BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kontrasepsi dijadikan ''katup pengaman'' untuk menekan angka-angka kematian ibu yang mengerikan.
Di Afrika, tercatat sekitar 82% penduduknya tak berkontrasepsi. Di Asia Tenggara, Selatan, dan Barat,
hanya 43% yang sadar kontrasepsi. Negeri maju di Asia Timur, seperti Jepang dan Korea
Selatan, selangkah lebih sadar hanya seperlima warganya yang menolak kontrasepsi. Penolakan ini
tentunya berdampak negatif terhadap kondisi organ reproduksi wanita, terutama dengan jumlah paritas
yang tinggi dan faktor usia yang sangat berisiko, yaitu salah satunya usia lebih dari 35 tahun.
Perempuan berusia lebih dari 35 tahun memerlukan kontrasepsi yang aman dan efektif karena
kelompok ini akan mengalami peningkatan morbiditas dan mortalitas jika mereka hamil.
Bukti-bukti terakhir menunjukkan bahwa baik pil kombinasi maupun suntikan kombinasi dapat
digunakan oleh klien berusia lebih dari 35 tahun sampai masa menopause, jika tidak terdapat fator risiko
lain. Kekhawatiran tentang risiko kanker mamma pada pemakaian kontrasepsi hormonal sesudah usia
35 tahun, menurut penelitian terakhir tidak terbukti. Di samping terbukti turunnya tingkat prevalensi
kanker payudara di antara perempuan usia lebih dari 35 tahun, juga ternyata risiko kanker endometrium
dan kanker ovarium juga turun. Namun perempuan usia 35 tahun yang merokok sebaiknya tidak
menggunakan pil kombinasi ataupun suntikan kombinasi.
B. Rumusan Masalah
2. “Apa yang terjadi jika wanita yang berusia di atas 35 tahun menggunakan kontrasepsi?”
3. “Kontrasepsi jenis apa saja yang bisa digunakan oleh wanita yang berusia di atas 35 tahun
tersebut?”
4. “Apa keuntungan dan kerugian dari penggunaan kontrasepsi bagi wanita yang berusia di atas 35
tahun?”
C. Tujuan Penulisan
Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menambah wawasan pengetahuan penulis mengenai salah satu bidang kajian pada dunia
kebidanan.
D. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini dapat memberikan gambaran hasil mahasiswa selama mengikuti perkuliahan,
sehingga dapat dijadikan acuan untuk pengembangan keilmuan dimasa yang akan datang terutama
pada pelayanan KB.
2. Bagi Mahasiswa
Penulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam pelayanan kebidanan,
terutama dalam pemberian asuhan KB, yang diberikan serta dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat
selama mengikuti perkuliahan.
E. Metode Penulisan
Adapun metode penyusunan makalah ini adalah dengan studi pustaka dan “browsing” internet.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan
antara sel telur yang matang dengan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi ialah
menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan.
Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya
pertemuan antara sel telur dengan sperma
Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi , dengan menggunakan alat atau obat –
obatan.
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan , upaya itu dapat bersifat sementara dapat pula
bersifat permanent
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan, sebagai akibat pertemuan antara
sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.
2. Melumpuhkan sperma.
1. Metode Sederhana
a. Tanpa alat/obat, misalnya : senggama terputus, pantang berkala, system suhu basal, perpanjangan
masa laktasi dan pembilasan masa senggama.
b. Dengan alat / obat, misalnya : kondom, diafragma/cap, Spermatisid, crem, jelly dan cairan berbusa
dan tablet berbusa (Vaginal tablet).
2. Metode Efektif
a. Suntikan KB, Depoprovera yang mengandung medroxy progesterone acetate 150 mg. Cyclofem yang
mengandung medroxy progesterone acetate 50 mgr dan komponen estrogen.
c. Pil KB : Progesteron only pil, Pil KB kombinasi mengandung hormone estrogen dan progesterone.
Berikut ini adalah beberapa jenis kontrasepsi yang aman dan dianjuran untuk wanita yang berusia di
atas 35 tahun.
1. Kontrasepsi Progestin
a. Implan/Susuk KB
Alat sebesar korek api lidi ini dimasukkan ke dalam tubuh Anda, yaitu di bagian lengan bagian atas. Alat
tersebut akan mengeluarkan hormon progesteron selama tiga tahun.
Karena termasuk metode jangka panjang, dengan sekali pemakaian untuk tiga tahun, susuk KB menjadi
pilihan yang nyaman tanpa banyak perawatan. Karena hanya mengandung hormon progesteron, cara ini
bisa menjadi pilihan untuk ibu menyusui (setelah bayi Anda berusia di atas 6 bulan). Implan juga tidak
terlihat dari luar tubuh.
1) Keuntungan
b) Perlindungan jangka panjang (dengan sekali pemakaian 3 tahun, bahkan sampai 5 tahun).
c) Mengandung hormon progesteron, sehingga bisa menjadi pilihan untuk ibu menyusui (setelah byi
berusia di atas 6 bulan).
l) Dapat digunakan oleh perempuan berusia lebih dar 35 tahun yang belum siap untuk kontrasepsi
mantap.
