dan penyakit keganasan. jika menderita infeksi
kronis atau kasus-kasus dimana peradangan menjadi kambuh, misalnya TBC atau
rematik. Adanya tumor, keracunan logam, radang ginjal maupun lever juga kadang
memberikan nilai yang tinggi untuk laju endap darah.
         LED yang sangat rendah
menandakan gagal jantung dan poikilositosis, Laju endap darah bisa
menurun : akibat kelainan-kelainan sel darah merah seperti polisitemia vera yaitu
suatu penyakit dimana sel darah merah sangat banyak sehingga darah menjadi
sangat kental. Jika dilakukan pemeriksaan laju endap darah maka kecepatan
timbulnya pengendapan menjadi sangat lambat karena volume sel darah merah
hamper sama dengan darah keseluruhan.

Hitung eritrosit
Eritrosit atau sering disebut sel darah merah, adalah bagian darah dengan
komposisi terbanyak di dalam darah. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat
metabolisme makanan untuk dapat menghasilkan energi serta mengangkut O 2
(oksigen) dan CO2 (karbon dioksida). Pada penyakit-penyakit kronis seperti
penyakit hati, anemia, dan leukemia bias ditemui penurunan jumlah sel darah
merah. Pada pemeriksaan lanjutan, biasanya laboratorium akan melampirkan nilai-
nilai seperti MCV dan MCHC.
MC (mean cospuscular) adalah jenis pemeriksaan untuk menilai kadar eritrosit
rata-rata. Pemeriksaan ini biasanya dijadikan indikator untuk melihat kadar anemia
seseorang. MCV atau mean cospuscular volume digunakan untuk mengukur indeks
volume eritrosit dalam darah. MCH atau mean cospuscular haemoglobin untuk
mengukur indeks warna pada eritrosit dalam darah. Adapun MCHC atau mean
cospuscular haemoglobin concentration untuk mengukur indeks saturasi eritrosit
dalam darah.
Sekali lagi, pemeriksaan ini ditujukan untuk menegakkan penyakit anemia yang
diderita seseorang. Nilai-nilai ini menggambarkan beraneka ragam bentuk atau
wajah sel darah merah. Hal ini penting untuk mengetahui apakah ada kelainan pada
sel darah merah.
Nilai normal

*wanita 4.0-5.5 juta sel/mm3 * pria 4.5-6.2 juta sel/mm3.

*Bayi 3.8-6.1 juta sel/mm3 * anak 3.6-4.8 juta sel/mm3.


 Peningkatan jumlah eritrosit ditemukan pada dehidrasi berat, diare, luka
bakar, perdarahan berat, setelah beraktivitas berat, polisitemia, anemiasickle
cell.
 Penurunan jumlah eritrosit ditemukan pada berbagai jenis anemia,
kehamilan, penurunan fungsi sumsum tulang, malaria, mieloma multipel,
lupus, konsumsi obat (kloramfenikol, parasetamol, metildopa, tetrasiklin, INH,
asam mefenamat)

         Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)


Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab anemia (Suatu
kondisi di mana ada terlalu sedikit sel darah merah). Indeks/nilai yang biasanya
dipakai antara lain :
         MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu
volume rata-rata sebuah eritrosit yang dinyatakan dengan femtoliter (fl)
         MCV =  Hematokrit x 10
Eritrosit
         Nilai normal = 82-92 fl
         MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER),
yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit disebut dengan pikogram (pg)
         MCH = Hemoglobin x 10
Eritrosit
         Nilai normal = 27-31 pg
         MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau Konsentrasi
Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar hemoglobin yang didapt per
eritrosit, dinyatakan dengan persen (%) (satuan yang lebih tepat adalah “gr/dl”)
         MCHC = Hemoglobin x 100
Hematokrit
         Nilai normal = 32-37 %
         Masalah Klinis

HASIL MEMENDEK : Penyakit Hodgkin


HASIL MEMANJANG : idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), abnormalitas
trombosit, abnormalitas vascular, leukemia, penyakit hati serius, disseminated
intravascular coagulation (DIC), anemia aplastik, defisiensi faktor koagulasi (V, VII,
XI). Pengaruh obat : salisilat (aspirin), dekstran, mitramisin, warfarin (Coumadin),
streptokinase (streptodornasi, agens fibrinolitik).

Anemia berhubungan dengan jumlah atau volume darah di tubuh yang


kurang. Sedangkan tekanan darah rendah adalah kekuatan darah dalam menekan
dinding pembuluh darah.

Anda mungkin juga menyukai