Anda di halaman 1dari 12

PERAWATAN PASIEN DI RUANG ISOLASI

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah PPI

Alif Fauzan Rijaldji (C1AA19006)


Dinda Trishela (C1AA19028)
Inayah Regita Putri (C1AA19042)
Muh Ilham Sulaeman (C1AA19058)
Muhamad Samsul Bahri (C1AA19062)
Nela Nurahmi (C1AA19072)
Nuri Salis Safari (C1AA19076)
Rifani Dwi Maharani (C1AA19086)
Saprijal Bahtiar (C1AA19094)
Tinta Elita Mutiara Putri (C1AA19110)
Yesica Tiur Maulina Sitorus (C1AA19116)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul perawatan
pasien di ruang isolasi. Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada ibu Roslina Dewi, S.KP., M.H.KES., M.KEP selaku dosen mata
kuliah PPI yang sudah memberikan tugas ini.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka


menambah pengetahuan juga wawasan menyangkut Perawatan Pasien diruang
Isolasi

Penulis pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan penulis buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang


khususnya bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika
terdapat kata-kata yang kurang berkenan.

Sukabumi, 16 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB II
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
2.1 Rumusan Masalah.....................................................................................1
3.1 Tujuan........................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................................2
1.2 Syarat – syarat ruangan isolasi..................................................................2
2.2 Macam-macam isolasi...............................................................................3
3.2 Prosedur Perawatan di Ruang Isolasi........................................................4
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ruang isolasi adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit
yang merawat pasien dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien
lain ketika mereka mendapat perawatan medis dengan tujuan mencegah
penyebaran penyakit atau infeksi kepada pasien dan mengurangi risiko
terhadap pemberi layanan kesehatan serta mampu merawat pasien menular
agar tidak terjadi atau memutus siklus penularan penyakit melindungi
pasien dan petugas kesehatan.
CDC telah merekomendasikan suatu “Universal Precaution atau
Kewaspadaan Umum” yang harus diberlakukan untuk semua penderita
baik yang dirawat maupun yang tidak dirwat di Rumah Sakit terlepas dari
apakah penyakit yang diderita penularanya melalui darah atau tidak.
Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa darah dan cairan tubuh
dari penderita (sekresi tubuh biasanya mengandung darah, sperma, cairan
vagina, jaringan, liquor cerebrospinalis, cairan synovia, pleura,
peritoneum, paericardial dan amnion) dapat mengandung virus HIV,
hepatitis B dan bibit penyakit lainnya yang ditularkan melauli darah.
2.1 Rumusan Masalah
1. Apa Syarat – syarat ruang isolasi ?
2. Apa Macam – macam ruang isolasi ?
3. Apa Prosedur perawatan di ruang isolasi ?
3.1 Tujuan
1. Mengetahui Syarat – syarat ruang isolasi
2. Mengetahui Macam – macam ruang isolasi
3. Mengetahui Prosedur perawatan di ruang isolasi

1
BAB II

PEMBAHASAN
1.2 Syarat – syarat ruangan isolasi
1. Pencahayaan
Menurut KepMenKes 1204/Menkes/SK/X/2004 intensitas cahaya
untuk ruang isolasi adalah 0,1 ± 0,5 lux dengan warna cahaya biru.
Selain itu ruangan isolasi harus mendapat paaparan sinar matahari
cukup.
2. Pengatur siklus udara
Pengatur siklus udara pada dasarnya menggunakan prinsip tekanan
yaitu tekanan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah
Berdasarkan tekananya ruangan isolasi dibedakan atas :
a) Ruangan isolasi bertekanan negatif
Pada ruangan isolasi bertekan negative udara di dalam ruangan
isolasi lebih rendah dibandingkan udara luar. Hal ini
mengakibatkan tidak akan ada udara yang keluar dari ruangan
isolasi sehingga udara luar tidak terkontaminasi oleh udara
ruangan oleh uadara dari ruang isolasi. Ruangan isolasi
bertekanan negative ini digunakan untuk penyakit-penyakit
menlar khusunya yang menular melalui udara sehingga kuman-
kuma penyakit tidak akan mengkontaminasi udara luar untuk
metode pembuangan udara atau sirkulasi udara digunakan sistem
sterilisasi dengan HEPA.
b) Ruangan isolasi bertekanan positif
Pad ruangan isolasi bertekanan positif udara didalam ruangan
isolasi lebih tinggi dibandingkan udara luar sehingga
menyebabkan terjadi perpindahan udara dari dalam ke luar
ruangan isolasi. Hal ini mengakibatkan tidak akan ada udara
keluar yang masuk ke ruanga isolasi sehingga udara ruangan
isolasi tidak berkontaminasi oleh udara laur. Ruangan isolasi

2
tertekanan positif ini digunakan untuk penyakit – penyakit
immune deficiency seperti HIV AIDS