2) Kerugian
b) Menstruasi menjadi tidak teratur, bisa berupa perdarahan bercah (spooting), haid yang lama,
meningkatnya jumlah darah haid, dan tidak ada haid.
c) Timbulnya keluhan-keluhan seperti, nyeri kepala, peningkatan /penurunan berat badan, nyeri
payudara, perasaan mual, dan pening/pusing kepala, serta komplikasi ringan seperti bekas luka
pemasangan.
e) Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan
tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan.
f) Wanita yang mengalami obesitas mungkin harus mengganti implan setiap dua tahun sekali.
b. Suntikan Progestin
Kontrasepsi suntik adalah suatu cara mencegah terjadinya kehamilan dengan menyuntikkan secara
berkala hormone estrogen dan progesterone ke dalam tubuh wanita. KB suntik di Indonesiasemakin
banyak dipakai karena kerjanya efektif, pemakaian praktis, harganya relatif murah dan aman ( Moctar.
R, 1998: 277)
1) Keuntungan
a) Sangat efektif
b) Aman
g) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istridapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun
2) Kerugian
b) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan ( harus kembali untuk suntikan )
3) Efektivitas
Alat kontrasepsi suntik ini memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan-
tahun, asalkan penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang ditentukan.
c. Pil Progestin
Pil ini mencegah kehamilan dengan cara menghambat ovulasi melalui penekanan hormon LH dan FSH,
mempertebal lendir mukosa servikal (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan
endometrium.
1) Keuntungan
2) Kerugian
f) Resiko hamil di luar kandungan cukup tinggi ( 4 dari 100 kehamilan ), tetapi resiko ini lebih rendah
jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan minipil.
2. AKDR
AKDR (Alat Kontrasepsi dalam Rahin) merupakan jenis kontrasepsi yang efektif untuk wanita dengan
usia di atas 35 tahun. Bentuk AKDR yaitu IUD (Intrauterine Devices) atau di Indonesia populer dengan
sebutan “spiral”, yang sudah dikembangkan sejak 1970. Alat berbentuk huruf “T” ini dimasukkan ke
dalam rahim.
Cara kerjanya mengganggu lingkungan rahim, menghalangi terjadinya pembuahan maupun implantasi.
Ada yang berbahan dasar hormon, dengan melepaskan progesteron sehingga menghambat ovulasi. Ada
IUD yang melepaskan tembaga, menempel di sperma dan menghambat pergerakannya, sehingga
mencegah masuk sel telur. IUD bisa digunakan selama 5-10 tahun.
a. Keuntungan
6) Terdapat 2 jenis AKDR, yaitu AKDR Cu dan progestin, dimana keduanya sangat efektih, tidak perlu
tindak lanjut, dan efeknya jangka panjang (CuT-38)A afaktif sampai 10 tahun).
b. Kerugian
3) Klien tidak bisa menghentikan sendiri setiap saat, sehingga tergantung pada tenaga kesehatan.
5) Mahal.
7) Hanya dapat digunakan pada wanita berusa lebih dai 35 tahun yang tidak terinfeksi IMS dan Infeksi
Saluran Reproduksi.
c. Efektifitas, sangat efektif (0,5-1 kehamilan per 100 perempuan selama satu tahun pertama
penggunaan).
3. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap atau sterilisasi merupakan metode KB yang paling efektif, murah, aman, dan
mempunyai nilai demigrafi yang tinggi. Kontap (kontrasepsi mantap) sampai saat ini belum masuk
program gerakan keluargs berencana keluarga Indonesia. Bentuk kontap ini ada dua berdasarkan
jenisnya, yaitu tubektomi (untuk perempuan) dan vasektomi (untuk laki-laki). Di sini tim penulis hanya
membahas tentang tubektomi.
a. Tubektomi
1) Keuntungan
a) Sangat efektif (0,2-4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan).
b) Permanen.
d) Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi resiko keehatan yang serius.
2) Kerugian
a) Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepasi ini (tidak dapat dipulihkan kembali).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk mendapatkan efek pemasangan alat kontrasepsi yang optimal, pemasangannya harus disesuaikan
dengan kondisi pasien, terutama usianya. Karena faktor usia sangat penting untuk menentukan
keberhasilan dan kesesuaian antara tubuh pasien denganalat kontrasepsi yang digunakannya.
Terutama bagi wanita yang telah berusia lebih dari 35 tahun. Tentu sangat dianjurkan untuk
menggunaakn alat kontrasepsi yang dapat menghambat proses sterilisasi secara optimal. Karena jika
penggunaan atau pemasangan alat kontrasepsi gagal, maka berkemungkinan wanita dengan usia lebih
dari 35 tahun tersebut untuk hamil. Padahal, interval usia reproduksi optimal adalah mulai usia 20-35
tahun. Sehingga kehamilannya sangat berisiko dan memerlukan pemantauan yang khusus.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menyesuaikan penggunaan dan pemasangan alat kontrasepsi
dengan kondisi pasien, terutama faktor usianya.