Anda di halaman 1dari 1

Hoaks Penculikan Anak

Kelompok 3

Hoaks menjadi pemasalahan yang serius saat ini sebab hampir setiap hari terdapat berita
bohong yang tersebar di media sosial maupun kehidupan nyata. Kasus kali ini mengenai
pemberitaan yang bersangkutan dengan penculikan anak. Berdasarkan berita tersebut,
kejadian itu terjadi di daerah Jalan Kran Kemayoran, Jakarta Pusat. Dalam berita tersebut
digambarkan seorang pria yang ditangkap sebagai pelaku penculikan, pemberitaan itu
tersebar di Facebook, Twitter dan Whatsapp. Tentu saja pemberitaan tersebut meresahkan
masyarakat dan berdampak kepada kewaspadaan orang tua terhadap anak-anaknya. Setelah
mendatangi Kapolsek Kemayoran, telah dikonfirmasi bahwa pemberitaan yang beredar
tidaklah benar dan pria tersebut merupakan tukang parkir yang mengidap sakit jiwa.
Permasalahan ini tentu saja merupakan hal yang perlu diubah bahkan dihindari agar tidak
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan serta merugikan banyak pihak.

Kasus ini berkaitan dengan nilai UI yaitu Tanggung Jawab, karena dalam kasus ini dapat
merugikan banyak pihak dan harus dipertanggungjawabkan risikonya. Dalam menanggapi
kasus ini solusinya adalah untuk mencari tahu serta menangkap orang yang telah membuat
berita bohong tersebut agar menjadi pembelajaran bagi masyarakat sekitar dan menimbulkan
efek jera. Selain tanggung jawab, kasus ini juga berkaitan dengan nilai UI keadilan sebab
perilaku penyebar berita bohong ini harus ditindak lanjuti karena sudah mencemarkan
identitas bapak parkir tersebut. Dalam teori etika, kasus ini berkaitan dengan “Hedonsime”
karena setelah dianalisis dapat diambil kesimpulan bahwa penyebar berita bohong ini hanya
ingin mencari kesenangan atau dapat kita sebut sebagai tindakan yang disengaja tanpa
memikirkan dampaknya. Hedonisme memilki arti yaitu kesenangan yang harus dicapai oleh
manusia dalam kehidupannya. Namun, hedonisme mendapat banyak kritik karena argumen
hedonism tidak didasari atas perilaku yang betanggung jawab. Kasus ini juga berkaitan
dengan “Eudemonisme” karena penyebar hoaks itu memiliki niat baik dalam hal menghindari
penculikan anak. Eudemonisme memiliki arti bahwa setiap kegiatan manusia selalu memiliki
tujuan yang dianggapnya baik. Selain itu, kasus ini juga berkaitan dengan “Deontologi”
dengan melihat dari sisi polisi yang mengkonfirmasi masalah tersebut. Perilaku polisi
tersebut masuk ke dalam deontologi karena ia mengerjakan kewajibannya atau dapat
dikatakan ia mengerjakan apa yang sudah menjadi tanggung jawabnya sebagai jembatan
informasi antara masyarakat dan pemberitaan yang tersebar diluar sana.

Anda mungkin juga menyukai