2
atau pasien–pasien transplantasi sum-sum tulang untuk
memperoleh udara di ruangan isolasi sehingga menghasilkan
tekanan positif diruangan isolasi udara luar yang sebelumnya
telah distrilisasi terlebih dahulu.
c) Pengelolaan Limbah
Pada prinsipnya pengelolaan limbah pada ruang isolasi dengan
pengelolaan limbah medis infeksius yang umumnya terdiri dari
penimbunan, penampungan, pengankutan, pengelohan dan
pembuangan.
d) Tersedianya wc dan kamar mandi
e) Bebas dari serangga
f) Urinal dan psipot untuk pasien harus di cuci dengan memakai
desinfektan
2.2 Macam-macam isolasi
1. Isolasi ketat
Kategori ini dirancang untuk mencegah transmisi dari bibit
penyakit yang sangat virulen yang dapat ditularkan baik melalui
udara maupun melalui kontak langsung. Cirinya adalah selain
disediakan ruang perawatan khusus bagi penderita juga bagi
mereka yang keluar masuk ruangan diwajibkan memakai masker,
lab jas, sarung tangan. Ventilasi ruangan tersebut juga dijaga
dengan tekanan negatif dalam ruangan.
2. Isolasi kontak
Diperlukan untuk penyakit-penyakit yang kurang menular atau
infeksi yang kurang serius, untuk penyakit-penyakityang terutama
ditularkan secara langsung sebagai tambahan terhadap hal pokok
yang dibutuhkan, diperlukan kamar tersendiri, namun penderita
dengan penyakit yang sama boleh dirawat dalam satu kamar,
masker diperlukan bagi mereka yang kontak secara langsung
dengan penderita, lab jas diperlukan jika kemungkinan terjadi
kontak

3
dengan tanah atau kotoran dan sarung tangan diperlukan jika
menyentuh bahan-bahan yang infeksius.
3. Isolasi pernafasan
Dimaksudkan untuk mencegah penularan jarak dekat melalui
udara, diperlukan ruangan bersih untuk merawat penderita, namun
mereka yang menderita penyakit yang sama boleh dirawat dalam
ruangan yang sama. Sebagai tambahan terhadap hal-hal pokok
yang diperlukan, pemakaian masker dianjurkan bagi mereka yang
kontak dengan penderita, lab jas dan sarung tangan tidak
diperlukan.
4. Isolasi terhadap Tuberculosis (Isolasi BTA)
Ditujukan bagi penderita TBC paru dengan BTA positif atau
gambaran radiologisnya menunjukkan TBC aktif. Spesifikasi
kamar yang diperlukan adalah kamar khusus dengan ventilasi
khusus dan pintu tertutup. Sebagai tambahan terhadap hal-hal
pokok yang
dibutuhkan masker khusus tipe respirasi dibutuhkan bagi mereka
yang masuk ke ruangan perawatan, lab jas diperlukan untuk
mencegah kontaminasi pada pakaian dan sarung tangan atidak
diperlukan.
5. Kehati-hatian terhadap penyakit Enterie
Untuk penyakit-penyakit infeksi yang ditularkan langsung atau
tidak langsung melalui tinja. Sebagai tambahan terhadap hal-hal
pokok yang diperlukan, perlu disediakan ruangan khusus bagi
penderita yang hygiene perorangannya rendah. Masker tidak
diperlukan jika ada kecenderungan terjadi soiling dan sarung
tangan diperlukan jika menyentuh bahan-bahan yang
terkontaminasi.
3.2 Prosedur Perawatan di Ruang Isolasi
A. Memasuki ruang isolasi
1. Persiapan sarana

4
Baju operasi yang bersih, rapi (tidak robek) dan sesuai ukuran
badan. Sepatu bot karet yang bersih, rapih (tidak robek) dan
sesuai ukuran kaki. Sepasang sarung tangan DTT (Desinfeksi

4
Tingkat Tinggi) atau steril ukuran pergelangan dan sepasang
sarung bersih ukuran lengan yang sesuai dengan ukuran
tangan. Sebuah gaun luar dan apron DTT dan penutup kepala
yang bersih. Masker N95 dan kaca mata pelindung Lemari
berkunci tempat menyimpan pakaian dan barang – barang
pribadi.
2. Langkah awal saat masuk ke ruang perawatan isolasi
Lakukan hal sebagai berikut:
a) Lepaskan cincin, jam atau gelang
b) Lepaskan pakaian luar
c) Kenakan baju operasi sebagai lapisan pertama pakaian
d) Lipat pakaian luar dan simpan dengan perhiasan dan
barang–barang pribadi lainnya di dalam lemari berkunci
yang telah disediakan.
3. Mencuci tangan
4. Kenakan pelindung kaki (sepatu boot)
5. Kenakan gaun pelindung
6. Kenakan penutup kepala (topi)
7. Kenakan alat pelindung mata (kacamata)
8. Kenakan sarung tangan
9. Kenakan celemek plastik/apron
10. Sarung tangan
B. Meninggalkan Ruangan isolasi
1. Melepaskan sepasang sarung tangan sebatas pergelangan
tangan
2. Melepaskan gaun luar/jas operasi
3. Melepaskan topi
4. Kenakan masker
5. Kenakan sepatu boot karet
6. Cuci tangan

5
5
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai