Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU RESUME

PEMERIKSAAN PERPAJAKAN
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN

RIDA INDRIYANI

S431908028

MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2020
Pelaksanaan Pemeriksaan

Secara umum pelaksanaan pemeriksaan dimulai dari persiapan pemeriksaan, pengamatan


dilapangan, tanya jawab dan pengolahan data, dan akhirnya kesimpulan berupa ada tidaknya
perbedaan antara data spt dan fakta berupa data yang diolah . Jika adanya perbedaan, maka harus
didukung bukti yang memadai juga harus berlandaskan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan. Pelaksanaan pemeriksaan ditinjau dari dokumen maka pemeriksa pajak meminjam data di
KPP terkait guna melakukan kajian atau telaah atas perusahaan. Berdasarkan data dari KPP berupa SPT
tahunan dua atau tiga tahun berturut-turut bukti potong Pph pasal 21, pasal 22, pasal 23. Laporan
keuangan dan data dari pengolah data serta informasi perpajakan.

Pelaksanaan pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan pemeriksa dan meliputi:

 Memeriksa ditempat WP atau dikantor pajak


 Melakukan penilaian atas pengendalian intern
 Memutakhirkan ruang lingkup dan program pemeriksaan
 Melakukan pemeriksaan atas buku, catatan, dokumen
 Melakukan konfirmasi kepada pihak ketiga
 Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada WP yang diperiksa
 Melakukan sidang penutup

Berdasarkan keputusan menteri keuangan No. 545/KMK.04/2000 Jo PMK 123/2006, pedoman


pemeriksaan adalah sebagai berikut :

 Pelaksanaan pemeriksaan harus didahului dengan persiapan yang baik


 Luas permukaan ditentukan berdasarkan petunjuk yang diperoleh yang harus dikembangkan
melalui pencocokan data, pengamatan, tanya jawab, dan tindakan lain berkenaan dengan
pemeriksaan
 Pendapat dan kesimpulan pemeriksa pajak harus didasarkan pada temuan yang kuat dan
berlandasan ketentuan peraturan perundangan-undangan
 Tahap pelaksanaan pemeriksaan pajak adalah:
1. Peminjaman berkas induk berupa SPt, SSP dan bukti potong serta laporan keuangan dan
berkas data ke KPP terkait
2. Peninjauan di lapangan untuk pemeriksaan sederhana lapangan (PSL) dan pemeriksaan
lapangan (LP)
3. Melakukan penilaian pengendalian intern
4. Memeriksa atau meminjam buku, catatan dan dokumen
 Meminta keterangan lisan atau tertulis kepada wajib pajak
 Membuat kertas pemeriksaan berdasarkan data atau keterangan yang kuat
 Membuat surat pemberitahuan hasil pemeriksaan (SPHP) dalam rangka pembahasan akhir hasil
pemeriksaan (PAHP)
 Membuat laporan pemeriksaan pajak (LPP)
 Membuat nota penghitungan penetapan pajak bila tidak ada unsur pidana
 Bila terdapat unsure pidana, pemeriksaan dihentikan dan dibuatkan LPP berupa usulan untuk
dilakukan pemeriksaan bukti permulaan tanpa penetapan pajak. Penetapan pajak akan diberikan
bersamaan dengan hasil penyidikan dalam peradilan pidana

KESIMPULAN

1. Pelaksanaan pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan pemeriksa guna


memastikan kebenaran SPt dengan hasil temuan yang kuat. Memastikan WP telah
memenuhi kewajiban perpajakan, pemeriksa pajak harus memeriksa seluruh buku,
catatan dan dokumen, melakukan wawancara dan pengujian fisik, melakukan uji silang
dengan pihak ketiga dan melakukan rekonsiliasi PPN, objek PPh pemotongan
pemungutan dengan laporan laba rugi WP
2. Dalam melaksanakan pemeriksaan hendaknya pemeriksa pajak harus mempersiapkan
terlebih dahulu hal-hal yang menjadi titik kritis (critical point). Bila hal itu sudah dapat
diidentifikasi, pelaksanaan pemeriksaan akan dapat diselesaikan lebih cepat dan tepat
sasaran
ARTIKEL

Equity risik incentives and corporate tax aggressiveness (Sonja Olhoft Rego and Ryan
Wilson)

Tujuan : menguji insentif risiko ekuitas sebagai salah satu penentu agresivitas pajak perusahaan.
Insentif risiko ekuitas memotivasi manajer untuk membuat keputusan investasi dan pendanaan
risiko, karena kegiatan berisiko meningkatkan volatilitas return saham dan nilai portofolio opsi
saham.

Pengembangan hipotesis

H1 : larger CEO and CFO equity risk incentives are positively associated with more risky tax
avoidance

Metodologi penelitian

Peneliti memperoleh data CEO dan kompensasi CFO dari database execucomp kompensasi
tahunan compustat, data pernyataan keuangan dari data base fundamentals tahunan compustat
dan data return saham dari CRSP (). Tahun penelitian 2007-2009. Data direktur dari riskmetrics
dan data indeks kubu dari situs web Lucian bebchuk. Kriteria penelitian yaitu kurnulatif,
pendapatan sebelum pajak posifit selama 4 tahun terakhir. Hal ini dikarenakan untuk mengetahui
hubungan antara insentif risiko ekuitas dan penghindaran pajak berisiko untuk dillemahkan
perusahaan yang tidak profit. Dan mencari perusahaan yang perencanaan pajak nya menjadi
prioritas.
Ada 28% dari CEO sampel perusahaan yang melaporkan adanya akumulasi rugi operasional
bersih pada awal tahun. Pada tabel 2 menunjukkan bahwa perusahaan sampel memiliki median
BTM 50% dan modal serta pengeluaran R & D adalah 11% dan 9% dari total aset rata-rata. Pada
statistik deskriprif menunjukkan bahwa CEO mendapatkan uang kompensasi secara substansial
lebih dari CFO.

Kesimpulan

Hasil menunjukkan bahwa insentif risiko ekuitas lebih besar berkaitan dengan risiko pajak yang
lebih tinggi. Namun risiko pajak yang lebih tinggi tidak selalu berarti insentif risiko ekuitas lebih
besar.

Anda mungkin juga menyukai